Photo
How sometimes appears is always a matter of perspective. . . . #eiffeltower #siddiqpic #paris (hier: Eiffel Tower, Paris) https://www.instagram.com/p/B0t_XhfhHRy/?igshid=dydjuhngws26
0 notes
Photo
Hari ini akan hilang Esok akan pergi Musim akan berlalu Aku, Masih disini Merindu . . -sajak SM #winter #deutschland #germany #freiberg #snow (hier: Freiberg, Sachsen, Germany) https://www.instagram.com/p/BueW-soBeCV/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1e278rpiy80qy
0 notes
Photo
Selalu belajar hal baru dari seorang yang mungkin baru bertemu. Ada cerita yang terangkai dari tempat baru, walau sekedar berlalu #colosseo #colosseum #rom #roma #italia (hier: Colosseo, Roma, Italia) https://www.instagram.com/ikhsansiddiq/p/Bt8JxnMBu78/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=njxct2i44aks
0 notes
Photo
MEDIEVAL 🎵Hate the dark, blame the snow Feel the life, still fighting the ego Keep the warm till it thaw If the past it haunted you Can't hold the past, let it go All the past has flown now . . #winter #freiberg https://www.instagram.com/ikhsansiddiq/p/BsCwFisAlYQ/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1hvjmm35tzl3b
0 notes
Photo
Ride (uncomplated) Foto ini diambil tanggal 8 Januari 2018, sekitar pukul 21:30. Ini bukan Mural, hanya goresan kalimat di dinding kamar yang tidak aku sangka membuatku termenung sangat lama. Apa yang terjadi pada diri saat itu, pun sampai sekarang. Lama termenung, terfikir lagi kenapa aku sampai nyasar di kamar Hostel Backpacker ini. Memang tidak ada yang kebetulan. Apapun yang terjadi itu adalah pilihan kita dan itu sudah jadi takdir-Nya. ... Kenapa? Memang Dia yang mengatur semuanya. Mungkin dalam hidup ini selalu ada dua pilihan. Dua arah simpang jalan. Tapi sebenarnya kedua jalan itu membawaku kepada muara yang sama jika aku percaya Dia yang membentangkan jalan itu. Mungkin jalan yang aku tempuh bukan jalan yang aku mau, tapi jalan itulah yang Allah mau dan Allah ridha. Kerena Allah tau apa yang terbaik untuk aku. Setiap jalan memiliki ‘kerikil’nya masing-masing. Aku hanya ingin terus berjalan, melangkahkan kaki dengan yakin jika Dia yang menuntun langkah kaki ini. Berusaha menuju tujuan utama. Setiap batu yang menyandung dan setiap ranting yang menghalangi langkah ini, itulah yang menentukan derajat di sisi-Nya. Langkah kaki ini milik-Nya, bahkan seluruh tubuh ini kepunyaanya. Ingin berjalan dan berlari terus di jalan yang Sudah ditentukan-Nya ini. Aku hanya pengendara yang diberi tantangan untuk merasakan ayunan dari setiap naik turun jalan ini dan kejutan-kejutan alur ceritanya. Hingga akhirnya akan ditanya tanggungjawabku di tujuan akhir nanti. ... Jika memang selalu ada dua pilihan. Maka sebenarnya aku sudah memilih sebelum dua pilihan itu ada dihadapanku. Karena Allah lah yang memilihkannya untukku. Seperti kata Umar Bin Khatab “Aku hanya lari dari takdir Allah dan menuju ke takdirnya yang lain”. Singkatnya, hari ini, aku berada di Bibliothek TU Freiberg, Sachsen. Seperti yang aku bilang, sebenarnya aku sudah memilih sebelum pilihan itu ada didepanku. Iya, Allah mengatur itu semua. Allah tau apa yang aku butuh. Allah yang memberi aku jalan untuk pulang ke indonesia beberapa saat dan mempermudah jalan aku sampai aku duduk di Bibliothek ini. Sekarang aku tidak tahu pilihan apalagi yang akan ada didepanku dan jalan mana lagi yang harus aku tapaki. Semua serasa berjalan mengendarai motor dijalan yang banyak polisi tidur dan kerikil. Ketika motor melaju kencang dan didepan ada polisi tidur, maka jantung ini berdesir dan lansung reflek menginjak rem. Jika tidak sigap, maka akan ada lonjakan yang sangat mengguncang si pengendara, dan kerikil itu, yang menghalangi laju motor agar tidak mulus saja jalannya. Analogi yang sangat minim ilmu dari anak yang memang belum berilmu. Freiberg, 14.03.2018
0 notes
Text
Bagaimana bisa kau ungkap aib temanmu,
sedang Allah menutupnya.
