gobjengi
gobjengi
Untitled
2 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
gobjengi · 4 years ago
Text
Terasa Beban Akhir2 Ini
November 2019 papa ku meninggal, dan aku menjadi satu2nya orang yg harus ngerawat mama ku karna abang2ku jauh.
Hidupku pun mulai terasa berat. Dari awal ngerawat mama aku tidak pernah menganggap itu sebagai beban. Tapi akhir2 ini merawatnya adalah beban terberat dihidupku. Sikapnya yang suka tiba2 menangis di depan umum, tidak mau mendengar ucapanku, menuduh tidak jelas, marah ketika diberitahu, tidak terima di ajar, pura2 tidak dengar ketika aku mengatakan sesuatu, tiada hari tanpa bibir cemberut, marah2 setiap memakai baju (katanya nggak ada baju yg bisa dipakai, padahal bajunya 1 lemari besar dan 2 keranjang. Itu semua isinya hanya bajunya beliau. Udah berkali2 di beliin baju, udah banyak malah yg tadinya 2 keranjang sekarang udah tambah 1 keranjang lagi. Tapi masih bilang nggak ada baju yg bisa dipakai).
Kalau saja abang mau merawat mama bergantian, aku tidak akan merasakan ini sebagai beban. Aku juga butuh waktu untuk membahagiakan diriku supaya aku bisa membahagiakan mama. Aku butuh waktu untuk menenangkan hati dan pikiranku. Agar aku bisa merawat mama dengan hati dan pikiran senang.
Semua orang di lingkunganku menyalahkan aku. Bilang aku harus ini, itu, begini, begitu, tapi ketika mereka disuruh tinggal dengan mama ku sehari aja mereka nggak mau. Tetapi mereka menuduhku, memanfaatkan aku dengan kondisi mama, memberi nasehat padahal aku sudah melakukan lebih dari apa yg mereka nasehatkan.
Apa yg orang hadapi, akan terlihat biasa saja bagi kita yg belum pernah menghadapi hal yg sama. Tapi ketika menghadapinya belum tentu kita sekuat dan sesabar mereka.
0 notes
gobjengi · 4 years ago
Text
Yang Tidak Boleh Dianggap Beban
Aku memilik 4 orang abang, 3 abang tiri dari papa dan 1 abang kandung. Kami berlima tinggal berjauhan. 2 di Timika, 1 di Bogor, 1 lagi di Kalimantan, dan aku sendiri tinggal di Riau Rokan Hulu bersama suami dan mamaku.
Waktu zaman di semester pertengahan kuliah, aku sering bolak balik rohul-pekanbaru untuk ngerawat orangtuaku. Papa ku sakit TBC, mama ku sakit alzaimer, dan aku sendiri memiliki penyakit TBC yg tertular dari papa ku sewaktu merawat papa (tapi alhamdulillah sekarang sudah sembuh).
Aku sering mengalami stres yg sampai ke tahap mencoba bunuh diri. Karna aku merasa nggak sanggup ngadepin sikap mama ku yg sangat sangat gampang marah ke semu orang, kata2 kasarnya yg suka ngabsen binatang, dan yg paling buat aku merasa tersinggung ucapannya "dasar anak tidak tau terimakasih dan tidak tau di untung, udah di urus dari kecil tapi nggak ada rasa terimakasihnya, anak durhaka, anak nggak ada otak" (padahal waktu kecil orangtuaku nggak sepenuhnya ngerawat aku, sebagian besar hidupku di rawat oleh nenek ku, karna itu aku lebih nyaman bersama nenek dari pada orangtuaku).
Dengan kalimat yg di lontarkan mama ku ke aku anaknya yg bener2 mau ngerawat dia, duniaku terasa makin kejam. Padahal waktu aku SMP aku udah merasa sangat terluka oleh ucapan yg mama lontarkan ke aku. Bahkan sampai sekarang aku nggak tau kenapa dulu mama tega melontarkan kata "lonte" ke aku. Padahal aku anaknya.
Aku mulai merasa merawat orangtua adalah beban di hidupku
1 note · View note