Text
Untungnya Flashback sama Zenius. Bukan sama Mantan
Halo. Gua Muhammad Ihsaan Ramadhan. Kali ini gua bakalan bercerita semua tentang sebuah program yang membuka cakrawala berfikir gua yang selama ini sempit. Yap. Zenius.net. sebuah website yang gua yakin akan berhasil mengubah hidup gua. Dan gua yakin bersama zenius gua bakalan berhasil membuat gua jauh lebih berguna di masyarakat
Gua tau tentang zenius udah lama. 3 tahun yang lalu. Udah lama memang. Tapi baru menjadi member resmi pada 6 bulan yang lalu. 3 tahun lalu, gua hanyalah siswa yang tukang download soal doang. Gua paling males belajar di Pc karena gak jelas dan susah banget dimengerti. Jadi kalo ada pelajaran yang gak gua ngerti, ya mendingan gua belajar sendiri di kamar sampe ngerti. Kalo gak ngerti, yaudah tinggalin dan pasrah. Mungkin ini yang menjadi penyebab gua gak maksimal di UN smp 3 tahun lalu
Awal flashback dengan zenius.net datang pas guru di sekolah gua bercerita kalo masuk dan diterima di kampus impian gua itu susah banget jadi harus di persiapkan dari sekarang (pas waktu itu gua kelas 11). Speechless. Impian gua Jaket kuning dan belajar gua ngaco banget. Mana mungkin Jaket Kuning bakalan terima gua dengan nilai rapot ke 10 terendah di kelas? Mulai dari situlah gua mencari bahan belajar yang pas buat mengatasi kedodolan gua selama 2 tahun di SMA
Sebelumnya gua udah tau kalo jalur masuk UI ada 3, SNMPTN, SBMPTN, SIMAK UI. Jadi karena saat itu sedang menghadapi SNM, gua tulis keyword di google cara memaksimalkan peluang snmptn. Dan yang keluar website zenius. Haha. Flashback. Masa-masa SMP gua. Dimana dulu main ke zenius cuman buat download soal. Untungnya flashbacknya sama zenius ya. bukan sama Mantan hmm
Pertemuan kembali dengan zenius akhirnya menjadi kepo tentang zenius. Sering baca Zenius blog dan main ke Zenius.net. Baca perjuangan para alumni zenius yang berjuang mati-matian untuk masuk ke kampus impian. setelah gua baca Catatan Perjuangan Murid Zenius Menghadapi SBMPTN 2014 ternyata banyak yang sama problemnya sama gua! Banyak yang pengen masuk kampus impian tapi tidak dibarengi dengan semangat belajar. inilah yang menjadi landasan gua harus memperdalam zenius. Hehe
Awal kelas 3 gua memutuskan buat beli Zenius hasil pecah celengan ayam. Setelah beli, gua memutuskan untuk tidak perpaling dari Laptop karena asyik banget buat belajar. Nagih! Bangun subuh nyalain Laptop dan gua matiin laptop di menjelang maghrib buat nguplek sama zenius. Gila! Semangat belajar bertambah, rasa optimis juga bertambah.
Asyik dengan zenius, membuat fikiran gua berubah. Di kelas, gua merasa sedikit lebih unggul. Ketika di kelas baru masuk bab baru, gua udah lahap itu semua di Zenius. Haha. Dan ini berefek pada nilai gua. Yang tadinya 10 besar terendah, sekarang 10 besar tertinggi!! Karena zenius gua jadi pede. Usaha keras bakal menghasilkan hasil. Gua semakin pede kalo gua berjuang lebih keras, gua bakal membuat Kartu Tanda Mahasiswa di Universitas Indonesia. Amiin.
