intanintani
:: bosen nggambleh ::
104 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
intanintani · 7 years ago
Text
If You Can’t be Kind, be Quiet
Tumblr media
Menulis adalah salah satu terapi yang saya gunakan untuk mengendalikan ucapan saya yang seringkali tak terkendali. Dengan menulis, lompatan ucapan saya tak secepat kilat, tak seperti ketika saya berkata-kata secara lisan. Dengan menulis, saya masih bisa memberi kesempatan kepada otak saya untuk menata kata dan memilih diksi yang layak dibaca dan meminimalkan ucapan yang menyinggung perasaan orang lain.
Untung saya ditampar Tuhan dengan sebuah kejadian tak menyamankan ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Nampaknya terlalu dini, tapi saya bersyukur karena Tuhan memberi saya kesempatan lebih banyak untuk membenahi diri. Ketika itu saya tidak menyangka bahwa kalimat yang saya ucapkan melukai hati kawan saya. Bukan kalimat yang panjang sebenarnya. Hanya beberapa kata saja. Karena seingat saya, keadaan saat itu sedang riweuh. Jadi terkesan uncontrolled. Saya baru menyadari kalau kata-kata saya menyakiti kawan saya, ketika kawan saya seketika mengubah air mukanya dan memutuskan sekian waktu tidak mau menyapa saya.
Hancur hati saya. Sedih sekali rasanya.
Kata maaf dari mulut saya tak seketika menyembuhkan luka hatinya. Kejadian itu begitu membekas dalam ingatan saya. Saya menyesal bukan main.
Sejak kejadian itu saya lebih banyak berpikir sebelum berkata-kata. Saya menjadi lebih banyak menghabiskan waktu untuk bertanya-tanya, apakah kalau saya berkata demikian akan menyakiti lawan bicara saya atau tidak. Sampai pada akhirnya, saya memilih menumpahkan pikiran melalui tulisan. Kejadian masa kecil ternyata juga berpengaruh pada perilaku saya ketika berinteraksi dengan orang lain di sosial media, semakin berumur semakin banyak saya membatasi ucapan dan komentar yang tak perlu. Tak jarang saya menghapus kalimat panjang yang telah saya tulis di kolom komentar, dan secepat kilat saya hapus lalu saya ganti dengan satu buah emoticon saja. Saking takutnya. Dan saking berpikirnya, apakah kalimat yang saya sampaikan ada manfaatnya atau tidak.
Iya. Saya menjadi begitu ketakutan. Saya takut kejadian pada masa sekolah terulang kembali.
Bukankah kita tak akan pernah tahu, seberapa menyakitkan kalimat yang kita ucapkan. Seberapa lama orang lain merekam kalimat menyakitkan yang kita ucapkan. Mungkin bagi kita nampak sepele, tapi sekali lagi, kita tak pernah tahu kedalaman hati seseorang. Kita tak pernah tahu, kesulitan apa yang sedang dialaminya saat itu, hingga kalimat kita yang nampak sepele menjadi begitu tajam ditelinga dan hatinya.
Memang kita sekarang tinggal di dalam masa-masa yang kejam. Masa dimana menghujat, mencaci dan menghakimi sesuka hati menjadi sesuatu hal yang wajar dilakukan. Masa dimana empati semakin retas dari waktu ke waktu. Masa dimana hati sesama manusia diabaikan demi kepuasan diri menghakimi orang lain agar dipandang suci. Tanpa terlebih dahulu mencari tahu kebenaran dan latar belakangnya.
Semoga Anda tak mengalami hal yang sama seperti yang saya alami. Ditinggalkan kawan dekat karena ucapan yang tak berhikmat.
Kekanglah lidahmu, berhikmatlah dan menjadi bijaklah.
Tuhan memberkati.
Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. (Yakobus 1:26)
0 notes
intanintani · 7 years ago
Text
Tujuh Puluh Kali Tujuh Kali
Tumblr media
Lagu Maria Shandi yang berjudul Mengampuni menerbangkan ingatan saya pada kejadian tahun 2017. Sebenarnya cerita ini ingin saya bagikan saat kejadian ini masih hangat-hangatnya, tapi sayangnya lupa terus dan tidak sempat. Atau mungkin memang Tuhan ingin mengalihkan fokus saya, agar amarah saya mengendap terlebih dahulu, sehingga saya bisa membagikan sesuatu hal dengan jernih agar kisah saya bisa memberkati orang lain, hahaha. I guess.