Lalu bagaimana dengan aib mu?!
0 notes
Text
Jika kau pandang dia karna hartanya, harta akan binasa
Jika kau pandang dia karna kuasanya, kuasa itu akan sirna
Jika kau pandang dia karena bangsanya, kau dekatkan dirimu dalam hina
Jika kau pandang dia karena agamanya, maka itu sesungguhnya yg sangat mulia.
0 notes
Text
MENCARI BAHAGIA
Mendapat Bahagia atau Celaka
BAHAGIA Apa sebenarnya itu bahagia? Bagaimana wijudnya? Kenapa semua orang bersikeras meraihnya? Bagi orang yang sakit, jelas bahagianya ketika dia telah sembuh. Bagi si miskin, dia bahagianya setelah kaya raya, karna selalu memimpikan harta yang sukar untuknya. Yang lain berkata, bahagia itu jika memiliki nama yang mashur dan terpandang, dipuji kesana kemari. Katanya, itu lebih berharga dari harta benda. Ada juga yang merasa bahagia jika semua keluarganya sehat, ceria dan memperoleh semua hak-haknya. Orang yang beragama meletakkan kebahagiaannya pada meninggalkan hal yang terlarang, mengikut apa yang diperintahkan, menjauhi apa yang jahat dan mendekati apa yang baik. Memang ada banyak lagi penilaian bahagia, tergantung individu itu inginnya apa. Tapi tahukah kau kalau orang sakit itu sembuh, apa dia bahagia? Dengan apa dia mengungkapkan bahagianya?. Lalu, ketika sudah lama sembuh apakah dia masih bahagia? Apakah akan memikirkan dan mencari bahagia yang lainnya?. Begitu juga bagi si miskin tadi. Setelah dia punya banyak harta, pasti dia ingin terus menambah hartanya. Itulah manusia. Dengan rasa yang dapat diukuroleh indera, ada saja yang kurang. Nikmatnya makanan hanya sebatas tenggorokan saja, jika syahwatmu yang kau puja, hanya sebentar setelah kau melepaskannya tak timbul lagi rasa yang sama. Pastilah bahagia setiap orang itu tidak akan sama. Bagi orang yang bukan perokok, tidak ada rasa apapun jika dia tidak merokok, dia bahagia saja. Tapi, bagi seorang perokok, dia merasa kebahagiaannya telah direnggut jika sehari saja tidak merokok. Jadi, sampai sekarang para pencari bahagia itu sebenarnya belum menemukan bahagianya yang sesungguhnya. Jika orang rindu kepada sesuatu, maka dia berupaya mendatangkannya, tapi jika telah ada, hilanglah kerinduannya. Begitu juga bahagiannya. Tidaklah susah mencari bahagia menurut agamamu, kalau telah mencapai 4 perkara: 1. I’tikad yang bersih 2. Yakin 3. Iman 4. Agama
I'tikad I’tikad artinya ikatan. Kalau seorang telah ber-i’tikad maka hatinya telah terikat denga suatu pendirian. Timbulnya i’tikad di dalam hati adalah buah fikiran lalu berujung hingga mencapai sebuah kesimpulan pandangan, lalu menjadi keyakinan. Terikat tak retak lagi. Maka, tak ada suatu pendapat timbul hanya dari pertimbangan akal fikiran semata, lantaran taklid buta, lantaran ikut-ikutan. Padahal belumlah itu berarti i’tikad. Orang yang ber-i’tikad tidak mau mengerjakan sesuatu dengan tidak berfikir dahulu, dia belajar dan mencari tahu, tidak mau asal ikut saja.
