itsanaphalisjavanica
Sals
11 posts
//a random thought//
Don't wanna be here? Send us removal request.
itsanaphalisjavanica · 3 years ago
Text
Hidupku Emang Lucu
Setahun yang lalu (atau lebih, aku lupa) aku menyembunyikan segala postingannya di Instagram, termasuk ig story. Berharap hidupku lebih tenang, lebih tepatnya berharap si hati ini adem-ayem sambil menunggu Ia bisa hijrah dengan sendirinya. Kemudian beberapa bulan yang lalu (atau lebih, aku lupa lagi) aku mulai berhenti menyembunyikan postingannya di Instagram. Alasannya karena aku punya dua akun dan umumnya aku berdiam di akun sampinganku. Sedikit banyak aku mulai mengurangi interaksi dengan orang-orang di akun utama, termasuk dengannya.
Aku pikir, setelah semua terjadi begitu saja, tak apa-apa kalau tiba-tiba aku melihat postingannya. Aku pikir aku akan mengabaikan setiap postingannya. Aku pikir aku sudah tidak peduli dia pergi dengan siapa, foto dengan siapa, saling bertukar komentar dengan siapa. Yaaaa... bulan silih berganti kupikir sudah cukup untuk menenangkan diri ini. Keyakinanku bahwa dia sudah menjadi sosok yang biasa saja ternyata... salah. Salah. S A L A H.
Baru saja beberapa lagu yang lalu, saat sibuk melihat satu-satu ig story mutualku di Instagram dan kemudian ketika gilirannya, aku terdiam. Kutekan layar agar story-nya tidak berpindah. Video pendek, Ia dan beberapa orang. Ia dan senyumannya. Senyumannya... ha ha ha. Sudahlah.
Sebagai orang yang hanya lewat cepat dihidupnya, rasanya memendam rasa padanya memiliki peluang yang sangat kecil, nyaris mendekati nol. Namun, Tuhan rasanya sedang mengajakku bercanda. Ia istimewa. Ia berbeda. Lewat cepat hanya omong kosong. Ia bertahan begitu lama. Mengendap disana, mungkin sedang tidur nyenyak. Mungkin terbangun lagi ketika tiba-tiba ku iseng menemuinya di Instagram (read: berhenti menyembunyikan postingannya). 
Tuhan, hidupku lucu sekali untuk masalah ini. Besok atau nanti atau entah kapan yang jelas semoga secepatnya, aku harap kelucuan ini mulai menguap. Di masa itu, kamu, postinganmu, dan apapun yang menyangkut tentangmu, seperti kuanggap angin lalu. 
0 notes
itsanaphalisjavanica · 4 years ago
Text
Perkara Keheningan
aku rindu keheningan siang itu
hanya tingkah anehmu sebagai pemecah canggung
kita tak banyak bicara
pun tak saling menatap
sibuk pada pikiran masing-masing
sesekali terdengar daun bergemerasak tertiup angin
dan suara nafasmu kemudian nafasku
dan menit-menit itu berlalu
tanpa pembicaraan apapun
kemudian Ia datang memecah keheningan
beberapa waktu kemudian aku menyadari
Ia bukan hanya sebagai pemecah hening
tetapi juga pemecah pertemanan 
dua manusia yang kemudian mencipta hening
sangat lama
lama
.
ditulis 19 Agustus 2019
ditulis dan diperbaiki ulang 6 Juni 2020
0 notes
itsanaphalisjavanica · 4 years ago
Text
Perkara Maaf
Nggak salah sih, tapi minta maaf duluan.
Pengennya sih berantem aja sampe entah kapan dunia berakhir. Kenapa juga harus baikan, batinku. Kan aku nggak salah, aku tuh korbannya. Dia tuh yang berulah duluan, harusnya dia yang minta maaf duluan, batinku lagi.
Rasanya ingin merawat perasaan itu. Rasanya perasaan-perasaan itu ingin kusemai dengan baik, kurawat agar tumbuh dengan elok, lalu kapetik sendiri hasilnya. Bodoh deh, hasilnya buruk juga nggak apa. Pokoknya bodoh amat udah.
Nyatanya hal itu nggak berhasil sama sekali. Perasaanku yang gampang nggak tenang kalau punya masalah. Mau tidur mikir, bangun mikir lagi. Yaampun berantem aja susah. Akhirnya toh, aku yang memulai duluan. Aku yang menghubungi duluan. Aku yang meminta maaf duluan. Egoku yang tinggi itu mudah sekali ambruknya kalau dipikir.
