katahanoi
katahanoi
blue marigold
99 posts
life's to express, not to impress
Last active 2 hours ago
Don't wanna be here? Send us removal request.
katahanoi · 13 days ago
Text
Kita memang tak punya tempat ideal untuk bersembunyi dari penilaian orang-orang sekitar. Kita selalu dinilai. Bahkan jika kita membuat akun kedua, ketiga, dan seterusnya di media sosial yang mungkin hanya diikuti orang-orang terdekat yang bagi kita rasanya mustahil bagi mereka memberikan penilaian kepada kita, well, tidak. Semua sama saja.
2 notes · View notes
katahanoi · 19 days ago
Text
18:55 - Cuap-cuap Hanoi
Pernah nggak bertanya-tanya kenapa ya Allah memberi kita hati yang perasa, kenapa Allah menciptakan kita sebagai manusia yang penuh empati, yang mudah bersimpati dengan orang lain, mudah mengerti orang lain.
MaasyaaAllah, hati yang lembut itu merupakan karuniaNya buat kita, ya. Yah, meskipun kadang kita merasa capek seolah "dituntut" mengerti keadaan semua orang. Bahkan ketika orang berbuat salah, kita masih saja punya seribu satu alasan, seribu satu udzur untuk memaafkan dan menerimanya kembali.
Hati yang penuh kelembutan dan ketulusan itu mungkin saja harapan semua orang yang tak memilikinya.
Aku pernah membaca kutipan di media sosial lain kurang lebih seperti ini, "lain kali, jangan katakan 'nggak papa' saat orang lain meminta maaf padamu. Coba sekali-kali katakan 'terima kasih' sebab ia telah meminta maaf padamu. Permintaan maaf itu yang sebetulnya kamu harapkan karena mereka tanpa sengaja melukai hatimu, kan?"
Sebetulnya sudah berkali-kali aku mencoba untuk mengucapkan itu. Tapi selalu saja "nggak papa", "it's fine", "aku ngerti kok" dan semacamnya yang keluar. Kuakui aku terluka, tapi aku pun bertanya-tanya apakah ini juga salahku yang mencoba untuk selalu ada untuk mereka bahkan saat aku tidak mengusahakan untuk itu?
Aku selalu bertanya-tanya hikmah apa yang Allah tetapkan untukku di balik diri yang memakai topeng ini?
2 notes · View notes
katahanoi · 22 days ago
Text
Frequently Asked Questions by English Learners pt.1
Miss, bagaimana caranya supaya saya suka belajar bahasa Inggris?
Aku termenung sejenak sebelum menjawab. Jika pertanyaannya "bagaimana saya bisa berbahasa Inggris?" maka akan aku sebutkan seribu satu cara efektif yang kuketahui agar mahir berbahasa Inggris. Namun, bisa dan suka adalah dua hal yang menurutku berbeda, yang mungkin dapat menjadi penguat satu sama lain. Sebab yang menjadikan kita "bisa" atau "mampu" adalah tekad atau kemauan dan belum tentu kita menyukai apa yang mampu kita lakukan.
"Witing tresna jalaran saka kulina (Perasaan cinta datang karena terbiasa)," jawabku pada akhirnya. "Kamu akan suka ketika sudah terbiasa. Yang perlu kamu lakukan adalah membuat dirimu sering-sering terpapar bahasa Inggris, bagaimana pun caranya. Saat kamu menyadari bahwa kamu bisa berbahasa Indonesia, apakah awalnya dikarenakan kamu suka? Tidak, kan? Kamu bisa karena kamu terbiasa mendengar dan memakainya. Maka biasakanlah dirimu terpapar bahasa Inggris dan kamu akan menyukainya perlahan-lahan. Jika belum suka, maka usahakan untuk tidak membenci. Kamu hanya perlu menemukan media yang tepat untuk belajar bahasa Inggris dengan nyaman."
0 notes
katahanoi · 25 days ago
Text
2025: Self Love, Family, Friends, and Busy Life
9 Januari 2025
Sebagaimana ucapan adalah doa dan manifestasi diri kita, maka untuk tahun ini aku tak akan berhenti berucap bahwa di tahun ini aku akan meraih hal-hal baik yang belum sempat aku raih di tahun-tahun sebelumnya dan berdamai dengan hal-hal yang di tahun kemarin terlalu kugenggam dengan erat.
