Text
Menanti Duet Maut Raisa Andriana dan Solois Asal USA
http://tinyurl.com/hjrnprh GeMusik - Penyanyi Raisa Andriana berencana berduet dengan solois asal U.S.A Peabo Bryson. Raisa mengaku lagu "Beauty and the Beast" merupakan lagu terfavoritnya. "Senang banget berkesempatan untuk duet dengan Peabo Bryson himself," ujar Raisa. Duet ini akan terjadi dalam ajang Economics Jazz yang digelar di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tanggal 3 Desember 2016, pukul 19.30 WIB. Dalam situs resminya, Economics Jazz mengklaim sebagai 'konser jazz spektakuler.' Tiket tersedia empat kelas. kelas Silver Rp 150 ribu, Gold Rp 250 ribu, Platinum Rp 400 ribu, dan Diamond Rp 600 ribu. Belum lama ini Raisa berduet dengan Peabo Bryson penyanyi kelahiran Carolina Selatan menggelar konser di Jakarta, bulan Agustus lalu. Mereka juga menyanyikan "A Whole New World" dan "Beauty and the Beast". Raisa dan Peabo menyanyikan dua lagu, yaitu "A Whole New World" dan "Beauty and The Beast". Keduanya merupakan lagu terpopuler dari film Disney yaitu Aladdin pada tahun 1992 dan Beauty & the Beast pada tahun 1991. Sementara, Raisa sejatinya tak pernah menyanyikan lagu khusus untuk menjadi soundtrack film Disney. Menurut A. Tony Prasetiantono, promotor Economics Jazz, pihaknya sudah melakukan pendekatan selama enam bulan dengan pihak Peabo Bryson menghadirkan penyanyi R&B itu ke dalam acara tahunan ini. "Pihak Peabo diwakili managernya, Jeffrey Alston yang tinggal di Atlanta, U.S.A." Festival Jazz ini mendatangkan musisi jazz luar negeri seperti David Benoit, Lee Ritenour, Phil Perry, Dave Koz, dan Casiopea. Namun baru kali ini menghadirkan solois beraliran R&B dan soul seperti Bryson. Pada tahun 2015, Raisa menyanyikan lagu "Mimpi Adalah Harapan". Lagu ini merupakan versi Bahasa Indonesia dari "A Dream is a Wish Your Heart Makes" dari film Cinderella (1950). Economics Jazz digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada sejak 16 November 1987,Menghadirkan kelompok fusion Karimata,Ruth Sahanaya masih meniti karier, dan pemain saksofon legendaris Embong Rahardjo. Keduanya sama-sama penyanyi yang menyumbangkan suaranya untuk Disney. "Beauty and the Beast", Bryson berduet dengan penyanyi Celine Dion. Sementara "A Whole New World," pria berusia 65 ini bernyanyi bersama Regina Belle. Selain dua film bioskop,film Beauty and the Beast: The Enchanted Christmas yang ditujukan langsung dalam bentuk video, Bryson menyanyikan "As Long As There's Christmas" bersama Roberta Flack. "Mimpi Adalah Harapan" adalah bagian dari album kompilasi We Love Disney, berisi lagu-lagu Disney yang telah diterjemahkan. Selain Raisa, penyanyi yang terlibat antara lain Anggun Cipta, Cakra Khan, Cindy Bernadette, 5 Romeo, The Finest Tree, alumni Indonesian Idol; Husein, Nowela, dan Regina Ivanova.
