“What are we, in this boundless and glowing world?” (Carlo rovelli, Seven Brief Lessons on Physics) | Ruang menulis milik semestakatarsis/antariksach
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
From Top to Bottom
Annyeong. Biasanya aku ngeblog setelah nulis. Tapi kali ini aku mau ngoceh di sini bentar buat sekadar brain dump tentang apa yang mau kukerjain di sesi nulis kali ini (aku lagi di kafe).
Pertama, kemarin aku memutuskan buat mengubah target maksimal word count RT dari 60.000 jadi 80.000. Soalnya setelah melihat perkembangan bab 14, aku merasa kayaknya bakal lebih dari 60.000, nih, sampe klimaks. Tapi nggak tahu juga, sih. Tetep diubah jadi 80.000 aja buat jaga-jaga. Tapi, final draft word count tetep 60.000 biar kalo jadi buku nggak tebel-tebel amat. Itu angka akhir setelah swasunting, yang artinya draf udah dipangkas, dipadatkan, dan diedit sampe maksimal.
Kedua, bab 14 adalah sebuah plot point yang amat sangat penting (makanya bebannya gede banget). Aku mau skimming dari bab pertama buat mastiin fondasi cerita udah bener-bener kuat. Aku nggak mau ada perubahan di bab 14 yang ternyata nggak ada di bab-bab sebelumnya, terus itu malah jadi PR yang nambah-nambahin beban.
Ketiga ... apa, ya? Aku cuma pengin RT segera selesai dalam keadaan sebaik-baiknya. Awalnya kupikir Mei bisa dikebut. Ternyata aku malah banyak kerjaan, bab 14 lebih berat dari yang kukira, dan lain-lain sampai akhirnya Mei berganti jadi Juni dan bab 14 belom kelar juga wkwkwkwk UDAH SEBULAN STUCK DI SINI. AAAAAAAAAAAAAAAA I AM SO DONE.
DAhlah! Akan kubereskan bab 14 itu hari ini juga!!!!! *tiba-tiba marah*
Sampai jumpa lagi.
0 notes
Text
Revisiting Chapter 1 & 2
Hai. Aku baru aja ngotak-atik bab 1 dan 2. Aku mengubah beberapa bagian agar lebih ... apa, ya? Mungkin bisa dibilang agar lebih representing Tirta ketimbang sekadar sesuai sama outline. Awalnya aku lumayan lama menahan diri buat nggak ngebahas hal-hal tentang Tirta yang menurutku terlalu sentimental dan mungkin nggak akan dipikirin Tirta itu sendiri. Tapi lama-lama, itu terasa nggak realistis. Tirta mungkin cuek dan rasional, tapi dia tetap punya perasaan-perasaan terpendam yang bahkan nggak pernah dikomunikasikan dengan baik—which sounds like a problem. Jadi, yaaah, with that in mind, I had to rewrite chapter 1 and 2 supaya lebih menunjukkan struggle Tirta. Sekarang aku jadi sadar kalo bab-bab awal RT tuh terlalu fokus memperkenalkan karakter dan latar belakang konflik ketimbang menceritakan konflik-konflik itu sendiri.
Aku juga lagi berusaha menyesuaikan delivery cerita RT dengan selera bacaan cowok. I'm fully aware that RT is not the kind of story boys will read, terutama kalo selera bacaan cowok masih didominasi cerita-cerita petualangan dan fantasi sesuai hasil studi yang akhir-akhir ini lagi sering kurenungi. Tapi aku mau melakukan apa pun yang aku bisa agar RT punya feel cerita cowok, ngerti nggak maksudnya? Kayak DB dan Kronik Damas gitu, deh. Menurutku dua cerita itu lumayan kuat feel bacaan cowoknya walau audiens genrenya masih didominasi perempuan. Beda banget sama NL yang 100% catered to girls.
Kenapa aku melakukan ini?