Mungkin di tahun ini banyak orang tengah sibuk mencari pasangan hidup masing-masing. Sebetulnya aku pun menginginkannya. Namun kita harus tahu diri, kan? Kita harus jujur pada diri sendiri dan diriku merasakan ketidaksiapan itu, kegelisahan yang menimpaku di tahun sebelumnya saat cinta itu hadir tanpa aba-aba.
Maka, tahun ini kuputuskan untuk mengikhlaskan, mengembalikan cinta itu pada Sang Maha Cinta. Lalu kembali mengabdi pada Dia yang memberiku kehidupan, yang memberiku cinta tanpa syarat. Kembali mengasihi diri sendiri dan memberikan dampak positif bagi orang-orang serta lingkungan sekitar. Kembali menyibukkan diri dalam berbagai kegiatan sembari menyiapkan bekal untuk masa depan.
Untuk diriku, tetap fokus pada diri sendiri, tetap cintai diri sendiri dan orang-orang sekitarmu sebagaimana kamu mengasihi sesama manusia. I love you, my dear self :)
0 notes
katahanoi · 25 days ago
Text
aaaa hug for you yaaa <3 <3 Semangat jugaa dan semoga lekas membaik ^^
2025: Mengikhlaskan
Haii. Teruntuk kamu yang sudah kukenal sejak 2023 dan memberikan warna-warni di hidupku hingga saat ini. Teruntuk kamu yang telah bersedia menjadi pendengar keluh kesahku semenjak pertengahan 2024.
Terima kasih atas waktu yang telah kita bagi bersama (tentunya bersama pengurus lain juga). Sungguh, aku tidak bohong waktu aku bilang kamu adalah temanku yang berharga. Kamu memang berharga untukku, sebab nasihat-nasihatmu selalu aku pegang hingga saat ini.
Terima kasih telah menjadi teman berbagi cerita dan hobi. Ingin rasanya kusimpan selalu binar matamu saat menatapku dan senyum lebarmu saat berbicara padaku. Tapi sungguh, semenjak sore itu, aku tak tahu apakah sorot mata dan senyumanmu yang selalu kau berikan padaku itu tulus atau tidak.
Aku tau aku tidak cantik, aku tidak tinggi, aku tidak sepandai yang lain terutama di bidang agama, aku tidak sealim muslimah yang lain. Aku tau kekuranganku sangatlah banyak. Sangat banyak hingga kamu sendiri jadi tidak yakin terhadapku.
Katamu aku berbeda dari yang lain. Tapi bukankah setiap orang itu berbeda-beda? Lantas apa yang menjadikanku berbeda? Karena kamu sudah tahu perasaanku yang sebenarnya terhadapmu? Apa karena itu lantas kamu menganggapku sepele?
Memang ini salahku. Seharusnya aku tidak bertanya sore itu. Seharusnya aku juga tidak berharap banyak padamu.
Terima kasih ya, sekali lagi. Atas cinta dan patah hatinya. Bahkan jika perhatianmu padaku itu hanyalah empati, aku tetap berterima kasih karena telah membuatku sembuh dari luka lama.
Terima kasih, fii amanillah, Mas.
5 notes · View notes
katahanoi · 29 days ago
Text
2025: Mengikhlaskan
Haii. Teruntuk kamu yang sudah kukenal sejak 2023 dan memberikan warna-warni di hidupku hingga saat ini. Teruntuk kamu yang telah bersedia menjadi pendengar keluh kesahku semenjak pertengahan 2024.
Terima kasih atas waktu yang telah kita bagi bersama (tentunya bersama pengurus lain juga). Sungguh, aku tidak bohong waktu aku bilang kamu adalah temanku yang berharga. Kamu memang berharga untukku, sebab nasihat-nasihatmu selalu aku pegang hingga saat ini.
Terima kasih telah menjadi teman berbagi cerita dan hobi. Ingin rasanya kusimpan selalu binar matamu saat menatapku dan senyum lebarmu saat berbicara padaku. Tapi sungguh, semenjak sore itu, aku tak tahu apakah sorot mata dan senyumanmu yang selalu kau berikan padaku itu tulus atau tidak.
Aku tau aku tidak cantik, aku tidak tinggi, aku tidak sepandai yang lain terutama di bidang agama, aku tidak sealim muslimah yang lain. Aku tau kekuranganku sangatlah banyak. Sangat banyak hingga kamu sendiri jadi tidak yakin terhadapku.
