Rotating around Convergence Culture, revolving around communication.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Menolak Teknologi
Pernah tidak terpikir bagi kita, para generasi Z, jika tiba-tiba saja kita tidak bisa lagi menggunakan internet? Hampir sebagian besar dari kita mungkin akan merasa sulit sekali rasanya hidup tanpa teknologi karena kita sudah banyak bergantung pada internet dan teknologi saat ini. Namun, ada loh orang-orang di luar sana yang menolak untuk menggunakan internet. Istilah yang menggambarkan hal tersebut adalah Luddites.
Sederhananya, luddites adalah orang-orang yang menolak teknologi baru seperti saat ini. Mereka memilih untuk tidak menggunakan kecanggihan teknologi seperti yang sedang kita gunakan sekarang. Ada berbagai alasan bagi seorang luddites atas keputusannya tidak menggunakan teknologi atau komputerisasi. Pada awal sejarahnya, luddites adalah orang-orang pekerja tekstil yang menolak mesin penenun karena mereka takut mesin itu akan menghilangkan mata pencahariannya.
Bagaimana untuk saat ini?
Fenomena penolakan ojek online oleh ojek konvensional juga bisa dilihat sebagai sebuah tindakan luddist. Dalam peristiwa itu, nampak kekecewaan mereka karena kemajuan teknologi tersebut belum diikuti dengan regulasi yang mengimbangi. Menurut saya, alasan lain yang bisa melandasi seseorang menjadi luddites adalah ingin memiliki kehidupan yang lebih tentram. Kemajuan internet dan teknologi membuat kita tidak ingin ketinggalan banyak hal sehingga muncul Fear of Missing Out (FOMO). Dengan menjadi seorang luddist, beberapa orang pada akhirnya bisa memiliki Joy of Missing Out.
Bagaimana dengan kamu?
Sumber:
https://geotimes.co.id/opini/kaum-luddites-dan-para-penentang-transportasi-online/
8 notes
·
View notes
Text
Kebijakan Pemerintah VS Pembajakan
Menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat, tentunya banyak dampak-dampak yang mempengaruhi cara-cara audiens mendapatkan informasi, khususnya keberadaan internet yang membuka kesempatan yang luas dan semakin merata. Dampak positifnya adalah penyebaran informasi menjadi hal yang mudah sehingga tidak terkonsentrasi pada suatu golongan masyarakat saja. Tetapi terdapat dampak negatif seperti hal-hal terkait hak cipta serta konten yang sesuai dengan umur.
Melihat masalah tersebut, pemerintah mengambil langkah dengan menerapkan beberapa aturan dalam mengakses internet dan informasi di dalamnya. Salah satu kebijakan yang kontroversial di Amerika adalah SOPA dan PIPA. SOPA (Stop Online Piracy Act) merupakan sebuah rancangan undang-undang yang bertujuan untuk melindungi kekayaan intelektual dari pencipta konten serta perlindungan terhadap obat-obatan palsu. Hal ini memang ditujukan untuk menyelesaikan masalah dalam pengaksesan internet, tetapi sayangnya muncul dampak negatif yang kurang dipertimbangkan seperti tidak adanya kebebasan berpendapat daring. Ternyata, pemberlakuan SOPA juga tidak efektif dalam memberantas pembajakan. Hanya dalam beberapa jam kemudian bisa muncul kembali dengan nama yang berbeda, jika alamat web numerik mereka tidak diketahui oleh masyarakat lebih dalulu. Siapapun yang mengetahui atau memiliki alamat web tersebut akan masih dapat mengakses situs yang melanggar tersebut. Sedangkan PIPA (Protect Intellectual Propery Act) adalah sebuah rancangan undang-undang yang bertujuan untuk memberikan peralatan tambahan bagi pemerintah Amerika Serikat dan pemegang hak cipta untuk membatasi akses ke "situs nakal yang memuat pelanggaran maupun barang bajakan", terutama produk yang didaftarkan di luar Amerika Serikat.
Akibat yang muncul adalah munculnya gerakan protes anti PIPA dan SOPA. Protes ini didasarkan pada kekhawatiran bahwa RUU yang ditujukan untuk memberikan tanggapan yang lebih besar terhadap pelanggaran hak cipta (dikenal sebagai pembajakan) yang meningkat di luar Amerika Serikat ini berisikan peraturan-peraturan yang dapat mengancam kebebasan berbicara daring, situs web, dan komunitas Internet. Beberapa hari sebelum tindakan tersebut, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan bahwa mereka "tidak mendukung UU yang mengikis kebebasan berbicara, meningkatkan risiko keamanan siber, atau mengancam Internet global yang dinamis dan inovatif."