0 notes
Text
Dua Minggu berproses, Bondan Prakoso feat Osvaldorio luncurkan single “Miracle”
http://tinyurl.com/j3j2o2m GeMusik - Seperti tak kehabisan ide dalam berproses menghasilkan sebuah karya, Bondan Prakoso kembali melahirkan single terbarunya, kali ini Bondan Prakoso menggandeng Osvaldorio sebagai partner. Dari dasar karakter musik yang dimiliki oleh kedua musisi tersebut sangatlah berbeda, namun apa yang tidak mungkin, kemampuan personal dan jam terbang dari masing-masing sudah tidak perlu di ragukan lagi. Berawal dari sebuah ajang kompetisi elektronik musik yang diadakan oleh salah satu stasiun televisi nasional, The Remix, dimana dalam ajang tersebut Monostereo keluar sebagai pemenang, format Monostereo adalah Osvaldorio (Music Programer) dan Melly (Vocalist). Bondan Prakoso mengikuti track record serta mengamati soul Osvaldorio dalam meramu musik di ajang The Remix 2015 musim pertama, dan sempat berujar pada istrinya bahwa suatu hari dia akan membuat sebuah project dengan Osvaldorio. Waktu itu Bondan dan Osvaldo juga belum saling kenal, Bondan berharap juga agar Osvaldo tidak menjadi pemenang di ajang tersebut, khawatir akan susah untuk dihubungi karena jadwalnya padat jika Osvaldo menang. Namun tidak demikian yang terjadi, team manajemen Bondan mencoba menghubungi pihak Osvaldo, mengutarakan keinginan untuk berkolaborasi, sampai akhirnya mereka berdua bisa bertemu secara langsung pada bulan Februari 2016. Osvaldo pun masih merasa tidak percaya dengan kesempatan baik itu, saat pertama kali dihubungi. Pendalaman karakter dari masing-masing juga dilakukan, Bondan mulai mempelajari jenis-jenis EDM yang dikuasai oleh Ovaldo, begitu pula sebaliknya, Ovaldo juga mempelajari musik yang di inginkan oleh Bondan seperti apa. Akhirnya dengan penyesuaian dan waktu yang bisa dibilang singkat lahirlah sebuah single berjudul “Miracle”. Proses produksi single tersebut memakan waktu dua minggu, karena terbentur jarak yang cukup jauh, komunikasi dilakukan via telepone, saling bertukar data, revisi, kemudian sharing, editing, kirim data baru lagi, terus seperti itu sampai akhirnya finishing. Osvaldo mengungkapkan keseruan dalam project ini, berbeda sekali dari yang sudah pernah dikerjakan sebelum-sebelumnya, dimana musik elektronik cenderung lurus. Kali ini menampilkan sisi musik elektronik yang cowok banget, spirit ngeband cukup terasa dengan dimasukkannya sound drum yang dibuat secara live oleh Bondan, dan itu menjadi ciri khas dari single Miracle. Single Miracle ini menceritakan tentang sebuah proses pencarian yang berujung pada kenikmatan, kepuasan dan kedamaian. Setiap membuat lagu Bondan selalu menjadikannya untuk bisa jadi multi tafsir, bisa di interpretasikan dalam berbagai macam ide, bagi Bondan sendiri lagu Miracle ini sedikit religi, tentang sebuah pencarian manusia akan kebenaran yang hakiki, karena kebenaran hanya ada satu, kita akan mendapatkannya di akhir nanti, hingga bisa merasakan damai dalam jiwa, tubuh dan akal pikiran. Kolaborasi Bondan Prakoso dan Osvaldorio akan terus berlanjut sampai terwujud sebuah album, sementara ini mereka akan terus memperkenalkan karya-karyanya dalam bentuk single.
0 notes
Text
Marilyn Manson memenggal kepala Donald Trump di Video Terbarunya (NSFW)
http://tinyurl.com/jbgc5ee GeMusik - Video yang baru saja dirilis Marilyn Manson memiliki adegan mengerikan menyangkut Presiden terpilih Donald Trump. Sejumlah besar musisi dan seniman telah menyuarakan menentang Donald Trump sebagai Presiden USA. Tak lain halnya dengan Marilyn Manson, dia telah memberikan bentuk kebenciannya terhadap Donald Trump dengan cara menyuguhkan video teaser untuk lagu terbarunya, "SAY10". Penasaran....????????? Check it out
Peringatan: konten sangat ekstrim!!!