Katamu aku berbeda dari yang lain. Tapi bukankah setiap orang itu berbeda-beda? Lantas apa yang menjadikanku berbeda? Karena kamu sudah tahu perasaanku yang sebenarnya terhadapmu? Apa karena itu lantas kamu menganggapku sepele?
Memang ini salahku. Seharusnya aku tidak bertanya sore itu. Seharusnya aku juga tidak berharap banyak padamu.
Terima kasih ya, sekali lagi. Atas cinta dan patah hatinya. Bahkan jika perhatianmu padaku itu hanyalah empati, aku tetap berterima kasih karena telah membuatku sembuh dari luka lama.
Terima kasih, fii amanillah, Mas.
5 notes · View notes
katahanoi · 1 month ago
Text
Tidak ada orang yang benar-benar siap ditinggalkan oleh siapapun. Meskipun ia tak menggenggam tangan-tangan mereka terlalu erat. Meskipun ia tahu bahwa manusia datang, singgah sebentar, lalu pergi. Yang ada hanyalah usaha untuk mengikhlaskan kepergian mereka yang entah sebentar atau selamanya.
2 notes · View notes
katahanoi · 4 months ago
Text
Waktu itu, seharusnya aku tak melabelimu sebagai seorang teman. Waktu itu, seharusnya tak kutanggapi kiriman postingan darimu atau komentar-komentarmu terhadap story sosial mediaku. Waktu itu, seharusnya aku tak usah kembali ke tempat itu meski aku teramat merindukan keberadaanku di sana, teman-teman tersayang, dan juga kamu :)
Memang sudah seharusnya aku melabelimu (juga ikhwan-ikhwan di luar sana) sebagai orang asing. Sebab sekali aku melabelimu berbeda, hatiku pun jadi ikut berubah. Juga perlakuanku yang tiba-tiba jadi mengistimewakanmu. Seolah kamu harus jadi orang pertama yang tahu hari-hariku sebelum yang lain.
Meskipun hati kita saling bertaut, jika Tuhan belum izinkan, maka kita tak jadi apa-apa selain dua insan yang terombang-ambing di tengah samudra, bingung menentukan ke mana arah kapal ini melaju.
Kita adalah sepasang ironi itu. Tak bisakah aku tak harus menunggu waktu memisahkan kita baru aku benar-benar bisa menganggapmu asing? :')
2 notes · View notes
katahanoi · 5 months ago
Text
Salah satu tantangan bagi orang mukmin yang sedang mengerjakan ujian tema jatuh hati ialah bagaimana ia mengontrol dirinya di hadapan orang yang ia kagumi.
Tentunya kita sadar bahwa saat sedang dilanda asmara, emosi kita menjadi menggebu-gebu. Ada hasrat ingin diperhatikan olehnya, ingin si dia tau bahwa sebetulnya kita ini sedang memiliki perasaan khusus untuknya dan bahwa terbersit keinginan untuk memilikinya. Di satu sisi, kita pun sadar bahwa kita tidak boleh menampakkannya, harus bisa bersikap biasa saja seolah tak ada perasaan apa-apa dan tak menginginkan kehadiran dia di hidup kita.
Kadang, perasaan itu begitu membuncah sehingga kita jadi lupa dengan sekitar. Yang tadinya kita ingin bersikap sok cuek, jutek, biasa saja seolah menganggap ia hanya teman, tapi ketika kita berada di hadapannya, semuanya bubar jalan. Lalu kita pun jadi terbawa suasana.
Kembali lagi ke poin utama: mengontrol dan menjaga diri. Selalu aware dengan situasi dan kondisi sekitar. Sadar bahwa kita tak luput dari pengawasanNya. Sadar bahwa apapun yang kita lakukan, sekecil apapun itu, akan sangat bisa menjadi sumber fitnah bagi kita.
Perbanyak istighfar dan mengingat Allah ya. Semoga Allah selalu melindungi kita yang sedang terkena bara api asmara ini dari fitnah-fitnah keji dunia.
1 note · View note
katahanoi · 6 months ago
Text
"Mbak, besok pas wisuda mau aku kasih apa?"