Yakin Yakin artinya nyata dan terang. Yakin selalu melawan curiga dan ragu-ragu. Ada tiga tingkatan dalam ilmu yakin, yaitu; Ilmu-yaqin, adalah pendapat yang lahir setelah mendapat dalil yang cukup. Setelah itu barulah muncul Haqqul-yaqin, yaitu keyakinan Karena semua orang juga yakin akan hal yang sama, bilang saja seperti Ka’bah itu ada. Setelah itu barulah timbul Ainul-yaqin, tingkatan yang paling tinggi dari sifat Yakin. Jika kau tawaf disamping Ka’bah, tak penting lagi, semua orang mempercayainya atau tidak dan bercerita tentang Ka’bah itu. Kau sudah yakin itu ada.
Al-Iman Iman ialah bawa engkau percaya kepada Allah, percaya adanya Malaikat-malaikatNya, rasul-rasulNya, percaya dengan kebangkitan sesudah mati dan percaya dengan takdir baik dan takdir buruk. Kokoh tegaknya amalan seorang bergantung kepada imannya. Dari yang tahu, tahu menimbulkan percaya, percaya menimbulkan tunduk dan patuh, maka timbullah amalan-amalan baik. Jika kau tidak mengerjakan, tandanya hati belum mau, kalau hati belum mau, tandanya syahadatmu masih bisa ditanya, apa hanya dimulut saja?
Agama Tidak ada Agama kalau tidak ada Iman, begitulah adanya. Orang bisa saja beragama tanpa iman dan beriman tanpa Agama. Jika kau beragama tanpa iman, maka sifat anarkis mengintaimu, jika kau beriman tanpa Agama, maka jalan sesat terbuka untukmu. Itulah kenapa Iman dan Islam erat sekali. Kalau hati telah tunduk, diiringi perbuatan baik, berhasillah apa yang dimaksud dengan Iman dan Islam.
Kalau kau mempunyai i’tikad yang baik, pastilah mencari tau akan hal itu, lalu kau Yakin akannya dan menambah Imanmu kepadaNya, jika semua itu telah terkumpul carilah bahagiamu melalui Agama, jalan lain hanya mengantarkanmu ke dalam rimba. Akan terasa nikmatnya, sungguh bukan bahagia yang terlihat sebentar dan terasa sesaat.
CELAKA Setelah tau apa itu bahagia dan bagaimana bahagia yang kau cari itu, tentulah kau melihat kebalik arah bahagia itu. Banyak yang justru salah menafsir bahagia, lalu salah memilih jalan untuk menggapainya. Mereka yang menempuh jalan yang benar tentu mendapatkan bahagia yang sempurna. Bahagia yang sebenarnya. Segala halangan dan rintangan yang ditempuhnya berbuah sangat nikmat dan berkah tentunya. Bagi yang jalan mencari bahagia, ternyata yang dia cari itu keliru, sungguh sangat rugi. Celaka. Berjalan jauh dan menghadapi susah payah halangan yang dianggapnya penghalang bahagia-nya ternyata semu semata. Dia mendapatkan juga bahagianya tapi hanya sementara, dan tak terasa nikmatnya. Baginya mendapatkan celaka lebih banyak dari senyum tawa di bibirnya. Bahagianya hanya yang mampu terlihat oleh mata, hanya sebatas di ruangnya, hanya di dunia saja itupun cuma sesaat. Tujuan hidupnya pun tak jelas kemana. Waktulah yang menjadi ukuran bahwa umurnya terbuang percuma, dia menghabiskan waktunya terlalu banyak untuk bahagia saat ini saja, untuk dirinya, tidak berfikir untuk masadepannya. Apalagi untuk orang di sekitarnya, padahal kau ini makhluk sosial, bahagia jika bersama bukan sendiri atau berdua saja.
