haimawar
🎀
14 posts
🌼𝓜𝓮𝓷𝓳𝓪𝓭𝓲 𝓶𝓪𝔀𝓪𝓻 𝓼𝓮𝓳𝓪𝓽𝓲 🌼 tetapi, #mawar indah tak harus berduri#
Don't wanna be here? Send us removal request.
haimawar · 1 year ago
Text
Okay, i write what i want, not what i mind.
Unknown
1 note · View note
haimawar · 1 year ago
Text
Tumblr media
Gemuruh diatas langit
Suatu hari langit meminta kepada awan "awan, berilah sedikit air untuk membasahi kawasan sana, karena sepertinya kekeringan" awan pun mengerjakan apa yg diperintahkan nya langit itu, sambil bergembira ria, orang yg ada di penduduk itu senang karena merasakan hujan, seraya ada yg bilang "alhamdulillah hikmah hujan", "loh kok hujan sih, padahal kan aku mau ada urusan penting" Beragam ragam mereka bilang, bahwa apa yg penting dari pesan cerita ini?
Bukankah segala sesuatu sudah ada yg mengatur yaitu yg lebih kuasa atas kita, Allah, lalu mengapa terkadang kita masih saja tidak menerima pemberian dari Nya, bahwasanya langit diam tetapi ia menyaksikan apa yg telah kalian perbuat nya, bahwasanya bumi pun terlihat diam, tetapi ia juga menyaksian apa yg telah diperbuatnya itu.
Lantas mengapa harus khawatir?
Bukankah segala sesuatu sudah di atur oleh sang maha pencipta langit dan bumi.
4 notes · View notes
haimawar · 1 year ago
Text
Update dulu ah..
Iya. Sama seperti rasaku ke kamu, sudah berubah alias terupdate juga.
2 notes · View notes
haimawar · 1 year ago
Text
Sengaja aku sempetin siram2 mawar putihku, agar aku selalu ingat bahwa cintaku ke kamu putih, suci, murni :)
#kamuapakabar?
Haimawar
3 notes · View notes
haimawar · 2 years ago
Text
Everything is gonna be okay.
Sometimes we only need to feeling in self, believe me :)
12 notes · View notes
haimawar · 2 years ago
Text
Ya memang kesabaran kita terkadang tidak dianggap, pernah. Saat kita sudah sabar melebihi batas, namun malah kesabaran kita dimanfaatkan oleh orang atau dilecehkan, sehingga kita hanya bisa marah dalam hati, yaa gimana ya, namanya juga hati kan, bisa berubah kapan aja, tapi meskipun gitu jangan capek untuk terus bersabar yaa!!😇
Tumblr media
8 notes · View notes
haimawar · 2 years ago
Text
Aku, bagaimana aku terhadapmu. Ya memang sulit terkadang melupakan apapun tentang kita, namun perlu diingat, orang datang dan pergi
3 notes · View notes
haimawar · 2 years ago
Text
Aku, aku ingin melupakanmu, merakit dan melukis hari2ku dengan indah, cukup sedihku sebagai bukti bahwa aku benar-benar mencintaimu😊
Dan hatiku beruntung karena bisa mencintaimu..
2 notes · View notes
haimawar · 2 years ago
Text
“forgive all the versions of yourself that operated out of fear instead of growth, the ones that viewed comfort zones as safe havens and abandoned boundaries to keep other people happy, forgive all the versions of yourself that didn’t know that love begins with how you treat you.”
— iambrillyant
27K notes · View notes
haimawar · 2 years ago
Text
Terhadap rasa, aku nyerah, namun tak ada kata lain selain menghargai rasa itu sendiri.
3 notes · View notes
haimawar · 2 years ago
Text
Aku mau mengeluh, tapi aku sadar, wanita di ciptakan sangat kuat 🤗🥰
5 notes · View notes
haimawar · 2 years ago
Text
“She didn’t need to be saved. She needed to be found and appreciated for exactly who she was.”
— j. iron word
47K notes · View notes
haimawar · 2 years ago
Text
I Have no Time for Drama.
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah 224)
Dikatakan oleh sebagian Ulama bahwa ilmu adalah kehidupan itu sendiri. Oleh sebab itu, menuntut ilmu adalah menjaga agar kehidupan seseorang bahagia di dunia dan akhirat.
“Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (QS. Al-Kahf: 68)
Permasalahannya adalah tidak tahu ilmunya, diperparah dengan lemahnya iman, lemah secara syariat sehingga tidak mengerti meresponnya dan akhirnya berujung salah dalam menyikapinya.  
