Text
Apr 2021
Yeayyyyy! Happy sekali karena bulan ini semua rencana-rencana ku berjalan lancar. Alhamdulillah prosesi lamaran ku berjalan lancar dan sesuai rencana. Alhamdulillah juga di bulan ini aku bisa menjalankan puasa ramadhan di rumah. Inget banget tahun lalu tuh masih puasa di kosan. Tidur ga tenang. Mau teraweh juga ga sempet karena ga ada waktu. Teraweh sih tapi ga pernah bisa yang fokus gitu loh. Karena tiap solat pasti kepikiran kerjaan. Alhamdulillah bulan ramadhan ini aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa mikirin kerjaan. Ga perlu insecure tiap ada WA masuk. Ga ada lagi jam jam sahur ditanyain angka adjustment. Ga ada lagi jam buka ditanyain jumlah dokumen pending. Alhamdulillah bisa keluar dari lingkaran itu. Hidup ku sekarang lebih tenang dan bahagia. Sekarang juga aku lagi fokus ambil kelas financial planner. Penting banget buat masa depan ku. Alhamdulillah.... Makasih banyak ya Ya Allah untuk semua ini. Bener sih emang kesedihan itu ga akan selamanya, roda itu pasti berputar. Yang penting jalanin hidup dengan bahagia aja. Tanpa harus terlalu musingin sesuatu yang belum terjadi. Huaaaa makasih banyak ya Allah udah selalu dengerin doa aku dan mengabulkannya. Alhamdulillah.
0 notes
Text
Mar 2021
So many things that happened to me this month.
1. I removed my bracket after 10 years wearing it. I finally can smile without braces on my teeth.
2. I registered to preparation class of certified financial planner. I hope this year I could get the certification.
3. I almost ready to launch my brand. I’m so excited for it.
0 notes
Text
2021
It’s been a while not write here. Feeling blessed because I could through the thunderstorm in 2020. In this year, I hope everything will be better. in the beginning of this year, I got a good news:
Me and my boyfriend are going to engage this year! We are preparing our day together. The progress of preparation is about 50% to 60%. We are so excited about that. Our family are helping us to prepare it. Whoa! I Cant wait!
This year, I hope I could launch my business that I hold for a while due to some technical problems. I also wish, this year me and boyfriend could living abroad.
We’ll see! Hope our dream come true.
0 notes
Text
Happy Birthday to my self!
Dear Nuts,
Happy birthday. Semoga ditahun ini kamu menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Terima kasih karena kamu telah bertahan melewati hal hal buruk yang terjadi pada dirimu di umur yang lalu.
Berdamai dengan diri sendiri memang tidak mudah, tetapi kamu telah mencobanya dan melewatinya dengan baik. Ku ucapkan, selamat! dan terima kasih!
Nuts, kalau kamu bersedih, inget ya pesan ini ya, kesedihan itu ga akan selamanya, begitu juga dengan kebahagiaan. Inget, kalau semua ini sementara. Aku harap diumur yang baru ini kamu lebih dewasa dan lebih bahagia. Setidaknya, bila kamu sedih, kamu punya mantra baru kan? :)
Jangan berhenti untuk mencoba. Apapun itu. Jangan takut untuk melangkah, ke arah yang lebih baik. Aku yakin, Tuhan selalu memberikan yang terbaik untukmu.
Semoga diumur yang baru ini kamu tambah semangat dan selalu diberi kesehatan serta kebahagiaan. Terus lah bermimpi, jangan takut untuk bermimpi, karena mimpi-mimpi mu lah yang akan membawa kamu menuju tempat yang indah.
Nuts, i love you.
0 notes
Text
Week 1
Tulisan ini didekasasikan untuk aku, seorang yang baru memiliki chapter baru di hidupnya sebagai akuntan pekerja sosial di sebuah NGO internasional.
Seminggu pertama kerja di NGO apa yang aku rasakan?
1. Dari segi tempat kerja, udah jelas beda banget. Biasanya kerja di sebuah gedung megah, sekarang tempat kerjanya sebuah rumah besar yang dijadikan kantor. Karena kantornya rumah, jadi culture yang sangat sangat dirasakan adalah kekeluargaan. Yes, homy banget guys. Berasa kerja di rumah sendiri.
2. Perbedaan mendasar yang kedua, pakaian. Pakaian kerja ga usah terlalu formal banget, kebebasan berekspresi sangat ditekankan di sini, yang penting pake pakaian yang sopan aja. Buat aku pribadi sih, berpakaian rapi adalah salah satu cara aku menghargai diri aku sendiri. Jadi kalau ada beberapa orang yang komen, pakaian lu terlalu korporat banget, selain karena memang isi lemari aku isinya baju kantoran, menggunakan pakaian rapi adalah salah cara aku untuk menghargai diri aku sendiri. Tapi mungkin nanti pakaian-pakaian aku mau aku geser deh jadi agak lebih casual biar aku lebih bisa menyesuaikan dengan lingkungan sana. Seenggaknya, aku memiliki kebebasan untuk menggunakan pakaian~
3. Aku masih berusaha untuk catch up dengan role dan uraian pekerjaan aku. Beruntungnya aku memiliki manager yang support aku, jadi aku ga sungkan untuk bertanya ke manager ku. Sampai dengan hari ini aku masih berusaha untuk mencerna apa yang seharusnya aku lakukan. Terutama dalam hal membuat pembukuan.
4. Orang-orang di tempat baru ku, sangat welcome :) jumat lalu aku baru dimasukin ke group besar divisi ku, sambutan hangat mereka membuat aku semakin nyaman untuk berkontribusi di sini. Salah satu ketakutan aku untuk resign adalah karena aku takut ga ketemu orang-orang yang menyenangkan lagi di tempat kerja, tetapi nyatanya aku dipertemukan dengan orang-orang baik sama seperti teman-teman aku sebelumnya, plusnya, InsyaAllah dan semoga mereka adalah orang-orang tulus yang sama-sama bekerja untuk kepentingan organisasi.
5. Salah satu cara NGO untuk mendapatkan income adalah dengan melakukan penggalangan dana, sepanjang tahun kami memiliki banyak program untuk ditujukkan untuk mendapatkan dana. Kemarin, baru saja kami merayakan hari wayang nasional, acara tersebut dimulai dengan mengenalkan cara pembuatan wayang, menonton pertunjukan wayang secara virtual, dan lelang wayang. Semua orang, termasuk aku diminta untuk saling support dan membantu agar acara tersebut berjalan lancar. Rasanya seneng aja gitu, hidup aku ga selalu tentang kerja di depan laptop, ada acara-acara penggalangan dana yang membuat diri aku merasa terhibur. Di saat aku lelah bekerja, aku tinggal liat foto anak-anak villages aja, itu bikin aku jadi “ok, aku kerja untuk mereka. mereka butuh aku. semangat!” dan ga tau kenapa itu bikin aku jadi nambah energi lagi. Selama ini di tempat kerja sebelumnya, kalau aku lelah aku tuh mempertanyakan, “aku kerja buat siapa ya?” di tempat yang sekarang udah tau jawabannya.