Cuplikan kejadian ini sudah pernah saya sampaikan melalui status Facebook saya. Dimana salah satu penjahit saya tidak amanah dalam melaksanakan tugasnya. Dihari yang sudah saya tentukan, tiga ratus buah dari seribu buah totebag yang saya percayakan padanya untuk dikerjakan, dikembalikan kepada saya dalam keadaan belum dijahit. Tidak hanya itu, sekian ratus dari tiga ratus buah totebag itu dibawa kabur oleh kawan yang membantunya dalam mengerjakan tugas dari saya. Pendelegasian tugas kepada kawannya pun tanpa konfirmasi saya terlebih dahulu. Mau tidak mau saya harus menambah biaya untuk mengganti bahan yang kurang tersebut dan melanjutkannya dengan proses sablonase baru kemudian dijahit. Tidak hanya menambah biaya produksi, namun juga bisa dipastikan bahwa saya akan menambah waktu produksi menjadi lebih lama dari estimasi waktu yang saya tentukan. Padahal saya sudah menjanjikan kepada customer bahwa keesokan harinya pesanannya akan saya kirim.
Rasanya tiba-tiba dunia runtuh. Hati dan pikiran saya diliputi amarah. Saya menghubungi penjahit saya tersebut, tapi tidak mendapatkan jawaban dan respon yang memuaskan. Dengan beralasan bahwa mesin jahit yang ia gunakan sempat rusak, ditambah keluarganya sedang mengalami musibah. Mungkin ia berharap bahwa saya bisa mentolerir perbuatannya. Sayang sekali tidak. Bagi saya tugas tetaplah tugas, tanggungjawab yang tetap harus dituntaskan sebaik-sebaiknya sesuai dengan kesepakatan awal. Yah, setidaknya mengkonfirmasi terlebih dahulu bahwa dirinya tidak sanggup menyelesaikan tugasnya dengan baik. Pasti saya pun bisa memaklumi dan akan segera mencari solusi. Karena sejak awal ia mulai beralasan, saya sudah memintanya untuk mengembalikan semua bahan yang dia bawa, apabila memang kondisinya sedang tidak memungkinkan untuk dia menuntaskan tugasnya. Sayangnya dengan segala kesombongan dan keserakahannya, dia tetap memaksakan diri untuk menyelesaikannya. Tapi, beginilah akhirnya.
Hari itu Tuhan benar-benar mendidik saya dengan cara yang mengejutkan. Menyesakkan lebih tepatnya. Hanya ada dua pilihan dihadapan saya: TETAP TINGGAL DALAM KEMARAHAN ATAU MENGAMPUNI. Awalnya saya memaklumi segala amarah yang tinggal didalam hati dan pikiran saya. Ah, manusiawi lah, semua orang juga pasti marah kalau diperlakukan seperti ini. Tapi lama kelamaan, terasa menyakitkan, menyesakkan dan sangat tidak damai sejahtera pastinya. Saya seketika seperti orang kesurupan, kehilangan akal sehat dan tidak sanggup melanjutkan pekerjaan karena terlalu sibuk menuruti amarah saya. Saya mulai menyadari bahwa saya tidak bisa terus-terusan seperti ini. Suami saya mulai menegur saya yang hampir kalap, agar saya menenangkan diri, segera melepaskan pengampunan, kembali berpikir jernih dan mulai melanjutkan pekerjaan yang belum tuntas ini.
Saya pun bergumam dalam hati, meminta agar Tuhan menguasai hati saya untuk membebaskan diri saya dari segala rasa marah dan melepaskan pengampunan.
Ah..tetap saja saya tak bisa berkata bahwa Bapa itu jahat kepada saya. DIA tetap baik bagi saya. Sekalipun pekerjaan saya tidak tiba-tiba tuntas dalam sekali jentikan jari, tapi setidaknya saya dimampukan untuk melepaskan pengampunan kepada orang yang mengecewakan hati saya. Alhasil, hati saya berangsur tenang. Dan satu per satu pekerjaan yang belum rampung ini mulai saya handle. Saya meminta Tuhan untuk memberikan hikmat kepada saya dalam bernegosiasi dengan customer, memohon maaf dan meminta perpanjangan waktu untuk saya menyelesaikan pesanannya dengan baik. Lagi-lagi, Bapa tak tinggal diam, customer saya mengiyakan dengan ringan hati. Praise the Lord.