Secara keseluruhan, lebih dari 115.000 situs web dan puluhan juta orang bergabung dengan protes Internet ini. Selain protes daring, ada pula demonstrasi nyata di beberapa kota di A.S., termasuk New York City, San Francisco, dan Seattle. Protes-protes lain juga diadakan di seluruh dunia.Masalahnya adalah seluruh situs akan terpengaruh, bukan hanya bagian yang mempromosikan distribusi materi ilegal. Ini akan sedikit seperti membutuhkan manajer pasar loak untuk menutup seluruh pasar karena beberapa pedagang menjual barang palsu.
Untuk mengatur tentang pembajakan, tentunya dibutuhkan andil pemerintah di dalamnya. Tetapi diharapkan pemerintah dapat menyusun aturan yang efektif sehingga tidak menyulitkan seluruh situs lainnya, tetapi tepat sasaran pada yang mengandung pembajakan.
Referensi
https://boingboing.net/2012/01/10/lockdown.html
3 notes
·
View notes
Text
Digital Assistant Serba Tahu
Inovasi yang bermunculan di bidang media dan teknologi sudah menimbulkan banyak kemudahan salah satunya dengan adanya digital atau virtual assistant. Virtual assistant adalah sebuah agen software yang dapat melakukan suatu tugas atau servis atas sebuah komando dari seseorang. Komando tersebut berupa berbagai cara seperti teks (online chat), suara, ataupun melalui suatu gambar yang diunduh. Virtual assistant ini dapat diakses dengan berbagai metode, seperti google assistant melalui chatting, google allo serta google home smart speaker.
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=FQn6aFQwBQU
Selain beberapa assistant yang sudah disebutkan, salah satu yang menarik adalah Amazon Echo (Alexa) yang merupakan sebuah pengembangan oleh Amazon, berupa speaker digital suara diaktifkan yang merespon nama Alexa. Perangkat ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi menggunakan suara, memutar musik, mengatur alarm, membuat daftar yang harus dilakukan, mengalirkan podcast, memberikan informasi cuaca, dan bahkan memesan barang dari situs web Amazon. Ini juga dapat digunakan untuk mengontrol perangkat pintar lainnya dengan bantuan pusat otomatisasi.
Dibalik segala kemudahan yang ditawarkan, terdapat beberapa dampak negative yang muncul, salah satunya adalah surveillance atau pengawasan. Mungkin pengguna melihat alat tersebut merupakan sesuatu yang memudahkan dan tidak menyimpan apapun. Tetapi yang kita perlu sadari adalah seberapa banyak data kita yang tersimpan di dalamnya. Lebih lanjut lagi mengenai dimana informasi tersebut disimpan dan apa jaminan kerahasiaan informasi tersebut. Tentunya terdapat pihak-pihak dibalik alat tersebut, berupa industri yang besar yang menyimpan dan mengolah semua data yang dimiliki.
Salah satu kejadian yang janggal adalah ketika suatu keluarga di Portland mengatakan bahwa Amazon Alexa mereka mulai tertawa secara spontan tanpa adanya komando dari pengguna. Kejadian menarik lain juga terjadi ketika alat tersebut mulai merekam percakapan mereka serta mengirimkannya kepada kontak lain tanpa sepengetahuan pengguna. Pihak Amazon mengklaim bahwa hal ini terjadi karena alat tersebut dipicu dengan komando positif yang salah. Tetapi justru hal-hal kecil seperti ini menunjukkan kemampuan alat tersebut yang canggih, tetapi di sisi lain menimbulkan fungsi pengawasan terhadap penggunanya.
Referensi
https://www.theverge.com/2018/5/28/17402154/how-to-see-amazon-echo-alexa-conversation-recording-history-listen
4 notes
·
View notes
Text
Transmedia Storytelling dalam Game of Thrones
Konsep ini sepertinya sudah sangat familiar di antara mahasiswa Ilmu Komunikasi. Istilah ini menggambarkan bagaimana kita menggunakan berbagai macam platform untuk membangun sebuah dunia cerita (story world). Antarplatform terintegrasi membangun satu kesatuan cerita.
Contoh dari penggunaan Transmedia Storytelling dapat kita lihat pada serial TV Game of Thrones. Game of Thrones adalah sebuah cerita tentang perebutan kekuasaan tahta di Seven Kingdoms. Game of Thrones bermula ditulis oleh George R.R. Martin dan diproduseri oleh David Benioff dan D.B. Weiss sejak 2010. Tahun 2019 kelak, Game of Thrones akan memasuki season terakhirnya, season 8.
Bermula dari novel, lalu diadaptasi menjadi sebuah serial TV, Game of Thrones juga memiliki media lain dalam bercerita, seperti membuatnya dalam bentuk DVD, channel YouTube untuk memberikan perspektif lain dalam penceritaan Game of Thrones. Selain itu, terdapat juga website resmi untuk membeli merchandise berupa kaos. Ada pula bentuk permainan (game) dan event yang diadakan bersama fans dalam Comic Con.
