Text
Apa kabar rumah yang pernah jadi tempat ternyaman untuk segala luka pulang?
Rupanya aku telah merantau jauh sekali untuk mencari penawar hati yang remuk karena harapan dipatahkan oleh orang terkasih.
Setelah begitu jauh melangkah, ternyata tak ada yang lebih pandai dari puisi dalam menghibur lara.
Ya, puisi itu rumah. Rumah itu puisi.
13 notes
·
View notes
Text
Bahkan ketika kamu datang hanya untuk bercerita tentangnya.
Aku tetap merentangkan tangan, menerima ceritamu dengan lapang dada.
29 notes
·
View notes
Text
Cerita klasik putih abu-abu
Kita masih terdiam, dan merasa asing untuk satu sama lain. Tak ada yang membuka perbincangan untuk memecah keheningan yang sedari tadi membatasi. Karena ini mungkin kali pertama aku dan kamu bisa duduk bersama dalam satu meja. Dan mungkin juga akan jadi yang terakhir. Sebab setelah ini tak ada lagi media tegur sapa tanpa duga yang disebut sekolah. (duatigadesember) Malam ini, kuberanikan diri untuk sekadar melempar senyum, seraya menoleh ke arahmu. Aku tergugu, lidah ini terasa kelu untuk melantarkan kata sapa kepadamu. Andai saja kau tau bahwa selama ini ada yang diam-diam memperhatikanmu dari setiap sudut sekolah. Yang hanya mampu menatap dari kejauhan, bahkan mungkin tanpa pernah kau lihat sedikit pun. Aku; sosok yang kerap kali dengan lirih menyerukan namamu, bersama dersik dedaunan kering yang siap jatuh diterbangkan angin. (hujankopisenja) Dan inikah akhir bingkai cerita yang kita ciptakan begitupun dulu kau mau, Tak kau mengertikah dengan sangat, saat begitu letihnya malam terus mencoba mempertahankan indah argumentasi kita, Biarpun kesejukannya mengajakmu memeluk tubuhmu sendiri, Berterimakasihlah, saat malam memanggilmu menari di semesta, Di atas sana, melayang layang, sampai tak sadar, kau kerutkan dahimu, dan saat itu tak sengaja kau kenang beberapa kebodohan milik kita. (badutcerdas) Malam ini semesta merestuiku dengan memberi sempat untuk menatap matamu sekali lagi. Mata yang tak akan lagi ku tatap untuk waktu yang lama. Aku akan pergi. Bukan dari sampingmu. Melainkan dari daftar orang-orang yang paling mencintai dirimu. Bukan ku tak lagi menjatuhkan pilihan padamu. Melainkan kau terlampau tinggi untuk kuraih. Terlampau jauh tanganmu untuk kuraih. Kau terlalu sempurna untuk seorang pengecut sepertiku. Maaf ya. Aku tak seteguh itu dalam menaruh harapan padamu. Sudah terlalu lama aku bersikeras untuk mempertahankan rasa dan memanjakan rindu ini. Sudah berkali-kali aku ditampar kenyataan bahwa aku tak memiliki tempat di hidupmu. Sekarang saat tamparan semakin keras menampar. Aku memilih mundur. Ku serahkan ruang perjuangan pada mereka yang pantas mendapatkanmu. Aku pergi. (pemahatrasa) Aku pergi membawa semua rasa yang ini, rasa yang tak pernah kurencanakan sama sekali, bahwa pertemuan pertama dengan mu, membuat aku mengenal getar- getar dalam dada, yang disebut cinta, cinta pertama pada pandangan pertama,yaa itu yang kurasa 3 tahun ini, sejak hari pertama sekolah hingga kini masa putih abu- abu kita usai, tak pernah sedetikpun kau luput dari ingatan, walau aku tahu, dihidupmu aku tak layak mendapatkan tempat, aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan, dari