Sedang berusaha untuk terus memetik ranumnya buah ikhlas atas segala kehendakNya. Masih belajar dan akan terus belajar untuk berusaha menjadi sebaik-baik hamba. Stay in touch with me on IG @nuhanuhaa
Sepertinya banyak yang menganggap bahagia hanyalah tentang mendapatkan sesuatu. Padahal, bahagia yang sejati juga bisa kita dapatkan dari meninggalkan sesuatu. Meninggalkan hal-hal yang dilarang-Nya, pasti akan bahagia dalam penjagaan-Nya.
Seringkali Allah menunda kita dari sesuatu yang indah. Bukan karena kita tak berhak mendapatkannya, tapi karena Allah tahu itu tak cukup baik untuk kita. Allah menundanya demi menghadirkan yang lebih indah, dan itu yang cocok buat kita. Kita dihalangi dari rasa suka pada bukan tempatnya, untuk dihadiahi rasa cinta sejati dalam keridhaan-Nya.
Tahu-tahu, tanpa kita menyangka, ternyata Allah berikan kejutan yang selama ini tak pernah kita bayangkan. Ini bukan cerita dongeng. Ini kisah nyata bagi mereka yang percaya.
Ayat itu singkat, hanya satu hembusan napas saja untuk membacanya; tapi maknanya dalam dan meringkas banyak hal, "Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya." (QS 80:24)
Pernah mentadabburi bagaimana jauhnya proses makanan itu hingga sampai di hadapan kita?
Ikan yang beberapa hari lalu masih berenang-renang di lautan lepas, sayuran yang sebelumnya masih menyatu di kebun ranum entah pegunungan mana.
Dan itu semua, sampai ke hadapan kita dan siap disantap. Prosesnya, jalannya, lika-liku rezeki itu hingga sampai pada kita; memesona.
Ibnu Katsir menguraikan dengan tadabbur yang mendalam, dalam makanan itu, "ada bukti: Allah Mahakuasa menumbuhkan tanaman dari tanah yang hitam, maka Dia pun Mahakuasa membangkitkan jasad yang tadinya telah jadi tanah usang dan debu yang berserakan"
masyaAllah...
Suatu hari Rasul pernah bertanya pada seorang sahabat, Adh Dhahhak bin Sufyan namanya, "wahai Dhahhak, apa yang suka kau makan?"
"Aku suka daging dan susu", jawab sahabat itu. Rasul bertanya lagi, "lalu, pada akhirnya makanan itu jadi apa?"
"Ia, akan jadi sesuatu yang engkau pun telah tahu, wahai Rasul...", Jawab Dhahhak dengan sopan.
Ini tanya jawab tentang makanan. Tapi uraian Rasul begitu dalam setelahnya, "Sesungguhnya, Allah menggambarkan dunia ini adalah seperti apa yang keluar dari tubuh Bani Adam..."
Manisnya, asinnya, pahitnya, getirnya; pada akhirnya akan berakhir jadi "sesuatu yang engkau pun tahu."
Dunia pun begitu, kan? Kayanya, kurangnya, tinggi kedudukannya, mapan dan bangkrutnya, kuat dan lemahnya: semua berakhir di liang lahat.
Yesterday I was completely comforted by this beautiful verse which reminded me that, no matter how great my sadness might be, or no matter how lost I feel because of my struggle with Eman, I find myself again and again turning to Allah swt for His Mercy & Forgiveness, knowing that He is Always there
When I get married, I want my husband to be proud that his wife is living her best life with him. She has everything she wants. She and the children can travel when they want. The home is comfortable for her and everyone. She is at peace. Amiin..
Young people have the drive, the creativity, the ambition to make real positive change. They are the leaders, the scientists, the policymakers of tomorrow. Who will solve the problem they will otherwise inherit