Thank you Nuts, seminggu ini udah berusaha untuk beradaptasi di tempat baru dan mengubah mindset di dalam diri. Semoga bekerja di sini membawa kamu menjadi orang yang lebih baik, lebih ikhlas, lebih sabar dan lebih bahagia.
Jangan lupa ya tahun depan goal untuk mendapatkan gelar CFP nya tetep dikejar. Jangan sampai lupa atau malah jadi turun semangatnya.
Love you Nuts~
0 notes
Text
New Chapter
26 Oct 2020, I signed a contract with one of the biggest NGO in the world. It was such a pleasure being part of them. I hope I could give them impact so I could contribute for something good, especially for the children in Indonesia.
Anyway, after I signed contract with them, they were introduce me to their co worker, they brought me to office tour so I could see them and know their environment. So happy :)
0 notes
Text
Self Love – Coach Journey
Tadi malem life coach session aku selesai! Yeay! Apa aja yang udah aku dapetin? Here we go, aku akan mencoba untuk summary in apa aja yang udah aku dapetin dari life coach session aku sama Muara. Ini akan menjadi catatan dan senjata buat aku di saat aku menghadapi shit happen (lagi) di dalam hidup aku. Kenapa aku bilang kayak gitu? Karena ya Namanya juga manusia, ga mungkin hidup tanpa masalah. Masalah ga mungkin dihindari juga, satu-satunya biar cepet selesai ya dihadapi.
Hmm aku coba mulai dari cerita awalnya kenapa aku tiba-tiba memutuskan life coach sama Muara ya. Waktu itu, setelah aku berkontemplasi dengan diri aku sendiri, udah capek bulak balik ke psikolog, hopeless karena ngerasa ga ada perubahan apa-apa, tiba-tiba ada Instagram adds muncul ngenalin aku dengan sebuah profesi yang sangat asing di telinga aku pada saat itu, yaitu life coach.
Hah? Life coach? Benda macam ap aitu? Profesi apaan tuh? Ngapain aja kerjaannya? Banyak chat box question di pikiran aku, kemudian aku mencoba untuk mencari tahu dengan masuk ke websitenya Muara. Terus dari situ aku baca-baca service apa aja yang bisa Muara kasih ke clientnya. Tidak berhenti di situ, aku juga mulai mencoba untuk cari tau dengan googling dan buka youtube. Setelah itu aku contact Muara dengan email dia dan tanpa menunggu lama Muara langsung bales email aku. Nah, dari email itu kita terus tukeran no WA, setelah itu Muara jelasin teknis coaching gimana via WA. Terus tanpa lama-lama aku pun memutuskan untuk ikut sesinya. Apa ya pertimbangan saat itu karena aku beneran butuh bantuan dan aku ngerasa Muara cocok untuk jadi coach aku, ya udah aku coba aja, toh ga ada yang salah dengan mencoba kan?
Perjalanan life coaching ku dimulai.
Sesi 1.
Hari itu, Sabtu, tanggal 5 September 2020 aku melakukan coaching yang pertama kali dengan Muara. Saat itu Muara masih di Singapur, kami bertemu di google meet. Ngobrol panjang tentang apa yang ingin aku capai. Sebelumnya Muara nanya ke aku, dari skala 1-10 berapa self love score kamu? Aku bilang 5. Kenapa 5? Soalnya waktu itu aku masih ragu sama diri aku sendiri, ibaratnya aku tuh lagi ada dipersimpangan gitu loh, baru akan masuk ke dunia self love tapi kayak masih bingung self love tuh gimana. Harus ngapain. Gitu gitu jadi waktu itu aku kasih nilai self score ku 5.
Setelah itu aku ditanya tujuan aku ikutan ini mau apa? Aku bilang, I want to find my purpose of life. Oke. Setelah itu lanjut, aku disuruh gambar lingkaran, terus aku disuruh ngebagi lingkaran itu jadi pie chart berjumlah 6 pie. Terus aku disuruh masukin beberapa hal ke dalam pie chart yang udah aku buat. Ada 6 hal yang Muara suruh masukin ke chart itu, 1. Family and relationship, 2. Education, 3. Health, 4. Finance, 5. Career, dan 6. Self and spiritual development.
Dari situ nanti Muara liat hasilnya gimana. Pokoknya chart itu tuh ngebantu buat connecting the dot gitu biar kita bisa tau tujuan kita untuk apa. Dan hasilnya emang bener sih. Kalau hasil yang aku sih, family and relationship berhadapan dengan finance -> aku selama ini nabung untuk kehidupan aku di masa dating (which is persiapan aku untuk keluarga), waktu itu Muara nanya apakah kamu cari uang untuk ngehidupin orang tua? Aku bilang ngga, aku kerja untuk diri aku sendiri sih, setelah aku pikir, oh iya ternyata aku nabung selama ini emang bukan untuk menghidupi orang tua, tapi untuk menghidupi keluarga aku nantinya (di masa datang). Terus, education dan career, ini juga resonate sih, karena aku waktu itu mikir ingin lanjut S2 supaya career aku ga stuck ngerjain project PSAK mulu. Dan yang terakhir self and spiritual development berhadapan dengan health, yap, in my case, itu juga make sense, karena aku ngerasa self and spiritual development tuh mempengaruhi ke Kesehatan mental.
Well, dari situ lanjut lah pertanyaan Muara, coba sebutin value dalam pekerjaan, prinsip kamu kamu kerja, karena waktu itu aku masih ragu kan, aku resign tuh keputusan yang tepat atau engga, gitu gitu. Terus Muara tanya aku itu, lalu aku tulis 7 values yang aku pegang dalam bekerja, aku tulis: 1. Integritas, 2. Kekeluargaan, 3. Profesionalitas, 4. Kesehatan, 5. Kesejahteraan, 6. Self development, 7. Work life balances. Dari 7 values yang aku tulis itu, Muara minta prioritasin 5 value itu. Akhirnya aku memprioritaskan: 1. Integritas -> tempat kerja aku harus menjunjung tinggi sebuah integritas dan kejujuran, 2. Self development -> tempat kerja ideal aku harus memberikan aku ruang untuk berkembang entah itu secara eksternal ataupun internal, 3. Environment -> tempat kerja ideal buat aku yang memiliki lingkungan yang mendukung dan kekeluargaan supaya aku bisa nyaman kerja di sana, 4. Work life balance -> ini penting banget karena kalau misalnya aku ga bisa berkembang secara internal, kalau aku punya waktu seenggaknya aku bisa berkembang dengan cara aku sendiri, dan work life balance ini tuh sangat erat kaitannya dengan Kesehatan mental dan wellbeing seseorang, jadi ini penting buat aku, 5. Kesejahteraan -> tempat kerja nya harus ngasih kompensasi yang cukup bagi karyawannnya supaya karyawannya sejahtera.