Mas, sesungguhnya inginku sangat banyak. Tapi aku tak akan memintanya begitu saja darimu. Aku tahu bagaimana perasaanmu terhadapku dan aku tahu perasaanku sendiri terhadapmu. Oleh karenanya, aku tahu betul kamu akan kabulkan apapun yang kuminta.
Mas, seandainya kamu tahu bahwa kehadiranmu saja sudah cukup bagiku. Kamu boleh bawa apa saja jika tak enak hati dan aku akan terima dengan senang hati. Tapi aku tak akan meminta secara spesifik meski kamu menawarkan.
Mas, masa depan itu nggak ada yang tahu. Mungkin bagimu adalah "setidaknya aku pernah berjuang untuknya." Tapi bagiku bukan itu, Mas. Aku hanya tidak ingin salah satu dari kita berujung pada penyesalan atau tatapan nanar sembari mengenang kisah saat menatap barang itu.
Mas, sekali lagi aku tak akan minta apapun. Bahkan jika itu laki-laki lain yang menawarkan. Selagi bukan mahromku aku tak akan sembarangan meminta apapun.
Mas, pesanku cuma satu: jangan pernah meratukan akhwat manapun yang belum halal untukmu.
5 notes · View notes
katahanoi · 6 months ago
Text
Pencapaian biasa menurut kita bisa jadi luar biasa menurut orang lain. Pekerjaan yang mudah bagi kita belum tentu mudah bagi orang lain. Semua orang berada di titik yang berbeda.
Oleh karena itu, jangan katakan: "masa gitu aja gak bisa? masa iya gak mampu? dlsb." Jangan mengukur orang lain dengan tolak ukur kita sendiri.
Belajar itu seumur hidup. Tak melulu soal ilmu pengetahuan, belajar memahami dan memahamkan orang lain juga menjadi hal yang mesti kita kuasai.
Cianjur, 6824.1947.
123 notes · View notes
katahanoi · 7 months ago
Text
Kalau lagi gabut suka iseng nyari kata-kata di Al-Qur'an. Suatu hari nemu potongan ayat menarik.
"Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat."
Al-Furqan (25) : 20
Kesan pertama saat bacanya tuh merasa tersentuh, karena ditanya, "maukah kamu bersabar?" meanwhile di ayat lain justru biasanya berbentuk perintah. Udah gitu, dikasih tau kalau kita tuh dilihat dan dinilai ketika sedang bersabar.
Kesan keduanya adalah, ayat ini aneh. Aneh karena maknanya tidak lazim dan harus dipikirin beberapa kali buat nemu the next wow. Perhatiin deh kalimatnya. Normalnya yang disuruh bersabar kan yang diuji ya, tapi ini malah "kamu" sebagai cobaan yang harus bersabar.
Tumblr media
Kalimatnya kalau normal bakalan gini,
"Dan Kami jadikan sebagian yang lain sebagai cobaan bagi sebagian dari kamu. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat."
Nah ayat itu justru memposisikan "kamu" sebagai ujian bagi orang lain. Keren kan point of view-nya? Jadi sabar tuh bukan cuma ketika diuji, melainkan:
Maukah bersabar juga ketika kita dipakai Allah untuk menguji orang lain?
Maukah sabar dalam menumbuhkan dan memelihara awareness, mengenal diri, dan memperbaiki diri ketika kita menjadi ujian bagi orang lain?
Harus ngeh juga kok bisa kita jadi ujian untuk orang lain?
Maukah bersabar agar tidak menjadi ujian bagi orang lain?
Ayat ini menunjukkan bahwa ujian dalam hidup sering datang melalui interaksi kita dengan orang lain, bisa berupa konflik, perbedaan pendapat, atau tantangan dalam hubungan sosial.
Di sini ada dualitas ujian dalam hubungan sosial yang menekankan bahwa semua orang adalah bagian dari ujian bagi orang lain. Secara nggak langsung ayat ini mengingatkan kita supaya nggak hanya melihat diri kita sebagai korban cobaan, tetapi juga untuk reflektif terhadap bagaimana tindakan kita bisa menjadi ujian bagi orang lain.
Dalam konteks ini, hubungan sosial bersifat dua arah di mana kita berinteraksi dan saling mempengaruhi. Misalnya, kita mungkin menghadapi kesabaran ketika berhadapan dengan orang yang pemarah, sementara orang pemarah tersebut juga sedang diuji untuk belajar mengendalikan emosinya.
