The project photography on public space,sebuah gagasan Seni aktivisme ruang publik, melalui sebuah media fotografi, yang di aplikasikan pada sudut-sudut jalan Ibu kota. Jungleboxs hadir berdedikasikan momentum tentang isu-isu kemanusiaan dan seisi alam semesta yang telah, sedang atau akan terjadi.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo
Hidangan dari langit
3 notes
·
View notes
Photo
SELAMAT DATANG TAMU TAK DI UNDANG DI BULAN DESEMBER
0 notes
Photo
TAK PERNAH LETIHKAH ENKAU BERGELUT DENGAN JIWA YANG TAK KENAL MENYERAH?
0 notes
Photo
ANJING PEMBANGKANG KINI SUDAH TIDAK ADA, DAN KAU KINI DUDUK TENANG DI ATAS SANA!!!
0 notes
Photo
0 notes
Photo
1 note
·
View note
Photo
1 note
·
View note
Photo
1 note
·
View note
Photo
PETRUS - Jakarta biennale 2013 mengusung tema “ SIASAT ”, Sebagai kata harapan dari bahasa arab “ siyasah ” memiliki makna yang luas dalam bahasa Indonesia, Selain investigasi maupun kritik, ia juga bisa berarti politik, muslihat, taktik, maupun “ akal ” untuk mencapai tujuan, melalui SIASAT, Jakarta Biennale 2013 ingin memeriksa ulang posisi warga dalam menyiasati keterbatasan, ketidakstabilan, masalah, ancaman, potensi, maupun kesempatan yang dihadapi di ruang kota, bagaimana siasat-siasat tersebut lahir secara organik, tumbuh secara mengejutkan, serta membentuk stuktur dan pola tersendiri, dan akhirnya berperan dalam kehidupan kota.
Penembak misterius atau “ PETRUS ” adalah suatu operasi rahasia dari pemerintahan Soeharto pada tahun 1980-an untuk menanggulai tingkat kejahatan yang begitu tinggi pada saat itu, Operasi ini secara umum adalah operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah, pelaku nya tak jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah “ PETRUS ”
Petrus berawal dari operasi penanggulangan kejahatan di Jakarta, Pada tahun 1982, Soeharto memberikan penghargaan kepada Kapolda Metro Jaya, Mayjen pol Anton Soedjarwo atas keberhasilan membongkar perampokan yang meresahkan masyarakat, Pada Maret tahun yang sama, di hadapan Rapim ABRI, Soeharto meminta polisi dan ABRI mengambil langkah pemberantasan yang efektif menekan angka kriminalitas, Hal yang sama diulangi Soeharto dalam pidatonya tanggal 16 Agustus 1982, Permintaannya ini disambut oleh Pangopkamtib Laksamana Soedomo dalam rapat koordinasi dengan Pangdam Jaya, Kapolri, Polda Metro Jaya dan Wagub DKI Jakarta di markas Kodam Metro Jaya tanggal 19 Januari 1983, Dalam rapat itu diputuskan untuk melakukan Operasi Clurit di Jakarta, langkah ini kemudian diikuti oleh kepolisian dan ABRI di masing-masing kota dan provinsi lainnya.
Akibatnya Pada tahun 1983 tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antarnya tewas akibat luka tembakan, Pada tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak, tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tercatat tewas ditembak, Para korban Petrus sendiri saat di temukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat, kebanyakan korban juga dimasukkan kedalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan kebun, Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik oleh orang tak dikenal dan dijemput oleh aparat keamanan, Petrus pertama kali dilancarkan di Yogyakarta dan diakui terus terang M Hasbi yang pada saat itu menjabat sebagai Komandan Kodim 0734 sebagai pembersihan para Gali ( kompas, 6 April 1983 ), Panglima Kowihan ll Jawa-Madura Letjen TNI Yogie S Memet yang punya rencana mengembangkannya, ( Kompas, 30 April 1983 ), Akhirnya gebrakan itu dilanjutkan di berbagai kota lain, hanya saja dilaksanakan secara tertutup.
