Tumgik
khalidrobbani · 4 years
Text
menjadi diri sendiri bukan berarti harus berbeda dari orang lain. lalu jika harus berbeda, apa arti Rasulullah sebagai teladan? bukankah Beliau SAW itu orang lain juga dalam kehidupan kita? ya maksudnya kalau memang norma baiknya udah jelas, gausahlah yang gak baiknya dari kita dijustifikasi sebagai dalih menjadi diri sendiri. jadi memang norak disisi Allah itu ada, patokannya? Al-Qur'an dan Sunnah (Rasulullah sebagai teladan utama, tapi tidak menutup kemungkinan pada setiap tingkah laku ucap sahabat yang didiamkan sebagai bentuk persetujuan Beliau SAW.)
nooffense ntms instropeksi
14 notes · View notes
khalidrobbani · 4 years
Text
ada 5 doa yang diajarkan Ustadz KH. Syaerozi Hasan Lc., M.A., rahimahullah  11 tahun yang lalu saat masih di pondok, yang sampai sekarang masih aku panjatkan pada Allah dalam satu paket. Beliau rahimahullah mengajarkan pada kami santrinya yang akan segera keluar dari pesantren waktu itu dan tentu tahu benar diluar pesantren akan banyak fitnah yang dirasakan. Beliau rahimahullah mewasiatkan di zaman yang penuh fitnah ini agar kami sering-sering memanjatkan doa-doa tersebut.
yang pertama,  
،اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا، وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ. ،وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً، وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Allahumma arinal haqqa haqqa warzuqnattiba’ah, wa arinal bathila bathila warzuqnajtinabah.
“Ya Allah, tampakkanlah kepadaku kebenaran sebagai kebenaran dan kuatkanlah aku untuk mengikutinya serta tampakkanlah kepadaku kesalahan sebagai kesalahan dan kuatkan pula untuk menyingkirkannya.”
yang kedua,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Ya Muqollibal quluub tsabbit qalbi ‘alaa diinika.
“Wahai Dzat yang Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
yang ketiga,
يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Ya Musharrifal quluub sharrif quluubana ‘alaa tha’atika.
“Wahai Dzat yang Mengarahkan hati, arahkanlah hati kami di atas ketaatan kepada-Mu.”
yang keempat, 
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْراً وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافِرِينَ
Rabbana afrigh 'alayna shabran wa tsabbit aqdamana wanshurna 'alal-qawmil-kafirin.
“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.”
yang kelima,
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
Rabbana la tuzigh quluubana ba’da idz hadaytana wa hablana milladunka rahmah innaka antal Wahhab.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
perbanyak ulama dan shalihin serta ikuti mayoritas dari sesuatu yang mereka pijak. tidak mungkin ulama bersepakat pada kemungkaran. jangan ikuti suara khalayak (mungkin hari ini netizen) serasional apapun itu. namun juga jangan mudah menyalahkan atau menyesatkan pada mereka yang tidak sesuai dengan sesuatu yang kita berdiri pada prinsip itu.
+ustadz Mu’inuddinillah Bashri menyampaikan, bentuk fitnah akhir zaman salah satunya adalah saat kebenaran terlihat begitu bias sehingga kesalahan yang nampak juga bisa terkesan benar. apalagi jika kebanyakan orang berpijak pada kesalahan, akan menambah seolah begitu benar, atau mendekati itulah kebenaran. 
mari perbanyak do’a dan berhati-hati dalam berpijak. semua pijakan akan dimintai pertanggungjawaban.
80 notes · View notes
khalidrobbani · 4 years
Text
Saat kita merasa sedang melewati hari-hari terberat dalam hidup, sedang kita masih diberi kesempatan membuka mata dan bernafas di hari-hari itu, bersyukurlah. Itu berati kita sedang disiapkan oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, kekuatan, dan atau kompetensi yang baru. Tanda Allah sayang sama kita. Kuncinya, hadapi.
Bagaimana tidak? Dulu saat kita duduk di kelas satu sekolah dasar atau saat pertama kali mendapat soal 3 + 3 atau soal penambahan yang lebih rumit, kita pasti merasa kesusahan, berat, the first is always the hardest. Kemudian setelah duduk di kelas enam bahkan sampai hari ini, kita bisa melewati dan menghitungnya dengan sangat mudah.
Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan (atas seorang hamba), maka Allah akan mengujinya...
27 notes · View notes
khalidrobbani · 4 years
Text
Pas banget lagi kangen sama orang yg sudah ga ada, berharap ketemu, eh liat wa story orang, perjalanan dari alam ruh-kandungan-terus hidup di dunia sekarang sampai kehidupan selanjutnya dan terus...teruss... Masih jauh ya ternyata mau ketemu lagi. Ya kalo ketemu di akhir, kalo ngga? Tersadar lagi dunia emang bentar. Cukup, plis cukup, jangan maksiat. Plis jangaaan.
Allahumma ya Allah. Aku mohon kehidupanku yang masih Engkau anugerahkan menjadi penambah kebaikan demi kebaikan sebagai bekalku. Dan jika kelak Engkau cabut nyawaku, itu penanda Engkau ingin menyelamatkanku dari segala keburukan yang akan aku lakukan jika aku masih hidup. Matikan aku dalam keadaan muslim.
Dan kumpulkan kami bersama Rasulullah, nabi-nabiMu, orang-orang shalih, dan keluarga kami ya Allah...
13 notes · View notes
khalidrobbani · 4 years
Text
Terkadang kita tahu tujuan akhir perjalanan kita, sangat tahu bahkan. Namun terkadang kita tidak tahu sedang berada dimana kita. Tidak tahu berada di posisi mana kita menuju tujuan akhir tersebut. Ada yang menyadari setelah tidak ada petunjuk arah, ada juga yang menyadari setelah tidak sampai-sampai ke tujuan.
Disaat itulah menjadi (potensi) awal ketersesatan kita. Kita sedang tidak tahu berada dimana kita berada. Pilihannya hanya ada dua, sebab waktu dibatasi, terus berjalan, dan tidak bisa mundur ke belakang. Kita meneruskan perjalanan dengan peluang sampai akhir tujuan hanya 50:50. Atau kita mencari petunjuk arah yang bisa mengarahkan kita sampai pada akhir tujuan.
Nyatanya, banyak diantara kita yang memilih mencari penunjuk arah, termasuk apakah mencari plang hijau atau bertanya pada orang daripada harus memilih lebih jauh tersesat dan tidak sampai tujuan. Karena emang terasa lebih lega aja gitu.
Ah, seandainya saja dalam hidup ini ada gmaps atau mazze.
Beruntungnya mereka yang menanam investasi memperbanyak waktunya untuk qur'an sebagai petunjuk jalan kehidupan. Menjadi plang-plang hijau tanda rambu agar sampai tujuan. Juga memperbanyak teman yang shalih, yang secara langsung maupun tidak langsung, membantu menyadarkan ketidaktahuan dan mengarahkan kita kembali pada tujuan.
Jadikan kami dekat dengan qur'an dan orang-orang shalih.
24 notes · View notes
khalidrobbani · 4 years
Text
Allah kasih surga memang karena rahmat-Nya Allah. Bukan karena amal perbuatan seseorang.
Namun jangan lupa, nilai kita di hadapan Allah itu ditentukan oleh ketakwaan kita. Sedang ketakwaan kita membutuhkan pembuktian yang termanifestasi dalam amal perbuatan kita.
Sekaligus menguatkan makna bahwa nilai kita ditentukan oleh amal perbuatan kita, bukan oleh penilaian atau bahkan perlakuan orang lain sama kita.
Lha kalo naudzubillah kita menjadikan dan bahkan mencari penilaian orang lain sebagai standar nilai terbaik di hadapan Allah, itu kafir dan munafik nya jaman Rasulullah menilai dan memperlakukan Rasulullah kayak apa? Rasulullah akan tetap melakukan kebaikan terbaik meski mendapat penilaian dan perlakuan yang buruk. Semoga kita bisa meneladani Beliau aamiiin.
Ya tapi tep seimbang lah yaw. Kalo orang lain melakukan kebaikan terus muncul pembenaran, ya khan surga diberi karena rahmat Allah bukan karena amal perbuatan, ga gitu kels. Dalam kebaikan kan kita diminta berlomba. Izin su'udzhan nih, itu alibi nutup males aja ye khan.