Singkat cerita, pesanan saya akhirnya tuntas. Dan Puji Tuhan, customer saya puas dengan hasil kerja kami. Saya yakin itu semua karena kebaikan Tuhan saja. Dan, saya pun memutuskan untuk tak lagi menggunakan jasanya. Diluar sana masih banyak penjahit yang berkompeten dan mampu menjaga komitmen, pikir saya. Dari kejadian ini saya tak hanya diajar Tuhan untuk mengampuni, namun juga diajar Tuhan untuk mengelola usaha dengan sistem yang lebih baik lagi. I know HE loves me so much.
Mengampuni memang bukan perkara mudah. Melepaskan pengampunan sama dengan meremukkan ego kita sebagai manusia. Saya pribadi tidak yakin bisa, jika saya melakukan tanpa campur tangan kekuatan yang lebih besar dari kekuatan diri saya. Betul sekali. Saya memerlukan kehadiran Tuhan untuk memampukan saya menghempaskan setiap luka dan kekecewaan yang menghampiri saya, kemudian dengan berbesar hati menyebutkan nama orang yang menyakiti saya di dalam doa, lalu menghembuskan pengampunan kepadanya.
Bagaimana mungkin DIA mengajarkan kepada kita untuk menyerahkan pipi kiri, saat pipi kanan kita ditampar?
Bagaimana mungkin DIA mangajarkan kepada kita untuk mendoakan orang-orang yang membenci dan menganiaya kita?
Sangat mungkin. DIA telah mengerjakannya dengan baik dan sempurna. DIA tak hanya mengajar dengan kata, namun juga dengan tindakan nyata.
Bagi saya, cara termudah untuk bisa mengampuni orang lain adalah mengingat kembali bahwa saya adalah seorang pendosa yang berkali-kali mendapat pengampunan dari Tuhan.
Lalu, jika kita sudah diampuni-Nya (berkali-kali), masa iya kita masih juga tak mau belajar mengampuni orang lain?
Selamat mengampuni. Selamat merasakan damai sejahtera Tuhan dengan mengampuni sesamamu.
Tuhan memberkati.
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali? Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Matius 18:21-22)
source pic. by Pinterest 

0 notes
intanintani · 7 years ago
Text
Tahun Ber(K)at
Tumblr media
Tahun yang luar biasa. Tahun pertama bagi saya dalam menjalani kehidupan setelah pernikahan. Tahun yang sama dimana saya harus kehilangan Ayah saya, beberapa bulan setelah hari pernikahan saya. Begitu Bapa menyediakan waktu yang super tepat untuk hari pernikahan saya.
Bagaimana jika saat itu saya bertele-tele dalam mengambil keputusan? Bagaimana jika waktu itu saya tiba-tiba ragu dan membatalkan semua rencana pernikahan saya? Bukankah bisa saja saya menikah tanpa didampingi oleh kedua orang tua saya? Atau malah tidak menikah sama sekali? Hahahaha..
Ah..apapun itu, saya percaya semua hanya terjadi atas campur tangan Bapa.
