Tumgik
inovahakim · 52 minutes
Text
semakin Allah beri segalanya, semakin sadar kalau semuanya hanya titipan.
0 notes
inovahakim · 9 days
Text
kata-kata hari ini:
"I ain't suppossed to be treated like that. I deserve more. I have dignity, value, and honor to fight for,".
0 notes
inovahakim · 10 days
Text
payung pertama
siang itu adalah hujan pertama setelah kemarau panjang. sekitar pukul dua rintiknya turun tiba-tiba, padahal matahari sedang terik-teriknya. seperti biasanya, wangi khas tanah kering yang tersiram air hujan memenuhi ruang aroma. rinduuuu sekaliiii aroma ini.
lalu aku berkemas pulang saat teringat tak ada payung dalam tasku.
bagaimana bisa panas tanpa jeda ini usai dengan hujan yang tanpa aba-aba? bahkan mendung pun, tidak.
apakah hujan ini hanyalah tanda peralihan musim?
ataukah hujan ini sekadar mampir membasahi permukaan?
aku memburu-buru langkah agar lekas sampai rumah sehingga tak perlu kuyup kebasahan. tetapi, sebidang punggung dan potongan rambut yang kuhapal betul pemiliknya menghentikan ketergesaanku.
memang kadang fatamorgana kerap muncul di puncak panasnya dunia. seperti melihat oasis di kejauhan yang semakin didekati rupanya hanya hamparan pasir terbias cahaya.
tetapi ini hujan. mana ada fatamorgana. tidak mungkin denting-denting itu bertarung dengan terik yang seadanya lalu membentuk sosok yang terlalu nyata jika ia hanya sebuah bayangan.
aku memang merindukannya. kuakui. tetapi sudah kuhujam berkali-kali perasaan itu agar tak terus tumbuh lalu mati. sial, aku lupa takdir seringkali punya selera humor tak terduga.
betul. itu betul dia. itu senyumnya. itu mata besarnya. itu tegak badannya. berdiri di pintu masuk dengan payung biru tua tergenggam di tangannya.
"mari pulang, sebelum hujan semakin deras," ajaknya dalam senyuman. ah sial lagi. jangan tersenyum! bentakku dalam hati.
aku pulang. sepayung berdua.
1 note · View note
inovahakim · 14 days
Text
we don't fight even aren't yelling at each other. we mad in no words. it is completely a silent chaos.
0 notes
inovahakim · 17 days
Text
ini tanya, bukan retorika
dari yang 24 jam itu
hanya mau beberapanya.
dari beberapa pilihan teman bicara
hanya ingin jadi salah satunya.
dari yang satu-satunya
hanya berharap bisa sebagai tempat pulangnya.
tidak ada tuntutan setangkai bunga
apalagi logam mulia.
cukup hadir dan ada
pada tiap jeda masa.
bisa?
0 notes
inovahakim · 1 month
Text
setuju kan?
menurutku ini semua akan jadi mudah kalau kamu di sini. meski aku harus kerepotan menyiapkan air panas untukmu mandi atau terbangun pagi buta hanya untuk membuatkanmu sarapan nasi kuning kesukaan. itu tak masalah.
meski pusingnya pekerjaan di kantor tak jadi hilang saat sampai di rumah. tapi, pulang ke sebuah ruang yang ada kamu di dalamnya, aku merasa menang.
beban-beban hidup tetaplah ada, tapi kita topang sama-sama. dramaku dan dramamu jadi tawa dan cerita. tangisku dan tangismu jadi daya yang tak terkira.
intinya, menurutku ini semua akan jadi mudah kalau kamu di sini.
0 notes
inovahakim · 1 month
Text
19.45
aku kehilangan kata-kataku, seperti saat ini. padahal ribuan halaman habis dibaca. jutaan tuturan silih berganti melintasi telinga. seharusnya aku tak mengalami kebuntuan berbahasa. serupa diksi yang berjajar rapi di kepala, tak satu pun yang bisa kupilih untuk jadi rangkaian kata. bagaimana bisa guru bahasa kehilangan mampunya beretorika? mustahil!
lucunya, bahkan dalam kebingunganku mencari kata, aku pun tak tahu apa yang sebenarnya ingin kujadikan cerita; keluh, amarah, atau nestapa?
tidak. aku bukannya ingin dibaca saja.
tidak. aku bukannya ingin dimengerti saja.
tidak.
tidak salah.
0 notes
inovahakim · 1 month
Text
kereta malam dan perempuan yang pasrah
lenguhan klakson itu terus menyambar-nyambar sepanjang malam. bahkan hingga pagi buta. bahkan selepas dhuha. bahkan saat terik-teriknya dunia. bahkan di redupnya cakrawala.
namun kali ini, malam ini, perempuan mana lagi yang tengah dirundung tangis tersebab engkau, wahai kereta? adakah seorang penumpangmu di Brawijaya tadi yang sebabkan lara? yang tinggalkan perempuannya dalam sejuta tanya,
"kapan lagi kita jumpa?"
"adakah lagi sempat bersua?"
"tidakkah bisa kita dekat bersama seterusnya?"
tidakkah kau tahu, hai ular besi? ialah perempuan yang merapal dalam ketaksadarannya, semoga kelak kereta itu berhenti tepat di sebelah kamarnya. kereta berhenti luar biasa bukan karena gangguan sinyal masuk atau imbas massa unjuk rasa atau bencana yang tiba-tiba. kereta berhenti, dihentikan oleh rindu.
ah, rindu. hal mana lagi yang tak jadi klise jika itu soal rindu.
rindu kereta.
dan salah satu penumpangnya.