Apa yang didapatnya jika tahu jalan yang ditempuhnya itu keliru? Yang didapatnya celaka dan kesedihan, rasa was-was, menyesal dan putus asa. Karena energi tak ada lagi, tenaga sudah habis dan umur semakin bertambah. Ada juga yang kecewa, sangat kecewa terhadap diri sendiri karena salah memilih jalan, salah memilih kebahagiaan dan termasuk salah memilih kawan dalam meraih bahagia. Malang sekali.
Bayang- bayang celaka selalu menghinggap dikepala. Selalu terngiang kata „ah..sudah terlanjur.“ Kembali melanjutkan perjalanan berlantai duri demi memperlihatkan senyum kepada mereka seolah memang memperoleh bahagia, tapi tubuhnya menderita dan hatinya tak menerima.
Celaka dalam mencari bahagia bukan hanya datang dari luar, tapi juga dari dalam diri itu sendiri, yaitu dari kesalahan akal yang menghukum dan keteledoran fikiran ketika menimbang. Benarlah, kau disuruh berfikir sebelum bekerja. Tapi jangan buat fikiranmu itu untuk melemahkan iman dan menyesatkan jalan. Timbanglah segala perkara dengan timbangan akal, jangan kau sampai terjerat celaka, apalagi mengulangi celaka yang sama.
Kesenangan?! Jika ada kesenangan yang terasa itu hanya pasif belaka. Sejatinya tidak pernah terasa. Yang terasa hanyalah kesakitan. Otak tak dapat lagi berfikir sempurna sebab apa diperolehnya dari sakit itu. Buntu dan dungu, setelah lama sakit itu jadi terbiasa, tapi tetap terasa.
Jalan bahagia itu masih ada, tidak ada kata menyerah untuk meraih bahagia yang sebenar-benar bahagia itu. Janganlah kau berputus asa. Kalau kau sudah tau telah sesat dijalan itu, kembalilah. Kau tidak harus kembali ke pangkal jalan untuk mengulang semua. Mulailah dengan berbelok ke arah yang benar, menuju bahagia itu. Ketahuilah bahagia itu bukan hanya dia, bukan hanya milik mereka yang mampu. Bukalah matamu, dunia ini tidak sempit seperti kata orang-orang itu. Bukalah matamu, kau tau untuk apa hidupmu, untuk apa tujuan hidupmu. Bukalah matamu, karena bahagia itu ada ditanganmu, melangkahlah. Bahagia yang sesungguhnya adalah bahagia yang bisa menghantarkanmu sampai kepada kebahagiaan yang abadi di surga-Nya.
Bahagia bukan suatu perolehan untuk manusia, tapi corak bahagia itu berlain-lain dan berbagai ragam menurut orang yang mencarinya. Kadang suatu yang dipandang bahagia oleh seseorang, tadak bagi orang lain. -Aristoteles Bukanlah kebahagiaan itu pada mengumpul harta benda. Tapi taqwa akan Allah itulah bahagia. Taqwa akan Allah itulah bekal sebaik-baiknya disimpan. Pada sisi Allah sajalah kebahagiaan para orang yang taqwa. -Yahya bin Khalid Al-Barmaky Jika petang dan pagi seorang manusia telah beroleh aman sentosa dari gangguan manusia, itulah dia orang yang bahagia. -Zaid bin Tsabit
Selembar daun yang jatuh dari Tasauf Modern-HAMKA di musim gugur Hamburg, 24.09.2017
0 notes
Text
LAH TAGADAI HARATO PUSAKO
Empat Hal yang Diperhitungkan untuk Menjual/Menggadai Harta Warisan
Berapa waktu lalu saya sedikit membahas tentang harta warisan (Harato jo Pusako). Ada harta warisan tinggi dan ada harta warisan rendah. Pada dasarnya harta warisan tinggi tidak dapat dijual atau digadai. Tapi, ada empat hal yang dapat melebur peraturan itu. Empat hal itu akan saya bahas dengan seingkat.