Pertama, tokoh utama RT kan cowok, dan aku penginnya cerita-ceritaku menjadi "suara" bagi tokoh utamanya. Dengan kata lain, aku harus menyesuaikan diri menjadi seperti tokoh utama ceritaku. Kalo tokoh utamanya cowok, hal-hal kayak gaya bahasa, POV narasi dan deskripsi terutama ketika mendeskripsikan perasaan, suasana, dan karakter, dan lain-lainnya harus diupayakan memakai kacamata laki-laki.
Kedua, aku prihatin banget sama statistik tentang kegiatan membaca remaja laki-laki yang lebih rendah dibanding remaja perempuan. Learning that many boys don't find reading interesting and not beneficial to them membuatku sedih 😭😭😭 Dan ini tuh lebih kompleks dari sekadar preferensi bacaan. Kapan-kapan akan kubagikan bacaan-bacaanku soal ini setelah aku bisa mencernanya dengan perasaan yang lebih tenteram. Sekarang aku masih terguncang dan kepikiran terus.
Yah. Gitu, deh. Aku masih belum tahu bab 1 dan 2 udah beres atau belum. Mungkin nanti akan kubaca lagi setelah pulang dari kafe (sekarang aku lagi di kafe). Kalau udah mendingan, mungkin aku bisa balik lagi ke bab 14 and actually make a progressive progress.
Sekarang aku mau beres-beres dan pulang~ Nanti masih mau mampir ke supermarket dan beli beberapa hal buat dibawa balik ke Jakarta.
Bai~
0 notes
Text
Hai!!!
Udah hampir seminggu menunda nulis di sini, hehehe. APA KABAR? Aku baru ingat kalau masih punya blog ini 😭 Setelah setahun, ada banyak yang terjadi di hidupku. To start, here is a list of some of my most noteworthy events.
Inget nggak (pasti nggak inget sih) aku pernah bilang di sini kalau aku nggak pede nulis RT karena nggak merasa punya sesuatu yang membuatku terhubung sama cerita ini? Sekarang aku punya. I’ve lost my father in July, tiga hari setelah tanggal ulang tahun Tirta. Now RT is everything I have to cope with my own loss.
More on RT’s progress on another post kali, ya. Tapi singkatnya, sih, aku sempat nggak bisa nulis selama beberapa bulan, bahkan bisa dikatakan setahun, sampai akhirnya Februari atau Maret lalu aku memulai ulang draf baru dan terus berlanjut sampai sekarang. I’m almost 50,000 words now. Kelihatannya dikit, tapi itu sebenarnya udah 3/4 cerita. Yah, atau 3/5, deh. Aku nggak akan nulis terlalu panjang lagi, hehehe. (Udah tobat sejak revisi NL).
I’ve always been writing on multiple devices, but now I write on iPad too!!! YES I HAVE A TABLET!!! I worked double job relentlessly for five months to get myself an iPad mini 6 :DDD AKU SENENG DAN BANGGA BANGET KARENA SEKARANG BISA NULIS DI MANA PUN DAN KAPAN PUN without hurting my fingers!!! More on this on another post as well.
I changed jobs twice last year hehehe 😅 Setelah dua kali kerja WFO yang rada nggak ngotak semua jam kerjanya, sekarang aku kerja WFH lagi dengan tempat dan jam kerja yang jauuuh lebih fleksibel. I still work as an editor, cuma sekarang bukan editor buku.
