Text
Awalnya mengira ini hanya hiburan dikala senggangnya waktu. Tapi Allah memang planner terbaik, Dia arahkan kejalan yang tak terduga dan dia tumbuhkan sebuah rasa yang cukup sulit dibayangkan sebelumnya.
Sepertinya Allah sedang mengatakan "story has started"
Ingin memeluk setiap jengkal proses dan berterimakasih pada setiap peristiwa yang mendewasakan. Kalian telah membawakan ketitik ini.
0 notes
Text
Jadi psikolog gampang kok, cuma tes gitu aja "kita" juga bisa.
Kami yang UU Keprofesiannya masih belum ketuk palu sering merasakan ini. Profesi kami, pendidikan kami seperti di sepelekan karena kesannya alat tempur kami bukanlah jarum suntik atau stetoskop atau obat yang terlihat bentuknya. Profesi kami telihat hanya dari cara bicara bahkan alat tempur kami hanya selembar kertas menurut mereka. Sedih terkadang melihat bagaimana profesi kami disalah gunakan. Pertahun 2020 banyak sekali laporan penyalahgunaan alat tes psikologi baik personal hingga instansi. Bagaimana tidak, buku buku psikotes dimana-mana berhamburan dan menjelaskan kiat kiat lulus psikotes.
Sebelum saya jelaskan, tahu kah kamu tujuan psikotes untuk apa?
Psikotes tujuannya beragam, untuk mengetahui intelegensi yang kita kenal secara umum IQ, Mengetahui kepribadian dan lain lain sesuai kebutuhan.
Apa dampaknya saat hasil psikotes di manipulasi? Apakah psikolog dirugikan? Tentu tidak hehe
Yang dirugikan adalah KAMU.
Contoh : untuk bisa masuk ke sebuah instansi kita harus melewati psikotes kerja yang merangkum ketahanan kerja dll. Lalu kita membeli buku psikotes dan mempelajari kiat kiat yang ada di buku agar hasilnya memuaskan. Singkat nya, kita diterima di jabatan A yang memiliki tuntutan kerja 8. Karena hasil psikotes kita 8 maka kita layak duduk di jabatan A. Berjalannya waktu, tuntutan pekerjaan mulai terasa berat hingga pola-pola burnout terlihat. Atasan mengeluhkan dan otomatis pekerjaan kita tidak sesuai dengan espektasi perusahaan. Apa kerugian yang bisa kita lihat? Yap, kerugian diri sendiri lebih besar karena berdampak ke psikologis dan profesionalitas pekerjaannya jadi berkurang hingga relasi pekerjaan pun terganggu.
Apa yang harusnya kita lakukan saat psikotes? Simpel sekali
1. Siapkan diri dengan istirahat yang cukup
2. Hindari stressor yang bisa mengganggu performa dihari H. Misal kamu mudah stress dengan kemacetan, berangkatlah jauh sebelum terkena macet. Simpel asal kamu tau stressor kamu apa.
3. Jangan skip makan dan minum sebelum tes. Jangan lupa ke toilet dulu ya krna waktu sangat berharga saat kamu psikotes.
4. Selama psikotes, dengarkan instruksi tes dengan baik dan beri performa maksimal saat tes.
5. Jangan mencontek krna hasil setiap orang menggambarkan peribadian dan kemampuan yang berbeda yaa.
6. Jangan berpikir untuk mempelajari dibuku psikotes dipasaran ya, karna yang rugi itu kamu. Atau malah ketauan kalo hasilnya manipulasi alias hasil belajar hehe (psikolog jeli soal ini hehe)
7. Percaya diri dengan tes dan usaha yang telah diberikan.
Yuk, hargai profesi psikolog dan ilmu psikologi. Selembar kertas yang terlihat ringan dan tanpa arti, justru itu adalah jarum suntik, stetoskop dan obat buat kami bisa membantu orang banyak.
Untuk oknum penyalahgunaan alat tes psikologi, Kalian bertindak seperti dokter gadungan! Intelektual kalian gampang digadaikan dan moralitas kalian tak ubahnya tempe medoan. Tahukah kalian bahwa saat alat tes itu ditangan kami, ia justru menjadi rujukan kuat untuk psikologis seseorang.
Untuk kalian yang masih membeli buku psikologi tes di pasaran, kalian justru yang dirugikan. Berharap diuntungkan, justru sebaliknya. Lewatilah psikotes dengan performa maksimal yang bisa dikondisikan seperti tips saya di atas.
Semoga penyalahgunaan alat tes psikologi diluar sana semakin berkurang karena berkurangnya peminat ya..
Tulisan ini ditulis oleh calon psikolog yang bersedih hati karena melihat Psychology Test beredar luas bahkan disebuah instansi tanpa pengawasan Psikolog 馃槩
0 notes
Text
.After crisis keluar dari zona nyaman.
Tahun pertama kuliah online rasanya ingin menyerah krna melelahkan. Membagi waktu kerja, kuliah online, tugas dg deadline yang rapat, tugas sebagai istri di rumahtangga baru serta partner pasangan. Belum lagi emosional yang unstabil setelah pengobatan suatu penyakit. Semua nonstop aku jalani kurang lebih 7 bulan lamanya. Bahkan sempat membisikan ke diri sendiri "yaudah lah ya, kuliah lagi kalo pandemi udah berhenti". Kalimat itu bener-bener bikin lutut yang setengah tenaga jadi gembos seperti ban ketusuk paku.