0 notes
inovahakim · 3 months
Text
hidup terpisah dari orang tua a.k.a ngekos!
dulu masa kuliah berlanjut sampai masa kerja, tiap ngerasa cape, di jalan pulang selalu bergumam dalam hati, "aku ga bisa ni kalau ngekos. cape, pulang ga ada yang dimintai untuk pijetin. kalau sakit harus ngurus sendiri,".
turns out: dikasih kesempatan ngekos.
dan ternyata 'kerepotan' ngekos ini beranak pinak. ga sekadar pulang ga ada yg pijetin, tapi pagi-pagi dah harus mengusir malas masak nasi, nyapu kamar. siang mikirin mau makan apa. malam nyuci piring dan nyuci baju. ditambah nyetrika, ngepel, nyikat toilet sewaktu-waktu. semuanya dikerjakan oleh perempuan mungil ini, sendiri.
LHO AKU BISA TERNYATA, YA! alhamdulillaah, Allah yang mampukan.
Apa hal-hal yang dulu bagimu terasa tidak mungkin, tapi ternyata saat ini kamu sedang menjalaninya?
203 notes · View notes
inovahakim · 3 months
Text
Di kimia, ada istilah "Like dissolve like", bahwa sesuatu itu akan terlarut pada sesuatu yg sama. Itulah kenapa air dan minyak tidak pernah bercampur, karena mereka beda jenis kepolaran nya.
Kalau dalam konteks manusia, seseorang pernah menyampaikan ttg "Value attract value", bahwa apa yg kita jadikan nilai pada diri kita itulah yg akan mendekatkan kita pada orang² yg serupa.
Karena"kamu akan menemukan apa yang kamu cari, maka carilah sesuatu yang baik diantara banyaknya hal yang bisa dicari"~~~
997 notes · View notes
inovahakim · 3 months
Text
Jika kamu terus menerus merasa khawatir.
Jangan khawatir, semua hal yang sedang ditakutkan saat ini pasti terlewati. Seperti ketakutan-ketakutan dahulu yang telah berlalu, nyatanya kamu tetap baik-baik saja sekarang. Masih hidup, masih bisa makan, masih bisa beribadah dengan baik.
Jangan terlalu khawatir. Rezeki tidak akan pernah tertukar. Tidak akan ada satupun orang yang bisa mencuri rezekimu karena apa yang telah ditetapkan untukmu, pasti akan menjadi milikmu. Kalau tidak, ya mungkin rezeki pakainya hanya sebentar atau memang akan dihilangkan.
Jangan khawatir lagi, kamu pasti akan menemukan jalanmu. Sepanjang kamu tidak berhenti, berusaha lebih baik lagi, sembari terus menjaga kepercayaanmu. Jangan khawatir.
572 notes · View notes
inovahakim · 5 months
Text
cerita dari 214 km
adekku yang sepanjang hidupnya melihat mbaknya hidup sebagai tuan putri. hari ini lewat panggilan video, dia menyaksikan mbaknya bisa beberes lalu bilang,
"kamu jangan jadi orang normal lah, ros. udah yang kaya biasa aja. tidur-tiduran, ga ngapa-ngapain,"
lalu aku tertawa saja dan malah semakin memamerkan skill terbaruku untuk bisa survive di tanah rantau.
"tau gitu mending dari dulu kamu dikirim ke rantau aja ya. ternyata bisa kan ngerjain kerjaan rumah, cuma dari dulu ga dikasih kesempatan aja,"
"ya juga ya," jawabku.
ditulis ba'da ashar, sambil nyemil pentol
0 notes
inovahakim · 7 months
Text
kekuasaan Allah melampaui segala ketidakmungkinan manusia.
rose, yang awalnya coba-coba tapi Allah beri segalanya
2 notes · View notes
inovahakim · 7 months
Text
hujan pukul 4 sore..
anak: gelap banget ya, Yah
ayah: engga lah. tuh rumah, mobil, masih keliatan
anak: ya maksudnya untuk jam segini -_-
1 note · View note
inovahakim · 9 months
Text
2024
siap mewujudkan mimpi, satu-satu.
biidznillah..
1 note · View note
inovahakim · 10 months
Text
Choosing a path meant having to miss out on others. She had a whole life to live, and she was always thinking that, in the future, she might regret the choices she made now. “I’m afraid of committing myself,” she thought to herself. She wanted to follow all possible paths and so ended up following none. Even in that most important area of her life, love, she had failed to commit herself. After her first romantic disappointment, she had never again given herself entirely. She feared pain, loss, and separation. These things were inevitable on the path to love, and the only way of avoiding them was by deciding not to take that path at all. In order not to suffer, you had to renounce love. It was like putting out your own eyes not to see the bad things in life.
Paulo Coelho, Brida
5 notes · View notes
inovahakim · 10 months
Text
00.20
di antara hikmah disembunyikan takdir sampai ia datang kepada tiap insan adalah agar manusia senantiasa memaksimalkan potensinya, peluangnya, usahanya, dan darah penghabisannya. karena selalu ada ruang bernama ikhtiar yang Allah sediakan khusus bagi hamba-Nya yang yakin dan percaya.
hingga rangkaian menjemput takdir itu berganti menjadi tawakkal. berharap-harap cemas ihwal ia sampai pada tujuannya atau sampai ia menyerahkan sisa perjuangannya kepada Sang Pemberi Keputusan.
dan datanglah ketetapan-Nya, bersama dengan 'paksaan' agar kita mau menerimanya dengan tuntas.
takdir, yang tak pernah jauh dari usaha, berserah diri, dan penerimaan atas wujudnya.
Allahumma inni as-aluka ar ridho ba'dal qodho.. Yaa Allah Tuhanku, sungguh aku meminta kepada-Mu kerelaan atas (segala) ketetapan(-Mu)..
3 notes · View notes