I’VE SEEN OLI SYKES SCREAMING LIVE!!! Akhir tahun lalu nonton BMTH sama I Prevail aaaaaaaaaa 😭😭🖤🖤
I recently started making writing vlogs on Instagram. Please check them out! 🌻🌻 Aku lagi suka bikin video karena video bisa nangkep lebih banyak cerita dan kenangan daripada foto. Tapi, yah, karena tujuanku bukan buat ngonten as in ngontennya kreator konten, video-videoku tidak sebagus itu dan apa adanya saja ehehehe ☺️ Aku suka banget lihat rekaman perkembangan drafku di layar laptop. Ada banyak kata, kalimat, dan paragraf yang berubah-ubah, tapi semuanya selalu bertambah menuju tamatnya cerita. I think it’s very humbling 🥹🌾 Aku juga jadi teringat masa-masa ketika aku suka banget fotografi amatir (alias pake henpon saja). Rasanya hobiku yang satu itu udah terlalu lama mati suri, dan hidupku jadi kayak bleak gitu karena nggak ada upaya buat melihatnya dengan sudut pandang yang lebih reflektif dan indah. Jadiii, yaaah …. Sekarang aku lagi sering mengingatkan diri sendiri buat ambil foto dan video saat lagi ada di momen-momen yang mungkin ingin selalu kuingat. Kebetulan aku juga perlu motivasi lebih untuk cari cuan buat ganti hape, hehehe. Hapeku udah 4 tahun dan kameranya nggak bisa lagi mendukung kebutuhanku untuk ambil foto dan video bagus. Semoga akhir tahun ini bisa ganti ke Samsung S23 FE kalo nggak iPhone 13 🤔
Segitu dulu life updates di entri ini. I have a night-out appointment with my friends in an hour so I better get ready.
See you in more posts~ 👋🏼
0 notes
Text
When the setting sun shines right into our living-room for a few weeks in April-May
5K notes
·
View notes
Text
17 WEEKS AGO???
NOOO WAY ..................
The last time I posted here was 17 WEEKS AGO? NOVEMBER 2022???
SHUUUUT UP.
No new year's post? No life updates? No writing updates? AT ALL? UNTIL TODAY?
DAAAAAMN ...... I am disappointed with myself. Though I can't blame me. Lots have happened looking back.
Well, to sum things up, I started working a full-time day job again in November. An extremely draining 6-days WFO with an inadequate pay and yada yada that sucked my life dry. I didn't like it there, so I tried to find myself a better opportunity. During this period, my routines were all about working half-heartedly at noon and frantically job-searching at night, while also doing a freelance side job in between. Long story short, I got a new job and moved to Jakarta, and I think I am a little lost in writing.
Yes. I am in Jakarta now. It's been a month more or less. I work in one of those towers in the central area, right in the heart of the city, only a few hundreds meters from Monas. I ACTUALLY HAVE A LOT OF STORIES TO SHARE HERE, mundane living-alone and decent office life stories that could've been documented just to tell somebody across the internet every little discovery I find as a newcomer. YET SOMEHOW I FORGOT I HAVE THIS BLOG.
REALLY, SHAME ON ME (ノ_<、)
Anyway.
Regrets and nagging aside, today I managed to make the effort to return to my draft. RT has not progressed satisfactorily since I got my life wrecked. I am stuck in chapter 12 since NOVEMBER 2022. I've actually worked on it several times, and to no avail because I couldn't seem to find the right connection to the scenes I was imagining to be there. I still worked on the same problem today, but I think this time the result looks a little bit better. At least I am not thinking of changing and replacing things all over again like a lingkaran setan. I hope I can continue it and finish chapter 12 by next week.
Today's writing session was brief, but I think I made the most out of it.
This is what my current situation looks now.
(Why is the picture blurred af?)
Cakes and chocolate and some works to do~
I WILL FINISH CHAPTER 12 BY NEXT WEEK!!!!! This is a promise to myself!!!!!
1 note
·
View note
Text
Stuck Stuck Stuck
UGHHHHHH ....
Udah stuck di bab 12 berhari-hari. Seminggu? Dua minggu? My main issue is (still) low energy. Udah ngeluangin waktu buat duduk di depan laptop khusus untuk nulis LENGKAP dengan segelas teh hijau sebagai substitusi kopi pun tetep aja ngantuk. Konsentrasinya nggak bertahan lama, dan otak nggak bisa mikir dengan maksimal. Padahal aku butuh konsentrasi untuk mikir, untuk ngutak-atik plot, untuk ngarang dialog, untuk mengingat-ingat bagian mana aja yang saling berhubungan dengan bagian lain di bab ini dan itu. Just deep focus, yang waktunya pendek pun nggak apa-apa asal sekali mikir tuh sat set sat set ketulis. Nggak pake bengong dulu, nggak pake kriyep-kriyep mata dulu, nggak pake nguap-nguap dulu.