Masing-masing platform memberikan sisi lain dari dunia cerita dan semakin meningkatkan engagement audiens terhadap cerita tersebut. Hal ini terbukti berhasil karena jumlah penonton Game of Thrones tiap season semakin bertambah. Hmm, nampaknya transmedia storytelling sudah menjadi hal yang wajib dipahami dan dikuasai di era konvergensi media.
Sumber:
Jenkins, H. 2007. Transmedia Storytelling 101.
Game of Thrones Youtube Channel
https://www.hbostore.eu/shows/game-of-thrones/.
GAME OF THRONES Comic Con 2017 Panel - News, Season 7 & Highlights. https://www.youtube.com/watch?v=xCZPfCIeizk
6 notes
·
View notes
Text
Audiens dan Twitter yang Berubah
Saya sudah menggunakan twitter selama 9 tahun, sejak 2009 tepatnya. Saat itu para pengguna twitter masih memposting tweet satu per satu dengan karakter per tweet sebanyak 140 karakter. Pada awal dibuat, twitter memang ditujukan agar informasi yang dikemas dan disebar berupa informasi yang singkat, padat, dan jelas.
Pada 2014, saya baru menemukan sebuah bentuk kumpulan tweet yang dirangkai untuk menceritakan sesuatu, yang disebut sebagai thread. Mungkin konten thread ini sudah ada sebelum 2014. Bagi pengguna twitter, 140 karakter sepertinya kurang bisa menggambarkan isi pikiran mereka sehingga mereka menginginkan lebih dari 140 karakter.
Perubahan cara pengguna Twitter dalam memposting tweet nampaknya diperhatikan oleh pengelola twitter. Pada tahun 2017, Twitter akhirnya resmi menambahkan karakter dalam satu tweet menjadi 280 karakter, dua kali lipat dari sebelumnya. Tak hanya itu, Twitter juga membuka fitur thread sehingga pengguna bisa benar-benar menyusun rangkaian tweetnya menjadi satu kesatuan, bahkan bisa berlanjut walaupun rangkaian tweet sebelumnya diposting beberapa bulan lalu.
Walaupun twitter tetap digunakan untuk memposting hal-hal yang bersifat singkat, padat, dan jelas, faktanya kini twitter digunakan sebagai wadah untuk bercerita. Sudah banyak thread yang terdiri dari puluhan bahkan ratusan tweet. Ada berbagai isi pemikiran bahkan cerita-cerita yang cukup panjang yang dituangkan ke dalam bentuk tweet.
Contoh thread di twitter yang berupa cerita.
Contoh thread yang berupa pemikiran atau pendapat seseorang.
Perubahan yang dibuat oleh Twitter tentu didasari akan kebutuhan penggunanya. Hal ini menandakan bahwa perubahan cara pengguna menggunakan media akan memberikan dampak perubahan pada media itu sendiri.
Sumber:
https://tekno.kompas.com/read/2017/11/08/08340057/twitter-280-karakter-resmi-di-seluruh-dunia
http://hai.grid.id/read/07609575/10-thread-di-twitter-yang-dijamin-lebih-seru-dari-instagram-stories-temen-temen-lo?page=all
#ElfridaDwiyanti #1606916610 #Spik600087
8 notes
·
View notes
Text
Sebuah Refleksi atas Pengawasan
Pada bahan bacaan SAP kali ini, kita mempelajari bagaimana Amerika Serikat menginvestasikan teknologi yang begitu canggih untuk melakukan pengawasan terhadap terorisme. Segala jenis informasi yang terjadi dalam sistem online dapat terpantau, bahkan hingga hal-hal kecil seperti isi pesan sapaan kita untuk teman atau daftar belanja online. Jika kita merefleksikan pada diri kita sendiri, apakah kita mau diawasi hingga begitu ketatnya? Kita tentu tidak merasa nyaman apabila aktivitas kita diawasi oleh seseorang yang tidak kita kenal. Terlebih kita juga tidak memiliki niatan untuk melakukan tindakan criminal. Namun, di sisi lain, apabila ada indikasi komunikasi antarteroris, negara bisa langsung mengantisipasinya dengan melakukan pengawasan terlebih dahulu. Sebagai contoh akan lemahnya pengawasan negara, kasus bom terorisme di Surabaya kemarin mengundang banyak pertanyaan akan kinerja Badan Intelijen Negara.
Apakah pengawasan Negara akan warganya adalah tindakan yang melanggar privasi? Menurut saya, selama Negara bisa mempertanggungjawabkan pengawasan itu dengan tetap melindungi informasi yang dimiliki dan menggunakannya benar-benar untuk melindungi Negara dari terorisme, maka saya pikir pengawasan seperti yang dilakukan NSA bisa diperbolehkan. Walaupun ada pula pikiran saya yang juga meragukan: Should I trust you?