Bukan juga misal ada orang kritik dan masukan membangun agar kita lebih baik, terus berkilah, ya khan penilaian kita dihadapan Allah ditentukan oleh amal perbuatan bukan penilaian orang lain. Selama bentuk kritik dan masukannya memang mengarah kepada semakin baiknya amal perbuatan kita kenapa ngga?
Ini juga sebagai refleksi untuk kita, saat kita sudah merasa banyak melakukan kebaikan untuk Allah, dan merasa lebih banyak dari orang lain, ingat kalau surga itu ngga dibalas oleh karena amal perbuatanmu yang misal umurmu hanya 70tahun, maka tentu jika karena amal perbuatan, jatah surgamu harusnya juga hanya 70tahun. Jadi terus berbuat kebaikan yang terbaik dan harap-harap satu diantara amal perbuatan kita ada yang diridhai Allah sehingga menjadi penyebab turunnya rahmat surga nya Allah untuk kita kelak.
38 notes · View notes
khalidrobbani · 4 years
Text
memperjuangkan kebahagiaan.
ujian/masalah dalam bentuk apapun itu, dalam kehidupan ini, adalah sunnatullah. sudah digariskan. ada ujian kemanusiaan (al-insan:2) dan ada juga ujian keimanan (al-ankabut:2). ya, memang sengaja dihadirkan dalam kehidupan kita.
hikmahnya, kebahagiaan sejatinya ada dibalik ujian itu. kebahagiaan keimanan ada pada cara kita memaknainya, sedang kebahagiaan kemanusiaan ada pada momentum kita melewatinya atau menuntaskannya. 
bagaimana tidak? saat seorang hamba dianugerahi ujian oleh Allah, bukankah Allah sedang mencintainya? agar naik derajatnya, berguguran dosa-dosanya, bertambah pundi-pundi pahalanya tersebab kesyukuran atau kesabaran.
bukankah membahagiakan jika diperhatikan oleh seseorang? bukankah membahagiakan jika dicintai oleh seseorang? bukankah membahagiakan jika disayangi oleh seseorang? apatah lagi jika itu Allah?
jadi membahagiakan bukan? jika dengan ujian yang menimpa hidupmu, adalah bentuk perhatian, cinta, dan sayang nya Allah sama kamu. apalagi saat kamu melewatinya dengan rasa syukur atau sabar. sehingga berharap semoga Allah semakin ridha sama kamu.
sampai disini paham, kalau bahagia itu bukan pada punya atau tidaknya masalah? sebab itu niscaya. tapi bagaimana kita memaknainya. bahagia itu tergantung pada bagaimana kita mensyukuri dan atau menyabarinya.
namun, namun, namun, kebahagiaan itu butuh diperjuangkan. sangat butuh diperjuangkan. benar-benar butuh perjuangan. meski sesederhana memaknai, namun hal itu tetap tidak mudah. tentu kebahagiaan tidak lantas muncul saat kamu kehilangan seseorang yang sangat kamu cintai (seperti mas saif rahimahullah rahmatan wasi’ah), kecuali kamu memaknai betapa perhatiannya, cintanya, sayangnya Allah kepadamu, sehingga dengan begitu semakin kamu sadar arti kebersamaan, persaudaraan, kekeluargaan, kebaikan, dan setiap keteladanan yang harus kamu lanjutkan. dan betapa bahagianya, jika ternyata itu bentuk jawaban Allah atas doa yang dipanjatkan mas saif agar menjadikan kematiannya sebagai titik istirahat dari segala keburukan jika usianya lebih panjang. bagaimana denganmu? Allaahummaj'al mauta raahatan lanaa min kulli syarr.
ya, kebahagiaan juga tidak lantas muncul dari sunrise atau pelangi, kecuali kamu memaknainya sebagai sebuah anugerah yang mahal, langka, dan indah. kamu harus memperjuangkannya dengan naik ke puncak atau menunggu hujan reda. 
ya, kebahagiaan tidak lantas muncul dari usiamu yang lebih panjang, kecuali kamu memaknainya sebagai sebuah kesempatan dalam kesempitan waktumu untuk memperbanyak bekal. kamu harus memperjuangkannya menjadi sebuah kebahagiaan yang kekal kelak.
ya, kebahagiaan tidak lantas muncul dari harta yang melimpah, bukankah banyak yang semakin was-was karena takut kehilangan meski harta sudah menggunung? 