Nah, akhirnya Muara bilang nanti sebelum kamu join sama suatu perusahaan, pastiin 3 dari 5 value itu terpenuhi. Di saat 3 value dari 5 itu terpenuhi, ya udah ambil. Dari situ aku baru nyadar, pantesan aku ga betah banget kemarin kerja karena aku cuma dapet 1 value dari 5 value yang aku pegang itu. Well, dari situ aku jadi makin mantap dan yakin kalau keputusan aku untuk resign adalah keputusan yang tepat.
Lalu aku ditanya lagi sama Muara, waktu kecil apa yang paling bikin kamu bahagia. Aku jawab, main sama temen-temen. Ya layaknya seperti anak kecil pada umumnya, bermain adalah hal yang paling menyenangkan buat aku. Terus ditanya lagi, kalau kamu punya ribuan buku di dalam lemari kamu, mau buku apa di situ, aku jawab self development. Karena ga tau kenapa dari dulu aku tuh suka banget baca kokologi, jalan-jalan ke Gramedia pasti nyarinya ke buku buku psikologi, menarik sih soalnya kayak aku tuh penasaran sama tingkah laku manusia. Dan itu kebawa sampai sekarang. Dari situ Muara menarik kesimpulan cari kerjaan yang people facing, terus aku juga bilang aku ingin kerja di dunia yang berhubungan dengan wanita dan anak-anak. Terus Muara bilang oke, kira-kira pekerjaan apakah itu? Aku mikir keras kan, aku cuma kepikiran jadi psikolog saat itu, tapi jadi psikolog tuh ga mungkin karena background aku ekonomi. Ya sebenernya mungkin mungkin aja sih tapi emangnya aku sanggup harus belajar psikolog lagi selama 6 tahun? Kayaknya ngga deh. Akhirnya setelah ngobrol panjang sama Muara aku disaranin untuk jadi finance coach atau life coach kayak dia.
Di akhir sesi aku dikasih tugas sama Muara, untuk cari tahu tentang industry coaching supaya aku punya gambaran kira-kira aku suka ngga kayak gitu. Terus dia juga kasih aku tugas buat dengerin podcast. Podcast yang mengedukasi tentunya. Hmmm dari situ aku juga dikasih tugas untuk cari role model.
Kalau diliat-liat kayak anak kecil ya sebenernya tugas-tugasnya haha tapi sesederhana kayak gitu ternyata matters loh. I mean, itu bener-bener ngebantu.
Akhirnya aku memutuskan untuk focus ke finance coach dengan pertimbangan background aku accounting, aku punya gelar sarjana ekonomi, aku udah 4 tahun kerja di KAP, jadi kayaknya kalau aku sekarang masuk ke dunia finance ga akan lari jauh dibanding ke dunia life coach. Pertimbangannya kalau life coach tuh kayaknya udah harus siap dengerin curhatan-curhatan orang yang belum tentu aku pun pernah ngerasain hal itu, jadi kayaknya akan sulit buat aku untuk nolongin orang yang lagi desperate banget gitu meskipun ya sebenernya kunci nya balik lagi ke diri kita masing-masing. Anyway, untuk ambil sertifikasi life coach juga ga murah loh, mahal banget. Metodenya yang Muara pake itu dia pake metode NLP. Neuro linguistic program, dan sertifikasinya belum ada di Indonesia, baru ada di Singapur sama Australia kalau ga salah. Jadi ya agak lumayan sih mahalnya.
Oke selesai deh sesi 1. Lanjut ke Sesi 2 ya.
Sesi 2.
Kurang lebih 2 minggu kemudian setelah sesi I, tepatnya tanggal 19 September 2020 aku lanjut ke sesi 2 sama Muara. Waktu itu posisinya aku udah di Bandung, Muara masih di Singapur. Ya deket-deket mau resign lah waktu itu. Seperti biasa ditanya berapa self love score aku, waktu itu kayaknya aku jawab 7 deh, lumayan kan ya naik 2 dari sebelumnya, target aku 9 anyway. Jadi ya lumayan ada peningkatan.
Terus di sesi 2 ini aku lebih banyak ngobrolin tentang apa yang ingin aku improve lagi sih, akhirnya aku bilang kalau aku tuh anaknya ga pedean, suka ragu sama diri sendiri. Terus dikorek-korek lah akhirnya sama Muara, sampai akhirnya Muara berkesimpulan kalau rasa ga percaya diri sama diri sendiri itu sebenernya naturally dari dalam diri aku sendiri karena aku basically pemalu. Dan itu udah given, ya udah terima aja, tapi bukan berarti jadi minder bisa kok diimprove. Akhirnya kayak biasa Muara kasih aku tugas.
Tugasnya adalah aku disuruh memulai untuk punya kebiasaan baik di pagi hari maupun malam hari. Aku disuruh journaling. Di situ Muara juga kasih teknik journalingnya itu seperti apa. Nah abis journaling, Muara minta aku untuk meditasi, sama abis itu baca buku apapun ga usah banyak-banyak tiap pagi 5 menit. Pokoknya journaling, meditasi sama baca buku itu ga usah lama-lama, itu dilakuinnya tiap aktivitas 5 menit aja. Tujuannya biar mind, body and soulnya positive. Terus tugas yang kedua adalah seperti biasa, dengerin podcast! Kali ini podcast nya tentang orang yang dulunya ga pedean sampai dia bisa jadi sukses menjadi public speaker. So inspiring ya!
Abis sesi itu aku ga sengaja beres-beres kamar gitu kan, terus entah kebetulan entah gimana, aku emang punya rapot gitu waktu kecil isinya di rapot emang aku anaknya pemalu hahahah. Jadi tebakan Muara bener. Ya udah akhirnya aku menerima sifat aku dan dari situ ya udah untuk improve rasa percaya diri dengan mencoba menjalankan tips tips dari Muara.
Sesi 3.
Seperti biasa 2 minggu kemudian setelah sesi 2 beres lanjut ke sesi 3. Di sesi 3 ini juga ditanya berapa self love socre nya aku bilang 9.5. Great! Melebihi target haha terus ditanya apa yang bikin 9,5. Aku jelasin lah dengan aku journaling itu bener-bener ngebantu aku untuk menuangkan perasaan dan emosi. Gratitude journal yang udah aku bikin itu secara ga langsung ngebantu aku untuk selalu merasa keberlimpahan, ngerti ga sih, kayak ada perasaan happy dan berkecukupan tiap aku baca hal hal yang udah aku tulis. Seneng banget rasanya bisa nyadar kalau kebahagiaan itu emang beneran berasal dari dalam, bukan dari luar. Bener banget kalau orang bilang kebagaiaan itu kita yang nyiptain, karena aku beneran ngerasain itu sekarang.