Sumber:
Berita online Merdeka. Bom di Surabaya: Prananda Paloh Pertanyakan Kinerja BIN. https://www.merdeka.com/politik/bom-di-surabaya-prananda-paloh-pertanyakan-kinerja-bin.html
Berita online Telurus. Tsunami Bom di Surabaya, Kinerja BIN Dipertanyakan. https://telusur.co.id/2018/05/13/tsunami-bom-di-surabaya-kinerja-bin-dipertanyakan/
8 notes
·
View notes
Text
Being Anti-Woman
Ada sebuah video menarik dari channel YouTube PragerU yang berjudul “Black, Millenial, Female and�� Conservative.” Sang pengisi konten, Antonia Okafor, sebelumnya termasuk dalam orang-orang progresif yang menginginkan perlakuan yang adil bagi kaum-kaum minoritas. Dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa dahulu dirinya merupakan pendukung kegiatan aborsi. Ia merasa bahwa perempuan memiliki hak dan otoritas atas tubuhnya. Namun, perlahan-lahan muncul pikiran dalam dirinya, bukankah justru perempuan yang justru semakin powerless jika mendukung Pro-Choice (pro terhadap aborsi). Ia mulai mempertanyakan ini kepada teman-teman feminisnya. Ia kemudian dijauhi karena dianggap mulai tidak sesuai dengan gerakan feminisme di lingkungannya.
“When I began to ask my other feminist friends how they renconciled these issues, they just got angry. I was called anti-woman. Even by progressive men! But I’m not anti-woman, I thought. I am a woman” - Antonia Okafor
Bagaimana mungkin seorang perempuan anti terhadap perempuan? Fenomena misogyny mungkin tidak hanya terjadi oleh laki-laki terhadap perempuan, tetapi bisa terjadi juga oleh perempuan terhadap perempuan. Hal itu mungkin terjadi karena adanya perbedaaan pandangan politik. Tidak hanya itu, kita sering menemukan perilaku “nyinyir” di media sosial dengan akun-akun anonim. Femonena ini menjadi sering terjadi bahkan di media sosial. Hal ini menandakan bahwa kecanggihan teknologi dan internet yang kita rasakan, masih belum bisa diimbangi oleh cara berpikir yang rasional dan etika dalam berinternet.
Sumber:
Video youtube PragerU. Black, Millenial, Female, and… Conservative. https://www.youtube.com/watch?v=MydjXCHoLo0&t=150s
6 notes
·
View notes
Text
Kicauan ‘Jurnalis’ Twitter
Pada 29 Januari 2018 lalu, saya sedang dalam perjalanan menuju Kampus Universitas Indonesia. Saat itu saya hendak mengikuti kegiatan dari BEM FISIP UI 2018. Saya menggunakan transportasi kereta karena paling cepat dan setidaknya tidak perlu mengalami macet seperti yang dialami pengendara motor dan mobil. Namun, ekspetasi saya saat itu tidak terpenuhi.
Saat itu kereta saya sedang melanjutkan perjalanan dari Stasiun Lenteng Agung menuju Stasiun Universitas Pancasila. Saya pikir saya akan sampai di Stasiun Universitas Indonesia dalam waktu sekitar 5 menit. Namun, tiba-tiba kereta saya berhenti di tengah perjalanan menuju Stasiun Universitas Pancasila. Hal ini sangat jarang terjadi. Setelah lebih dari 5 menit menunggu, saya akhirnya bertanya kepada petugas, akan tetapi petugas juga belum mengetahui penyebabnya.
Tiba-tiba saja teman saya memberi tahu melalui chat di Line bahwa baru saja terjadi kecelakaan di Stasiun Pondok Cina. Saya terkejut, namun di lain sisi saya belum percaya. Kemudian saya membuka mesin pencari Google. Namun, belum ada berita kecelakaan terbaru seperti yang disampaikan oleh teman saya. Saya akhirnya berinsiatif mencari informasi melalui media sosial twitter. Saya pikir mungkin saja ada orang yang dapat memberikan informasi mengenai kecelakaan ini. Benar saja, beberapa orang sudah memberikan informasi seputar kecelakaan tersebut.
Tidak lama kemudian muncul berita tentang peristiwa tersebut di media berita online milik Kompas.
Saya yakin agaknya tidak mungkin jika orang yang memberi informasi tersebut melakukannya dengan tujuan sekedar iseng. Bagaimanapun juga informasi dari kicauan warganet sedikit banyak bisa bermanfaat bagi yang membacanya, terutama hal-hal insidental seperti kecelakaan karena media mainstream tidak bisa secepat itu dalam mengabarkan peristiwa. Hanya saja kita tidak bisa begitu saja percaya. Di satu sisi, mungkin kita menggunakan informasi dari warganet sebagai informasi tambahan. Di sisi lain, kita tetap harus kritis dan membandingkannya dengan informasi dari media lain.