Jangankan musibah atau ujian besar yang datang, hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari saja bisa membuat seseorang terpukul dan hancur. Mengapa? Sebab tidak tahu ilmunya.
Evaluasi kembali, “Saya sudah ngaji, tetapi progressnya kok masih begini-begini?”
“Apakah ilmunya bermanfaat atau tidak?”
“Apakah sekadar mengerti ilmunya atau benar-benar diamalkan?”
“Apakah ilmunya selama ini membahas tentang Allah Subhanahu Wata’ala atau tidak sehingga melahirkan keyakinan?”
Nikmat ilmu yang akan melahirkan keyakinan, kepercayaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Semakin mengenal-Nya maka semakin percaya kepada-Nya.
Evaluasi pula adabmu dalam menuntut ilmu sebab hanya dengan adab, kamu bisa memahami hakikat ilmu. Dan bukan banyak-banyakan melainkan bagaimana ilmu yang kamu pelajari dapat bermanfaat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 
Sedikit, mengakar, kokoh lebih baik daripada banyak namun menguap. Ibarat sebuah jurus yang dilatih 1000x akan jauh lebih mematikan dibanding memiliki 1000 jurus namun masing-masingnya hanya dilatih 1x.
Karakter yang perlu dimiliki oleh penuntut ilmu agar dimudahkan dan diberkahi oleh Allah Subhanahu Wata’ala adalah tawadhu/rendah hati.
“Tidak ada seorang pun yang menuntut ilmu atau belajar dengan mengandalkan kekuasaannya, kepemilikannya dan arogansi jiwanya lalu dia berhasil dan beruntung.” (Imam As-Syafi’i rahimahullah)
Mereka yang sombong tidak akan mendapat ilmu yang bermanfaat dan apabila dapat pun hanya sekadar maklumat yang akan menjadi bumerang baginya.
“Barang siapa yang menuntut ilmu tujuannya untuk diamalkan maka Allah Subhanahu Wata’ala akan memberikan taufik untuknya dan barang siapa yang menuntut ilmu tujuannya bukan untuk diamalkan maka orang itu akan bertambah berbangga-bangga.” (Malik bin Dinar rahimahullah)
Kejujuranmu dalam menuntut ilmu akan mengundang taufik-Nya. Amalan itu tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai yang diniatkan.
Sering kali apabila sedang kesal atau benci dengan seseorang yang menjadi fokus adalah sosok seseorang tersebut tetapi tahukah kamu siapa sebenarnya dalang di balik kebencian tersebut?
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu.” (QS. Al-Ma’idah: 91)
Barangkali benar jika orang tersebut melakukan kesalahan sehingga memicu kekesalan atau kebencian. Salah tetap salah namun bukan berarti bermusuhan dan terbakar api kebencian. Jika memang perlu dihukum, hukumlah sesuai koridor dan batasan tetapi jangan menjadi pion setan.  
Bukankah ada banyak kasus yang bermula dari rasa kesal kemudian terjadi penganiayaan atau pembunuhan dan berakhir dengan penyesalan? Yang mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan pihak lain yang juga ikut andil terlibat?
Di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun banyak terjadi kesalahan-kesalahan. Ada yang melakukan kesalahan di perang Uhud yaitu para pasukan pemanah. Ada pula seorang sahabat bernama Hatib bin Abi Balta’ah radhiyallahu ‘anhu, beliau membocorkan informasi dengan mengirimkan utusan untuk memberitahu keluarganya sesaat sebelum terjadinya Fathu Makkah.
Lantas, apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membenci atau memusuhinya? Padahal kesalahan beliau fatal hingga Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu ingin menghukumnya kemudian dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ya Umar, ini ahli badar, ingat jasa-jasa beliau.”
Alih-alih membenci dan memusuhi, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam justru mengingat jasa orang yang baru saja melakukan kesalahan fatal tersebut.
Mari praktikkan apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam contohkan, ketika kamu marah dengan seseorang dan api kebencian disulut oleh setan, lawan dengan meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu Wata’ala lalu lawan dengan mengikuti sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu ingat-ingat kembali jasa-jasanya.
Bukankah sering kali yang terjadi justru sebaliknya? Ketika setan menyulut api kebencian yang teringat justru jasa-jasamu bukan jasa-jasa orang tersebut hingga semakin bertambah besarlah api kebencian.
Dengan narasi, “Mengapa kamu tega sekali? Saya kan sudah begini, begini, begini.”
