Ex. Student of English Educational Department UNS 2010 || Hunter of Everything - Longlife Learner || Love Travelling, Culinary and Cooking || Free-writer, Freelancer
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
mereka pun juga merasakan resah yg sama, hanya saja mereka bisa memainkan waktunya 😊😊
Tulisan : Mereka Sama, Hanya Saja
Mereka mengalami keresahan yang sama, sama-sama resah tentang hal-hal yang kamu resahkan setiap hari. Dosen yang tiba-tiba hilang, skripsi yang sulit melihat jalan keluarnya, pertanyaan kapan nikah dari orang tua dan tetangga, pertanyaan dari teman sebaya mau kerja dimana atau S2. Ada begitu banyak keresahan yang sama. Hanya saja mereka memilih tempat ekspresi yang tepat atas keresahannya.
Mereka adalah orang-orang yang memainkan waktunya dengan baik, memberikan pikiran dan tenaganya untuk bergerak di tempat-tempat baik. Dalam lingkaran rumah belajar, membantu mengajar di jalanan. Mengurus berbagai kegiatan sosial yang sama sekali tidak memberikan keuntungan materi itu. Mereka ringan membantu begitu banyak urusan orang lain.
Jangan dikira bahwa hidupnya seolah terlihat lancar mulus saja tanpa tantangan. Jangan dikira di usianya yang terus bertambah, mereka tidak resah hatinya karena melihat undangan muncul tiap pekan sepanjang tahun. Juga berita kelahiran bayi yang berlalu lalang. Jangan dikira mereka tidak ingin berjalan keluar negeri untuk sekolah lagi.
Keresahan itu sama, hanya saja mereka lebih memilih berjuang di tempat yang terus memberikan manfaat. Tempat yang selama ini mungkin kamu malas ke sana, lebih enak tidur di kamar dengan internet lancar. Ya, ironi memang.
Selamat merenung :)
Yogyakarta, 27 Januari 2016 | ©kurniawangunadi
775 notes
·
View notes
Text
Jatuh cintalah dengan caranya berpikir :)
Cerpen: Duduk Bersama
Pagi itu stasiun penuh sesak oleh orang-orang yang hendak melakukan perjalanan ke tujuannya masing-masing. Aku mengangkat tas kecil dan menyeret sebuah tas besar. Sementara dia berjalan dengan ransel kesayangannya sejak kuliah, tidak pernah berganti. Bergaya sporty dengan kerudung hitam dan bawahan hitam dan sepatu running berwarna paduan biru dan putih yang serasi. Benar-benar sporty sekali gayanya. Aku hanya senyum-senyum saja melihatnya, memang terlihat lebih anggun seperti itu daripada pakai kebaya.
“Mas, mau dibantu bawa tasnya? Sini satu.” tanyanya.
“Sekalian semuanya aja ini,” jawabku bercanda.
“Beres!” jawabnya sambil meraih semua tas.
Aku geleng-geleng saja, biasa bawa carrier dan “nguli” selama kuliah sepertinya. Kami mencari tempat duduk di ruang tunggu stasiun, nihil yang kosong. Akhirnya duduk di lantai sambil melihat orang berlalu lalang. Aku bersandar pada tas besar, dia bersandar di pundakku.
“Capek juga bawa tas gitu, lebih enak bawa tas gunung deh,” ujarnya.
Singkat cerita, kereta yang kami tunggu tiba. Kereta yang akan mengantar kami ke Lubuk Linggau. Kami duduk di kereta kelas bisnis, harganya lebih masuk akal di kalangan pasangan muda. Setiap orang sedang sibuk dengan barangnya masing-masing. Kami sudah duduk manis. Di depan kami dua anak muda laki-laki semua, mungkin pulang kampung karena sedang libur kuliah. Mereka sibuk dengan handphonenya. Belakang kami sepasang suami istri yang cukup berumur. Di sebelah kami seorang bapak-bapak yang belum terlalu tua, sebelahnya masih kosong.
Dia seperti biasa, sudah bersandar sambil baca buku. Aku tidak perlu membaca, nanti dia akan menceritakan semua isinya.
Dari belakang, seorang perempuan muda masuk dengan tas ransel. Berbasa-basi sebentar dengan bapak-bapak disebelahnya, kemudian duduk tanpa suara.
Aku memperhatikannya, beberapa menit, mengamati, dan memikirikan sesuatu. Aku berbisik kepada istriku yang masih asik dengan bacaan dan sandarannya.