80 notes · View notes
khalidrobbani · 4 years
Quote
Mempertebal keyakinan tauhid tidak cukup hanya dengan mendengarkan ceramah dan membaca setumpuk buku, tapi mesti juga melalui sejumlah ujian Tuhan agar diketahui mana yang jujur dan mana yang bohong dalam ketauhidannya.
Al-Qarni (via cakdalang)
188 notes · View notes
khalidrobbani · 4 years
Text
Tulisan yg dibaca emang dapat menstimulus otak seseorang menciptakan ruang-ruang fiksional. Membangkitkan daya kreatifitas. Ya soalnya dia abstrak, ngga berbentuk, ngga visual. Bisa kemana-mana menyesuaikan pengetahuan yang pernah ia dapatkan. Bisa dari pengalaman yang dilalui, orang yang ditemui, dan atau tulisan yang dibaca.
Makanya, ilmu yg baik kan ngga bisa didapat dari sekedar baca doang, tapi harus ada guru yang ditemui dan bacaan lain yang menjadi penyeimbang, pembanding, penjelas. Kalo cuma sekedar baca satu dua dan cuma dari pengajian satu dua, trus dia gampang menghakimi orang, wadaw kacau sih. Ya soalnya dia bakal cenderung membenarkan sesuatu karena cuma dikuatkan dg kecocokan faktor pengalaman dia, soalnya faktor bacaan atau guru nya kurang. Misal seseorang cocok dg pengajian guru A, itu kan kemungkinannya karena ada faktor (pengalaman/bacaan/orang yg ditemui) yg menjadikan dia merasa nyaman. Jadi kalo ada orang modal baca buku 1 doang, fiksi/khayalan/imajinasi yg ada di otak cuma diarahkan sama pengalaman dia.
Kuncinya satu sih, eh banyak kayaknya, cuma ditulisan ini mau kasih satu aja, itupun subjektif, wkwk, ya dewasa dalam bersosial (termasuk beragama, bernegara) yang dilakukan orang lain belum tentu salah, yang dilakukan kita belum tentu benar. Yang dilakukan orang lain belum tentu ditolak amalnya, yang dilakukan kita belum tentu diterima amalnya. Sekalipun orang lain kasat mata berbuat maksiat, bisa jadi setelahnya dibarengi taat, dan pas juga diterima taatnya. Bisa jadi kita banyak melakukan taat, tapi memunculkan banyak kesombongan, mudah menilai, menghakimi, merasa lebih baik, dan boom, kesombongan itu malah yang menjadikan seluruh amal kita tertolak.
Corat coret aja. Pagi pagi sambil jualan nasi pecel madiun
57 notes · View notes
khalidrobbani · 4 years
Text
dari bisnis saya belajar #1
jika kita melewatkan aktifitas sehari-hari dalam hidup seringnya tanpa tujuan, cobalah sesekali buat tujuan itu. atau buat tujuan itu sesering mungkin. 
kita pasti akan merasa bahwa kita selalu melakukan hal-hal baik dalam hidup kita. ya memang. selama bukan maksiat, kita merasa itu baik. tapi nyatanya hal-hal baik itu tadi tidak terakumulasi menjadi besar akhirnya. mengapa? ya karena tidak bertahan lama. tidak bertahan lama karena tidak ada tujuan. karena saat dilakukan, terjadi secara spontan dan bukan atas dasar perencanaan sebelumnya. sehingga hal-hal baik menjadi kecil dampaknya karena tidak terakumulasi dan mengarah pada tujuan yang kita desain sendiri. padahal hal-hal baik tadi sebenarnya adalah hal yang besar jika dilakukan sesuai dan tepat.
memang seluruh amal yang baik akan dibalas oleh Allah. tapi amal baik yang direncakan bukankah lebih baik? bukankah salah satu ciri orang bertakwa mereka yang memperhatikan/merencanakan kehidupannya untuk masa depannya? bukankah ciri orang cerdas mereka yang memperhatikan amalnya untuk persiapan kematiannya? maksudnya, tidak sekedar beramal baik kan? 