Minggu ini aku full kerja BTW. Nggak yang 24/7 juga sih, tapi tiap hari ngurusin kerjaan. Lima hari kerjaan yang itu, weekend kerjaan yang ini (itu pun aku tunda dikit karena takut burnout). Dan aku merasa bisa-bisa aja sih terbiasa dengan ritme kesibukan seperti ini, toh di sela-sela semua itu aku masih ngonten, main gim, nonton, dan tentunya nulis. I'm rediscovering a new system of work life balance. Cuma, ya, itu tadi. Masalahnya bukan di waktu, melainkan energi.
Mungkin aku harus ngatur ulang olahraga? Ngutak-atik menu makan? Kali aja daya konsentrasiku rendah gara-gara kekurangan apaaa gitu dari dalem. Aku perlu meningkatkan daya ingat juga BTW. Nggak bisa hidup dengan tiap hari lupa naroh barang di mana.
Hmmm. Akan kupikirkan.
Untuk saat ini, bolehlah bila aku ... tidur dulu.
Besok Senin :')))
Aku akan coba nulis pagi-pagi.
0 notes
Text
Bab 11 Beres
YAYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY
AKU SENANGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG
BISA BOBOK DENGAN TENANGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG
0 notes
Text
“Rule one, you have to write. If you don’t write, nothing will happen.”
— Neil Gaiman
1K notes
·
View notes
Text
AAAAAAAAAAAAAAA ヽ(*。>Д<)o゜
I can't write.
Bukan karena nggak ada inspirasi atau semacamnya. I HAVE LOTS GOING ON in my head.
Melainkan karena CAPEK. Capek fisik. Capek yang rasanya pikiran tuh masih pengin lakuin ini-itu, tapi badan berkata lain.
Aku beneran kerja in-house lagi sekarang, dan nggak hybrid kayak sebelumnya. Full WFO alias ngantor lima hari dalam seminggu, dan mungkin bakal jadi enam hari dalam seminggu yang artinya liburnya bentaaar banget. Kesurupanku beberapa waktu lalu has led up to this. Aku emang nggak begitu terbebani target nulis saat ini karena alhamdulillah udah dikebut dari kemaren, tapi tetep aja udah beberapa hari ini stuck ngerjain Bab 11 karena nggak punya tenaga buat nulis. Bahkan weekend kemarin aku ketiduran semaleman dan menyia-nyiakan banyak waktu yang sangat berharga, dan pas udah punya waktu pun tetep kebagi buat cicilan kerjaan dan kerjaan lainnya (lol yes I have multiple jobs).
Tiap hari aku berpikir, "Hari ini pokoknya mau nulis." Dan tiap hari juga aku terlalu capek sampe nggak bisa mikir.
Jujur aja udah agak frustrasi, tapi di sisi lain aku paham mungkin badanku lagi beradaptasi. Setelah sekian lama WFH, sekarang WFO lima hari berturut-turut. Pasti harus ada penyesuaian dulu. Aku bisa sebenernya ngebiarin badan dan pikiranku beradaptasi dulu, tapi takutnya malah kehilangan momentum kalo berhenti berpikir "Hari ini mau nulis." Jadi aku memikirkan itu tiap hari walaupun nggak kelakon dan sepertinya akan tetap berpikir begitu sampai akhirnya bisa bener-bener nulis.
Moga minggu ini atau minggu depan udah bisa memperbarui rutinitas nulis yang cocok sama struktur keseharianku sekarang.
0 notes
Text
pov: you are cozy on your bed while it pours with rain outside
9K notes
·
View notes
Text
healing involves a lot more grieving than you’d expect. progress hurts. you’re moving on from things that happened but also things you wished would happen and never did. mourning does not mean you are not getting better.