“Ndak apa-apa, kan?” tanyaku.
“Tenang aja, aku malah senang mendengarnya. Suka deh, sebentar aku yang ngomong ya,” ujarnya.
Istriku menyentuh pundak perempuan di samping kami itu, menawarkannya untuk duduk dengan istriku. Dan mengatakan bahwa biar aku saja yang duduk dengan bapak-bapak di sebelahnya.
Air muka perempuan itu berubah, tampak menyenangkan. Istriku menyambut dengan senyum manisnya. Aku segera berdiri dan beranjak. Menyilakannya duduk bersama istriku. Mereka tiba-tiba menjadi akrab. Aneh sekali dunia ini.
Aku minta izin duduk kepada bapak-bapak itu dan hanya dibalas sepatah kata. Aku duduk dalam kebisuan, akhirnya aku memutuskan meminjam buku istriku untuk kubaca sementara dia sedang asyik ngobrol dengan teman barunya.
Aku tenggelam dalam bacaan. Tiba-tiba ada pesan di WhatsApp masuk.
“Jangan sedih karena ga bisa duduk bareng sama aku ya :p, aku selalu jatuh cinta dengan cara berpikirmu,” pesan masuk dari istriku sendiri.
Aku tersenyum sambil menoleh ke arahnya.
“Jatuh cintalah dengan caranya berpikir, sebab dipikirannya nantilah kamu akan tinggal” (karizunique)
Dalam perjalanan Yogyakarta-Malang, 7 Februari 2016 | ©kurniawangunadi
792 notes
·
View notes
Photo
Ikhlas memang sulit, tapi pasti Allah titipkan keindahan pada kita, meski dengan cara-Nya yang tak nyaman. 060111 Begini ya hadiah yang selama enam tahun ditunggu. Ternyata sampai sekarang pun belum bisa sepenuhnya memahami tulisan lima tahun lalu. Kamu diminta belajar, belajar lebih sabar. Hati mu mungkin tak selapang langit, tapi sabar itu tanpa batas. Seseorang pernah berpesan, "Jika kamu diuji lebih berat pertanda kamu adalah orang terpilih. Karena yang berharga itu perlu perjuangan lebih. Berbahagialah krn km adalah orang terpilih itu untuk sesuatu yang berharga." Ps: dalam rangka menyamakan tulisan, hati dn pikiran yg belum senada. 😷
0 notes
Photo
You must be patient. Even if the pains of waiting and wishing and praying tire you, be patient. Even when long periods of time pass by and others are blessed with what they've been praying for while you still wait, be patient. For Allah does not waste the effort of the doers of good. He delays His response only to hear you call Him more. Be patient. For what awaits you is sweeter than the bitterness of longing. 🙏💖💖 Bismillah, 2016 please be awesome. 31 Desember 2015.
1 note
·
View note
Photo
Romantisme dibalik bunga mawar 🌹 Awal desember lalu saya menyempatkan hadir dalam wisuda seorang teman. Ketika berjalan menuju lokasi wisuda tak sengaja pandangan saya tertuju pada seorang mas-mas, yang berdiri diantara ribuan orang lain yang juga menanti acara wisuda selesaike, lebih tepatnya ke flower bouquet yang dibawanya. Kira-kira 10-15 kuntum mawar merah segar dibalut sejenis sateen gold. Cantik! itu kesan pertama dalam hati. 😄 Lantas tak sengaja pandangan saya beralih ke teman sebelah. Kamipun saling menatap, lalu tersenyum bersamaan. Sepertinya kita berpikiran sama, lalu tertawa. "Masak iya harus remidi wisuda biar dapat kayak gitu?" celetuk ringan keluar begitu saja.😂😂😂 Beralih ke si-empunya. Seolah bisa membaca pikiran, ah.. pasti mawar itu bukan untuk seorang yang biasa saja, yeah that's for his special person, of course! Saat itu pula saya menyadari satu hal, saya baru paham esensi romantisme dibalik bunga mawar yang selama ini sering dielu-elu kan orang. Eih, bukan karena faktor jatuh cinta ya!😜 Karena selama ini saya menganggap bunga mawar itu identik dengan bunga orang mati.Wak! Di daerah saya emang gitu.😝😝 Hari ini waktu mampir makan siang saya disuguhkan pemandangan sama. Seorang suami kasih mawar merah buat istrinya dalam rangka anniversary kesekian mereka. Hi, red roses everywhere in the world. Do your great job perfectly. Will you come for me someday from the perfect one too?😍😍😝😝😁😁 26 des 2015.