Sebenarnya habis aku minta maaf itu aku mikir sih, “ini aku yang emang nggak bakat musuhin orang apa dia yang suka musuhin orang?”. Sampai aku nulis inipun aku masih nggak dapat jawabannya. 
Namun, seiring berjalannya waktu aku jadi belajar suatu hal. Minta maaf duluan bukan berarti karna aku salah, bukan juga berarti aku kalah. Minta maaf tuh jadi kontrol diri buatku “eh ada masalah ini, ayo mulai diselesein, mulai dari minta maaf dulu coba” atau minta maaf jadi sebagai cara untuk legowo menerima keadaan yang nggak baik-baik aja, kembali lagi sebagai niat untuk mulai menyelesaikan masalah. Selain menenangkan diri sendiri, minta maaf juga bisa menenangkan pihak lawan si. Siapa tau sebenernya dia juga ngerasa sakit hati (walau kamu merasa dia yang salah) atas masalah yang terjadi. Yhaa.. intinya minta maaf duluan tuh nggak seburuk itu ternyata.
Jadi, aku minta maaf yaa..
:))
2020, Juni 6.
0 notes
itsanaphalisjavanica · 4 years ago
Text
I’m back!
Aku mau nulis lagi, yeay! 
Namun, dengan format baru. Aku tidak akan lagi menomori postinganku karena ya biar enak aja kalau suatu ketika aku ingin menghapusnya hehehe..
Silahkan menikmati segala kebac0dhanku guys! (kek ada yang baca ja)
0 notes
itsanaphalisjavanica · 5 years ago
Text
#6 Si Pangeran dan Si Kentang
Si kentang bertemu dengan si pangeran di sebuah kelas. Si pangeran mengingatkan si kentang tentang cinta pertamanya. Si kentang berpikir jika itu akan cepat berlalu. Nyatanya, pesona si pangeran masih saja membuat si kentang sibuk senyum-senyum sendiri ketika mengingat rupa si pangeran.
Si kentang adalah aku. Sedang si pangeran adalah.. rahasiaaaaa…
Hahahaha…
“Kamu itu kalo bucin nyebelin, Sal”
Kalau mau jujur-jujuran, aku juga benci diriku sendiri saat ada di posisi ini, tapi ya gimana si…
Tiba-tiba Ia datang, membuatku lupa daratan. Apaansi sianyingg… udah bego tambah bego.
Malam ini, ketika aku mengetik tulisan yang dibuka dengan paragraph najisun ini, aku sedang duduk sendiri di kofisyop daerah Babarsari. Kopiku tinggal setengah gelas, temanku belum datang juga. Kalau sedang gabut sendiri aku kadang suka melakukan hal yang dipikir-pikir freak abis. Aku membuka twitter, scroll-scroll akun tubir dan membaca segala komentarnya. Entah ini sudah berlangsung sejak kapan, tapi membuka akun tubir setiap berselancar di twitter merupakan kewajiban.
Kemudian aku mengarahkan kursor kearah pencarian, mengetik nama seseorang di sana. Tentu saja muncul akunnya di pencarian teratas tapi aku biarkan kursor ini menekan tombol pencarian saja daripada langsung membuka halaman profilnya. Taraa… potret sesosok manusia yang kukenal muncul di latest. Aku terdiam sebentar, tersenyum, kemudian melamun. Tuhan pemurah sekali ya, meciptakan makhluk sepertinya, yang belum kutemukan kurangnya hingga detik ini, lebih baik lagi Ia mempertemukanku denganya. Thanks God!
Aku menjadi teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Hari itu kelas terakhir sebelum ujian akhir. Mungkin hanya aku, si kentang, yang bersedih dengan berakhirnya kelas tersebut. Mengingat semester depan belum tentu aku kembali sekelas dengannya. Walaupun masih ada dua kelas yang mungkin saja, bila Tuhan Maha Pemurah lagi, Ia pertemukan aku dengannya. Tapi jiwaku bagian yang masih waras, mengutukku untuk tetap sadar, bahwa probabilitas itu tidak jelas ada di angka berapa.