sudut lapangan basket itu, atau hanya saat upacara. memandangi pipimu yang merah padam saat panas mentari membakar kulit mu, atau hanya melempar senyum saat kita tak sengaja berpapasan di perpustakaan sekolah kita. kini, masa putih abu- abu kita usai, aku mundur dari semua ini, karena hidup terus berlanjut, kamu aku kenang dalam bingkai indah masa putih abu- abuku. walau tak seindah yang lain, tapi untukku, semua indah, walau sakit nya rindu masih getir kurasakan, namun Tuhan begitu baik sudah memberikan aku hadiah terindah di malam perpisahan itu, aku tetap akan mengenang mu seindah itu. (keyshawidya)
Dan di ujung pertemuan kita malam ini, saat kita sudah mulai melangkahkan kaki ke arah yang berbeda. Aku menyadari sesuatu tentang rasa yang sepertinya sekarang telah menjadi luka. (Pemahatrasa)
Ternyata luka yang kamu berikan terlalu sakit, untuk aku rawat. Biarkan aku menyendiri di sini. Berikan aku waktu untuk memperbaiki hati ini, agar aku bisa mewujudkan rasa untuk bersamamu lagi suatu saat nanti. (Adilah)
Saat semesta kembali menyatukan kita. Memperindah kisah klasik masa lalu yang pernah berakhir dengan luka. Aku masih berharap kita dipersatukan lagi suatu saat nanti. Bukan sebagai kenangan melainkan sebuah kebersamaan. (Pemahatrasa)
*kolaborasi yg telah lama berlalu bersama @duatigadesember @hujankopisenja @badutcerdas @pemahatrasa @alsdila @keyshawidya
112 notes
·
View notes
Text
sudah disadarkan oleh kenyataan berkali-kali.
tetapi rasaku padamu tidak pernah mau pergi.
7 notes
·
View notes
Text
mengatuplah lisanku ketika rinduku bertemu kamu.
10 notes
·
View notes
Text
Ini hanya tentang rumah puisiku.
Dengan namamu sebagai yang paling sering kusiratkan dalam kata "kamu".
17 notes
·
View notes
Text
Dan kurindukan malam ketika aku yang merindukanmu menerima balas darimu.
14 notes
·
View notes
Text
Barangkali kamu lupa.
Kita pernah bertemu di tempat ini.
Pernah punya bicara di tempat ini.
21 notes
·
View notes
Text
Pada akhirnya, kamu memang hanya diizinkan singgah bukan tinggal.
21 notes
·
View notes
Text
Aku masih ingat, bagaimana awal Desember remuk karena kabar pernikahan darimu.
26 notes
·
View notes
Text
Bukan tidak boleh. Hanya sudah tidak sepantasnya merindukan ia.
18 notes
·
View notes
Text
Pun terus berulang begitu setiap waktu. Hingga akhirnya ku pertanyakan ikhlasku.
Benarkah aku sudah mengikhlaskannya?
Atau hanya ku paksakan ikhlas karena sudah tidak mungkin bersama?
Aku merindukan seseorang yang sebelumnya telah ku ikhlaskan.
59 notes
·
View notes
Text
Aku merindukan seseorang yang sebelumnya telah ku ikhlaskan.
59 notes
·
View notes
Text
4 notes
·
View notes
Text
Aku melepasmu.
Kali ini kulakukan dengan penuh keikhlasan dan tanpa keraguan.
Cukup sudah "mencoba" Yang kau janjikan akan lebih indah dari yang lalu.
Kali ini biarkan aku yang minta maaf. Maaf karena aku tak akan bodoh lagi pada janji-janji bohongmu.
37 notes
·
View notes
Text
Aku mengikhlaskanmu menjemput takdirmu.
Selesai sudah, tugasku sebagai tempat pemberhentian sementaramu.
Tidak apa-apa.
"Pernah" Sudah cukup untukku.
31 notes
·
View notes
Text
Bagiku, hujan adalah cara Tuhan memeluk manusia yang merasa sendirian.
28 notes
·
View notes