0 notes
Text
Bilaang yang baik-baik dengan baik baik :)
trisula
“It hurts because it matters”
Dalam mitologi Yunani kuno, ada dewa-dewa yang dipercaya mengendalikan alam semesta. Satu diantaranya, Poseidon sang penguasa laut, sungai dan danau. Poseidon punya senjata khas berupa trisula yang konon bisa meluluhlantakkan bumi saat dipukulkan.
Secara harfiah, trisula berarti tiga tombak. Sesuai dengan bentuknya yang mirip garpu besar dengan tiga ujung lancip. Kita bisa menjumpai “trisula” lewat lisan seseorang. Bentuknya berupa tiga pertanyaan sederhana yang menancap dan kerap mengusik emosi. Persoalan-persoalan ini akrab sekali dengan momen reuni.
1. “Kapan nyusul?”
Kata tanya kapan masih kedengeran oke sampai kita berusia 20-an. Dari saat itu, kapan punya rasa yang berbeda dengan apa, gimana, dimana, siapa dan kenapa. Terlebih lagi waktu ditanya di acara nikahan, maknanya jadi kapan nikah? Coba tanyain kapan nyusul? ke anak SD kelas satu. Dijamin, bikin bengong.
Kita yang ditanya, cengengesan sambil garuk belakang kepala. Dikiranya di belakang kepala ada jawaban. Tapi ternyata enggak. Supaya aman, kita menggulirkan kembali bola panas sama si penanya. Seberes topik pernikahan, kelak akan muncul kapan nyusul-kapan nyusul lain yang enggak ada habisnya.
Nyatanya, nikah beda dengan Moto GP dan kita bukan Rossi. Kenapa harus salip-menyalip kalau garis akhirnya beda? Kalau anak tetangga nikah ahad pagi, kita enggak harus nikah tiga milidetik setelahnya. Toh setiap orang punya ikhtiar tersendiri untuk menyegerakan. Setiap orang punya takdirnya masing-masing.
2. “Kok gemukan?”
Obrolan seputar kegemukan masih membahagiakan sampai kita balita. Waktu masih balita, gemuk sama dengan sehat. Kita hepi pas montok sebadan-badan, dulu. Enggak tau siapa yang memelopori topik angka timbangan sebagai pembuka obrolan. Patokan utama, apalagi kalau bukan volume pipi dan lengkung derajat perut di balik kemeja.
Kita yang disinggung kok gemukan? cuma bisa menimpali singkat “iya nih”. Ya, gimana. Menggemuk kan hak asasi manusia. Kalau memang disengaja, enggak masalah. Konsep. Kalau enggak disengaja, baru deh masalah. Bisa jadi karena aktivitas yang mewajibkan banyak duduk, jarang berolahraga atau jadwal makan yang berantakan.
Saya pernah nonton Sarah Sechan waktu lagi diwawancara di layar kaca. Ada pernyataan “Saya heran sama budaya kita. Suka banget ngomentarin fisik orang yang udah lama enggak ketemu. ‘Gemukan, ya?’. Emangnya enggak ada bahasan lain?”
3. “Kerja dimana?”
Buat saya, kalimat ini kerasa pas saat ditanya sama mereka yang bekerja dan berstatus pegawai. Sayangnya enggak semua orang begitu, ada yang menggeluti bidang nirlaba atau ngembangin bisnis sendiri. Enggak heran pickup line ini jadi yang terpopuler sejak kita selalu pengen tau latar belakang seseorang lewat mata pencahariannya.
Saya pernah nanya sama seorang rekan dan langsung kikuk saat dijawab “Nganggur nih, masih nyari”. Ups, salah. Di kejadian kedua, saya ditanggapi “Kenapa semua orang nanya gitu, ya? Gw enggak kerja, gw peneliti”. Dari situ, saya sadar kalau enggak semua orang nyaman dengan pertanyaan kerja dimana? Saya pun merevisinya dengan kesibukan sekarang apa? karena siapapun pasti punya kesibukan walau enggak bekerja.
“Words can inspire. Words can destroy. Choose yours well”
“Trisula” lisan bisa melukai hati karena alasan yang hadir di belakangnya berpengaruh besar untuk sebagian orang: jodoh, penampilan dan karir. Ketidaknyamanan atas tiga pertanyaan klasik ini jadi hal tabu yang jarang mengemuka. Sepele, tapi penting.