0 notes
Text
Sayembara AMI 2016. Surat Cinta untuk Indonesia
Indonesia. Ya itulah Negara gua. Negara yang sejak gua kelas 1 SD masih berada di Negara berkembang. Negara yang memiliki limpahan harta yang belum di kembangkan. Kapan Indonesia menjadi Negara maju? Sedangkan para investor asing berlomba lomba masuk ke Indonesia untuk menjajah kekayaan sumber daya alam Negara ini. Apakah selamanya Indonesia akan menjadi Negara yang berkembang? Ataukah Indonesia menjadi Negara yang jalan di tempat? Perkenalkan nama gua Muhammad Ihsaan Ramadhan. Pemuda Indonesia yang akan berjuang untuk merubah Indonesia menjadi Negara maju di dunia dengan sumber daya alam yang ada. Sekarang gua sedang menghabiskan terakhir untuk lulus kewajiban belajar 12 tahun di SMAN 101 Jakarta. Di kelas 3 SMA ini, selayaknya kelas 12 pasti memikirkan masa depan. Masa depan yang akan gua raih dengan hanya kurang lebih 6 bulan kedepan. Apakah gua hanya duduk dirumah melihat perkembangan Indonesia atau aku ikut membantu menjadi pemuda yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara. Kelas 12 merupakan kelas terberat dimasa hidup gua. Bagaimana tidak, setiap hari harus bangun jam 5 subuh dan pulang sampai kerumah kembali jam setengah 8 malam. Sekolah dan bimbingan belajar yang gua ikuti cukup membuat lelah. Belum lagi tugas sekolah yang diberikan tidak sedikit. Terkadang, gua harus tidur di larut malam dan bangun kembali di waktu subuh untuk kembali bersekolah. Terasa berat memang. Tapi demi demi masa depan yang jauh lebih cerah, sebesar apapun rintangan harus di hadapi Belajar belajar dan belajar. Hanya itu yang ada di dalam fikiran gua. Walaupun belum ada tujuan untuk masuk jurusan apa nantinya, yang jelas belajar untuk tembus perguruan tinggi negeri. Entah dimana saja, yang penting dapat mewujudkan mimpi kedua orang tua gua. Orang tua yang sudah memberikan suapan tentang Perguruan Tinggi Negeri sejak SMP. Terlalu dini memang. Tapi beliau maksud untuk memberikan semangat dan motivasi untuk anaknya untuk jauh lebih giat belajarnya. Orang tua gua keduanya adalah Dosen. Ayah, Syaifuddin adalah seorang Dosen Jurnalistik di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Dan ibu, Siti Komsiah adalah Dosen Komunikasi di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Dan kedua orang tua berada di ranah sosial. Berbeda dengan gua yang kini berkutik dengan angka dan rumus. Orang tua memang tidak memaksakan untuk masuk kedalam ranah sosial. Tetapi dengan nilai yang tidak begitu cemerlang ibu selalu menawarkan untuk masuk kedalam ranah sosial. Ayah adalah mantan Jurnalis di salah satu televisi Swasta di Indonesia. Dari tahun 1998-2013 beliau malang melintang di dunia Jurnalistik di Indoensia. Sebagai seorang jurnalis, ayah selalu menanamkan budaya membaca kepada anak-anaknya. Tak terkecuali gua. Sejak awal bisa baca, setiap bulan ayah pasti membelikan buku untuk membaca. Kelas 4 SD, ayahku mewajibkan aku untuk membaca Koran. Dan kebiasaan itupun terbawa sampai SMA. Sampai sekarang, gua tidak pernah terlewatkan berita tentang apapun yang ada di dunia. Kebiasaan membaca berita pun menjadi angin segar bagi gua. Setiap hari gua selalu mengakses portal berita di telepon genggam. Banyak sekali informasi yang di dapat. Ekonomi, sosial, teknologi bahkan politik. Tetapi yang selalu meanrik dibaca adalah Teknologi. Kenapa? Karena teknologi selalu berkembang dari hari ke hari. Teknologi selalu hidup. Tidak pernah mati di makan zaman. Saking sering dan senangnya membaca berita tentang teknoologi, gua pun merasa inilah passion yang selama ini dicari. Jurusan. Sudah banyak teman yang menargetkan masuk ke jurusan apa dan dimana. Rata-rata teman sekelas mengambil jurusan yang berbau teknologi. Yap. Sama dengan gua. Merekapun berfikiran sama. Dan ternyata bukan hanya teman sekalas saja. Melainkan teman satu angkatan berfikiran sama. Kalau begitu, saingan antar siswa dalam satu sekolah saja sudah sangat ketat. Apalagi satu