Penyertaan Tuhan begitu sempurna bagi kehidupan saya dan Suami selama tahun 2017. Diawal tahun 2017 kekhawatiran saya atas rumah tinggal begitu besar, karena tahun itu juga adalah tahun pertama saya lulus dari status anak kost dan berganti status menjadi kontraktor, manusia nomaden yang berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain. Saya tahu, tidak semudah yang saya bayangkan, dimana setahun sebelumnya saya dan Suami memutuskan resign berjamaah dari kantor yang sama #duhdek. Iya. Kami memang semacam cinlok, cinta lokalisasi..engg..no no..cinta lokasi. Yang artinya, penghasilan kami sangat tidak stabil dimasa awal kami menikah akibat resign berjamaah tersebut. Dan pastinya tidak stabil juga untuk makan, membayar listrik, nonton, tamasya dan tentunya untuk membayar kontrakan (sekarang bisa nulis sambil ketawa, kemarin beneran nangis-nangis). Dan memang benar adanya, betapa Tuhan tidak meninggalkan kami sedetik pun. Seujung kuku pun kami tidak dibiarkan kekurangan, mati kelaparan, terlunta-lunta atau hanya sekedar berlarut-larut dalam kekhawatiran yang berdampak besar pada hubungan kami. Rumah kontrakan yang baru, Tuhan sediakan tepat waktu, baik waktu untuk dealingnya maupun waktu penyediaan dananya. Meski Tuhan sediakan dana dengan cara yang wagu. Terlambat sedikit saja, bisa dipastikan kami akan merasakan badai cempaka dibawah atap rumah dengan kondisi bocor hampir 100%. Kami akan merasakan sensasi air terjun Niagara di dalam rumah selama beberapa waktu. Tapi tenang saja, Tuhan tidak setega dan sebercanda itu. Puji Tuhan, kondisi rumah yang kami tinggali sekarang, lebih baik dari yang kemarin. Sehingga kami bisa lebih bahagia dan produktif. Apalagi kalau rumah ini benar-benar menjadi milik kami *kedip-kedipin Bapa*.
Rasanya, saat itu Bapa memang sedang menguji iman kami. Kami harus memaksa diri untuk tetap satu hati-satu frekuensi, berjalan beriringan untuk meminimalkan konflik. Karena ketika saya dan Suami berkonflik, jelas produktivitas kami akan menurun, dan energi yang seharusnya bisa kami gunakan untuk hal positif dan produktif akan habis terkuras untuk berdebat dan meluapkan emosi. Yah meskipun marah adalah salah satu cara berkomunikasi, kata Suami saya. Bisa dibayangkan kan lelahnya seperti apa? Sudah miskin, tidak damai sejahtera pula karena sering berselisih paham. Hahaha.
Solusi demi solusi kami temukan. Belas kasih-Nya yang begitu besar dan tumpe-tumpe sangat kami rasakan. GILA!!! Saya benar-benar tidak percaya. Saya tidak percaya saat Tuhan pakai NOM luar biasa. Saya tidak pernah menyangka bahwa NOM mampu membiayai kehidupan kami tahun 2017. Betapa tersanjungnya saya saat Tuhan ijinkan NOM untuk menjadi berkat bagi sekeliling kami. Kami begitu merasakan, Tuhan ikut turun tangan untuk urusan pemasaran, pembiayaan, proses produksi hingga pengiriman pesanan ke tangan konsumen. Bahkan ketika diawal tahun saya mentargetkan omset X rupiah, ternyata Tuhan beri saya bonus 100%. Dan saya hanya bisa melongo. Percayalah, itu semua bukan perbuatan saya. Semua karena belas kasih Tuhan. Saya sadar kalau saya tidak akan mampu mengerjakan semuanya sendiri. Saya tidak sehebat itu.
Tidak henti saya mengucapsyukur. Saya berkali-kali menyampaikan kepada Suami saya, bahwa saya itu “manuk emprit”nya Tuhan. Setiap hari saya “dilolohi makanan” oleh Tuhan agar bisa bertahan hidup. Pastinya Tuhan tidak ingin saya hidup bukan sekedar hidup, tapi kehidupan saya bisa menghidupi dan menghidupkan sekeliling saya.
Yang pasti saya tidak tahu apa yang akan terjadi tahun depan. Beberapa tulisan menyampaikan bahwa tahun depan adalah tahun yang berat. Tapi saya tidak mau ambil pusing, saya tetap memasang target lebih tinggi dari kemarin dan meniupkannya melalui doa-doa agar Tuhan berkenan atas kerinduan hati saya yang belum tercapai ditahun yang lalu. Ah, jangankan tahun depan, lima menit setelah saya menyelesaikan tulisan ini pun saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi satu hal yang bisa saya pastikan adalah penyertaan Tuhan tidak berhenti sampai tahun 2017 berakhir.
Hari, bulan, tahun boleh berubah, tapi Yesus yang menolong dan mengasihi kami tidak pernah berubah selama-lamanya.