Di hari itu juga, setelah kelas berakhir, dan satu kelas mengambil foto bersama, temanku yang tentu saja mengetahui rahasia ini, mendekatiku dan berbisik sedikit kencang. Aku menyenggolnya agar suaranya mengecil. Tahu dia bilang apa? “Mau kenalan ga? Nanti tak kasih kesempatan.” Hatiku tergelitik tentu saja. Hampir satu semester ini mengetahui keberadaanya, aku belum sempat berkenalan dengannya. Kalau saja aku sedang tidak waras karena mabok cinta, aku pasti dengan lantang bilang MAU. Sayangnya, aku bilang “Ga ah. Aku malu.”
Sebentar, aku bukannya tidak bergairah berkenalan dengannya. Aku hanya ingin tetap menjaga jarak ini agar tetap normal. Selain itu, aku tidak ingin dianggapnya sebagai manusia yang freak karena tetiba minta kenalan. Atau lebih buruknya, aku tidak ingin Ia tahu bahwa si kentang ini mengaguminya. Jadi, hari itu aku pasrah saja. Pertemuan terakhir dan aku masih belum berkenalan dengannya. Namun, Tuhanku aku harap apabila Kau benar-benar Maha baik, pertemukanlah aku lagi dengannya, dan buatlah aku agar dapat berkenalan dengannya. Atau apabila mungkin izinkan aku meminta satu hal muluk,yakni jodohkan aku dengannya. Tau ah, tidak sadar diri kalau kentang.Yang jelas menurut hasil pemantauanku dan suruhanku, alias teman-temanku yang baik hati dan tidak sombong, Ia adalah manusia kalem yang tidak banyak tingkah. Omongannya selembut suara surga yang bikin hati ini menjadi adem dan berasa lagi ada di Kaliurang. Tidak sepertiku, yang kebanyakan polah dan juga suka bac0dh setiap ada kesempatan. Sedih sekali aku ini, pengen nangis aja dah. Selain itu, manusia itu yang suka ilang-ilangan di kampus, alias cuma ke kampus kalau rapat atau kuliah saja, menjadi rebutan ukhti-ukhti rohis di SMAnya. Aku jadi merasa super kentang ketika mendengar teman SMAnya berbicara lantang mengenainya. Udahlah aku tu emang nggak ada harapan.
Menulis ini, di kala gabutnya aku, setidaknya membuatku lega. Akhirnya aku mengungkapkannya, walaupun dia nggak mungkin baca juga sih. Rasanya mustahil, si pangeran membuka profil instagramku kemudian membuka alamat tumblr yang terpampang di profil instagramku. Haiyah, udah tidur aja paling bener sambil berharap sosoknya muncul di mimpiku nanti malam. 
bye. 
2019, September 28.
0 notes
itsanaphalisjavanica · 5 years ago
Text
#5 Tentang Drama
Manusia memang aktor terbaik di dalam drama kehidupannya masing-masing.
Beberapa hari yang lalu, ketika hari sudah gelap, aku berjalan beriringan dengan seorang teman yang kukenal dengan akrab. Akhirnya kami memutuskan untuk duduk di sebuah sudut kantin yang tentu saja telah tutup. Kami membuka obrolan dengan biasa saja awalnya, hingga..
deg.
Suatu hal terlontar dari mulutnya. Aku terdiam membisu. Ia masih melanjutkan ceritanya. Beberapa menit berselang, air mataku mulai bercucuran. Entah bagaimana, aku yang sudah mulai jarang menangis ini, malam itu menangis tersedu-sedu untuk beberapa waktu.
“tapi aku nggak mau kehilangan teman-temanku” aku mengucapkannya berkali-kali.
Kuucap lagi. Menangis. Kemudian ucap lagi kalimat yang sama.
Aku pikir apa yang terlihat baik-baik saja, memang sedang baik-baik saja. Namun, nyatanya 180 derajat berbeda. Aku tidak pernah menyangka bahwa hal tersebut terjadi diantara manusia-manusia yang kuanggap tidak memiliki masalah apapun. Rasanya mereka terlalu mahir memainkan dramanya hingga tak pernah terdeteksi adanya hal janggal olehku.
Pembicaraan kami akhirnya terputus akibat aku yang memiliki acara di tempat lain. Malam itu kuhapus air mata, kemudian bertingkah tak ada apa-apa.
