Text
Random 51: To My Purpose
Hampir seminggu ini pikiran saya tertuju pada buku-buku Harvard Business Review. Mungkin saya sedang ingin rehat sejenak setelah hampir sebulan mengejar setoran tengah tahun untuk menyelesaikan courses dari MetEd Ucar bagi weather forecaster. Setelah gagal membeli di online store dan offline store dekat rumah (alasannya adalah mahal, menunggu lama, atau tidak tersedia). Walau ada akses memperoleh bukunya melalui platform ilegal, saya tolak opsi tersebut dan teringat bahwa saya bisa membaca sampelnya lewat e-reader.
Dari sejumlah topik menarik yang ada, saya pilih topik on managing yourself volume 1 (2010) sebagai bacaan pertama. Tidak salah. Artikel pembukanya sungguh relatable dengan kondisi saya saat ini, dulu, maupun nanti (cielah!), berjudul "How Will You Measure Your Life?" oleh Clayton M. Christensen. Inti dari artikel ini adalah tujuan hidup yang jelas akan menjadikan hidup kita lebih baik dan membantu kita mencurahkan energi pada hal-hal prioritas yang mampu membuat kita bahagia. Untuk sampai dapat pemahaman mengenai tujuan hidup (yang membuat kita bahagia), diperlukan komitmen dalam pencariannya, lalu demi mencapainya diperlukan integritas, kerendahan hati, dan investasi energi/sumberdaya yang tepat.
Sehubungan dengan buku ini terbitan Harvard Business School, tentu saja dikaitkan dengan urusan bisnis dan perusahaan. Pada setiap ide bahasan diberikan contoh kasus kehidupan sehari-sehari dalam lingkup organisasi, keluarga, dan individu. Ada beberapa pernyataan yang mengena hati karena sejalan dengan pemikiran saya dan juga sebagai pengingat. Berikut beberapa kutipannya:
"The choice and successful pursuit of a profession is but one tool for achieving your purpose. But without a purpose, life can become hollow."
"You've got to define for yourself what you stand for and draw the line in a safe place".
Pada akhirnya ukuran hidup kita adalah besar dampak baik yang kita berikan kepada lingkungan sekitar, bukan besar material. "Think about the metric by which your life will be judged, and make a resolution to live every day so that in the end, your life will be judged a success."
#harvard business review#managing yourself#note to self#book review#pursuit of happiness#women leadership
4 notes
·
View notes
Text
Random 49
Waw, it is 14th of February, Valentine's Day!
Okay whatever.
Alhamdulillah hari ini bisa beres shift sebelum jam 6 pagiiii. Walaupun tadi ada panggilan alam just when the forecast I only need to do is the formosa (and send the excel of Bergading), tetapi masih bisa kirim semua forecast tepat waktuuu. Uhuy! Bahkan peta sinopsis juga sempat dibuat. But I got the breaking back I think... Karena bisa dikatakan hampir kerja nonton stop. Jadi situasi kerjanya adalah ada beberapa squall event, no setup, beberapa kali isu M4 (kudu bolak-balik reopen the app. Setting tabsnya itu sih yang malesin!), akhirnya bisa selesai tepat waktu huhuhuhu. Sempat makan pula (roti sih) sempat main games juga (selagi nunggu M4 loading data cem siput), tidak update posisi-posisi kapal, ga ngoyo sama nilai forecast yang kalau dipikir-pikir ga akan ada efek besar kalau cuma beda 1 2 3 knots. Ah... Si Taiwan ini, aku ngerjainnya ga dari awal. Cuma nambal.. ah bodo. Sekali-sekali ga apa. Ihiyy!