Ya udah di sesi 3 ini lebih ngobrolin kayak gimana cara tetap maintainnya. Kalau tiba-tiba ada emosi negative harus gimana handle nya. Ada 5 pertanyaan yang Muara ajarin setiap kali aku dihadapkan dengan berbagai macam persoalan hidup;
1. What am I feeling?
2. Why Am I feeling like this?
3. How do I handle it?
4. What is the worst thing that can happened?
5. What is the best thing that can happened?
Dia juga selalu nyaranin aku untuk melakukan sesuatu apapun itu dari hal hal yang paling aku takuti, “start from what you fear” If you want to grow up, start from what you fear. Aku jadi inget dulu aku paling benci sama PSAK, aku benci karena aku males aja baca PSAK yang setebel itu, terus ada perasaan takut untuk membaca itu karena banyak dan bahasanya belibet wkwkw tapi setelah dijalanin aku jadi bosen sama PSAK karena itu jadi makanan aku sehari-hari dan aku udah ga takut lagi malah jadi enek dan makin ga suka karena bosen haha. Then satu lagi yang Muara bilang, semakin kamu takut akan sesuatu semakin kamu harus melakukan itu. Jadi kalau ada ketakutan-ketakutan yang terjadi di dalam hidup, sekarang sih aku mikirnya jalanin aja biar takutnya hilang. Pokoknya inget, start from what you fear.
Sebenernya di sesi ini udah cukup buat aku karena akhirnya aku udah bisa kembali menjadi diri aku yang bahagia~ tapi, sebelum ngelepasin aku, Muara minta aku lanjut dulu ke sesi yang terakhir biar dia bisa liat progressnya gimana.
Di sesi ketiga ini aku disuruh bikin vision board.
Sesi 4.
Yeay! Finally ini sesi terakhir. Aku seneng banget karena emang udah ga ada hal yang perlu aku tanyain lagi. Aku bilang ke Muara akhirnya juga aku dapet kerjaan di NGO yang visi misinya sesuai dengan impian aku. Aku happy banget karena akhirnya aku punya kerjaan yang punya impact langsung ke society. Terutama ke isu anak-anak. Aku juga cerita kalau brand aku juga yang awalnya self love jadi geser ke sustainable fashion dan self love. Obrolan aku sama Muara di sesi terakhir lebih ke ngobrol-ngobrol ringan aja gitu sih. Sampai akhirnya ya udah deh Muara lepasin aku, dia cuma pesen kalau otak manusia itu ga bisa multitasking, kalau kamu punya goal yang banyak coba dibreak satu satu, beresin satu satu dulu, gitu. Terus foku sama satu habit, start from one, lakuin selama 30 hari. Kalau ada shit happen muncul lagi, do your best and let go, terus tanya sama diri sendiri what would I do if I love my self.
Selesai deh.
Ohya Muara bilang, you are lucky di umur yang masih muda udah dapet ilmu-ilmu yang kayak gini, orang-orang termasuk gue dapet ilmu yang kayak gini pas di umur 30an, so you have you thank you to yourself dan proud to your self. Ga semua orang punya keberanian untuk mencoba berkomitmen dan berprogress. Yayyyy! Aku juga ngerasa gitu sih huhuhu seneng banget akhirnya bisa lepas dari semua ini. Rasanya kayak reborn.
Lagi-lagi, jalan Tuhan itu emang misterius, jalannya berliku kayak labirin tapi lega banget akhirnya bisa keluar dari lingkaran labirin dan lanjut ke chapter yang berikutnya. Huftttt. Seneng banget. Alhamdulillah.
Makasih ya Nuts udah mau berprogress!
Love you, Nuts!
0 notes
Text
I FINALLY GOT I WANT!
Aku selalu percaya bahwa doa itu akan selalu dikabulkan Allah, cepat atau lambat. Dari beberapa waktu yang lalu aku ingin banget kerja di NGO, karena kayaknya kerja di NGO tuh seru banget, karena kerjanya langsung ngasih impact ke orang lain.
2020 akhirnya keinginan itu terwujud. Dapet offering dari NGO yang menangani issue anak-anak. Setelah perjalanan panjang dan penuh lika liku, akhirnya aku dapet offering sebagai accounting and tax di sana. Ya masih accounting sih, dan tax.... But, instead of saying that I’m working as an accountant, I prefer to say that I’m working for help 5500 Indonesian children so they can life properly and get adequate health and education.
Salarynya mungkin ga seberapa, tapi impact nya luar biasa. Belum dicoba sih, tapi seenggaknya ada yang aku perjuangkan dari pekerjaan ini. Itung-itung kerja jadi relawan aja. Ngebantu anak-anak, bisa hidup lebih bahagia, ya apalagi kan yang aku cari. Percaya aja kalau Allah itu Maha Baik dan aku ditempatkan di tempat yang terbaik.
Oh satu keajaiban lagi, aku boleh kerja di Bandung dulu selama pandemi ini. See? Allah kasih berlipat-lipat keberlimpahan buat aku.
Alhamdulillah. Terima kasih Ya Allah.
Talk later,
Nuts.
0 notes
Text
Happy World Mental Health Day
10 Oct 2020 - Selamat hari kesehatan mental dunia!
Dulu aku ga pernah peduli sama kesehatan mental. Aku kira manusia yang terlahir di dunia dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang sedari kecil, serta didikan agama yang kuat dari orang tua, ga akan pernah ngerasain yang namanya sakit mental atau mengalami mental issue.
Dulu aku ga pernah menyangka kalau aku akan mengalami mental issue. Hidup aku bahagia. Dari kecil hingga kuliah aku mendapatkan apa yang aku mau. Masa kecil ku indah. Aku punya banyak teman. Orang tua dan kakak ku menyayangi aku dengan sepenuh hati. Aku anak yang berprestasi. Semua kebutuhan hidup ku terpenuhi. Aku anak yang bahagia.
Sampai suatu hari, ketika aku beranjak dewasa, aku merasa pekerjaan ku telah merenggut kebahagiaan ku. Aku merasa hilang arah. Aku merasa tidak mengenal diri ku sendiri. Pekerjaan ku membuat aku menjadi bingung akan apa yang aku lakukan. Ada hari-hari dimana aku tiba-tiba menangis sendiri tanpa sebab. Ada hari-hari dimana aku tiba-tiba kesal dan ingin marah-marah. Sampai aku merasa kalau pekerjaan ini sudah merubah diri aku yang awalnya periang menjadi pemarah.