Selamat memasuki tahun yang baru. Selamat mengisi bejanamu yang baru dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, bejana dengan kapasitas lebih besar dari yang kemarin, agar semakin banyak berkat yang diterima dan dibagikan untuk sekelilingmu.
Tetaplah berkarya. Tetaplah bercahaya. Tetaplah setia. Tetaplah percaya. Terus andalkan Tuhan dalam segala hal. Dan terus rasakan dan nikmati setiap surprise dan sensasi pertolongan dari Tuhan.
Tuhan Yesus super baik. Dia terlalu baik bagi Anda dan saya.
Tuhan memberkati kita semua,
NOM
0 notes
intanintani · 9 years ago
Photo
Tumblr media
#puisi #poems #intanintani
0 notes
intanintani · 10 years ago
Text
Ketika Rindu Diam dalam Geram
Kau rengkuh tubuhku
Membenamkannya dalam pelukmu
Tak hanya tak mampu bergerak
Namun juga sesak..
  Bukan karena pelukmu yang terlalu erat
Namun karena rindu kita yang menyentak
Bercampur lara yang masih cantik tersibak
  Tak ada kata yang tereja
Hanya mata yang tak mau berhenti bicara
Menceritakan resah  yang masih mengundang tanya
Apakah sama yang kita rasa?
  Bungkam..
Ya..kita hanya larut dalam diam
Merunut kembali, apa sebab kita bersilang paham
  Jadi, begini rasanya ketika rindu bercampur sengit?
Dengan ego yang menjulang ke langit
Tak peduli rintihan hati menahan sakit
  Ah..sudahlah..
Bukahkah semuanya hanya sesaat?
Amarahmu.
Rindumu.
Juga cintamu.
Seiring pelukmu yang tak lagi erat mencekat
-intani yessy-
1 note · View note
intanintani · 11 years ago
Text
Tak Sama
Aku tak mendamba sanjungan
Sanjungan yang sama
Aku tak merindu rayuan
Rayuan yang sama
Aku tak mengharap tatapan
Tatapan yang sama
Aku pun tak ingin setapak yang sama
Atmosfer yang sama
Celotehan yang sama
Gurauan yang sama
Yang ku punya tak ada yang sama
Yang ku tahu pasti hanya aku selalu ingin bersama
Itu saja..
        -intani yessy-
0 notes
intanintani · 11 years ago
Text
Satu Diantara Dua atau Bukan Keduanya
Cinta tak pernah lupa darimana ia bermula
Dari tatapan mata
Atau menelusup perlahan lewat pesona
Mengalun lembut dalam denting dawai berirama
Meneduhkan jiwa yang tengah porak poranda
Mataku terkesima
Anganku mengembara entah kemana
Tatapan tulusnya meruntuhkan dinding kokoh seorang hawa
Mendobrak keangkuhanku dengan rentetan doa
Aku tak pernah lupa..
Bahkan aku tak mampu menghindarinya..
    Namun kini cinta ini telah bergeser dari tempat ia bermula
Beringsut menghampiri senja
Senja yang sekejap saja ada kemudian tiada
Senja yang cintanya entah untuk siapa
Senja yang tak pernah mampu tinggalkan sisi suramnya
Menggelayut manja pada bayang kelam yang tak semua orang mampu memahaminya
Kini mampuku hanya merindu pesonanya
Tulusnya buatku lupa bahwa ku pernah kecewa
Namun hati ini tak ingin lagi tinggal dalam ketidaktahuannya
Kubiarkan saja berkelana menemukan siapa peneduh jiwa yang sesungguhnya
-intani yessy-
0 notes
intanintani · 11 years ago
Text
Sekotak Memori
Tidur malamku terlalu dini. Bangunku pun menjadi lebih pagi. Tak bergegas mandi. Karena dinginnya pagi masih tak ijinkanku beranjak dari mimpi. Ya..aku tertidur lagi.