1. Gadih Gadang Indak Balaki
Permasalahan dalam biaya pernikahan bukanlah masalah baru. Dari zaman dulu memang sudah ada. Pertimbangan pertama ini berkaitan dengan biaya (pesta) pernikahan gadih gadang yang tertunda pernikahannya, umumnya dikarenakan tidak ada biaya pernikahan. Proses pernikahan dalam adat Minang tidaklah sederhana. Mulai dari Maresek, Maminang, Mahanta Siriah, Malam Bainai, Manyambuik Anak Daro/ Manjapuik Marapulai, Basandiang, Manjalang dan Babako-Babaki. Termasuk didalamnya acara setelah akad yaitu Malewakan Gala Marapulai. Secara umum seluruh rangkaiyan adat ini ada dalam susunan acara perkawinan dalam adat Minang. Tapi mekanisme pelaksanaannya tergantung Kerapatan Adat Nagaari tersebut. Besarnya pesta pernikahan yang akan dilangsungkan juga terdapat pilihannya, ada Adaik Punai, Jawi dll. Jika ada waktu insha Allah akan saya bahas pada kesempatan berikutnya 😊
Jika mengikuti susunan adat Minang dalam menikah, sudah tidak diperdebatkan lagi biaya pernikahan, karena semua keluarga besar dua Rumah Gadang ikut andil dalam rangkaiyan acara adat ini.
2. Mayik Tabujua di Ateh Rumah
Bukan hal aneh jika satu keluarga yang ditinggal oleh Almarhum/ah tidak memikiki apa-apa lagi. Bias saja karena tertimpa musibah atau bencana sehingga keluarga tersebut terhambat untuk menyelenggarakan jenazahnya. Salah satu jalan hanya menjual atau menggadai harta warisan, maka itu harus dilakukan agar segera dapat mengurus jenazah sampai penguburannya.
3. Rumah Gadang Katirisan
Proses jual atau gadai harta warisan untuk hal ke-3 ini tidak se singkat hal ke-2 yang sangat mendesak, proses ini harus melalui mufakat satu kaum (Rumah Gadang). Perundingan untuk memperbaiki rumah gadang biasanya sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum Rumah Gadang itu katirisan (rusak). Pada dasarnya untuk memperbaiki atau membangun kembali Rumah Gadang, para keluarga Datuak dari tiap-tiap ruang di Rumah Gadang itu menyumbang segala keperluan yang dibutuhkan. Tapi, jika yang dibutuhkan itu tidak sebanding dengan sumbangan (dana) yang dibutuhkan, maka menjual harta warisan adalah jalan terakhir untuk mempertahanka rumah Gadang itu agar tetap rancak.
4. Mambangkik batang tarandam
Setiap kaum memiliki Datuak. Pengangkatan datuak ini juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Proses pengangkatan datuak didahului dengan berbagai macam musyawarah yang diadakan di Rumah Gadang dan diakhiri dengan pesta pengokohan gelar Datuak. Biasanya pesta besar ini dilakukan untuk pengangkatan seorang Datuak suatu kaum yang telah kosong sekian lama. Mambangkik batang tarandam juga dapat dimaknai, membiayayi seorang angoota kaum untuk sekolah ke jejang yang lebih tinggi. Jika ia tidak memiliki biaya. Pemuda yang dibiyayai ini memang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin di kaumnya suatu saat nanti.