Apabila kamu seorang suami, kamu akan mengungkit jasamu sebagai suami, apabila kamu seorang istri, kamu akan mengungkit jasamu sebagai istri, apabila kamu adalah orang tua, kamu akan mengungkit jasamu sebagai ayah atau ibu, apabila kamu seorang kakak, kamu akan mengungkit jasamu sebagai kakak, dll. Tidak akan selesai dan hanya berakhir menjadi bonekanya setan.
Jika kamu mempraktikkan apa yang telah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam contohkan justru menguntungkan bagimu sebab dosa-dosamu akan diampuni oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan setan kembali bermain di sini,”Kamu jangan sesekali berdamai dengannya. Rugilah.”
Akhirnya kamu pun melupakan sesuatu yang lebih bernilai yaitu ampunan dari Allah Subhanahu Wata’ala. Ingatlah ketika datang hari Kiamat, kamu tidak peduli dengan orang lain kecuali keselamatanmu. Ingatlah ketika datang hari Kiamat, yang terpenting adalah dosa-dosamu diampuni oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?” (QS. An-Nur: 24)
Pentingnya memiliki kelapangan serta kebersihan hati dan tidak ada yang lebih baik untuk membersihkan hati daripada mentauhidkan Allah Subhanahu Wata’ala dan semua rukun iman.
“Sesungguhnya Allah itu memperhatikan hamba-hamba-Nya di malam ke-15 bulan Sya’ban maka Allah mengampuni seluruh makhluk dan hamba-hamba-Nya kecuali 2 golongan: orang musyrik dan musyahin.” (HR. Ibnu Majah)
Adanya korelasi dari penggabungan orang musyrik dan musyahin sebab obat dari musyahin (orang yang terlibat permusuhan) adalah bertauhid kepada Allah Subhanahu Wata’ala (terbebas dari kesyirikan besar maupun kecil).
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia dan Dia mengampuni dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa’: 116)
Orang yang bertakwa apabila melakukan kesalahan maka tidak ada pembelaan darinya sebab tauhid tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu Wata’ala itu berperan, “Buat apa saya justifikasi? Allah Subhanahu Wata’ala tahu kok memang saya salah.”
“Buat apa saya cari pembenaran? Allah Subhanahu Wata’ala juga melihat kok bahwa saya yang melakukan.”
“Di hari Kiamat semua akan disingkap oleh Allah Subhanahu Wata’ala.”
Bagi di pihak yang benar, tidak akan menyerang, menjatuhkan, dsb sebab untuk apa melakukan hal demikian? Dirinya menyadari  bahwa, “Saya pun memiliki banyak dosa dan melakukan kesalahan.”
“Dan yang saya butuhkan adalah ampunan dari Allah Subhanahu Wata’ala agar mendapatkannya saya maafkan dia.”
Dengan demikian, bagi mereka yang benar-benar mengamalkan iman dan tauhid kepada Allah Subhanahu Wata’ala maka tidak perlu drama bahkan untuk menyelesaikan masalah-masalah kecil sekalipun namun apabila ego, gengsi, harga diri, arogansi, nafsu yang bermain masalah-masalah kecil pun akan menjadi panjang.
Apakah ini mudah? Tentu tidak kecuali yang dimudahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Untuk itu, senantiasalah meminta ilmu yang bermanfaat dan berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat agar Allah Subhanahu Wata’ala memberikan pertolongan-Nya dalam mengamalkan setelah diberi petunjuk untuk mempelajari ilmunya.
“Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa a’udzubika min ‘ilmin laa yanfa’.” (HR. Ibnu Majah, no. 3843)
Ringkasan dari kajian-kajian yang pernah disampaikan oleh Ust. Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah.
165 notes · View notes
haimawar · 2 years ago
Text
Apa yang ada padaku, sepenuhnya bukanlah milikku. Allaah menitipkannya padaku sebagai bentuk kasih sayangNya, dan dengan Kuasa-Nya Dia membuatku juga bisa sayang kepada apa yang Dia titipkan.
Untuk setiap hal yang Allaah titipkan padaku, keluarga, sahabat, tubuhku, makananku, pakaianku, dan lainnya (yang amat banyak) aku kembali menitipkan kepada-Nya. Ya, aku menitipkan segala hal yang aku sayangi, pada penjagaan-Nya yang sempurna.
Semoga Allaah Ta'ala menjaga dimanapun berada orang-orang yang kusayangi, karena-Nya, tak terlebih siapapun mereka yang tak aku kenali, yang tak pernah berjumpa denganku, semoga Allaah Ta'ala jaga kita semua dimanapun kita berada. Aamiin Allahumma amiin
Note : bagiku, bentuk penjagaan yang sempurna dari Allaah adalah menjaga kita dari segala keburukan yang bisa membuat kita berpaling dariNya
158 notes · View notes