Sumber:
https://twitter.com/raztheda/status/957798179038117888
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/29/15491541/terobos-rel-pengendara-motor-tewas-di-pelintasan-stasiun-pondok-cina
5 notes
·
View notes
Text
Indonesia: Haven for Online Piracy
Isu piracy di Indonesia sangat merajalela khususnya pada pembajakkan film. Di era internet ini, juga semakin memudahkan masyarakat untuk menyediakan dan menampilkan film-film secara illegal untuk keuntungan sendiri.
“Indonesia has become a haven for online piracy” - International Intellectual Property Alliance pada laporan tahunannya tentang copyright protection and enforcement
Ketika kita melakukan pencarian pada google “free movie streaming” atau “free download” akan muncul bermacam-macam website yang menyediakan film-film secara gratis dari mulai yang memiliki kualitas renda seperti cam-corder sampai high definition. Bahkan banyak pula yang mempromosikannya di media sosial seperti Facebook untuk memberi informasi mengenai jadwal tayang film-film illegal tersebut.
Iklan-iklan yang mensponsori website film illegal ini pun juga banyak berasal dari perusahaan dan brand ternama, seakan mereka tidak takut ikutan terlibat dalam kegiatan illegal ini.
Seperti yang kita tau, kegiatan tersebut adalah melanggar hak cipta. Dampak negatif yang bisa dirasakan oleh pihak-pihak produksi film adalah adanya kompetisi pendapatan antara pencipta film dengan pembajak film, bahkan bisa merugikan jika pembajak film menghasilkan lebih banyak.
http://jakartaglobe.id/news/now-playing-indonesias-piracy-problem-takes-new-dimension-online/
9 notes
·
View notes
Text
Nggak boleh sembarangan menyadap: simak aturannya
Di era media konvergensi ini, penyadapan menjadi kegiatan yang mudah untuk dilakukan, bahkan oleh orang biasa. Telepon genggam menjadi perangkat yang paling mudah untuk disasar, karena adanya fitur mikrofon, kamera, GPS hingga aplikasi pesan singkat. Nah namun, bagaimana aturan mainnya di Indonesia?
Kegiatan penyadapan diatur dalam UU Telekomunikasi di Pasal 40 yaitu "Setiap orang dilarang melakukan kegiatan penyadapan atas informasi yang disalurkan melalui jaringan telekomunikasi dalam bentuk apapun". 15 tahun jadi ancaman penjara maksimal untuk kasus penyadapan.
Penyadapan berdasarkan UU Nomor 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) penyadapan masuk dalam istilah intersepsi. Intersepsi atau penyadapan menurut UU ITE adalah kegiatan untuk mendengarkan, merekam, membelokkan, mengubah, menghambat, dan/atau mencatat transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik, baik menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan nirkabel, seperti pancaran elektromagnetis atau radio frekuensi.
Kegiatan intersepsi ini diatur dalam Pasal 31 ayat (1) dan (2) UU ITE:
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik orang lain.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang ditransmisikan. Bagi yang melanggar, ancaman penjara diberikan paling lama 10 tahun dengan denda Rp800 juta.
Namun, penyadapan yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum dari pihak Kepolisian, Kejaksaan, serta Komisi Pemberantasan Korupsi diperkenankan, khususnya KPK dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
Referensi
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170201175140-185-190637/aksi-penyadapan-dan-aturan-main-menurut-uu
8 notes
·
View notes
Text
Spionase
Pada era ini banyak teknologi berkambang yang membantu serta memudahkan kita untuk berinteraksi dan mendapatkan informasi. Sebagaimana berubahnya media analog menjadi media digital, dan muncul media-media sosial. Tetapi apakah keamanan meningkat ketika ada perubahan ini atau malah menurun? Bagaimana sebagai khalayak atau pengguna tidak tahu bagaimana sebuah pemerintah ataupun developer sedang lakukan terkait dengan media sosial ini.
sumber: http://ramalanintelijen.net/siapkah-kita-menghadapi-spionase-internasional/
Dalam hal ini ada kata-kata yang disebut spionase. Spionase berasal dari Bahasa Perancis yang artinya praktik pengintaian. Dimana sebuah individu atau kelompok yang bisa terbilang “rahasia” untuk mengumpulkan informasi tanpa meminta izin terlebih dahulu. Spionase ini biasanya dilakukan oleh bagian pemerintah karena pengertian spionase ini ditunjukkan terhadap Lembaga “rahasia” yang dimiliki oleh suatu negara.