Saat itu aku menyadari bahwa diri aku sudah berubah ke arah yang negatif. Aku menyadari saat itu aku berubah menjadi manusia yang menyeramkan yang pernah aku kenal. Aku ngerasa itu bukan diri aku yang sebenarnya. Lalu akhirnya aku berpikir, oke aku harus resign. Aku harus meninggalkan pekerjaan ini. Tapi ya gitu deh, resign tuh ga semudah itu. Sebelum resign aku harus mikir setelah resign mau ngapain. Akhirnya aku mencoba untuk apply ke banyak perusahaan berharap untuk segera mendapat pekerjaan pengganti. Tapi ya sama seperti mengejar kupu-kupu, semakin aku kejar kupu-kupu, semakin jauh ia berlari. Begitu juga dengan pekerjaan baru, semakin aku mengejar pekerjaan baru, semakin sulit pekerjaan baru yang mendekat. Ratusan lowongan kerja aku coba untuk lamar, tapi hanya beberapa yang nyangkut. Sampai akhirnya dari beberapa perusahaan yang memproses aplikasi aku, aku selalu gagal ditahap di akhir. Pernah sedang wawancara kerja, CEO nya bilang “pekerjaan yang kamu lakukan itu, terlalu spesifik ya.” kata-kata yang hingga saat ini masih aku ingat. Kata-kata yang membuat aku semakin membenci dengan pekerjaan aku saat itu. Pengalaman mendapatkan penolakan dari berbagai macam perusahaan, membuat aku semakin frustasi dan putus asa. Hal itu membuat diri aku semakin rendah diri. Aku, pada saat itu semakin membenci pekerjaan aku dan diri aku sendiri. Aku, pada saat itu menyesali keputusan ku untuk memilih pekerjaan yang aku tekuni saat itu. Sampai akhirnya aku jadi ngerasa aku ga berguna.
Sempet kepikiran, ngapain dulu rajin-rajin belajar, jadi juara kelas, udah gede jadi manusia ga berguna? ngapain dulu juara kelas tapi udah besar kerjaan gini doang? udah gini doang, gak laku di pasaran lagi, dan pikiran-pikiran negatif lainnya yang menyalahkan dan menyudutkan diri sendiri.
Otak ku terus berpikir. Aku mulai mengevaluasi apa yang salah dengan ku. Aku mulai mengurai nya. Oke, kalau aku ngerasa aku ga punya skill dan pekerjaan aku yang sekarang sia-sia, mari kita improve skill. Skill apa yang ingin aku improve. Komunikasi. Akhirnya aku ikut wallstreet supaya aku bisa belajar bahasa inggris dan membantu aku untuk mendapatkan self confidence ku dalam berkomunikasi. Lalu aku berkeinginan untuk melanjutkan sekolah lagi, waktu itu aku berniat untuk melanjutkan S2 di salah satu PTN negeri di Bandung. Tapi gak dapet izin dari dosen pembimbing. Tapi saat itu ya fokus aku lanjut S2 supaya aku bisa menyucikan diri dari toxic toxic dan bayang-bayang experience aku ngerjain project yang menyebalkan ini. Ya mungkin balik lagi sih karena niatnya bukan untuk menuntut ilmu, jadi jalannya ga mulus. Ada aja penghambatnya.
Omg. Aku jadi makin stress saat itu karena aku jadi makin ga bisa resign dari pekerjaan itu. Pikiran aku makin kemana-mana. Overthinking all the time. Bikin aku makin lelah. Lelah fisik dan lelah mental. Hari-hari ku saat itu aku isi dengan penuh amarah, ngedumel, kebencian, tangisan, all negative feeling become one.
Suatu hari, aku masih inget, itu hari minggu. Cuacanya cerah. Tiba-tiba aku kepikiran dan mempertanyakan ke diri sendiri, Who am I? aku hidup untuk apa ya? what is my purpose of life? Untuk apa ya ngerjain kerjaan yang bener-bener ga aku suka? Then, you know what? Bahkan untuk menjawab pertanyaan who am i aja aku ga tau. DOARRRR. Tangis ku pecah saat itu. Saat aku menyadari aku ga kenal diri aku sendiri. Aku ga tau siapa aku. Seharian itu aku nangis karena aku ngerasa aku bener-bener tersesat. Aku ga bisa control diri aku. Aku nangis sejadi-jadinya. Sedih aja gitu rasanya aku jadi ga kenal diri aku sendiri.
Jadi pada saat itu, yang terlintas dipikiran aku adalah... I need a help. Langsung aku bikin janjian sama psikolog. Setelah aku mencurahkan segalanya kepada psikolog, sang psikolog mendiagnosis kalau aku lagi sakit mental, nama penyakitnya emitional exhaustion.
Apa itu emotional exhaustion? Kelelahan emosional, yaitu kelelahan pada individu yang berhubungan dengan perasaan pribadi yang ditandai dengan rasa tidak berdaya dan depresi. Kelelahan emosional timbul karena seseorang bekerja terlalu intens, berdedikasi dan komitmen, bekerja terlalu banyak dan terlalu lama serta memandang kebutuhan dan keinginan mereka sebagai hal kedua. Hal tersebut menyebabkan mereka merasakan adanya tekanan-tekanan untuk memberi lebih banyak.
Nah, katanya ada tiga aspek dalam kelelahan emosional:
1. Fisik : Fisik individu ditandai dengan meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, gangguan lambung (gangguan gastrointestinal), mudah terluka, mudah lelah secara fisik, kematian, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, kepala pusing (migrant), kanker, ketegangan otot serta problem tidur (seperti sulit tidur, terlalu banyak tidur).
Untuk case aku, aku sering banget tiba-tiba pusing. Kepala aku tiba-tiba panas. Kayak laptop yang sering dipake gitu loh. Panas aja tiba-tiba. Terus pernah juga tiba-tiba sesak nafas (udah parno banget tuh lagi musim corona begini tiba-tiba sesak nafas) tapi untungnya aku ada Rizky, jadi dia kayak dokter aku sih waktu itu, dia ngerti banget sesak nafas yang aku alami saat itu bukan tanda-tanda corona, tapi karena aku stress kebanyakan kerja. Dan benar aja ternyata, sesak nafasnya terjadi ga lama dan bisa hilang dengan menenangkan diri.
2. Emosi : Kelelahan di dalam hal emosi yaitu mudah lupa, sulit konsentrasi, mudah menangis, mengalami kebosanan, tidak percaya diri, putus asa, mudah cemas, gelisah, sulit beradaptasi, mengurung diri, mudah marah, dan kesepian.
Nah, sama kan seperti yang aku diceritakan di atas, aku bisa tiba-tiba nangis tanpa sebab dan pernah waktu itu kesel dikit sama orang nangis, ditegur sama orang nangis. Pokoknya jadi cengeng. Terus yes, aku juga merasakan tidak percaya diri, putus asa, gelisah, dan mudah marah.
3. Mental : kelelahan yang berupa kecemasan, ketegangan, bingung, sensitive, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengurung diri, kesepian, depresi, dan mengasingkan diri, ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunkan fungsi intelektual, kehilangan spontanitas dan kreatifitas, kehilangan semangat hidup, serta menurunnya harga diri dan rasa percaya diri.
Yes, hampir semuanya aku rasakan.