0 notes
Text
Power Slaves
http://tinyurl.com/gpl75kt
Profil Singkat
Power Slaves terbentuk sejak tahun 1991, bermula dari ajang festival band kampus di Semarang yang digawangi oleh Anwar Fatahillah dan Randy. Kemudian masuklah Widi sebagai drummer dan Heydi pada vokal yang saat itu baru pulang dari Belanda, berlanjut pada penambahan personil yaitu Bambang Kolem di posisi keyboard. Rajin mengikuti festival-festival band, diantaranya Festival Yamaha Music Quest pada tahun 1992, Power Slaves mulai menuai prestasi pada ajang tersebut hingga masuk ke babak final. Pergantian personil juga mereka alami, sampai pada suatu saat Randy (gitar) memutuskan untuk hengkang dan masuklah Andry Franzzy sebagai penggantinya. Sejak saat itu mulai terbuka kesempatan untuk rekaman, hingga mereka sepakat untuk hijrah ke Jakarta pada tahun 1993. Namun dalam kesempatan itu Bambang Kolem (keyboard) memutuskan untuk keluar, dan digantikan oleh Wiwiex. Pada tahun 1994 Power Slaves akhirnya meluncurkan album perdana bertajuk "Metal Kesil" dengan formasi Heydi Ibrahim (Vocal), Anwar Fatahilah (Bass), Wiwiex Soedarno (Keyboard), Andry Muhammad (Guitar), Widi (Drum). Hingga saat ini Power Slaves sudah menghasilkan 7 album, materi album 8 sudah dipersiapkan, dan kali ini posisi Widi (Drum) digantikan oleh Agung Yudha, awal November 2016 Power Slaves kembali memperkenalkan single terbaruny berjudul "Sudah Jangan". Single terbaru ini juga sudah bisa dinikmati di youtube channel resmi power Slaves.
Anggota :
Heydi Ibrahim - Vocal
Anwar Fatahilah - Bass
Wiwiex Soedarno - Keyboard
Andry Muhammad - Guitar
Agung Yudha - Drum
Rilis :
1994 (Metal Kecil) Single Hits - Impian 1996 (Metal Kartun) Single Hits - Sisa 1998 (Kereta Rock n Roll) Single Hits - Malam Ini 2001 (Power Slaves) Single Hits - Jika Kau Mengerti 2004 (Gak Bakal Mati) Single Hits - Batere 2010 Jangan Kau Mati (Single) 2012 (100% Rock n Roll) Single Hits - 100% Rock n Roll 2013 - Rock Empat Pilar Kebangsaan (Mini ALbum) Album berisi lagu-lagu bertema Nasionalisme.
0 notes
Text
Beberapa Musik yang Membuat Pikiran Anda Terganggu
http://tinyurl.com/zcrqpfw GeMusik – Musik klasik sering dianggap memiliki komposisi yang halus, santai-dan juga berkelas. Namun ada beberapa musik klasik yang memiliki sentuhan komposisi yang sangat aneh, seluruh usaha dalam mencerna nuansa musik ini nyaris tidak berhasil. Tentunya kita akan penasaran dengan jenis musik seperti ini. Berikut, akan kami tunjuukan kepada anda “Beberapa Musik yang Membuat Pikiran Anda Terganggu”
Threnody For The Victims Of Hiroshima (Krzystof Penderecki)
Kalian mungkin belum pernah mendengar tentang Krzystof Penderecki, namun kami yakin anda pernah mendengarkan hasil karyanya. Pernahkah anda menonton film “The Shining”, “The Exorcist”, “Shutter Island”? Hasil karya musik dari Krzysztof Penderecki telah digunakan dalam semua film-film tersebut. Krzysztof Penderecki lahir di sebuah kota kecil Polandia pada tahun 1933. Pada saat negara ini diserbu oleh tentara Nazi Jerman pada tahun 1939, Krzystof Penderecki melihat pemandangan penderitaan yang dialami oleh penduduk