Ok. Lalu setelah sudah senang-senang bisa lanjut tidur setengah 6 pagi, ternyata ga bisa bangun sesuai rencana yaitu jam 10 pagi, karena ibu mondar-mandir bahkan sebelum jam 8 pagi. Only got sleep for 2 hours 😭 ini kali ya rasanya kak nadya ga bisa tidur enak diganggu bocil. Aku ga bisa marah-marah juga karena Ibu dan Bapak baru balek dari kampuang. Semacam dilema ya, ditinggal sendiri di rumah berminggu-minggu pedih hati, ada Ibu dan Bapak di rumah eike ga bisa tidur nyenyak... Padahal udah sengaja tidur di kamar kerja biar ga terganggu 😅
Yah tapi tetap bagaimanapun tetap senang mereka akhirnya pulang yeaaay!!!
1 note
·
View note
Text
Random 48!
Feeling so bored that usual things become uninteresting. Thinking to do some artistic thing but so lacking of sense of art.
"Should I do some drawing? Or colouring?"
I left my colour pencils and colouring book in Bandung. Good thing I have sketch note (initial intention is for journaling) and markers at home.
"Doodling is not bad, at least I do 'drawing and colouring' "
So.
Voila!
Feeling refreshed! Yeaaay ୧(^ 〰 ^)୨
TMI, my niece's drawing are better than mine. She is soooo good at art, I envy her hahaha.
Hmm.. the paper is indeed nice for sketches. Such a wasted that I am using it for journaling 🙈
0 notes
Text
I am Learning
I was used to talk about me to kill the silent. I told everyone what I had been thinking of, what had happened to me recently, my worries, my fear and my excitement, just.to.kill.the.silent.
And this 'just' cost me a lot.
I got no good impression and my intention was misunderstood. It hurts. A lot.
Hah! Why did I work my butt so hard just to fill-in the convo. Yes, I am uncomfortable with silent during a conversation. Yet, I am also uncomfortable with the small talk. So I push my button to keep talking. And it was silly.
Silly talking.
Silly behavior.
We are not that so close yet I was trying to reveal everything like we have been best friends for thousand years.
We are not.
I forgot that most people are not like me.
Moreover, while I was exposing myself (what a moron), they were collecting my words and behavior as an input into their brain then processing them, analysing the output, then have their conclusion as information, to judge me.
On the other side, me trying to build our trust. No, I put my trust to them from one side. So, I was betrayed by my fool trust.
Thus I am learning.
To restraint myself. Not to trust anyone again. Hold my tongue. Put head low. Keep all to myself. Just react when necessary.
0 notes
Text
생각해보면 내 상태가 지금 얼마나 좋으니. 2-3년 후 보다 훨씬 나다. 이제 이메일읃 볼때 마다 내 마음이 편해. 전화 벨 소리를 들어도 두려운하지 않고 .. 행복할 때 가 불안하지 않아..
하지만..
고요.....
0 notes
Photo
The Meaning of Life
My Books | Poster Shop | Patreon
595 notes
·
View notes
Text
Wanita Ber-daya
Teringat ucapan teman tentang Keberdayaan Wanita. Jika seorang wanita mandiri tidak mampu mengurus segalanya dengan selayaknya dan malah menyusahkan orang lain, itu namanya tidak berdaya.
Juga celotehan teman lainnya tentang umurnya yang sudah selayaknya dianggap dewasa tetapi apa-apa harus diobrolin dulu dengan keluarga (orang tua).
Dimanakah batasan kelayakan umur, kedewasaan, dan kemandirian?
0 notes
Text
Yawning several times but can't sleep. Don't want to sleep
0 notes
Photo
How nice if I can do this all the time..
Optimism
449 notes
·
View notes
Text
Senang banget siang tadi selagi kerja ketika melihat Internal Waves dari citra satelit. Biasanya hanya lihat soliton dari gambar di jurnal, tapi kali ini lihat sendiri! Perks of being Weather Forecaster 😄