memang tugas kita adalah beribadah kepada Allah, tapi bukankah menjadi khalifah juga bagian tujuan penciptaan kita? tidak sekedar beramal baik dalam rangka beribadah saja, tapi beramal baik yang menghantarkan kita menjadi pemimpin pada spektrum kebermanfaatan yang kita pilih sendiri.
dari belajar berbisnis ini saya sadar, saat saya telah menetapkan tujuan dalam satu satuan waktunya, saya akan dimudahkan untuk tidak menyibukkan diri pada hal-hal kecil apalagi kemaksiatan. dan tentunya tujuan tersebut membuka jalan ide pada peluang yang begitu banyak, karena seolah dalam otak saya sudah siap sebuah template untuk seluruh kejadian yang saya alami bisa menjadi AHA!moment bagi saya. juga menguatkan diri untuk tetap konsisten melakukan pekerjaan meski disaat berat sekalipun. bahkan sekecil peluang dengan AHA!moment “aha, saya selipin di doa setelah shalat ah” dan atau tetap konsisten untuk menyelipkan doa tersebut untuk kebaikan yang lebih besar.
9 notes · View notes
khalidrobbani · 5 years
Text
Syaikh Ali Ath Thantawy ditanya tentang bacaan terbagus yang pernah dibaca beliau sepanjang hidupnya. Maka Beliau berkata, "Aku telah membaca banyak buku selama 70 tahun ini, namun aku tidak menemukan hikmah paling indah selain kalimat yang disebutkan Ibnu Jauzi rahimahullah dalam 'Shaidul Khatir' yang berbunyi,
"Sungguh lelahnya taat akan berlalu, namun pahalanya kekal. Dan sungguh lezatnya maksiat akan berlalu, namun akibatnya kekal."
551 notes · View notes
khalidrobbani · 5 years
Text
serius, semangat perbaikan ngga cuma buat orang yang masa lalunya kelam.
punya masa lalu yang baik pun bisa jadi penyemangat untuk kembali jika kita sedang dalam masa “kelam” sekarang.
tetaplah berbuat kebaikan-kebaikan yang terbaik selagi semangat, kelak, saat kamu futur, kamu akan merindu masa-masa itu. pernah merasakan nikmatnya melewati setiap waktu dengan kebaikan-kebaikan.
semuanya bisa menjadi serba baik jika semangatnya perbaikan.
22 notes · View notes
khalidrobbani · 5 years
Text
Pengingat...
Kalo kita mah (melakukan sesuatu) untuk cari keridhaan Allah dan keberkahan itu jadi prioritas, adapun ternyata dibalik perintah atau larangan Allah pada kita terhadap sesuatu ada hikmah kebaikan seperti, kesehatan dan atau yang tampak, itu kedua...
Seorang mukmin percaya pada apa yang tak tampak dari kasat mata.
Allah menetapkan perintah atau larangan terhadap sesuatu sesungguhnya untuk menguji apakah hambanya taat atau tidak... Meski sudah dapat dipastikan akan berdampak baik pada kehidupan seseorang...
29 notes · View notes
khalidrobbani · 5 years
Text
Heuheu
0 notes
khalidrobbani · 5 years
Text
Tumblr media
3 notes · View notes
khalidrobbani · 5 years
Text
Kalo kita mah (melakukan sesuatu) untuk cari keridhaan Allah dan keberkahan itu jadi prioritas, adapun ternyata dibalik perintah atau larangan Allah pada kita terhadap sesuatu ada hikmah kebaikan seperti, kesehatan dan atau yang tampak, itu kedua...
Seorang mukmin percaya pada apa yang tak tampak dari kasat mata.
Allah menetapkan perintah atau larangan terhadap sesuatu sesungguhnya untuk menguji apakah hambanya taat atau tidak... Meski sudah dapat dipastikan akan berdampak baik pada kehidupan seseorang...
29 notes · View notes
khalidrobbani · 5 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Gaza Gaza Gaza... Allaaahummanshurhum nashran aziza...
5 notes · View notes