Pada dasarnya orang Minang tidak suka menjual harta warisan. Harta warisan menjadi pilihan terakhir jika tidak ada jalan lain yang bisa ditempuh. Biasanya harta warisan itupun tidak dijual, melainkan digadai. Proses gadai bukan transaksi antara harta warisan dan uang melainkan harta warisan dan emas. Satuan emas yang digunakanpun bukan gram, melainkan Mayam, biasa disebut juga Ameh. 1 mayam emas setara dengan 2,5 gram emas. Jika kaum tersebut telah memiliki uang, maka harta warisan tersebut dapat ditebus lagi dengan jumblah mayam emas pada akad gadai sebelumnya.
Clausthal-Zellerfeld
15.09.2017
0 notes
Photo
BERLIN. . Carilah bahagia di kebun bunga di dekat rumahmu, di bandarnya yang baru dibikin barisan tanamannya yang baru diatur. Carilah dipinggir sungai sambil bermenung, di puncak-puncak bukit yang didaki dengan payah, kedalam lurah yang dituruni. Carilah ketika mendengarkan aliran air tengah malam, pada bunyi angin sepoi-sepoi basah, pada persentuhan daun kayu ketika hendak lurut, pada bunyi jangkrik tengah malam dan bunyi katak di tengah sawah. . -Sayid Musthafa Luthfi Al-Manfaluthi. . . #BERLIN #Summer #visitberlin #berlinerdom #ichbinberliner #siddiqpic (hier: Berliner Dom)
0 notes
Photo
BERLIN. . Carilah bahagia didalam rimba dan belukar, di lurah dan di bukit-bukit, di kebun dan di kayu-kayu, di daun yang hijau dan bunga yang mekar, di danau dan sungai yang mengalir. . - Sayid Musthafa Luthfi Al-Manfaluthi. . . #Berlin #Germany #siddiqpic #summer #visitberlin (hier: Berliner Dom)
0 notes
Text
MINANGKABAU: WARISAN HANYA DIBERIKAN KEPADA WANITA?
Harato Jo Pusako
Emansipasi wanita sudah ada dalam adat Minangkabau jauh sebelum Indonesia merdeka, jauh sebelum kesetaraan gender dirumuskan bangsa barat, jauh sebelum orang-orang yang menamai dirinya pejuang HAM itu berteriak lantang. Bukatinya adalah keistimewaan wanita didalam adat Minangkabau. Ya, wanita Minang mendapat kedudukan istimewa, sebutan Bundo Kanduang misalnya. Bundo kanduang adalah jabatan yang sangat berpengaruh dalam pengambilan dan keberhasilan suatu keputusan yang diambil oleh kaum laki-laki di dalam rapat adat. Karena pengaruh tersebut wanita Minang disebut juga Limpapeh Rumah Nan Gadang (Pilar utama rumah gadang). Dan banyak lagi tugas bundo kanduang.
Dalam pembagian harta, wanita juga mendapat keistimewaan. Sejatinya ada dua tipe harta yang dapat diwarisi oleh anak keturunan Minang. Harato jo Pusako (harta keluarga dan harta pusaka). Harta Pusako lazim juga disebut harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah untuk harta keluarga yang diwariskan secara agama.
Harato adalah harta dari keluarga itu, sedangkan Pusako atau juga disebut harta pusaka, adalah harta warisan turun-temurun suatu kaum atau suku. Lazimnya, Pusako ini berupa sawah, ladang, rumah gadang, tabek (kolam ikan), benda-benda berharga dan emas. Adat Minangkabau menempatkan pewaris Pusako ini hanya diturunkan kepada kaum ibu atau anak perempuan. Alasannya sangat jelas, Pusako adalah jaminan bersama seluruh anggota keluarga atau suku dari kesusahan (kemiskinan). Peraturan adat ini terbukti sangat ampuh menjaga harta pusaka suatu kaum tetap terjaga. Hingga saat ini.
Pada dasarnya harta pusaka tidak dapat diperjualbelikan dan tidak dapat menjadi milik pribadi. Tapi jika ada empat hal yang terjadi, maka boleh diperhitungkan Pusako akan dijual atau digadai. Proses penggadaian atau penjualannya pun juga harus melalui musyawarah diantara petinggi kaum terlebih dahulu. Empat hal tersebut insha Allah akan ambo bahas pada kesempatan selanjutnya.
