lmd11430
Lalu Marwan Dahlan
4 posts
من رضى بقضاء ربه أرضاه الله بجمال قدره Siapa yang Ridho atas keputusan Allah, Ia membuatnya Ridho dengan ketentuan takdir-Nya (Syaikh Mutawalli as-Sya'rawi)
Don't wanna be here? Send us removal request.
lmd11430 · 5 months ago
Text
Seburuk buruknya kekurangan adalah dirimu tidak menyadari kekuranganmu.
فجهلك بعيوبك هو أشد العيوب
Sidil Habib Umar bin Hafiz
1 note · View note
lmd11430 · 2 years ago
Text
#Nasehat diri sendiri dan selalu ingatkan kalimat ini untuk diri.
Rasa lelah ketika berbuat kebaikan itu akan hilang, yang tersisa adalah pahalanya. Dan kenikmatan ketika berbuat maksiat akan hilang juga, yang tersisa hanyalah siksaanya.
Selalulah bersama Allah dimanapun, jangan perdulikan apa yang orang lain katakan. Adahkanlah kedua tangannya kepada-Nya di heningnya malam, katakan :
Yarabb, tiadalah kenikmatan dunia ini kecuali dikala mengingatmu. Tiadalah akhirat itu indah kecuali ampunanmu, dan tiadalah surga itu indah kecuali bisa memandangmu.
**
Maafkan siapapun, serahkan urusan kepada penciptanya. Mereka dan kita akan meninggalkan dunia ini, perbuatlah kebaikan sekecil apapun. Karena tidak diketahui kebaikan mana yang mengantarkan kita ke surga.
إن مشقة الطاعة تذهب ويبقي ثوابها
وإن لذة المعاصي تذهب ويبقى عقابها
كُن مع الله ولا تُبالي
ومُدّ يديك إليه في ظُلُمات اللّيالي
وقُل :
يا رب ما طابت الدنيا إلا بذكرك
ولا الآخرة إلا بعفوك
ولا الجنّة إلاّ برؤيتك
صافح وسامح ودع الخلق للخالق
فنحن وهم راحلون
إفعل الخير مهما استصغرته
فإنك لا تدري أي حسنة تدخلك الجنة
ابن الجوزي
8 notes · View notes
lmd11430 · 3 years ago
Text
Cinta adalah sebuah keikhlasan dan ketulusan.
Walau tidak terbalaskan, cinta itu tetap menjadi cinta saat kita tetap bahagia dengan kebahagiaannya yang bukan dengan kita.
Dan dalam mencintai kita akan menemukan dan juga kehilangan.
Saat cinta yang kita beri tidak berbalas maka kita boleh merasakan rasa sakit itu sementara lalu bangkit dan menemukan cinta yang lebih baik.
4 notes · View notes
lmd11430 · 3 years ago
Text
KAMPUNGKU KAMULAH CITA2 KU
Bissmillah
"Allah tidak akan pernah mengubah nasib suatu kaum hingga kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri"
(Qur'an surat ar-Ra'du ayat 11)
Aku termasuk orang yang miris melihat suasana dikampung ku, ya ku awali cerita ini dri kampung halaman ku.
Semenjak kecil aku adlh org yg merasakan sekali lingkungan yang penuh dngan kekerasan, sering trjadi keributan dmana-mana, bentrok dikalangan remaja tak prnh bisa dihindarkan tapi knpa selalu ujung2nya berimbas pada perang nyata yang ku saksikan terjadi diantara mereka dari warga satu dngn lainnya, tidak hanya sekali dua kali tapi sdh sngat berkali2, Tidk hanya sebatas saling caci maki berbalas, tapi kematian dri bunuh membunuh yg tak berkesudahan.
Mau dibilang jauh dari agama, mereka semua islam dngn keteguhan keyakinan yang tak bisa dijual belikan, iya akupun mengakui kekuatan spiritual yang telah mereka bangun, kebudayaan yang juga masih sangat mengakar, sehingga tak kuyakini ada org siapapun itu mampu mengubah keyakinan dn kebudayaan itu.
Tapi memang iya, sebatas pemahaman yang lahir dri nenek moyang yang Tidk dikembangkan kemudian, Shingga budaya positif menyatu padu dngan budaya negatif.