Tetapi apakah yang dilakukan pemerintah ini diperuntukkan melindungi kita? Bisa jadi malah informasi itu menjadi bahan untuk menteror kita ketika kita melakukan kesalahan dalam sebuah negara. Banyak sekali sekarang informasi yang membahas bahwa pemerintah mengambil dan memantau kita melalui media sosial yang ada. Mungkin kalimat terakhir ini akan terbilang aneh, tetapi apakah benar sebuah Lembaga “rahasia” melakukan ini? Kurang lebih yang saya ingin sampaikan adalah pengertian Spionase dan mungkin mengenai sebuah Lembaga ini dijelaskan untuk pengguna dan khalayak lebih bijak dalam memakai media sosial.
Sumber:
Bamford, James (2012) "Inside the Matrix" Wired, 20.04
4 notes
·
View notes
Text
Shape?
Sumber: http://shapemedia.co.uk/
Bentuk apa yang tetera dalam khalayak, apakah sebuah bentuk pasif karena media hanya satu arah? Bisa saja khalayak yang aktif karena media berubah menjadi dua arah? Sebuah khalayak sekarang sangat mudah dibentuk oleh suatu media, dimana media mempunyai kekuatan publikasi secara publik. Konten-konten publikasi secara publik inilah yang sengaja maupun tidak akan merubah sebuah khalayak.
Media hanya sebagai perantara memudahkan membagikan konten dan menyampaikan sebuah pesan. Konten-konten yang ada tetap dibuat dan memiliki tujuan untuk melakukan sesuatu. Konten inilah yang akan diserap dan bagaimana sebuah khalayak akan bertindak. Dampak positif atau negative tergantung bagaimana khalayak terbentuk dan bertindak.
sumber: https://bisnis.tempo.co/read/903904/pegiat-media-sosial-luncurkan-gerakan-bijakbersosmed
Seperti halnya adanya gerakan yang dibuat untuk membuat media sosial lebih baik. Bagaimana sebuah media sosial terkadang berisi konten yang tidak perlu bahkan kata-kata yang seharusnya tidak terucap. Tetapi apakah sebuah gerakan hanya berhenti disini? Tentu saja tidak karena adanya media setiap hal akan selalu berkembang sampai menuju kepuasan khalayak. Sejujurnya kepuasan khalayak tidak ada akhir yang membuat media selalu terisi dengan konten-konten baru, membentuk khalayak untuk tetap semestinya atau merubahnya.
Sumber:
Takahashi, T (forthcoming) Youth, Social Media and Connectivity in Japan. In Seargeant, P. and C. Tagg (eds) The Language of Social Media: Community and Identity on the Internet. Palgrave.
2 notes
·
View notes
Text
Internet untuk Perjuangan Kesetaraan
Membahas tentang kesetaraan gender, gender gap, misogini, serta bahasan sejenisnya adalah hal yang sangat menarik terutama di Indonesia. Menurut Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), negara kita menduduki peringkat 88 dari 144 negara terkait kesetaraan gender. Hal ini memang menunjukkan bahwa pada level tertentu, Indonesia sudah menerapkan kesetaraan gender. Dalam hal pendidikan misalnya, perempuan sudah mendapatkan hak untuk menuntut ilmu dan mengakualisasikan diri. Tetapi apakah hal ini berarti perjuangan akan persamaan hak tersebut tidak perlu dilakukan lagi? Dalam hal ini, harus disadari bahwa pembahasan serta perjuangan ini seharusnya tidak berhenti, melainkan diwujudkan dalam berbagai medium dan cara yang sesuai dengan kondisi atau kebutuhan yang ada.
Dengan berkembangnya teknologi di era media konvergensi ini, maka perjuangan tersebut juga harus mengikuti perkembangan yang ada. Konsep terkait hal ini adalah women online, dimana teknologi khususnya internet dapat menjadi medium untuk meningkatkan gender equality awareness. Media yang semakin bermacam-macam digunakan oleh para fourth wave feminists yang bermunculan di tahun 2012 untuk menggunakan sosial media dalam mengangkat isu tentang sexual harassment dan kekerasan terhadap perempuan. Dalam praktiknya, sosial media ternyata berhasil menyebarluaskan feminist campaign menggunakan hashtag maupun menjadi wadah untuk mempersatukan para feminist. Ide untuk menggunakan internet khususnya sosial media tersebut menjadi suatu usaha tersendiri agar konsep feminisme tidak terkesan sulit, melainkan menjadi suatu hal yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari, bahkan tidak hanya oleh perempuan.
Tetapi sayang, dalam praktiknya ide atau harapan awal dari penggunaan sosial media ini menemui hambatan seperti adanya troll dan hate speech yang ditujukan kepada para aktivis yang menyuarakan suaranya. Troll merupakan sebuah gerakan anti sosial yang dapat menyebabkan konflik interpersonal, yang nantinya dapat meluas menjadi konflik sosial. Salah satu penyebab yang cukup ekstrim adalah misogini, rasa kebencian terhadap perempuan. Menghadapi hal tersebut, yang diperlukan adalah adanya community/ self regulation.