37K notes
·
View notes
Text
I've Been Actually Speeding Up
Sebenernya tadi udah rebahan mau tidur. Tapi baru inget kalau hari ini bubuk cokelat dan krimer nabatiku sampai. Setelah sebelumnya ngabisin 500g natural cocoa powder, kali ini aku nyobain 500g alkalised cocoa powder yang harganya jauuuuuh lebih murah. Setelah dicobain, it's more milky-looking (habis ditambahin krimer) and much less less less pekat. Also, less fiber-y.
Aku udah terbiasa sama rasa dan pekatnya yang natural. Kayaknya harus membiasakan diri ulang untuk yang alkalised. I like both, though. Atau lebih tepatnya suka alkalised karena less fiber-y tapi kalo rasa tetep enakan yang pekat. Tapi yang penting ada stok minuman racikan terus sih di rumah jadi yang mana pun nggak masalah ehehe
ANYWAY.
Dua hari lalu aku kesurupan selama dua hari, karena selama dua hari itu aku nulis inteeeeeens banget sampai bisa ngelarin nulis ulang dua bab T________________T Jadi satu bab kelar DITULIS dalam sehari dan itu terjadi dua kali! SEHARI! SATU BAB SELESAI! Bukan diedit, dirombak, atau direvisi. DITULIS!!!!!!!!
Bener-bener keajaiban. Aku nggak tahu kapan terakhir kali ngelarin satu bab hanya dalam sehari kayak gitu. Bahkan bisa dibilang sekali duduk sih karena selama seharian aku bener-bener nggak ngapa-ngapain selain nulis (kecuali mungkin nyicil-nyicil kerjaan dikit). Literally dari pagi sampe malem. It's all recorded on my Instagram.
Sampe mau ngeblog pun lupa karena berhenti nulisnya bener-bener pas udah tengah malem.
Jadi bisa dibilang bab 9 udah kelar, bab 10 juga udah kelar, dan sebenarnya bab 11 cuma kupindahin aja dari draf lama ke draf baru dengan perkiraan hanya mau edit-edit dikit. Tapi setelah dibaca-baca lagi, ternyata edit-editnya kudu banyak ehehehe .... Jadi kayaknya bab 11 bakal ditulis ulang aja juga. Nggak sepenuhnya sih tapi. Atau mungkin lebih tepatnya ngerombak yang udah ada ketimbang nulis ulang.
So that's what I'm on right now. Chapter 11.
And I knew my kesurupan was not for nothing.
Jadi dua tiga hari lalu tuh aku merasa cukup aneh dengan hidupku. Setelah berminggu-minggu banyak ini-itu, waktu itu rasanya tenaaaaang banget, as in sangat uneventful. Nggak ada kejadian aneh-aneh, nggak ada tuntutan aneh-aneh, nggak ada tugas dan janji yang juga aneh-aneh. Makanya bisa nulis selama hampir (atau bahkan lebih dari?) 12 jam. Rasanya tuh kayak nggak wajar, kayak tenangnya pantai sebelum tsunami. Dan bener aja. Hari ini aku banyak urusan dari pagi sampe sore, sampe buka draf aja mager. Dan kayaknya itu belum selesai.
Jadi kesurupan nulis dua bab itu rasanya kayak "tabungan". Nabung nulis duluan karena bentar lagi mau sibuk dan takutnya nggak bisa nulis dengan leluasa selama beberapa waktu. And trust me when I say I am really really grateful for that.
Aku punya semacam target kecil untuk ngebenerin semua bagian dari draf kedua RT yang pernah dipublikasikan ke Wattpad sebelum akhir November, which is waktu tayang ulangnya RT. Setelah sebelumnya cukup terseok-seok, aku berhasil speed up beneran untuk menyelesaikan dua bab (atau tiga, with one revising chapter) yang membuat target itu secara emosional udah tercapai.