Yahudi. Sebagian besar dari mereka dikirim ke Concentration Camps. Bahkan Krzystof Penderecki juga pernah melihat langsung pihak otoritas Jerman pada masa itu menghukum gantung beberapa pejuang tepat di luar rumahnya. Wajarkah.., musik yang dia buat begitu liar, aneh, dan mengerikan? Krzystof Penderecki menempuh masa pendidikannya di Krakow Superior School of Music pada tahun 1959. Dia telah memenangkan The Polish Composers Association Award sebanyak tiga kali. Pada tahun berikutnya, ia membuat sebuah lagu yang diberi judul “Threnody for The Victims of Hiroshima”. Lagu ini memang didedikasikan khusus untuk orang-orang yang tewas dalam tragedi pemboman Hiroshima. Inspirasi musik Krzystof Penderecki, sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya dulu sewaktu Nazi menduduki kota Polandia. Seluruh karya musiknya dibuat dengan menggunakan “pikiran bawah sadarnya sewaktu masa perang”. Emosional dan Intelektual, itulah yang membuat musik ini begitu menarik. Lagu ini dibuat dengan menggunakan 52 biola yang dimainkan dengan begitu banyak teknik yang berbeda, termasuk sistem notasi yang juga dibuat oleh dirinya sendiri. Terkadang, pemain biola menggunakan busur biolanya di posisi yang tidak biasa. Selain itu, mereka juga kerap menggunakan jari-jari untuk membuat suara perkusi. Salah satu sesi yang paling tidak biasa adalah perhitungan nada bukan berdasarkan pada ketukan per beats, melainkan mengacu pada menit dan detik dari jam. Sulit memang untuk dipahami sebagai musik yang layak untuk didengarkan. Nyawa dari musik ini juga bukan merupakan estetika yang cukup menyenangkan. Dan faktanya adalah, bahwa sampai saat ini tidak ada produser film sinetron atau drama Korea yang mau menggunakan hasil karya musik Krzystof Penderecki.
HPSCHD (John Cage)
John Cage juga merupakan salah satu komposer yang menggunakan alat musik piano untuk membuat sebuah nada yang aneh seperti memainkan musik dengan menggunakan foil, palu, sekrup, dan string. “HPSCHD” adalah salah satu karyanya yang unik. “HPSCHD” awalnya berasal dari istilah harpsichord. John Cage pernah mengatakan, “Aku selalu membenci harpsichord. Benda ini mengingatkan saya pada sebuah mesin jahit”. Anehnya, kemudian dia membuat beberapa nada instrumen sama persis dengan suara mesin jahit dan bahan-bahan material bangunan pada umumnya. Piano jenis harpsichord yang digunakan telah diintergrasikan dengan 51 track efek yang berasal dari konversi suara elektronik komputer.
Philomel (Milton Babbitt)
Musik yang diusung oleh Milton Babbitt merupakan salah satu referensi yang tepat apabila anda menginginkan nuansa musik yang mengerikan. Komposisi nada yang berfokus pada momen transformasi Philomel hingga ke dalam nightale dan ditambah dengan suara soprano-nya. Bisakah anda mencermati suara apa yang terdengar? “Philomel” secara khusus dibuat untuk penikmat soprano, direkam oleh penyanyi soprano, kombinasi efek synthesizer, dan beberapa bentuk nada instrumen yang begitu aneh. Anda akan banyak menemukan nuansa nada yang jauh dari kesenangan, apabila sering menikmati musik pada umumnya seperti yang dimuat oleh iTunes.