Kontroversi masalah Petrus waktu itu memang jadi berita hangat, ada yang pro dan kontra, baik dari kalangan hukum, politisi sampai pemegang kekuasaan, Amniesti ainternational pun juga mengirimkan surat untuk menanyakan kebijakan Pemerintah Indonesia saat itu.
Kali ini #jungleboxs project mencoba untuk merepresentasikan momen saat itu, dengan menghadirkan kembali sebuah “PETRUS” ( PERGI TANPA URUS ), dengan maksud mensiasati Jakarta biennale 2013 yang bertema kan siasat,
0 notes
Photo
Artwork 2015
Exhibition 2015 at Luden House Ubud Bali Indonesian :
Medium Artwork : Photography mix media on wall
1 note
·
View note
Photo
Artwork Solo Exhibition at Kontras Jakarta Indonesian
Adik, Kamu kenapa? Opening Solo Exhibition : Deny Arifin AL
23 - 30 September 19.00 - 22.00 Kontras Galeri Jl.borobudur no.14 menteng jakarta
Live DjSet Performance :
Mc Eloops ( Jakarta ) - Elektronik Liar ( Yogyakarta ) - Danger Dope ( Aceh )
Host : Lei fraa de vroo And Oi Oi Ady ratsatya
26 September 2014 14.00-17.00 :
Discus public Source - Indra ameng - Haris azhar - Dolorosa sinaga
Please share this info to your friends and family and everyone that you know. Thank you and see you There :)
Statement
Kita pasti sering menonton, membaca berita, dan mendengar banyak kejadian belakangan ini yang dapat membuat kita bergedik ngeri atau membuat sedih. Ya, kasus itu salah satunya adalah kekerasan yang terjadi kepada anak-anak. Anak-anak lugu yang seharusnya kita lihat ceria tertawa di pangkuan orang tuanya, dikursi sekolah, dilapangan bermain belakangan ini malah menjadi objek pelampiasan “penyakit” yang diderita oleh orang-orang dewasa disekelilingnya. Suatu keadaan yang kita tidak akan pernah tahu dampak – dampak yang akan terjadi pada anak-anak kita. Berlatar belakang trauma yang berbeda pada setiap anak yang menerima kekerasan tersebut membuat berbagai macam kasus dan kekejian terlahir kembali. Kasus – kasus yang terlahir kembali ini pun semakin menghantui psikis serta psikologi anak – anak kita, seperti virus yang tak terlihat tetapi nyata terasa.
Dari dampak yang terjadi pada anak akibat bentuk – bentuk kekerasan yang terjadi seperti pada uraian saya diatas , membuat saya tergerak untuk mencoba merespon kejadian tersebut dalam sebuah karya fotografi dengan cara memfoto ulang gambar dari karya mural ( repro ) seorang illustrator bernama Heri Bertus a.k.a The Sutreb, ia mengangkat seorang karakter pada sebuah film bergenre thriller berjudul Orphan. Heri Bertus menuangkan karyanya dalam seni mural dan lukis. Sedangkan konsep dari karyanya mengarah pada sadisme, kekejaman, kekerasan, dan psikopat yang dilakukan oleh seorang anak kecil perempuan. Sutreb menyampaikan sebuah pesan bahwa jangan melihat anak kecil perempuan dari kepolosan mereka mungkin saja memiliki sifat yang tak lazim pada umur anak kecil perempuan, memiliki sosok sifat yang psikopat dalam hal yang berkaitan dengan kekerasan kerena latar belakang atau mungkin didikan keluarga mereka.
1 note
·
View note
Quote
Buruh kecil yang terlupakan, Seharusnya engkau tidak turun ke jalan, karna Kelak kau akan menjadi penerus perjalanan bangsa ini.
1 note
·
View note