Ya udah akhirnya waktu itu psikolognya cuma mengiyahkan apa aja yang mau aku lakukan. Terus aku ngerasa kurang puas aja gitu. Maksudnya, aku butuh pertolongan, tolong dong bantuin aku keluar dari masalah ini. Bukan cuma dengerin aja tapi tolong dibantu supaya aku keluar dari lingkaran hitam ini. Huhu, karena aku kurang puas, akhirnya aku coba ke psikolog lain. Yang ini lumayan cocok, aku mendapatkan keyakinan bahwa emang aku harus resign. Meskipun aku belum dapat pekerjaan pengganti. Oke. Akhirnya aku mantap aku mengajukan resign. Karena aku ngerasa saat itu, emang aku harus stop dulu sama pekerjaan aku. Kenapa ga cuti aja? Karena ada satu dan lain hal yang kalau pun aku cuti aku gak yakin aku akan kembali baik-baik aja. Jadi better to quit from that job than i still stay on there.
Terus apa setelah itu cukup? I mean, setelah dari psikolog masalah hidup aku beres gitu? Oh tentu saja tidak. Aku ngerasa kayak kurang greget. Sampai akhirnya, aku mikir kayaknya aku butuh berubah deh. Aku mikir ini masalah dipikir-pikir aku yang buat sendiri, ya dari 2 psikolog yang udah aku coba, sebenernya keduanya sama aja, sama-sama mengembalikan keputusannya ada di aku. Jadinya aku mikir, kalau gitu, satu satunya orang yang bisa menyelesaikan masalah hidup aku ya aku sendiri. Tapi gimana ya caranya???
Sampai akhirnya aku ingat, klien aku pernah ngasih tau aku untuk mencoba bermeditasi. Saat itu respon aku dalam hati “hah? meditasi? I dont even want to be a monk. Ngapain harus meditasi?” Tapi ga tau kenapa saat itu aku penasaran aja ingin dengerin podcast tentang meditasi. Di setiap akhir sesi dari podcast itu ada guidance tata cara bermeditasi, aku cobain kan, lama-lama ketagihan. Kok aku ngerasa tenang ya. Dan dari situ aku mulai menyadari kalau cara menyelesaikan permasalahan aku ini adalah dengan memulai hidup penuh dengan kesadaran dan mencintai diri aku sendiri.
Lalu, apakah setelah itu selesai masalah aku? Oh tentu saja perjalanan ini belum selesai. Aku jadi makin penasaran gimana sih caranya mencintai diri sendiri? Kenapa sih kita perlu mencintai diri sendiri? I think I need a someone to help me to teach me how to love my self. Sampai akhirnya aku dipertemukan dengan life coach ku yang emang dia konsentrasinya dibidang self love.
Then... ya, sampai dengan hari ini aku masih berproses untuk mencintai diri aku sendiri. Setidaknya, masalah aku sedikit demi sedikit selesai. Krisis kepercayaan diri aku, sedikit demi sedikit hilang. Aku menjadi orang yang lebih baik dari aku yang kemarin. Aku yang kemarin menyalahkan pekerjaan aku, sekarang bersyukur Tuhan pernah menempatkan aku di situ, karena kalau ngga di situ mungkin aku ga akan bisa kayak sekarang. Aku yang kemarin menyesali keputusan aku untuk memilih pekerjaan itu, sekarang aku bersyukur karena aku pernah melakukan pekerjaan itu, kalau ngga, again, aku ga akan bisa berada di titik ini, menjadi aku yang lebih baik daripada aku yang kemarin.
Suatu perjalanan yang tidak mudah. Suatu perjalan yang panjang. Suatu perjalanan yang sangat membutuhkan effort, baik itu energi dan materi.
Terima kasih pada diri aku sendiri yang mampu untuk mengalahkan keraguan diri sendiri, terima kasih pada diri aku sendiri yang memiliki keinginan dan niat untuk berubah menjadi aku yang lebih baik.
Terima kasih. I really love you, my self. Makasih udah mau bertahan sampai dengan hari ini dan mau menerima serta memaafkan kesalahan diri sendiri. Makasih juga, udah mau merubah pikiran negatif menjadi positif.
Aku amaze sama diri aku sendiri, sampai bisa jadi aku yang hari ini :)
Keep going. You are doing great!
Untuk teman-teman yang sedang berjuang mengalahkan diri sendiri, semangat, kalian tidak sendiri. Jangan ragu untuk minta bantuan pertolongan kalau memang kalian merasa perlu bantuan.
From Bandung with Love,
Nuts
0 notes
Text
Day 6
Ga ada niatan ke Bandung karena emang ga berniat untuk datang ke pernikahan Bang Zakiy. Alasannya ya karena masih punya banyak kerjaan dan hari kerja. Jadinya ya ga usah lah. Tapi Ibunya nge WA minta tolong untuk ditemenin, ya udah lah aku kan ga bisa nolak, jadi ya udah aku akhirnya berangkat ke Bandung.
Setelah aku mengerjakan pekerjaan ku, akhirnya aku balik ke Bandung dari Jakarta menggunakan travel jam 20.00 dari Semanggi. Saat itu penumpangnya hanya aku sendiri haha. Serem sih tapi ya mau gimana lagi. Serem karena bapaknya ngejalanin mobil ngebut banget. Nyampe Bandung sekitar jam 22.30 an, dijemput Rizky dan Nurman. Nyampe Bandung laper jadinya kita bertiga makan dimsum. Abis itu pulang ke rumah, nyampe rumah langsung istirahat tidur karena besoknya harus ke nikahan Bang Zakiy.
Hmmm terus apa lagi ya, pokoknya hari minggu kemarin sih aku menghabiskan waktu dengan kerja dan ke Bandung, biar hari seninnya ga kerja haha.
0 notes
Text
Day 5
Today is my first coaching session with my life coach.
Ngobrol tentang banyak hal tentang self development.
Aku masih bingung aku mau jadi apa. Tapi sekarang aku tau, my purpose of my life is.... bantu orang. Anything. Pokoknya ingin berbuat baik dan bantu orang. Tapi itu terlalu general. Perlu dikerucutin lagi. Akhirnya ketemu lah, kalau aku tuh kayaknya cocok sama pekerjaan yang people facing. Harus ketemu orang. Seneng kalau bantuin orang langsung, I mean aku tau ketika aku membantu orang, orang yang aku bantu tuh langsung ngerasa direct impact ke personal diri dia. Terus bingung pekerjaan apa yang cocok? Aku cuma kepikiran jadi psikolog. Tapi ya itu udah ga mungkin. Akhirnya my coach nyaranin aku untuk jadi life coach kayak dia atau jadi financial planner. Bantu coaching di bidang keuangan. Menarik sih. Tapi aku masih ga yakin sama diri sendiri. Kayak aku masih membutuhkan mentor untuk itu. Untuk bisa compete di dunia per CFP an. Padahal ya emang aku juga mau sih jadi CFP, bahkan awal-awal kemarin juga kepikiran mau resign dan ambil CFP. Tapi kok sekarang ragu ya. Kayaknya emang itu deh salah satu kekurangan aku, aku tuh anaknya raguan. Belum apa-apa, belum dicoba udah mikir takut ini takut itu. Padahal dicoba aja belum.