Refleksi Diri dan Empati
Memahami bahwa kita bisa menjadi sumber ujian bagi orang lain mendorong kita untuk introspeksi dan mengembangkan empati. Kita perlu menyadari tindakan, kata-kata, dan sikap kita karena itu bisa menjadi tantangan atau cobaan bagi orang lain. Ini mengajarkan kita untuk lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam perilaku kita sehari-hari.
Pembelajaran dan Pertumbuhan Bersama
Kesalingan dalam ujian membuka ruang bertumbuh bersama. Ketika kita menyadari bahwa kita adalah bagian dari ujian bagi orang lain, kita dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan tersebut. Misalnya, dalam sebuah keluarga atau komunitas, kita memahami mana "red button" atau hal-hal yang dapat melukai ego orang lain, sehingga lebih mengolah komunikasi menjadi lebih efektif dan membangun level pemahaman serta memperluas pengertian bersama.
Peran dalam Pembentukan Karakter
Ujian yang kita berikan dan terima dari orang lain berperan penting dalam pembentukan karakter kita. Dengan proses ini, kita belajar tentang kesabaran, toleransi, pengendalian diri, dan nilai-nilai positif lainnya. Dengan menyadari peran kita dalam ujian sosial, kita dapat lebih fokus pada pengembangan karakter yang positif dan konstruktif. Perspektif ini bisa menumbuhkan rasa saling menghormati dan mengurangi egoisme dalam interaksi sosial.
"Maukah kamu bersabar?"
Dengan menanyakan "Maukah kamu bersabar?", Allah memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada manusia untuk memilih bagaimana mereka akan merespons cobaan. Ini menunjukkan bahwa kesabaran bukan sesuatu yang dipaksakan, tetapi sebuah pilihan yang harus diambil secara sadar dan sukarela oleh individu.
Pertanyaan ini juga mengajak kita untuk secara aktif merenungkan dan menyadari situasi yang kita hadapi. Ini memaksa kita untuk berhenti sejenak dan mempertimbangkan sikap kita (baik ketika diuji maupun ketika kita yang menjadi ujian) daripada bereaksi secara impulsif atau tanpa berpikir panjang.
Dengan menawarkan pilihan untuk bersabar, ayat ini juga menekankan bahwa kesabaran adalah kualitas yang harus dikembangkan. Ini bukan cuma tentang menahan diri dalam situasi sulit, tetapi juga tentang membangun karakter dan ketahanan batin. Kesabaran menjadi sebuah latihan spiritual dan moral yang membantu kita tumbuh sebagai individu.
Kalimat tanya ini juga mengimplikasikan bahwa kesabaran memiliki nilai tinggi dan layak diperjuangkan. Dengan memilih untuk bersabar, seseorang menunjukkan kepercayaan kepada Allah. Inilah adalah sikap yang diharapkan dan dihargai oleh-Nya. Selain itu, kalimatnya menunjukkan hubungan dialogis antara manusia dan Allah. Allah nggak cuma memerintahkan, tapi juga ngajak kita untuk berpikir dan memilih. Begitu dinamis dan interaktif, kan?
Dengan menyadari bahwa kesabaran adalah sebuah pilihan dalam menghadapi ujian, kita juga lebih sadar akan maksud Allah menguji dan sifat sementara dari ujian itu sendiri. Ini bisa membantu kita melihat cobaan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang seperti maunya Allah, daripada hanya sebagai penderitaan yang harus ditanggung.
"Dan Tuhanmu Maha Melihat."
Ini another subhanallah lagi sih. Liat deh peralihan kata ganti dari sebelumnya "Kami" menjadi "Tuhanmu."
Tumblr media
Kalau dalam istilah kebahasaan, ada yang namanya Pluralis Majestatis, yang berarti penggunaan bentuk jamak untuk menunjukkan keagungan dan kebesaran. Contohnya banyak dalam banyak teks keagamaan, termasuk di Al-Qur'an saat Allah menggunakan diksi "Kami".
Peralihan ke "Tuhanmu" di akhir ayat ngasih sentuhan yang lebih personal dan nunjukin kedekatan emosional. Ketika menguji, Allah dengan diksi "Kami"-nya mengirimkan 'aparatur kerajaan-Nya'. Namun Dia langsung mengawasi dalam rangka menjalankan kedudukan-Nya sebagai Rabb. Ini menekankan hubungan langsung antara Rabb dan hamba-Nya.