Harta selain Pusako, sistem pembagiannya sama menurut syariat islam, yaitu seorang anak laki-laki mendapat dua kali bagian anak perempuan. Seorang istri atau suami dapat bagiannya masing-masing dan saudara kandung juga mendapat bagiannya. Sesuai dengan surah An Nisa’ ayat 11-12.
Memang banyak orang yang salah paham dalam hal Harata dan Harta Pusaka ini, termasuk juga Urang Awak yang memang tidak lagi berurusan dengan Pusako saat ini. Jadi, banyak yang beranggapan adat Minangkabau itu menentang syariat islam. Dan sejatinya, adat Minang tidak menentang hukum Al-Quran.
Adaik basandi Syarak,
Syarak basandi Kitabullah.
Syaraik Mangato,
Adaik Mamakai.
Adat yang bertopang pada syariat agama islam, syariat itu bertopang pada Al-Quran dan Hadist. Apa yang diperintahkan Syariat, dipakai didalam adat.
Buya Hamka juga menyinggung persoalan harta pusaka ini:
“Satu hal yang tidak disinggung-singgung, sebab telah begitu keadaan yang telah didapati sejak semula, yaitu harta pusaka yang turun menurut jalan keibuan. Adat dan Syarak di Minangkabau bukanlah seperti air dengan minyak, melainkan berpadu satu, sebagai air dengan minyak dalam susu. Sebab Islam bukanlah tempel-tempelan dalam adat Minangkabau, tetapi satu susunan Islam yang dibuat menurut pandangan hidup orang Minangkabau”. (Hamka, Ayahku hlm. 9)
“"Pusaka Tinggi" inilah dijual tidak, dimakan, bali, di gadai tidak, dimakan sando (sandra/pengakuan), Inilah Tiang Agung Minangkabau selama ini. Jarang kejadian pusako tinggi menjadi pusako rendah, entah kalau Adat tidak berdiri lagi pada suku yang menguasainya”.(Hamka, dalam Naim, 1968:29)
Berlin, 02.09.2017
0 notes
Photo
SENJA. . . Indeed, in the creation of the heavens and the earth and the alternation of the night and the day are signs for those of understanding. . Who remember Allah while standing or sitting or [lying] on their sides and give thought to the creation of the heavens and the earth, [saying], "Our Lord, You did not create this aimlessly; exalted are You [above such a thing]; then protect us from the punishment of the Fire. (Al-Imraan: 190-191). . 📸 by @ardnico . . . #sore #senja #sky #siddiqpic (hier: Harz)
0 notes
Text
Cinta Dengan Cinta
Mengatakan cinta dengan cinta
Jika mimpi telah menjadi asa
Dan asa hanya angan semata
Jika lari itu memberimu janji
Ya…
Lari!!!
Tapi, sungguh kau tidak bisa lari dari nyata
Semua ada didepan mata
Kau tidak buta!
Lihat apa itu cinta
Rasa…
Kau hanya mencari yang tak ada
Ingin lari…
Ingin dipuji… ingin melihat mereka iri..!!!
Hanya kagum yang kau dapat
Bukan damai..
Bukan kenyamanan hati
Jika cinta itu tak biasa
Jangan katakan itu cinta
Tapi ungkapkan cinta dengan cinta
Clausthal-Zellerfeld
06.12.2014
0 notes
Video
instagram
Timelapse | Rathaus Hannover. . . . #Hannover #timelapse #visitgermany
0 notes
Photo
SCHLOSS WERNIGERODE. . . Each destination has its own story. . . . #Schloss #wernigerode #harz #exploreharz #siddiqpic (hier: Schloß Wernigerode)
0 notes
Photo
THE COLORS. . "The beautiful flowers with afternoon light are as beautiful as you" . . . #sommer #summer #afternoon #skyporn #flowers #siddiqpic
0 notes