Dibilang secara emosional karena aku bisa merasa jauuuuh lebih tenang sekarang. Secara teknis masih kurang dua bab lagi (kalo nggak salah), tapi dua bab terdengar lebih achievable kan daripada lima bab? Cincailah. Semisal nanti beneran sibuk sama real life (entah karena urusan apa), aku nggak merasa kepontal-pontal untuk mempersiapkan tayang ulang akhir November. Pede gitu istilahnya.
Aku lagi lowkey istirahat nulis BTW, supaya nggak overheat setelah kesurupan kemaren. It's been two days of a good rest dan mungkin entar mau mulai utak-atik draf lagi (it's the weekend!). Sama nyicil-nyicil kerjaan lagi karena tentunya aku nggak boleh menelantarkan kewajiban (yes, I deliberately work on weekends).
What a fruitful week it has been!
0 notes
Text
Onto Chapter 9
Aloha.
Udah ganti hari sih, tapi anggeplah masih cerita soal hari kemarin.
-
Aku sangat menikmati "hari libur" yang sebenarnya memang hari Minggu ini. Tidur sampe agak siang, terus siangnya dateng ke acara temen dan mengaktifkan kepribadian easy going yang kayaknya jadi lebih mudah aku pake sejak ngebiarin fase-fase high-ku dan ngurangin overthinking. Sorenya pulang dan langsung nulis sampe malem. I've finished chapter 8 and am moving to chapter 9.
Di Wattpad aku udah ngumumin kalo RT bakal republish dan diunggah paling cepat akhir November, so that's that. Semacam deadline (tapi bukan deadline) yang memberiku gambaran gimana harus ngatur ini dan itu agar bisa membuat cerita terus berlanjut.
Dan BTW, tadi tas baruku nyampe (*^-^*)
Jadi selama ini aku kalo bawa laptop tuh either pake ransel yang udah aku pake sejak kuliah atau tote bag yang nggak aman-aman amat buat bawa laptop (apalagi sambil naik motor). Udah lama sebenarnya nyari-nyari tas selempang atau tote bag yang bisa diselempangin, yang muat untuk laptop 14", aman dibawa naik motor, dan modelnya aku suka. Tapiiiii sekian banyak twit rekomendasi aku pantengin, nggak nemu-nemu juga satu pun yang cocok. Kalaupun ada, aku nggak tergerak buat langsung beli karena nggak terlalu excited sama modelnya, seakan-akan masih ada rasa-rasa "entar dulu deh, kali aja ada yang lebih bagus."
Sampai akhirnya sebuah iklan tas selempang gede yang cukup lucu lewat di Instagram dan aku langsung mendapatkan momen "!!!!!! This is it!!!!!!"
Aku bahkan nggak mikir lama buat checkout.
Dan hari ini tasnya nyampe dalam keadaan selamat dan sesuai harapan (sejauh ini sih, soalnya belom bener-bener dipake) (‾◡◝) Terus aku seneng karena nggak bingung lagi mau pake tas apa kalo harus bawa laptop keluar.
Begitulah update hari ini.
Sekarang udah hampir jam satu pagi. Aku pengin lari sebenarnya, tapi perutku panas habis kebanyakan makan pedes ahaha .... Not gonna start the day with a peaceful tummy. Plus hari ini dah hari Senin, yang artinya jalan-jalan bakal sangat ramai di pagi hari. Mungkin agak siangan aja sepedaan? Kalo nggak kalah sama nikmatnya bobok di pagi hari sih ( ̄▽ ̄)
Pokoknya mau ngelakuin beberapa hal dulu sebelum nerusin ke bab 9.
Bab 9, weh!!!!! Setelah sekian lama stuck!!!!!!
The story is progressing with a good speed.
0 notes
Text
“Writing is meant to move the heart, the mind, the soul–not the page-view meter.”
— Maria Popova
317 notes
·
View notes
Text
I hope you all receive good news this week that makes your heart feel a little lighter & your dreams more within reach
26K notes
·
View notes