Dengan menyebut "Tuhanmu Maha Melihat" juga, ayat ini ngasih tau bahwa segala ujian dan cobaan yang dialami manusia ada dalam pengawasan Allah langsung. Yang dengannya dapat memberikan rasa ketenangan dan keadilan, karena mengetahui bahwa tidak ada yang terjadi di luar pengetahuan Allah. Kek, Allah tuh bukannya gak tau kita kesusahan. Kalau kata Pastor Raguel Lewi,
"Hanya karena kita tidak melihat, bukan berarti Dia diam dan tidak bekerja."
Ini juga memperkuat pesan bahwa meskipun Allah mengatur segala sesuatu di alam semesta, Allah juga memiliki perhatian khusus terhadap setiap individu. Allah sangat dekat dan peduli terhadap setiap detail kehidupan kita, termasuk cobaan yang kita hadapi.
Sebagai penutup, gaya bahasa dalam ayat ini membantu memperkuat pesan tentang ujian dan kesabaran. Maha Benar Allah atas segala firman-Nya.
— Giza, menebak dan menanti ayat mana lagi yang akan Allah pertemukan dengannya untuk dielaborasi seperti ini?
265 notes · View notes
katahanoi · 8 months ago
Text
Keep dulu buat pankapann
Disimpan untuk nanti:)
*Goals : tau mau dibawa kemana rumah tangga*
🌼Kenapa milih aku sebagai pasangan yg potensial?
🌼Visi misi pernikahan
🌼Rumah tangga seperti apa yang ingin dibangun nanti
🌼Sholat subuh berjamaah di masjid?
🌼Tau hak kewajiban suami istri?
🌼Pembagian pekerjaan rumah tangga
🌼Seberapa besar keinginan untuk terus belajar dalam rumah tangga
🌼Ngaji atau engga? Seminggu berapa kali?
🌼_*Kalau ga ngaji*_, apakah bersedia ikut pengajian intensif seperti liqo atau majelis?
🌼Punya murabbi/ustad atau engga?
🌼Keberatan ga kalau aku mau ada taklim/sharing agama dirumah tiap abis sholat subuh/magrib misalnya (cuma keluarga inti)?
🌼Keberatan ga kalau ibadah sunnah jadi ibadah wajib (ex. Tahajud, dhuha)?
*Goals : tau pola pikir dan pola asuh calon*
🌼Pendapat mas tentang papanya mas orangnya gimana?
🌼Pendapat mas tentang mamanya mas orangnya gimana?
🌼Hubungan mas sama papa dan mama?
🌼Pola asuh mas di keluarga seperti apa
🌼Kebiasaan dan tradisi didalam keluarga mas?
🌼Harapan mas setelah punya istri itu apa?
🌼Bagaimana manajemen untuk kunjungan silaturahim kepada orang tua kedua belah pihak?
*Goals : Mental illness*
🌼Apa yang mas tau tentang sakit mental
🌼Punya riwayat sakit mental ga
🌼Keluarga ada yg punya riwayat sakit mental ga
🌼Sakit apa? Apakah sudah dalam tahap pengobatan? Apakah sudah sembuh?
*Goals : Financial*
🌼Arti harta menurut mas?
🌼Pendapatan dari satu pintu atau ada usaha lain?
🌼Kerja dimana dan nominalnya berapa?
🌼 *_Misal pendapatannya dibawah UMR_* Menurut kamu mas, uang segitu cukup gak buat keperluan berdua
🌼Ada tabungan atau engga
🌼Ada kemungkinan di PHK/pensiun dini/pindah kerja?
🌼Ada kemungkinan turunnya pendapatan ga?
🌼Investasi harta kemana aja biasanya?
🌼Planning pengembangan financial kedepannya seperti apa?
🌼Biasanya pendapatannya digunakan untuk apa aja?
🌼Punya hutang/cicilan atau tidak? Berapa? Bagaimana rencana melunasinya?
🌼Istri boleh kerja atau tidak?
🌼Aku kan kerja ya, punya penghasilan sendiri. Itu gimana? Ngerasa keberatan ga? Dan ada perasaan minder ga kalau istri punya pendapatan?