20 October 2020 (20102020). Unique date!
2 notes
·
View notes
Photo
How To Ask a Question
My Books | Poster Shop | Patreon
454 notes
·
View notes
Text
Screenshot di atas adalah riwayat telpon saya malam ini ke rumah sakit-rumah sakit di kawasan Jakarta dan Depok, bahkan sampai ke emergency call Jakarta. Kisahnya, malam ini saya dapat kabar bahwa ibu dari rekan kerja saya berstatus positif Covid-19 berdasarkan hasil uji swab kemarin pagi. Pasalnya, beliau ini komorbid karena memiliki riwayat penyakit jantung. Alhasil, anggota tim lekas membantu menghubungi beberapa rumah sakit dengan harapan masih berdaya tampung untuk pasien covid. Satu-persatu rumah sakit saya telpon. Walau satu dua memberikan penolakan, saya masih berharap ada kamar di rumah sakit lain. Begitu saya lihat adanya kemiripan dalam jawaban petugas-petugas rumah sakit, mulai saya berhati kecil. Mulai ragu menghubungi rumah sakit lain. Bahkan saya bukan anggota keluarga pasien! Saya tidak tahu bagaimana persisnya perasaan anggota keluarga pasien sekarang, tapi JIKA saat itu saya benar sedang mencari rumah sakit untuk anggota keluarga saya sendiri dan mengalami penolakan itu, sungguh kecut dan getir perasaan saya. Sedih dan remuk sekaligus jengkel, ketika saya dibiarkan dalam mode menunggu sambungan telepon ke bagian lain. Katanya akan disambungkan, tapi saya tunggu hingga 3 menit tidak juga tersambung. Saya paham kemudian bahwa dia membiarkan saya lelah menunggu dan menutup sendiri telepon saya. Sungguh keterlaluan! Masih bisa saya terima jika dia tidak angkat telepon sama sekali atau langsung menolak. Ingin mengutuk. Sulit mencari rumah sakit yang langsung menerima pasien covid. Oleh karena itu, benar sekali bahwa manusia-manusia tidak peka di luar sana yang masih ngotot tidak menggunakan masker atau tidak menjalankan protokol kesehatan dengan benar itu harus merasakan sendiri perasaan ini sehingga mereka sadar dan berpikir beribu-ribu kali sebelum melakukan tindakan tidak cerdas itu.
1 note
·
View note
Text
Consultancy vs Weather Forecasting (1)
I have been arranged to help consultancy team in a project for a week plus 3 days of training this September. Yesterday was marked as the 3rd day, so I have been helping for half way.
I was exhausted. Actually, 2 days was enough for me to say, "I need a rest" haha. For God's sake, the work is so laborious! It's remind me of the past, when I was working at previous company. But I think now is more exhausting, I think, due to the data volume. The good thing is at least the data QC is interesting as I can do some analyses, wondering why and what had happened based on the observation data. Meanwhile doing the reporting is not as fun as that. I can say that it is easier but... -- It really IS remind of me doing reporting when I was at previous company!
Furthermore, the work time! They say it is 8 hours a day. Yeah, I admit with this kind type of work I can leave from my desk for a while for stretching or eating or just for looking at phone without being worried I will slip from a deadline or miss issue the squall warning (as I am doing the forecasts). However, this 8-hours working time (not included when you require extra time to finish your work) is applied from Mon to Fri. You can only take a rest on Sat and Sun. Errgh... I am being used to work 13 hours a day but more off days in a week!
Doing forecasts not always as easy though: waking up before dawn/wake whole night, focus for 13 hours straight, and sometimes do extra time due to the work load, storms, or IT issues that makes your forecasts late. Sometimes you are also exhausted and bored that nothing comes up to your mind to write a met situation. Also being worried for IT issues that I can't tell all my worries here. Nevertheless, I get more 1-2 days off in a week. I can take a rest, take a course, read, watch, cook, and else... Wait. I can't say this yet. I have to wait until Sat and Sun to say which day off is more have a worth. Okay. The thing I can say right now is, the consultancy work is laborious and it is remind me of my past life (?). Maybe it still gives me traumatic feeling. Let us see how it goes until weekend :)
0 notes
Text
I am Home
Northeast monsoon datang lagi. Sudah dua hari berturut-turut hujan. Hujan di bulan September tahun pertama ku kembali pulang. Menghirup udara yang basah dan lembab setelah hujan, rasanya teduh. Rasanya sungguh telah kembali pulang.