Affriza terus memberikan semangat, terus memberi penguatan positif bahwa ini bisa dilewatin. Dia memang orang yang terus akan memberikan positif vibes setiap mental ini rapuh he he he
Sekali lagi, dikuatkan oleh Affriza, sekuat itu juga keinginan menyerah (bayangin jadi Affriza, kalian pasti emosi ehe ehe). Sampai pada akhirnya, Allah kasih kesempatan istirahat sejenak ke bali dan mampir sejenak di Yogyakarta. Di Jogja bertemu salah satu teman yang sedang melanjutkan studi Magister juga. Bercerita keluhan ingin berhenti kuliah online yang menguras tenaga dan emosi ini. Betapa terkejut mendengar respon dia "eh, dulu aku mau berenti kamu selalu kuatin buat lanjutin, sekarang giliran aku bilang ke kamu. Lanjutin! Ini bakal kelewat kok". Huhu posisi ngobrol lagi naik tangga 3 lantai, rasanya pengen teriak "aaaaaaaaaaaaaaa". Kayanya sampai sekarang dia belum tau kalau dia salah satu orang yang bisa bangkitin semangat aku yang hampir atau udah gembos maybe? But Makasih banyak yaaa Rani.
Singkatnya, problematika kuliah online dan berhenti tersingkir dari kepala. Nilai semester pertama kelur dg hasil yang memuaskan. Waktunya liburan (ku pikir bisa fokus kerja). Eee jangan jumawa he he, Allah titipkan lagi satu pelajaran penting buat aku dan Affriza yaitu sebuah penyakit yang membuat masa liburan kuliahku diisi dengan bolak balik ke dokter sampai ke pontianak demi dapat edukasi tentang penyakit tersebut dan wht we must to do buat penyakit itu. Sampai sekarang, kami masih berusaha terbaik untuk penyakit tersebut (Doakan yaa, semoga segera terlewati dengan baik).
Masuk semester dua yang di padati dengan pembekalan sebelum PKPP (Prakter Kerja Psikologi Profesi). Kurang lebih 4 bulan dilalui jadwal pembekalan dari pagi jam 08.00 sampai jam 16.00-l/17.00. Bahkan H-6 hari Lebaran masih pembekalan hehe. Lalu bagaimana kerja? Tentu akhirnya tidak maksimal. Bekerja dan Pembekalan adalah double Jump yang tidak terlupakan. Lelah tidak? Oooooo jangan minta jawaban tidak hehe krna reaksi psikis tidak pernah bohong dan berpengaruh pada kesehatan. Kurang tidur adalah resiko dan mulai kurang enjoy pemirsa... krna urat leher sepertinya tidak santai alias tegang. Jadinya aku gampang capek walaupun minim aktifitas fisik, gampang marah (pokoknya apa aja dibawa emosi haha), siklus menstruasi jadi carut marut, rambut mulai rontok parah (ini paling kasian kalo bersihin kamar sama kamar mandi krna banyak bgt).
Akhirnya aku kembali konseling ke psikolog. Hanya buat ngomong "im so tired, can't control this in my head". Setelah ringan dan mulai bisa berdamai dengan diri sendiri. Mulai menentukan prioritas dan maping lagi goals future dari awal (makanya kalo bikin goals harus tahan godaan hudaaa hehe). Maping selesai dan prioritas mulai jelas, Allah seperti menjabat doa yang dipanjatkan. "PKPP segera dilaksanakan after ied fitri!" Sudah tidak tergambar rasa bahagia yang membuncah atas baiknya Allah dalam menunjukan jalan. Sampailah pada pilihan untuk "fokus sama studi".
Setelah kembali ke dunia yang di impikan ini, rasanya luar biasa. Sangat menyenangkan, sangat membuat hidup luas biasa bermakna. Bisa membantu orang dengan apa yang kita punya selain "materi" itu membuat aku tau bahwa banyak hal membahagiakan di dunia ini bahkan yang terlihat sederhana. Segala yang sebelumnya aku tau by teori, hari ini bisa aku terapin secara langsung menjadi pengalaman tak terlupakan.
Menulis cerita ini ditengah masa PKPP dan sedang menunggu Acc lokasi berikutnya yang akan fokus pada kasus pasien NAPZA. Can't wait to see new chapter, akan memberikan kejutan apa lagi yaaa.
Next aku bagiin pengalaman selama PKPP dilokasi pertama ya, tapi gak janji nih ehheheheh
Sekian, terimakasih sudah membaca cerita yang gak ringan tapi juga gak berat ini krna udah lama gak nulis jadi agak kaku dr pembukaan, isi, dan akhir cerita heheh maapin ya maapin lah.
Jakarta, 8 Juli 2021
With love, Huda
0 notes
Text
"Akan sampai kapan kamu menghukum diri kamu untuk menjadi versi yang diinginkan orang lain?"
-unknow-
0 notes
Text
Saya akan mulai membagikan kalimat-kalimat yang membuat saya tenang dan mungkin beberapa berisi kegelisahan saya terhadap adaptasi kepribadian saya dengan lingkungan
Tulisan disini akan saya bagikan untuk yang bisa membaca dengan netral dan tanpa unsur menduga-duga.
Jakarta, 13 Juni 2021
1 note
路
View note