Indonesia yang berfikiran sama tentang tekonologi. Seringnya gua membaca berita di dunia maya, kembali menjadi angin segar dalam penentuan jurusan nantinya. Saat itu gua melihat perekonomian Indonesia yang sangat terpuruk. Angka rupiah terhadap dollar mencapai Rp. 14.000/Dollar. Indonesia sudah diambang krisis ekonomi. lalu aku berfikir. Kenapa bisa ekonomi Indonesia terpuruk? Padahal Indonesia memiliki jutaan warga yang melakukan kegiatan ekonomi. dari homeindustri sampai industry pabrik. dan Indonesia juga memiliki sumber daya yang bisa di jual ke luar negeri untuk menaikan ekonomi negeri ini. Masalah yang kompleks memang. Tapi disisi lain, Gua terus memikirkan tentang industry. Terus berfikir masalah jurusan, sambil bertanya Tanya tentang jurusan yang berbau teknologi dan industry, terbenak fikiran kepada TEKNIK INDUSTRI. Apakah ada ya jurusan tersebut? Kalau ada dimana tempat gua kuliah Teknik Industri terbaik di Indonesia? Kepo, Langsung saja gua menuju Google untuk menjawab kepoan gua. “Teknik Industri adalah bidang studi yang berusaha mengoptimalisasi antara factor manusia dan factor teknologi di dalam sebuah perusahaan”- LINE Seputar Kuliah. Ketika hanya membaca sedikit saja, gua merasa gua harus masuk ke jurusan itu. Gua harus bertarung dengan teman teman satu Indonesia untuk masuk ke jurusan Teknik Industri. Tapi, kuliah dimana? Ketika kita ingin mencapai sebuah goal, tentunya kita harus tau goalnya itu dimana? Ketika menulis Teknik Industri di google, langsung terlihat web Institut Teknologi Bandung menjadi paling atas. Itu berarti, Teknik Industri ITB sedang banyak sekali yang mencari di Internet. Apa sih kerennya ITB? Kenapa banyak orang nyari ITB di Google? “Bu, ITB itu keren ga?” “Kenapa emang?” “Mas barusan buka google tentang Teknik Industri. Yang paling atas itu websitenya Fakultas Teknik Industrinya ITB. Berarti banyak orang yang sekarang nyari ITB di google” “Hehe. ITB itu Kampus paling bagus masalah tekniknya mas. Kampusnya adem lagi banayk pohonnya. Mas mau masuk situ?” “Insya Allah bu. Doakan yang terbaik” Berbekal pengetahuan dari ibu yang telah menjadi dosen selama 20 tahun, jawaban ibu menjadi semangat yang sangat membara buat gua. Siapa gak mau masuk ITB? Kampusnya adem, dan menjadi kampus terbaik Tekniknya di Indonesia. Orang yang gak sekolah mungkin juga mau menjadi mahasiswa ITB. Hehe Jika nanti masuk dan di terima di ITB,hal yang pertama kali gua lakukan adalah bersujud syukur di Masjid Salman ITB. Berterima kasih kepada Allah yang telah mengabulkan Doa yang selalu gua lakukan setiap harinya. Di ITB, gua akan belajar sekuat tenaga membuktikan bahwa Indonesia akan memiliki orang hebat di masa depan. Gua akan terus mencari ilmu sebanyak banyaknya di kampus ini. Selain belajar, tentunya gua juga bakalan ikut Unit Kegiatan Mahasiswa. Gua akan mengharumkan ITB di Indonesia melalui bakat yang gua miliki. Yaitu bidang Olahraga. Terlihat kecil memang. Tapi itu hanya gambaran singkat apa yang nanti gua lakukan untuk ITB dan Indonesia. Lulus dari ITB, gua akan melakukan hal hal yang ‘gila’. Gila dalam artian gua akan melakukan perubahan yang signifikan untuk Indonesia. Seperti membuat trobosan trobosan yang sangat luar biasa terutama untuk home industry di Indonesia. Karena melalui home industry, akan terbentuk sebuah pabrik yang megah yang akan terus menjalankan roda perekonomian Indonesia. Melalui home industry juga akan melahirkan seorang enterprenur yang luar biasa. Jadi jika kita terus mengembangkan home industry, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi Negara yang maju. Itulah cerita dan Mimpi gua tentang Institut Teknologi Bandung. Kampus Impian gua. Kampus dengan Teknik Industri terbaik di Indonesia. Hanya sedikit memang mimpi yang akan gua berikan untuk ITB dan Indonesia. Karena gua disini sibuk untuk mewujudkan mimpi. Bukan hanya bermimpi Muhammad Ihsaan Ramadhan Calon Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri 2016
0 notes