Disisi lain, mau dibilang terbelakang karena ekonomi dn pendidikan, bnyak juga org yg bercahaya scara finansial dn pendidikan tapiii Lagi2 merekapun tak mampu berpura2 untuk Tidk memiliki karakter yang sama dalam kerasnya jiwa.
Karakter itupun mengakar dlm keluarga besarku, Tidk jarang kmudian perkelahian harus say saksikan dngan mata telanjang disetiap kedipan mata dlm hari2 yg ku jalankan.
Tapi, titik balik semua, berawal dri ibuku. ya ibuku, salah satu org yg sngat menyadari akan kekurangan dn sisi negatif yang trjadi, dngn tekad yg kuat, ia menjagaku untuk Tidk prnh terlibat perkelahian sekecil apapun dngan siapapun, ia ajarkan kdpku nilai2 kebaikan sampai ia menangis disetiap malam dalam munajat munajat malamnya Mndoakan untukku, agar aku bisa mnjadi org yang alim, org yg memahami agama islam dngn benar, mengilmui dn mengamalkannya, beliau berharap besar kpdku untuk bisa mnjadi wasilah jalan keluar terhadap kejahiliyahan ditengah2 keluarga dn warga dikampung halaman.
sungguh aku melihat sekali keinginan dn kesadaran yg penuh dri beliau melihat situasi dn kondisi yg ada, disaat org tua2 lainnya, kurasakan abai untuk mngantarkan putra putrinya memahami kbrukan yg harus mndpt perbaikan.
Akhirnya, setelah melalui perdebatan dn penolakan dri kalangan keluarga, ibu dngan tekad dn keyakinan yg kuat ia memaksa untuk memondokkan ku kemudian. Ia ingin cita2nya bisa terealisasi. ia, saya harapan besarnya.
Masa SMA mnjadi awal perjalanan panjang itu, Aku dikirim oleh ibuku untuk belajar ke kota disebuah pesantren dsna.
Aku mulai menjalani proses Belajar ku dngn berbagai prestasi yang org tua dn keluarga banggakan. Sampai Kuliah aku mnjadi anak yg tak prnh merepotkan keluarga kata mereka, karena prestasi full beasiswa bisa nyantri dn kuliah diuniversitas negeri diluar kota (pulau jawa tepatnya).
Setiap aku ingin pulang ibu selalu bilang bahwa ia Tidk akan memberikan kecuali ada kebermanfaatan yg akan aku tebarkan dikampung halaman.
Motivasi kuat itu, selalu ku tanamkan dlm diri kmudian. Tapi memang Tidk smudah yg dibayangkan, cemoohan ktika aku mencoba mengajarkan kebaikan dn menebar kebermanfaatan tdk jarang dilayangkan, penolakan tentu aku dapatkan, dari kalangan teman, juga warga sekitar. mereka sangat menunjukkan kebenciaan itu padaku dan ibuku.
Ibuku, iya ibuku, ia yg terus memotivasiku, bahwa kebaikan harus diperjuangkan. Bukan perjuangan tanpa cemoohan, hinaan, cacian dan penolakan.
Aku bangkit kembali, aku terus berusaha mendekati mereka, siapa mereka yg mencaciku, mnghinaku, yg samar maupun nyata menunjukkan kebencian padaku, aku datangi mereka.
Perlahan aku mulai mndapat titik terang, mereka mulai beljar menerima dn memahami apa yg ku cita2 kan untuk kami dn mereka, Shingga aku bersyukur sekali, setelah lama proses perjuangan itu dilalui, mereka mngatakan ada ketentraman dlm sosial dri brbgai kegiatan positif yg tlah ku tawarkan dn coba ku terapkan.
Bahkan setiap aku pamit, ijin untuk kembali ke pesantren, mereka menangis merasa kehilangan (hehe) tapi dngn keridoan mereka aku lanjutkan perjalanan.
Sampai saat ini, bersyukur ku pada yang maha kuasa, atas ijin Nya, dngn hidayah dn inayahNya, aku merasakan sekali kecintaan keluargaku juga kampung halaman ku trhdapa islam, Al-Qur'an dn sunnah RasulNya. Ritual2 keislaman mulai kita syiar kan, kegiatan sosial mulai kita harmoniskan Shingga bersyukur skli padanya Tidk prnh ku dengar kembali kekerasan personal maupun kelompok kmbali didengungkan. Kecuali yg lahir kmudian adlh ketentraman dan kesejahteraan..
Wallahua'lam
4 notes · View notes