Paginya aku menatap layar ponselku, kemudian membuka galeri foto. Kutemukan sebuah foto yang pernah dijadikan instagram story oleh temanku yang lain. Sebuah potret, aku dan teman-temanku tersenyum bahagia. Dekat dan bersahabat. Kutatap nanar dan aku mulai menangis (lagi). Lalu memulai pembicaraan dengan diriku sendiri,
‘Aku tuh egois ya. Egois banget’
Aku selalu berharap semua berjalan baik sesuai yang kuinginkan. Semua normal tanpa kurang apapun. Nyatanya beberapa bulan yang lalu akulah yang memutus pertemanan dengan seseorang. Aku jadi merasa sangat naif ketika berkata ‘aku nggak mau kehilangan teman-temanku’. Padahal drama ini juga masih kumainkan dengan baik hingga detik ini. Aku baik-baik saja, hubunganku baik, kami tidak memiliki masalah, dan kami masih berteman baik. Hal yang sangat berbeda dengan kenyataan yang ada.
Ah, bagaimana mungkin aku begini.
Hari ini, permasalahan tersebut belum usai. Permasalahanku pun. Drama ini terus berlanjut, entah Tuhan izinkan sampai kapan. Aku hanya berharap kepadaNya, di suatu waktu yang indah, drama ini juga berakhir dengan indah pula.
2019, 12 November
0 notes
itsanaphalisjavanica · 5 years ago
Text
#4 Ruang Kosong
Pagi ini aku bercakap dengan seorang teman-yang baru saja memotong rambutnya dengan entah model apa, yang jelas aku tak menyukainya. Bukan hanya mengingatkanku pada seorang lain yang memiliki model rambut yang sama, menurutku potongan rambutnya memang nggak banget. Akhirnya setiap jeda percakapan kami dipenuhi oleh omelanku mengenai rambutnya.
Oke, abaikan saja model potongan rambutnya.
Kami bercakap seperti biasa, bercerita tentang hal-hal yang sering kami bicarakan. Hanya kami berdua-dua manusia yang mengetahui perkara masing-masing diantara kami.
Hingga kembali lagi percakapan itu menyinggung seseorang.
"Kamu kenapa nggak move on aja sih?"
Aku tertawa getir lagi-lagi.
Memori terputar kembali dan sekelibat bayangannya kembali muncul menyapa. Hatiku tergelitik, satu pintunya diketuk lagi-kosong.
"Entahlah" ucapku. "Bagiku dia masih menjadi istimewa, bahkan setelah apa yang terjadi."
"Tapi orangnya nggak ada perhatian sama sekali. Udahlah."
Hehehehe.
Sayangnya,
aku masih memberikan Ia ruang di hati, memang sekarang kosong tak terisi. Tak apa. Aku akan tetap biarkan kosong-entah sampai kapan. Kalaupun dia ingin datang, aku persilahkan Ia mengisinya. Kalaupun dia pergi, ya tak apa, ruang ini masih tersedia untuknya.
Bodoh?
Memang. Ya namanya juga cinta.
Hehe.
2019, 11 November
0 notes
itsanaphalisjavanica · 5 years ago
Text
#3 Tebar pesona, katanya
Di sebuah perjalanan selepas maghrib
Sedang kami membicarakan seorang lelaki
Salah seorang dari kami mendeskripsikannya sebagai
lelaki yang suka tebar pesona
Kemudian seorang disebelahku menyenggolku seraya berkata,
"Kamu hati-hati ya.."
Lekas kemudian aku tertawa di dalam hati
Bukan apa-apa, hanya menertawai diri sendiri
'Ah nampaknya sebuah peringatan yang terlambat'
2019, 28 Juli
0 notes
itsanaphalisjavanica · 5 years ago
Text
#2 Apakah semua lelaki sama?
Kenapa laki laki sukanya gitu ya?
Aku tertawa getir
Entah aku sedang menghakimi semua lelaki
Atau aku sedang membicarakanmu (lagi)
__
"Sebenarnya aku juga nggak tahu sih dia tuh sama siapa aslinya?"
2019, 28 Juli
0 notes
itsanaphalisjavanica · 6 years ago
Text
#1 Sesuatu Hal yang Lucu
pernah aku berkata pada temanku,
“benci sekali aku padanya”
kemudian temanku bertanya alasannya.
Kujawab saja “nggak suka sama komuknya”
Lalu temanku membalas ocehanku dengan tertawa.
.
beberapa detik yang lalu aku berpikir lagi perkara ini.
kemudian tertawa.
apa yang lucu? 
wajahnya pernah begitu menenangkan dan sekarang aku membencinya.
2019, 29 Mei
0 notes
itsanaphalisjavanica · 6 years ago
Text
perkenalan
“Halo, aku salsa. Kamu?”
.
.
yaudah ini tumblr yang entah keberapa
haha
yang lama dikubur aja
1 note · View note