  Pukul tujuh lewat lima belas menit. Ku gerakkan badanku sedikit demi sedikit, selimut tipis masih saja melilit karena dinginnya pagi masih menggigit. Ku kelilingi kamarku yang sempit. Ku hentikan langkahku didepan lemari dan sedikit berjinjit. Entah apa yang hendak aku cari. Akhirnya hanya sekedar memastikan, apa saja yang menghuninya selama ini. Ku sentuh setiap isi lemari. Mengeliminasi benda-benda yang sudah tak berfungsi lagi. Ku punguti butiran manik-manik yang sudah terurai, berhamburan terlepas dari tali. Mengapa benda ini masih disini, tanyaku dalam hati. Ku sentuh benda yang lain lagi. Ku jumpai kotak-kotak kado tanpa isi. Ya..sudah tak berisi lagi.
    Satu? Tidak.
    Dua..
    Tiga..
    Empat..
    Lima..
    Ah..ternyata banyak. Ku buka satu per satu. Aku masih ingat, benda apa saja yang pernah menghuni kotak-kotak kosong ini. Meski aku merasa seolah baru pertama kali membukanya. Memoriku berkelana. Mengingat apa saja. Ternyata kotak ini penuh berisi. Berisi memori yang tak akan pernah terulang lagi. Aku tersenyum dalam hati. Bukan hanya isi yang ku ingat. Segalanya masih terasa lekat. Waktu. Momen. Adegan. Bahkan ekspresi saat aku menerimanya, masih lekat ku ingat. Tiba-tiba nafasku seperti tercekat. Ada nyeri yang seketika menghampiri. Untung saja butiran air mata yang sedang terpompa masih mampu kutahan. Satu per satu ku tutup perlahan. Kotak demi kotak. Kotak yang membuat kenanganku tiba-tiba terarak dan menyisakan sesak.
    Sekotak memori sungguh ada. Aku tak mengada-ada. Dulu, kupikir hanya sekedar kata yang kutemukan sekenanya. Sekarang aku tahu maknanya. Tak sekedar tentang memori. Tapi juga tentang arti memberi. Bukan seberapa banyak materi yang kita miliki. Tapi tentang sikap hati untuk berbagi dan tidak memikirkan diri sendiri.
0 notes
intanintani · 11 years ago
Text
Bagimu Pencinta Raga
Bagimu pencinta raga
Bagimu yang tak sepenuhnya menginginkan jiwa
Meninggalkan luka setengah menganga
Tanpa beban kau tenggelamkanku dalam tawa
Menggugurkan iba yang luruh bersama air matamu yang selalu sigap terpompa
Aku tak pernah berdaya
Padamu yang senantiasa mengatasnamakan cinta
Menyingkirkanmu dari duniaku yang fana
Menelantarkanmu dalam lorong sepi berbalutkan luka
Aku tak berpura-pura
Menginginkanmu gantikan separuh nyawaku yang hilang entah kemana
Memandangi senyummu yang terurai bersama hangatnya sang bagaskara
Memelukmu hingga ragaku terpisah dari sukma
Bagimu pencinta raga
Berbagai cara kau buatku tak percaya
Tak perlu tergesa-gesa
Perlahan saja, aku kan melupakan bahwa ku pernah berjumpa senja
        -intani yessy-
0 notes
intanintani · 11 years ago
Text
Jangan Cemburu
Jangan cemburu pada batu
Mungkin dia lebih bisa menjagaku
Bagaimana mungkin kau menjagaku,
pada dirimu sendiri saja kau selalu ragu
    Jangan cemburu pada pagi
Mungkin dia lebih rela tuk menemani
Bagaimana mungkin kau menemani,
angkuhmu saja tak mau membumi, malu mengakui bahwa kaupun merasa sepi
    Jangan cemburu pada kesumba
Mungkin dia lebih bisa memberiku warna
Bagaimana mungkin kau membuat duniaku berwarna,
kenanganmu saja selalu menyuramkanku dalam lara yang selalu terjaga
      -intani yessy-
1 note · View note
intanintani · 11 years ago
Text
Entah Apa Inginmu
Apa yang kau inginkan dari sebongkah hati tak bertuan?
Kau jungkirbalikkan tanpa keraguan
Kau taburiku dengan berjuta pertanyaan
Yang kau sisakan hanya kebimbangan
Diiringi nyanyian kecemasan yang tak henti bersahutan
  Apa yang kau inginkan dari sebongkah hati tak bertuan?