Selain itu, usaha lain yang dapat dilakukan adalah membuat sebuah wadah untuk menjadi tempat bagi para perempuan agar dapat menyuarakan pendapatnya tanpa merasa takut. Wadah tersebut dapat berbentuk media seperti website Magdalene.com. Magdalene.com merupakan sebuah portal yang menjadi wadah bagi publikasi online terkait kesetaraan gender, pluralisme, atau bahkan bagi siapapun yang ingin menyauarakan pendapatnya dengan berani, tanpa mempedulikan gender, preferensi seksual, atau warna kulit. Dengan adanya Magdalene.com, maka para feminist ataupun orang yang ingin bersuara dapat menyalurkan pendapatnya tanpa ketakutan akan menanggung respon negatif dari masyarakat. Dalam hal ini, Magdalene dapat menjadi medium perjuangan bersama dalam dunia maya. Ketika perjuangan dengan cara koersif untuk meminta hak pendidikan, misalnya, sudah tidak dibutuhkan lagi, maka perjuangan dengan kemasan baru seperti ini dapat menjadi pilihan yang tepat.
Referensi
https://tristanspannnhd.weebly.com/4th-wave.html
https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/-indonesia-ranking-88-dalam-kesetaraan-gender/943135?amp=1
https://magdalene.co/
4 notes
·
View notes
Text
Feminist Hashtags
Have you ever seen #MeToo, #TimesUp, #ImWithHer, or #HeForShe being used on social media captions or printed on the shirt of celebrities or banners in Women’s March?
Media convergence proves that feminist movements nowadays are much more accessible to anyone. Social media are being exploited in the media landscape to support this 4th wave of feminism. People don’t actually have to join the march to become part of the movement, they can share their own experiences or thoughts through social media.
When Twitter first invented hashtag in 2007, it’s been used by people to easily track certain issues or topics and to also reach more people who are interested with the issue. One of the examples that becomes a trend to this day is #MeToo movement, which is a feminist movement against sexual harassment and assault. Spread virally in 2017, #MeToo gained several responses from celebrities such as Gwyneth Paltrow and Jennifer Lawrence.
Reference
Image: http://www.chicagotribune.com/news/opinion/page/ct-perspec-page-metoo-tarana-burke-sexual-harassment-1210-20171208-story.html
https://women-s.net/feminist-hashtags-popular/
2 notes
·
View notes
Text
Ketika Kaum Muda Berekspresi
Berbicara tentang youth movement, tentunya identik dengan remaja tanggung yang sedang dalam masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa, antara usia 15-24 tahun. Pada tahap ini, banyak hal dapat terjadi, terkait dengan proses pendewasaan itu sendiri. Ketika sudah lepas dari masa kanak-kanak, maka seseorang akan meraba-raba hidup sebagai orang dewasa, termasuk sisi seksual dan dependensi. Dalam proses perkembangannya, kaum muda dipenuhi dengan rasa penasaran yang kadang dapat berujung kepada hal-hal yang negatif. Tetapi di sisi lain, ketika masa perkembangan tersebut dibimbing oleh orang yang tepat, maka hal-hal positif dari kaum muda dapat terpancar, seperti semangat, kreativitas, ambisi yang positif, dan lain-lain. Tetapi ketika dilepas ke tengah-tengah masyarkat luas dengan berbagai tipe generasi, dimana letak posisi serta peran kaum muda?
Dengan tenaga serta semangat yang dimiliki, tentunya kaum muda dapat berbuat banyak hal. Tetapi sayangnya dalam membuat atau melakukan sesuatu terutama di ibukota ini terdapat faktor biaya atau status ekonomi yang juga mempengaruhi kekuatan dalam masyarakat. Oleh karena itu, kecenderungan yang sering terjadi adalah berkembangnya kaum atau golongan masyarakat yang memiliki modal. Jika berbicara tentang modal, tentunya yang menjadi pemegang modal terbesar tidak terdapat pada kaum muda, melainkan tersebar kepada kaum dewasa yang sudah mempunyai penghasilan sendiri. Selanjutnya, apakah peran kaum muda hanya akan berdiam diri karena tidak memiliki penguasaan modal yang besar?
Sebaliknya dengan adanya perkembangan teknologi dan media, maka hal ini membuka akses bagi kaum muda untuk menyalurkan minat, bakat, serta kemampuan yang dimiliki, tanpa menggunakan kapital yang cukup besar. Dalam hal ini, media konvergensi dapat menjadi taktik yang digunakan oleh kaum muda karena mereka terlahir sebagai generasi pada era perkembangan teknologi, sehingga dapat mengenal, memanfaatkan, bahkan mengembangkan hal tersebut dengan maksimal.