0 notes
Text
[kakaopage]
Aturan dalam Web Novel
A Hyeon, Yu Han-ryeo
https://kakaopage.co.id/content/Aturan-dalam-Web-Novel/3091
Let me modyaaaaar. Tiap episode selalu melirik ke kekosongan karena tidak ada siapapun trus teriak dalam hati "what what what???" UwU
0 notes
Text
Random 47: ITB 1 Abad
Sekitar 12 tahun yang lalu, ketika saya duduk di kelas 2 SMA, ketika mulai memikirkan masa depan (a.k.a tempat/jurusan kuliah), nama ITB mencuat di daftar pilihan kampus saya. Setelah menimbang beberapa perkara, kampus pilihan saya untuk meniti perjalanan jatuh ke ITB. Saya yang sebelumnya tidak terlalu rajin belajar menjadi sangat giat mengerjakan soal-soal latihan, demi masuk Oseanografi ITB - yes, being an oceanographer was my goal. I didn't really care as long as I learned about the earth/environment at that time. Lalu yang mengejutkan, porsi membaca komik saya kurangi drastis. Biasanya setiap hari membaca komik, tetapi selama masa kritis, saya coba frekuensi membaca komik menjadi dalam skala minggu. Ergh, itu sudah maksimal lho. Lalu tiba saat ujian dan akhirnya pengumuman hasil ujian. Alhamdulillah saya diterima. Sungguh keluar pekikan rasa syukur dan takjub kepada Allah SWT. Perasaan kala itu masih agak segar di ingatan :)
Kemudian saya menjalani kehidupan sebagai mahasiswi di Institut Terbaik Bangsa (kata panitia orientasi. Sombong benar ya 😐). Entah sejak tingkat berapa, saya mulai merasa adanya berat dalam nama itu. Sejujurnya, kalau ditanya saya berkuliah dimana, saya enggan menjawabnya. Seringkali saya hanya jawab, "Di Bandung". Begitu wah pandangan masyarakat pada nama ITB. Rasanya malu. Malu dan takut. Di antara kawan-kawan seperjuangan, saya ini anak biasa saja. IQ rata-rata, pemodelan teu tiasa 😂. Jadi saya khawatir orang lain mengganggap saya luar biasa dengan status saya sebagai mahasiswi ITB. Padahal mah, atas izin Allah saya masuk ITB. Namun, saya suka oseanografi. Passion. Itu yang saya yakini tidak kalah dengan yang lain. Tapi tetap malu dan takut jika tidak memenuhi bayangan yang lain terhadap mahasiswa ITB.
Lalu di titik saya saat ini, ketika menoleh ke masa awal perjuangan, semua terasa semu. Seolah tidak pernah nyata. Perilaku dan pola pikir idealis masa muda rasanya sudah terkikis oleh getirnya dan sisi bangsatnya kapitalisme. Dari yang awalnya bermimpi besar skala dunia, saya saat ini hanya menginginkan kehidupan tenang (dunia dan akhirat. Aamiiiiin) skala jiwa. Awalnya gigih mencapai mimpi, sekarang gigih memperoleh balance life. Miris. Agent of change untuk Indonesia menjadi sederhana untuk keluarga. Yang penting bisa melihat senyum bahagia orang-orang terdekat.
Terkadang rindu dengan sosok yang dulu.
Saya yakin sosok itu masih ada. Dengan segala lesson of life yang diterima, mungkin bentuk idealisme berubah, dengan misi yang lebih realistis. Pun dengan kesadaran bahwa nothing is impossible mungkin sedikit keliru.
Dan ITB di tahun ini menginjak usia 100 tahun. Saya tidak akan mengucapkan selamat karena mungkin saja sang Gajah tengah bersedih. Jadi, saya berdoa, semoga kita semua menjadi seperti padi, yang semakin merunduk kala semakin berisi. Dan mampu bertahan dari angin besar dan gelombang tinggi. Kokoh. Sekokoh semen gresik.
Eh..
1 note
·
View note