Seolah menyeretku perlahan menjauhi hatimu dikesunyian
Menenggelamkanku dalam kubangan harapan
Kusematkan keyakinan bahwa cintamu hanya segerombolan kepalsuan
Ingin kuremukkan segala ketololan dan menarik diri dari pelukan nyaman yang tak berkesudahan
      -intani yessy-
0 notes
intanintani · 11 years ago
Text
Hujan dan Kenangan
Kenanganku berhamburan beriringan dengan rintik hujan
Dinginnya tak ragu-ragu membelaiku dalam sedu sedan
Mengapa kau kembali memelukku dalam kehampaan?
Ketika ku tengah merindukan rona sang rembulan
-intani yessy-
1 note · View note
intanintani · 11 years ago
Text
Semua Tentang Senja
Mengapa tak segera kau tanyakan pada senja?
Tentang lara yang mendera tanpa jeda
Sebelum malam menelan redup cahayanya
    ***
    Terbentang keraguan dipelataran hati
Menanti senja yang tak kunjung menghampiri
Apa kau tak mengerti bahwa jinggamu meneduhkanku dari sengat sang mentari
    ***
    Betapa sempurna Sang Pelukis senja
Menyamarkan rapuhnya dengan jelita jingganya
Sementara. Kemudian lenyap dalam hisapan malam yang kian renta.
Tak bisa ku cegah perginya
Tak kan pula ku cari persembunyiannya
Biarkan saja
Karena ku yakin esok ia kan kembali mencari kutubnya
-intani yessy-
0 notes
intanintani · 11 years ago
Text
Untitled
Keangkuhan adalah setapak menuju kehilangan
Tanpa kepastian kau usung keakuan menyusuri remangnya keadaan
Seolah pikiran bersemayam diatas tandu kebenaran
Mengabaikan ketulusan. Mengaburkan kesungguhan.
Perlahan mengubur semua angan yang tak sejalan dan menggantikan dengan hasrat picisan yang tak mampu kau nomorduakan
-intani yessy-
0 notes
intanintani · 11 years ago
Text
Semua Tentang Rindu
Kuseduh harapan dalam secangkir perjumpaan
Berharap kerinduan larut bersama setiap adukan
  ***
  Ketika keadaan enggan menghantarku pada perjumpaan
 Ijinkan aku memelukmu dikejauhan
Agar kau rasakan kehangatan dalam remah doa yang tak henti kurapalkan
  ***
  Merintih perih dalam kesunyian
Ketika kita tak bersisian
Ku rapikan aksara yang berserakan
Sebagai pemuas rinduku yang tak tersampaikan
  ***
  Tertata rapi ditepian hati
Kurelakan hanyut dalam debur yang membuih
Tenang saja Sayang, rindu ini tak kan menyakiti
Karena dalam pelukmu rindu ini melebur tanpa sisakan perih
  ***
  Dengan gelakmu kau mencumbu
Dengan tatapmu kau merayu
Pada pelukmu aku mencandu
Pada candamu aku merindu
Meski sang waktu selalu cemburu
Memisahkan kita dengan rindu yang menggebu
-intani yessy-
0 notes
intanintani · 11 years ago
Text
Kesunyian
Biarkan binatang malam yang menyerukan tentang indahnya kesunyian
Kesunyian yang mengasingkan jiwa dari kebisingan
Kesunyian yang melatih inderaku tentang kepekaan akan nyanyian ketulusan
-intani yessy-
1 note · View note
intanintani · 11 years ago
Text
Tak Tahan
Betapa jiwaku tak tahan menyaksikanmu berlarut-larut dalam kemelut
Cemasmu seketika tersulut kala bibir kita sibuk berpagut
Terselip sekeping rasa takut dibalik kecupmu nan lembut
Kecupan tulus bagai mata air surga membuncah tak berarus
Jernih tanpa buih
  Aku disini, sayang
Pelukku tak kan pernah cukup sejukkan hatimu yang gersang
Dalam kesunyian gundahmu senantiasa kau pinang
Menggelar cinta beralaskan bimbang yang membentang
  Katakan saja apa yang kau inginkan
Agar ku tak berkali-kali mendukakan
Ku tak inginkan kau memar dalam keraguan
Yaa..aku tak tahan..
        -intani yessy-
0 notes