Alright. Gapapa, namanya juga sebuah proses. Mungkin nanti aku perlu ceritai ke my coach kalau aku tuh suka meragu. Ragu sama kemampuan diri sendiri. Belum bener-bener sepenuhnya mencintai dan percaya sama diri sendiri.
Di akhir sesi, aku dikasih PR sama dia, aku disuruh research tentang dunia per-coaching-an. Cari tau tentang industry nya. Terus aku disuruh cari role model. Anyone. Ga usah dibidang itu. Minimal 2 orang. Terus aku disuruh dengerin podcastnya Jay Shetty. Dia bilang dia banyak belajar dari Jat Shetty.
Aku seharian kemarin coba dengerin podcast dan nonton youtubenya. Aku jadi tau personality aku kayaknya ada di kuadran Inspiring. Karena aku lebih ke outgoing dan people oriented. Mungkin nanti aku akan banyak baca-baca lagi tentang itu. We will see ya... Semua kan butuh proses. Kalau dia bilang sih, nikmati prosesnya.
Aku jadi mikir, yang gini gini kan seharusnya dari kecil dipikirin. Ketika kita punya banyak kebebasan biar pas besar tuh udah paham mau jadi apa. Gapapa, proses manusia berproses itu kan ga kenal umur. Sekarang jadi tau, sekarang jadi kenal sama diri sendiri sedikit demi sedikit. Gapapa. Pelan-pelan pasti bisa kok.
Terimakasih Nuts, sudah berproses sampai titik ini. Kamu keren.
Love,
My self.
0 notes
Text
Day 4
Hari keempat sebelum resign.
Pagi-pagi ketemu sama Rambo karena Rambo lagi ingin banyak cerita. Intinya apa yang dia rasain saat ini sama dengan apa yang aku rasain. Jadinya kita banyak saling tukar cerita. Gak kerasa ngobrol sama Rambo tentang masalah hidup sampai 4 jam. Happy rasanya jadi kayak saling bertukar energi gitu. Bikin aku nyadar kalau ternyata ya hidup semua orang tuh ga sempurna. Setiap orang punya masalahnya masing-masing. Jadi kalau sekarang kita lagi ditimpa masalah, ya terima aja, jalani, ikhlasin, nanti juga hilang sendiri kok. Namanya juga hidup. Masalah mah pasti ada.
And then, aku kembali bekerja. Ga tau kenapa tapi aku ngerasanya sih ya kerjaan udah ga seberat dulu. Ga sebeban dulu. Mungkin karena aku mau ninggalin ini semua, jadi kayak udah dikit-dikit melepaskan. Tekanan udah agak berkurang. Mulai bisa kembali menyelesaikan pekerjaan dikit-dikit. Ya mau gak mau kan kerjaan ini masih harus tetep diberesin.
Terus seseorang yang gak aku kenal di linkedin, yang kemarin dia minta kerjaan ke aku, dia contact aku lagi. Ngabarin kalau dia hari senin akan interview user. Dia berterima kasih ke aku soalnya udah dihubungi sama user. Ya aku ngerasa sih aku ga terlalu banyak bantu, tapi dia bilang aku udah banyak bantu dalam menjembatani career dia. Aku jadi belajar, ternyata bantuan sekecil apapun, yang dirasa kita kecil, bisa menjadi sebuah bantuan yang besar bagi orang yang membutuhkan. Buat aku itu kecil, tapi ternyata buat dia itu cukup impact significant terhadap hidupnya.
Lagi-lagi aku mau bilang terimakasih Nuts udah baik sama diri sendiri dan sama sesama. Terimakasih sudah growing dan berproses sampai di titik ini. Perjalanan kita belum selesai, masih panjang. Masih banyak yang harus kita explore lagi. Jangan lupa Nuts, dunia ini luas, luasssss banget, sayang banget kalau ga kamu coba, ga mau selami, ga kamu rasain keindahan dunia. Jangan lupa juga untuk selalu baik, baik sama diri sendiri maupun orang lain. Makasih Nuts, udah baik sama diri sendiri. Udah mau bangkit dari keterpurukan. Lagi-lagi aku mau bilang, you are doing great! I love you, my self.
Hari esok, aku yakin akan lebih seru dari ini. Karena besok adalah my 1st session with my life coach. I cant wait untuk ceritain semua ini ke life coach aku. Aku juga ga sabar dengerin cerita dia. Aku juga ga sabar nemuin versi baik dari diri aku sendiri.
See you, Nuts.
Love you.
0 notes
Text
Day 3
Lanjut perlajanan aku hari ke tiga sebelum resign.
Surat resign aku akhirnya diapproved my big boss. Congratssss to me!
Seneng banget rasanya langkah aku menuju resign semakin dekat.
Yipiiii.
Gak tau kenapa tapi aku rasanya udah males banget ngerjain pekerjaan ini. Rasanya ingin cepet-cepet bye world aja gitu! Udah muak.
Hari ini ada orang add linkedin aku. Dia tiba-tiba DM aku minta kerjaan. Aku bantu dengan memberikan email biar dia bisa kirim CV ke manager aku. Semoga bantuan kecil yang aku kasih bisa bermanfaat untuk dia. Dan semoga dia mendapatkan pekerjaan, karena kayaknya dia butuh pekerjaan itu.
Hari-hari sebelum resign, rasanya happy banget.��
Happy karena alasan resign aku yang kali ini adalah demi kebaikan diri aku sendiri. Kayak lebih bermakna aja gitu. Happy karena aku menukar pekerjaan aku dengan diri aku. Ga tau kenapa tapi aku pokoknya happy bangettttt!
Dan karena aku happy, impactnya aku jadi bisa baik sama diri aku sendiri dan baik ke orang lain.
Lagi-lagi, aku merasakan kalau menjadi baik itu ternyata tidak merugikan.
Terimakasih Nuts, sudah mau baik untuk diri kamu sendiri maupun orang lain. Terimakasih sudah menikmati proses bertransformasi bersama. Lagi-lagi aku ingin bilang, You are doing great job! Thank you very much, Nuts! I love you.
0 notes
Text
Day 2
Day 2 before resign.
Hari ini gak tau kenapa capek banget. Akhirnya aku mengizinkan diri aku untuk beristirahat. Tidur siang. Enjoy the moment. Gak tau kenapa semesta seperti mendukung juga. Seharian kemarin ga ada yang contact me. Happy banget rasanya.
Suddenly, my friend sent a text to me. Ina kasih screenshot chat manager aku yang nanyain keteguhan hati aku untuk resign. Aku bilang Ina oh jelas udah teguh banget dong. Demi kebaikan diri aku sendiri. Dan Ina juga udah tau jawaban aku pasti akan teguh banget. Akhirnya aku sama Ina berujung cerita-cerita.