🌼 *_Kalau ga keberatan_* , alokasi pendapatan aku buat apa? untuk keperluan aku pribadi atau untuk bantu kamu dalam perekonomian keluarga?
🌼Pengelolaan keuangan siapa yang pegang nanti?
🌼Masih punya tanggungan keluarga yg dibiayai?
🌼Pembagian keuangan antara kita, orangtua dan mertua?
🌼Tempat tinggal ikut orangtua atau kontrak?
🌼Kamu tau aku saat ini ada cicilan rumah, tapi rumah itu niatnya mau aku berikan untuk orangtua, kalau semisal kita tinggal kontrak memungkinkan ga kira2?
🌼Kalau kita tinggal misah, adakah keluarga yg mau diajak tinggal bareng sama kita?
🌼Kalau semisal antara aku dengan bapak/keluarga kamu ada masalah, gimana cara kamu melerainya?
🌼Kalau aku, aku mau konsep hubungan yg dibangun kaya organisasi, ada dimana kita harus ngerumusin apa yg harus kita lakukan, apa yg perlu dievaluasi perberapa bulan sekali, dan ada laporan keuangan bulanan juga supaya ga ada negatif thinking dengan anggapan "istri boros", kira2 berkenan ga?
*Goals : Konsep pernikahan*
🌼Niatnya mau nikah kapan? Harus nunggu selesai kuliah atau gimana?
🌼Konsep pernikahannya seperti apa? Mewah atau sederhana? Dengan adat tradisional lengkap atau engga? Budgetnya berapa?
🌼Kalau ada niat menikah dalam waktu dekat, jujur aku gapunya banyak tabungan. Karena tabungan kemarin banyak terpakai untuk DP rumah.. Untuk biaya resepsi dan akadnya nanti gimana?
🌼Punya riwayat penyakit ga?
*Goals : Kehangatan dalam hubungan*
🌼Kemampuan mas dalam menghandle emosi udah sejauh mana? Mas emosian atau engga?
🌼Kalau marah gimana? Maunya diapain? Redanya gimana?
🌼Biasanya kalau ada waktu luang, mas ngapain?
🌼Gimana cara mas menyelesaikan masalah?
🌼Gimana cara mas mengambil keputusan?
🌼Kelebihan dan kekurangan mas
🌼Tingkat cemburu 1-10?
🌼Punya mantan atau engga?
🌼Punya teman/sahabat dari lawan jenis ga?
🌼Gimana kalau mantan menghubungi kembali?
🌼Gimana kalau ada teman lawan jenis yg ngajak bertemu berdua aja?
🌼Gimana kalau salah satu dari kita berselingkuh?
*Goals : Arah pengasuhan anak*
🌼Mau punya anak atau tidak? Berapa?
🌼Mau ada program KB atau engga
🌼Pentingkah jenis kelamin anak?
🌼Pola asuh yang ingin mas terapkan ketika punya anak nanti
🌼Kalau udh punya anak, istri boleh kerja ga?
🌼Kalau istri kerja, yg momong anak siapa?
🌼Gimana kalau Allah tidak takdirkan untuk punya keturunan? Solusinya apa?
🌼Adakah niat adopsi?
🌼Apakah ada keinginan poligami?
*Goals : Orientasi Seksual*
🌼Seberapa penting peran seks dalam sebuah pernikahan menurut mas
🌼Ada riwayat penyakit menular seksual ga
🌼Ada masalah kebersihan seperti jamur/bakteri di organ intim ga
🌼Gimana cara mas mempersetubuhi pasangan nanti? (karena ada yg dengan kasar, dijambak, blm basah langsung masuk, udah selesainya pada lecet merah2 dan perih)
🌼Definisikan pelecehan mental, verbal, dan emosional
385 notes · View notes
katahanoi · 8 months ago
Text
Dear kepingan puzzle-ku
entah siapapun dan di manapun kamu sekarang...
I'd like to tell you something in advance, ya. Mungkin kamu mengenalku sebagai sosok yang periang, peduli dengan sekitar, dan sebagainya. Tapi di balik itu semua, aku ini adalah gadis yang hatinya pernah terluka karena seseorang. Meskipun lukanya telah kering, sampai sekarang bekasnya masih nyata adanya.