Salah satu contoh yang ingin saya angkat adalah kitabisa.com yang merupakan suatu website sebagai wujud dari gerakan yang dipelopori kaum muda untuk menggalang dana dan berdonasi secara online dan transparan. CEO dan founder dari kitabisa.com, Muhammad Alfatih Timur, 24 meyakini bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan suatu wadah untuk saling menolong satu sama lain dengan mudah. Oleh karena itu, ide mambuat situs crowdfunding ini tercetus. Tetapi dalam pelaksanaannya, hal yang sulit adalah mendapatkan kepercayaan masyarakat, terutama sebagai kaum muda yang membawa ide baru ke tengah masyarakat. Dalam hal ini, dapat terlihat kekuatan kaum muda untuk menggerakan massa dan membuat perubahan untuk kepentingan masyarakat umum melalui media online.
Referensi
https://www.jawapos.com/read/2017/10/28/165198/kisah-bos-kitabisa-sukses-bangun-kotak-amal-zaman-now
1 note
·
View note
Text
Bully
Sumber : https://www.betterhelp.com/advice/general/the-top-reasons-why-people-bully/
Bully merupakan sebutan orang-orang yang melakukan tindakan bullying. Ini adalah kegiatan yang menindas orang lain untuk mengejek atau menjatuhkannya. Kegiatan ini bisa dibilang datang dari sifat dasar manusia. Setiap individu menginginkan yang terbaik dan teratas yang terkadang dengan melakukan kegiatan buruk. Salah satunya adalah bullying ini. Tetapi apakah kegiatan ini bisa berkembang?
Sumber : http://www.thehealthsite.com/parenting/what-is-cyberbullying-and-other-faqs-on-cyberbullying-answered-b0218/
Cyber bullying merupakan kelanjutan dari apa yang namanya bullying. Apa yang membedakan kedua hal itu? Sesuai namanya cyber bullying kegiatan penindasan di dunia maya. Hal ini ada karena perkembangan teknologi serta 2 arah komunikasi dalam dunia digital. Salah satu contoh hal ini adalah sebuah meme yang membuat sebuah komunitas menjelekkan seseorang.
Sumber: http://knowyourmeme.com/memes/ugly-children-lawsuit-hoax?full=1
Meme ini bercerita tentang perempuan yang melakukan operasi plastik dan memiliki anak yang tidak sesuai dengan orangtua. Meme ini merupakan berita palsu, tetapi khalayak menganggap bahwa ini cerita benar. Sebuah khalayak atau Komunitas menjelekkan perempuan ini sampai korban tidak dapat memiliki pekerjaan lagi. Sebuah cyber bullying merupakan hal yang sangat mengerikan karena kurangnya peraturan dalam dunia digital.
Sumber bacaan :
Filipovic, J (2007) 'Blogging While Female: How Internet Misogyny Parallels 'Real World' Harassment' Yale Journal of Law and Feminism, p 295 - 304.
Thorpe, Vanessa (2011) Women bloggers call for a stop to 'hateful' trolling by misogynist men, The Guardian, Sunday 6 November
Evans, Karalee (2011) Men call me things: it's not as romantic as it sounds, The Drum,11 November,
9 notes
·
View notes
Text
#MyGameMyName: gerakan menghentikan pelecehan di dunia game online
youtube
Kehadiran perempuan dalam industri game ternyata juga mengancam kenyamanan dan keselamatan mereka. Anonimitas saat sedang bermain game membuat online trolling dan pelecehan terhadap perempuan menjadi lebih mudah untuk terjadi. Pada akhirnya, hal ini membuat gamer perempuan menggunakan nama samaran yang bersifat maskulin agar dapat terhindar dari kekerasan verbal online yang dilontarkan oleh laki-laki ketika sedang bermain game.
Dalam rangka mempromosikan kesetaraan gender dalam bermain game, Wonder Women Tech, sebuah organisasi non-profit yang bergerak dalam mendorong perempuan dan keberagaman dalam teknologi dan inovasi, melakukan sebuah kampanye yang bertemakan #MyGameMyName. Kampanye ini mengajak gamers, khususnya laki-laki, untuk menggunakan nama perempuan saat sedang bermain game—menggunakan nama ibu, saudara perempuan, atau pacar mereka. Hal ini bertujuan untuk memberi kesadaran tentang bagaimana rasanya menjadi perempuan saat bermain game online.
Setelah mengganti identitas, mereka merekam pengalaman menjadi perempuan di dunia game dan membagikannya ke media sosial. Kampanye ini juga mengajak influencer dan youtube gamers untuk mengikuti aksi #MyGameMyName ini, dengan harapan pesan untuk saling respect dan beretika di dunia online, terlepas dari gender, dapat tersampaikan.
Referensi
https://www.prnewswire.com/news-releases/the-movement-mygamemyname-addresses-the-abuse-and-oppression-suffered-by-female-gamers-300599948.html
6 notes
·
View notes