Setiap orang akan menikah pada waktu-Nya sejak enggak ada yang tau persis kapan peristiwa-peristiwa penting terjadi di hidup kita. Setiap orang akan menggemuk atau mengurus pada waktunya sejak enggak ada yang pernah tau kapan pola hidup berubah. Setiap orang akan gemilang dengan cara-Nya sejak enggak ada yang pernah tau kemana takdir akan berarah.
Ada sejuta cara mengawali obrolan di momen reuni. Berbasa-basi enggak harus basi karena kesantunan tetap harus diutamakan semenjak yang kita temui adalah makhluk berperasaan. Maka, berkatalah saat memang harus. Lebih baik diam saat ucapan dirasa enggak berdayaguna. Alasannya sederhana.
Luka akibat kata-kata lebih menyengsarakan dibandingkan tertusuk trisula.
1K notes
·
View notes
Text
Klausa Sebab-Akibat
Tidak semua orang memahami tentang klausa sebab-akibat. Maka menjadi wajar bila hanya sedikit orang yang bisa memahami tentang apa-apa yang sedang kita lakukan. Sebab mereka tidak tahu sebab yang membuat kita menjadi seperti sekarang.
Pilihan atas jalan yang kita tempuh saat ini dan banyak hal lain yang berangkat dari sebab yang hanya kita yang tahu. Biarkanlah orang lain dengan segala bentuk perkataannya karena mereka tidak memahami alasan-alasan kuat dari apa yang sedang kita jalani.
Yang penting kita menjalaninya dengan yakin dan bertanggungjawab, tidak merugikan dan tidak menentang aturan-Nya. Suatu hari -insyaAllah- akan ada yang bisa memahami semua alasan atas pilihan kita hari ini. Orang yang bisa memberi ruang pengertian yang luas dan kita bisa tenang dan aman tinggal di sana.
©kurniawangunadi
350 notes
·
View notes
Text
Sempatkan Mengirim Kabar
Dalam keadaan sesibuk apapun sempatkan untuk memberi kabar, meskipun hanya sekedar mengabarkan. Bukankah Bapak sudah sering mencontohkan?
Jika orang paham, sesungguhnya penjaga hubungan antar orang adalah komunikasi. Seseorang yang terikat hubungan dalam bentuk apapun dengan orang lain tentu sudah membuat kesepakatan diawal akan adanya sebuah komunikasi. Tapi kadang tuntutan berbagai hal, skala prioritas yang salah atau mungkin perasaan mengacuhkan yang tak disadari membuat orang lupa dengan kesepakatan itu, kesepakatan untuk menjalin komunikasi.
Banyak hubungan persahabatan berangsur merenggang karena jarang bertegur sapa. Hubungan keluarga yang retak karena tak sempat berkirim kabar. Banyak kesalahpahaman diawali karena tidak ada komunikasi yang baik.
Sesibuk apapun aktivitasmu, sempatkan memberi kabar, meskipun hanya sekedar mengabarkan, memberi kabar atau menanyakan kabar. Sederhana namun berharga. :)
-291115
0 notes
Photo
Hidup ini banyak kejutan. Kejutan hal hal yang tak pernah kita duga sebelumnya. UNS 1995, siapa sangka 20th kemudian akan berdiri di tempat sama dalam moment yg sama bersama Bapak. :') The kid in red transforms to the woman in red.