Ionisation (Edgar Varese)
Pernahkah anda mendengar musik dari Frank Zappa? Anda perlu berterimakasih kepada Edgard Varese. Varese lahir di Paris tepatnya pada tahun 1883. Dia awalnya berkeinginan untuk menjadi seorang insinyur, namun akhirnya musik adalah dunia yang pantas untuknya. Beberapa karya musik pertamanya dibuat di kota Berlin dan Paris. Pada tahun 1915, ia pindah ke Amerika untuk memilih suasana bebas dalam menggunakan suara musik dan teknik komposisi yang baru. Pada tahun 1931, dia menulis sebuah lagu yang diberi judul “Ionisation”. Musik tersebut mengarah pada penggunaan alat musik jenis perkusi dan tentunya merupakan jenis musik enesemble eksklusif pertama yang pernah dibuat pada era itu. Pada bagian durasi terntentu, kalian akan mendapati suara seperti sirene atau alarm dan rakun yang sedang menggali tumpukan sampah. Banyak dari pengamat musik klasik memuji karyanya, disebabkan dia mampu memunculkan hal-hal terkecil dari tekstur musik itu sendiri. Sedangka Frank Zappa sendiri adalah salah satu penggemar paling terkenal dari karya Edgar Varese. Frank Zappa sering mendapatkan inspirasi musiknya dari karya musik Varese.
Erwartung (Arnold Schoenberg)
Arnold Schoenberg menciptakan musik dua belas nada yang hampir mirip dengan musik Babbit “Philomel”, bedanya adalah genre musik lebih tradisional. Schoenberg lahir di Austria pada tanggal 13 September 1874. Semenjak usia mudanya, ia sangat takut dengan angka 13 dan tanpa diduga, ia pada akhirnya meninggal pada 13 Juli 1951. Keluarnya bukan sekumpulan orang pemusik dan seluruh pemahamannya tentang musik dipelajari oleh dirinya sendiri. Bermain cello dan menulis lagu adalah hal yang paling diminatinya. Dia sangat meyakini bahwa musik pada akhirnya akan lebih memanfaatkan efek suara Fx. Dengan kata lain, musik modern tidak membutuhkan melodi, harmoni, dan elemen nada-nada musik lainnya seperti yang kebanyakan kita dengar saat ini. Dia menulis sebuah lagu yang diberi judul “Erwartung”. Musik tersebut dibuat pada tahun 1909, dimana pembuatan lagu ini berdasarkan cerita legenda tentang seorang wanita yang berkeliaran di hutan mencari kekasihnya. Hingga pada akhirnya wanita tersebut ditemukan sudah tidak bernyawa.
Music of Change (John Cage)
Kebanyakan orang telah mengagumi ide-ide aneh dari John Cage dalam membuat lagu. “Music of Change” merupakan contoh salah satu musik yang dapat membuktikan itu. Judul dari musik tersebut dibuat berdasarkan buku yang berasal dari peninggalan sejarah Cina berjudul “I Ching” atau “Book of Change”.
0 notes
Text
Siapkan Album 8, Power Slaves Luncurkan Single “Sudah Jangan”
http://tinyurl.com/hrzjlc9 GeMusik - Power Slaves, kelompok musik yang mengawali karirnya sejak tahun 1990an, berangkat dari festival band kampus Semarang, sampai saat ini sudah memiliki 7 album, 1 mini album bertema nasionalisme, dan 1 album the best yang berisi kumpulan lagu hits sejak album pertama “Metal Kecil” tahun 1994. Saat ini Power Slaves sedang sibuk mempersiapkan debut albumnya yang ke 8, dengan formasi Heidy Ibrahim (Vokal), Anwar Fatahillah (Bass), Wiwiex Soedarno (Keyboard), Andry Muhammad (Gitar), Agung Yudha (Drum). Sebagai langkah awal mempromosikan album tebaru, Power Slaves meluncurkan single terbaru, berjudul “Sudah Jangan”.