Gak sengaja lagi buka-buka linkedin, aku nemu orang yang aku interview beberapa hari lalu yang bilang kalau dia udah memutuskan untuk menjatuhkan pilihan kerja. I dont know why, rasanya aku ingin bilang aja ke dia kalau interview aku sama dia kemarin, bener-bener memuaskan aja. I sent him comment. Aku bilang energi dia sangat positif dan sangat menginspirasi. Aku tidak mengharapkan apa-apa dari comment yang aku berikan. Apa yang aku berikan saat itu, bener-bener comment positif yang aku kasih ke dia. Rasanya happy. Bisa berkata baik dan bikin orang seneng.
Satu pelajaran penting bagi aku hari ini adalah... menjadi baik ke diri sendiri itu ternyata bisa menular ke kebaikan untuk orang lain.
Always be kind. Always be nice.
Tapi bukan berarti jadi people pleaser ya.
Aku lagi belajar untuk selalu memprioritaskan diri sendiri dulu, baru orang lain. Tapi bukan berarti jadi egois juga.
Rasanya happy.
Serius.
Cobain deh.
Hari ketiga dan seterusnya aku akan berusaha untuk baik pada diri sendiri dan orang lain.
I love my self.
Terima kasih sudah berlaku baik untuk diri sendiri dan orang lain. Hati aku jadi ngerasa happy banget. Lega. Seneng banget.
Lots of love,
Nuts.
0 notes
Text
Day 1
1st Sep 2020,
Hari ini aku memulai hari dengan membuka mata yang aku lanjutkan dengan sholat subuh. After that, seperti biasa, aku mendengarkan podcast meditasi dan berlatih untuk melakukan meditasi. Rasanya tenang, sampai akhirnya aku kembali tertidur lagi.
Jam 10.00 pagi, Kak Ivan nelp aku.
“gue di chat sama klien nih, kita disuruh ikut zoom meeting.”
“hah apaan sih kak. udah jangan mau lah. itu cuma buat maki-maki kita doang. dari kemarin di group segmen kita udah dicariin.”
“bentar deh gue telp baba dulu”
“hm okay”
Dalam hati: ya elah kalau nelp baba mah udah pasti kita disuruh join.
Gak lama. Ivan is typing.....
Dan bener aja di group Kak Ivan bilang kita disuruh join meeting. Tapi sifatnya pasif. Mohon maaf nih pasif gimana. Kalau kita nanti ditanya kita diem aja gitu? Ga akan bisa pasif lah. Apalagi udah tau banget kliennya modelannya begitu. Huft.
Kayaknya jam 10.20 aku baru join ke zoom meeting itu. Terus ya, seperti yang sudah terpikirkan di dalam benak aku, benar saja, meeting itu cuma buat maki-maki kita doang :)
See? Dimaki-mami terus. Ribut terus. Capek ga sih kayak gitu. Hehe aku sih capek. Tapi gak apa-apa, makin hari jadi makin yakin kalau keputusan aku untuk resign adalah keputusan yang tepat.
Well, after that. Mood aku jadi berantakan. Yang tadinya mau ngerjain sesuatu jadi buyar. Alright. Just be calm. Satu-satu dulu. Inhale exhale.
Gak lama setelah itu, aku chat sama Rambo. Ngomongin banyak hal. Berujung pada “kak, kayaknya kita harus ngobrol deh. gue lagi sama posisinya kayak lu.” my pleasure. Ayo ketemu. Kita ngobrol.
Di ruang chat yang berbeda, I was talking with my client, ngomongin tentang kesehatan Ibunya. Dia masih sibuk jagain Ibunya yang lagi sakit. Gak ada maksud apa-apa. Tapi aku tawarkan bantuan. Meskipun aku ga bisa bantu apa-apa, but at least, if you need a someone to talk to, why not? Aku bisa nemenin dia ngobrol biar dia gak bosen di sana, atau sekedar untuk mendistraksi pikirannya yang lagi cemas nungguin Ibunya. Why not? Aku sih ngerasa karena yang nunggu di RS tuh kadang lebih jenuh daripada yang sakitnya, jadi ya udah aku tawarin bantuan aja. Meskipun aku tau itu hal yang sangat kecil banget, tapi gak ada yang tau juga mungkin dia emang lagi butuh temen ngobrol atau temen ngoceh, ya aku bisa dijadikan temen untuk itu. Seenggaknya, he knows, dia gak sendiri.
Dapet telpon lagi dari Kak Ivan, dia minta aku untuk mundurin waktu resign jadi di bulan Oktober. I said, NO. Mundurin waktu resign ke bulan depan buat apa juga? Sorry banget bukannya aku egois, tapi ngapain juga harus dimundurin waktunya.
And finally, my resignation letter approved.
Hehe.
Random banget setelah itu aku sama Ongki ngobrolin tentang banyak hal yang membuat kami jadi sama-sama ter-boost. Sama-sama jadi kayak saling bertukar energi. So happy.
Aku sekarang jadi ngerasa.... yes. support system itu penting. Dan mungkin mulai sekarang aku akan mulai untuk memfilter circle pertemanan aku. Ya sebenernya dari dulu juga aku udah melakukan itu sih... Cuma ya sekarang mungkin harus lebih diperketat lagi haha.
I mean, sekarang ga perlu sedih lagi kalau liat temen-temen ngejauh, mungkin emang tujuannya udah berbeda. That’s okay. Yang harus aku lakukan cuma mendoakan aja untuk kebaikan mereka.
Yap. That’s life.
Terimakasih Nuts sudah mau berkembang sejauh ini. Terimakasih udah mau mulai open minded dan memaafkan diri. Terimakasih. You are doing great! Keep going. Keep growing.
Luv,
Nuts.
0 notes
Text
Sept 2020
I have a some challenges to my self. 30 days before resign from my current job, i would like to write my emotion, my feel, everything.
Let’s get started from day 1.
Happy writing, Nuts~
0 notes
Text
Aug 2020
Tahun ini menurut ku menjadi tahun yang paling banyak memberikan pelajaran.
Kehilangan. Kecewa. Marah. Sedih. Bahagia. Semuanya jadi satu.
Bulan Agustus 2020 diminggu terakhirnya mengajarkan aku banyak hal.
Tuhan Maha Baik sama aku. Ia memberikan sebuah pelajaran hidup yang lumayan nampar.
Bikin aku jadi mikir, kalau aku udah mati nanti, aku ingin orang-orang mengenang aku seperti apa? kalau aku udah mati nanti, apa yang akan aku wariskan kepada bumi? Kalau aku udah mati nanti, amalan apa yang aku inginkan untuk tetap mengalir? Kalau aku udah mati nanti...... aku ingin mati dalam keadaan yang seperti apa?
6 notes
·
View notes