0 notes
Photo
A kinda milestone of life ~Prof. Ravik Karsidi (Rektor UNS) Thanks for everyone for coming, prays, gifts and evrything today and before. #graduationday #graduationceremony #wisudauns #wisudauns2015 #unssolo #uns #instamoment
0 notes
Photo
What would come, would come And you would have to meet it, when it did. Its just about timing. #instaquote #instawords #quoteoftheday #quotes
0 notes
Photo
Wanita suka diberi harapan namun mereka lebih suka diberi kepastian. Kepastian ibarat janji terikat. Namun tahukah kau ada hal hal tertentu dalam hidup ini dimana sesuatu hal yg tidak pasti menjadi lebih indah? Ia adalah hari esok Iya, hari esok memang serba tidak pasti Bahkan esok kita masih hidup tidak pun siapa yang tahu? Tapi kita selalu yakin bahwa hari esok menjanjikan sesuatu yg lebih baik Tentunya bila kita mau berbenah diri Hari esok akan selalu menjadi misteri, penuh ketidakpastian Jika demikian bisakah kau berkata ketidakpastian tak selamanya menakutkan bukan? 240815
0 notes
Photo
Throwback 10 years ago, how I realized that these kiddos are getting taller but Im not. u.u #throwback #family #familytrip #familytime #visitmajt #visitjawatengah #visitsemarang #exploresemarang #explorejawatengah #masjidagungjawatengah
#explorejawatengah#visitsemarang#family#visitjawatengah#familytrip#visitmajt#masjidagungjawatengah#throwback#familytime#exploresemarang
0 notes
Photo
Coba perhatikan langit itu baik baik, tinggi, mirip seperti pelangi Kalau kita mencoba mendekatinya rasanya tidak pernah sampai Kita tidak mengerti dimana batas warna.langit biru itu bukan? Sama seperti perasaan kita, coba rasakan baik baik Dalam sekali sampai hati kita bisa merasakan getar, bahagia, cemas, sakit, bahkan dalam aktu bersamaan Namun kita tidak mengerti dimana batas dalamnya hati itu bukan? Sama seperti impian kita, coba urai baik baik Banyak, begitu banyak dn kita begitu bersemangat sekaligus khawatir bila tak mampu mewujudkannya Kita bahkan menjadi sulit membedakan,mana impian mana keinginan Sama seperti kamu, coba dengarkan baik baik, sangat berharga dan begitu layak untuk diperjuangkan Aku memahami bahwa perjuangan itu akan menempuh perjalanan jauh Sampai-sampai sempat membuatku ragu ketika aku akan mengambil keputusan Dan aku mengerti bahwa yang berharga tentu tidak dengan mudah aku miliki Obrolan santai malam di sudut kota. Mari pulang :)
0 notes
Photo
Kadang perkataan tak mampu pesan hati dan kebenaran Tulisan setidaknya mampu menyempurnakannya Setidaknya tulisan mampu membantu saya pula menyampaikan pesan yang kadang kelu diucap Setidaknya kata hati mampu tercurahkan melalui tulisan Done! Setelah tugas malam selesai; dengerin curhat ibu2 atau lebih pasnya embak2 yg harus melakoni peran sebagai ibu satu anak di usia muda (fyi: manusia sok tegar dan sok bijak ini *saya* mulai buka jasa konselor lagi setelah 9 bulan vakum, via Y!messenger only ya bkn lwt akun pribadi).
0 notes
Photo
Tentang gelap yg dibawa oleh matahari ketika tenggelam. Bahwa kembalinya raja siang ke peraduan menjadi hal yg indah untuk disaksikan. Meski kita tahu gelap akan menyergap kemudian tapi kita tahu pula bahwa gulita tak sepenuhnya gelap dan kosong. Ia menghadirkan ribuan kerlip cahaya bintang. Seolah berkata pada kita tak usah risau akan perginya cahaya harapan agung. Karna dalam gelap kita bisa melihat ada jutaan harapan di angkasa luas. Ah, benarkah sesederhana demikian?. :)
0 notes
Audio
Suaracerita : Dengarkan Baik-Baik
Suara : @dokterfina Cerita : @kurniawangunadi Backsound : The RickyMH - sweet love
©Medan, 1 Agustus 2015
Dengarkan Baik-Baik
Coba perhatikan langit itu baik-baik. Tinggi, mirip seperti pelangi. Kalau kita mencoba mendekatinya, rasanya tidak pernah sampai. Kita tidak mengerti dimana batas warna langit biru itu bukan?
Sama seperti perasaan kita, coba rasakan baik-baik. Dalam sekali sampai hati kita bisa merasakan getar, bahagia, cemas, sakit, bahkan dalam waktu bersamaan. Namun, kita tidak mengerti dimana batas dalamnya hati itu bukan?
Sama seperti impian kita, coba urai baik-baik. Banyak, begitu banyak dan kita begitu bersemangat sekaligus khawatir ketika ingin mewujudkannya. Kita bahkan menjadi sulit membedakan mana keinginan, mana impian.
Sama seperti kamu, coba dengarkan baik-baik. Sangat berharga dan begitu layak diperjuangkan. Aku memahami bahwa perjuangan itu akan menempuh perjalanan jauh, sampai-sampai sempat membuatku ragu ketika akan mengambil keputusan. Dan aku mengerti bahwa yang berharga tentu tidak dengan mudah aku miliki :)
121 notes
·
View notes