Sudah jangan Paksa membencimu Ku tau ku tak mampu Meskipun ku tlah bosan Dengan semua Ingin dan tuntutanmu Ku tau ku tak mampu Tuk meninggalkanmu Meski… Mati menjemputku Tanpa maksud tertentu Ku tetap cintaimu Reff Aku tak mampu membencimu Meski kau mampu tinggalkanku Tak semudah itu Ku melupakanmu Atas semua yang terjadi Dan cinta kita yang abadi Ku tak kan mampu Tuk melupakanmu
Heidy Ibrahim menuturkan bahwa lagu ini menceritakan tentang seseorang yang tidak bisa membenci orang yang sudah melukai hatinya. Sebenarnya lagu ini dibuat pada tahun 2008 bersama rekannya Dedi, yang waktu itu mengisi posisi gitar di Power Slaves. Berdasarkan pengalaman pribadi, begitu pula dengan lagu-lagu Power Slaves yang lain juga kebanyakan bersasarkan pengalaman pribadi. Lagu “Sudah Jangan” ini tetap menyuguhkan nuansa lama, rock ballads ala Power Slaves, namun secara aransemen musik serta soundnya dikemas cukup modern disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini.
0 notes
Text
Untuk Musisi yang Lebih Peduli Musik, Daripada Popularitas
http://tinyurl.com/hllk7ra
"Lagu kita masih sama Indonesia Raya",
(Sawung Jabo)
GeMusik - Persenyawaan antar genre, seperti majemuknya suku dan ras bangsa kita yang hidup dan punya selera sama, dalam kehidupan berkesenian, kerja sama, berbangsa, bernegara. Mari mencari persamaan di alam perbedaan, tidak ada persaingan diantara kita, karena tidak ada rockstar diantara kita. Sebagaimana sumber kearifan timur di bumi Nusantara ini terlahir, yang ada daya niatan keperduliannya, sebaiknya dirangsang kadar interest masing-masing untuk menggali dan mendalami filosofi bermusik, berbuat sesuatu untuk saling mendukung, seperti hasil perjuangan George Harrison di Bangladesh, seperti yang kualami, dicontohkan terakhir kunjunganku di kota barometer musik rock di Malang. Di kota ini pemahamanku bersalin dan pencerahan yang kualami, karena pada suatu momentum, setiap individu menuju pencapaian kebersamaan visi dan misi, secara prioritas yang utama, untuk diaplikasikan bersama oleh para musisinya dan senimannya dengan berbagi perangkat karyanya, sehingga terjadilah situasi kondisi ketulusan "gotong royong". Hal tersebut bereaksi disebabkan adanya aksioma yang beralasan, lalu menarik dari dalam lautan fatwa, ke permukaan langit di ufuk jiwa, hingga timbulnya suatu kesadaran dan daya niatan yang baik dan benar pada sesama untuk bersama. Bukan kesamaan selera saja atau kuasa ego selera, buat pemuas gengsi pribadi semata. Bersifat manusiawi dan tabiat yang alami, mengikuti ego "kehendak berkuasa" manusia (Friederich Nietzsche). Akan tetapi kebijakan empati pada sesama penting, bukan hanya sekedar pengendalian daripada kekuatan egonya sendiri-sendiri, disebabkan hanya karena ingin di posisi aman, nyaman, dan mapan. Tetapi sebaliknya, dengan pertimbangan pemikiran yang matang, Jalur yang lebih baik ditempuh adalah jalan keselamatan. Meskipun ada pengorbanan dalam alur kesepakatannya. Selain daripada itu, proses kehendak ilmu Laduni yang dilewati oleh keyakinan kehadiran ruhani dalam berkesenian ini, yang memang pantas diteladani dari Negeri luhur sumber kearifan timur ini, dan sepatutnya bisa terwujudlah harmoni bathiniah, dan jika persenyawaan batin lebih diutamakan, maka seni musik (bentuk seni lainnya). Dalam berproses secara individu, ataupun kolektif, menggunakan olah batin, bukan hanya olah akal / buah pikiran dan pengetahuan formal / pakem akademis saja. Hasil karya tersebut akan semakin lebih indah, dalam harmoni batiniah untuk saling mendukung searah, saling mendukung dari kemurahan hati, gairah jiwa dan akal sehat, agar dipermudah keselarasan persamaan di alam perbedaan (khususnya genre musik dan segala bentuk warna sisi kehidupan pada umumnya).
0 notes