Aku paham tidak semua orang suka dengan luka, pun bisa menerima orang dengan bekas luka sepertiku. Aku paham betul dan tidak akan memaksamu untuk menerimaku seutuhnya. Sebab bagaimanapun ini adalah persoalan "aku dan lukaku", kan? :) Tapi, jika kamu benar-benar menginginkanku sebagai teman seperjalananmu sampai maut memisahkan, aku hanya ingin meminta satu hal padamu jika waktunya tiba:
"Tolong yakinkan aku. Yakinkan aku bahwa kamu akan selalu menggenggam tanganku sepenuh hatimu."
Untuk saat ini, kita sibukkan diri dengan urusan masing-masing sembari mempersiapkan diri, ya. Aku pun tengah berusaha kembali menata hati, sembuhkan segala macam persoalan diri, dan menyatukan kepingan-kepingan puzzle-ku lainnya.
See you soon, kepingan puzzle-ku. Sampai bertemu di persimpangan cerita kita ^^
6 notes · View notes
katahanoi · 10 months ago
Text
Recently spell of mine:
"Jika tidak bisa mengendalikan situasi yang ada, cobalah berdamai dan beradaptasi dengan situasi itu."
0 notes
katahanoi · 11 months ago
Text
- Roller Coaster -
Kamu tahu persis, bukan, kalau hidup dan serentetan peristiwa yang terlibat itu seperti roller coaster?
Saat pertama kali menaikinya, kecepatan wahana itu begitu pelan sehingga kita bisa menikmati momen untuk mencapai puncak dan sejenak melihat pemandangan indah di bawah kita. Yah, itu baru 1 puncak di antara puncak-puncak trek itu. Setelahnya kita tahu apa yang terjadi: dijungkirbalikkan, bergantian berada di atas dan bawah.
Ya, hidup juga seperti itu. Awalnya kita sangat bersemangat untuk mencapai puncak pertama dalam hidup kita. Tanpa tahu apa yang sedang menghadang kita. Tanpa tahu bahwa setelahnya kita akan berjumpa dengan lembah-lembah curam yang mungkin akan membuat kita putus asa untuk mencapai puncak berikutnya.
Tapi, jangan menyerah yaa. Seperti permainan roller coaster, pada akhirnya kita akan tiba di garis akhir, kan? Kita hanya perlu bersabar mengikuti alur yang akan menguji level kita. Tak peduli berapa banyak lagi puncak yang harus didaki dan lembah curam yang harus dilewati. Pada akhirnya kita akan tiba di tujuan kita dengan selamat. Saat itu tiba, pastikan kita menoleh ke belakang, melihat kembali potongan-potongan puzzle kita dengan senyum puas dan penuh rasa syukur.
4 notes · View notes
katahanoi · 1 year ago
Text
- Pulang -
Aku percaya hidup terlalu remeh untuk sekadar dimaknai sebagai media kita untuk bernapas, makan, mengerjakan tugas, dan aktivitas-aktivitas manusiawi lainnya. Hidup juga terlalu remeh untuk dimaknai sebagai platform kita untuk melanjutkan hidup setelah kita secara sengaja dibentuk dan dilahirkan ke dunia yang fana nan rumit ini.
Kita hidup di dunia ini untuk mencari makna-makna implisit lain yang telah diselipkan Tuhan. Hidup adalah persoalan mencari jati diri. Beberapa orang menemukannya dengan mudah dan mulus, seolah jati diri mereka sudah muncul semenjak mereka berhasil mengembuskan napas pertama mereka ke dunia. Untuk beberapa lainnya, pencarian jati diri merupakan sebuah petualangan yang melibatkan serangkaian peristiwa pahit dan getir dalam kehidupan ini.
Lebih dari itu, hidup juga persoalan mencari jalan pulang. Ke pelukan hangat ibu dan ayah. Ke tempat di mana kita dapat mencurahkan berbagai emosi dan versi diri kita dengan bebas dan nyaman. Ke sebuah rumah yang penuh canda tawa dan orang-orang terkasih. Sebuah rumah yang membuat kita tak ingin pergi lagi karena kehadiran mereka membuat kita lebih hidup, menjadi manusia yang lebih baik lagi dan penuh cinta.
Teruntuk para manusia yang kembali mengembara dan mencari lagi makna kehangatan dan rumah cinta yang sesungguhnya, semoga kalian segera menemukan apa yang kalian cari dan pulang ke rumah kalian sesungguhnya.
4 notes · View notes