Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
“Tuhan itu baik. Iya. Aku suka cara-Nya menyelamatkanku dengan cara yang tak kuduga.”
—
206 notes
·
View notes
Text
“ia tahu, sepenuhnya mengerti, juga memahami bahwa percakapan, pun pertemuan, tidak akan mengembalikan kita lagi.”
— Ia sedang sedih saja.
51 notes
·
View notes
Text
Lelah
Saya pernah berada di fase dimana saya nggak tahu lagi bagaimana menjelaskan apa yang saya rasakan. Rasanya begitu kosong, badan dan pikiran terasa lelah. Padahal, secara fisik saya tidak begitu banyak aktivitias.
Hal itu terjadi selepas saya berkali-kali berbenturan pada hal yang sama, seolah hidup saya berputar-putar di tempat yang sama tanpa beranjak sama sekali. Masalah yang sama, saya hadapi dengan berbagai macam cara, tak kunjung selesai. Itu, salah satunya.
Tapi lebih dari itu, saya benar-benar tidak bisa merasakan bagaimana caranya bahagia, tentram, semuanya terasa semu. Mungkin, saya bisa merasakan senang saat bertemu teman, tapi lepas pulang ke rumah, semuanya kembali seperti sedia kala. Bahkan, rasanya lebih lelah dari sebelumnya.
Pernah di momen itu, saya kembali ke kota rantau saya, Bandung, selama lebih dari 10 hari dengan harapan saya bisa menemukan kembali kebahagiaan itu. Saya mengunjungi semua tempat yang dulu memberikan energi yang begitu besar, kampus, masjid salman, reading lights yang sekarang sudah tidak ada lagi, kineruku, dan semua tempat yang pernah memberikan sebagian kisahnya.
Rasanya tetap sama saja, kosong, bahkan semakin lelah. Pada saat itu, saya gagal mengidentifikasi sebenarnya masalah apa yang saya hadapi sehingga mungkin saya keliru dalam memutuskan solusi untuk diri saya sendiri.
Dan kondisi itu, berada di saat pekerjaan berjalan dengan baik, tidak pernah kekurangan uang bahkan sangat mencukupi, dan semua hal yang nampak baik-baik saja bahkan layak untuk disyukuri.
Tapi, kekosongan itu tak kunjung menemukan isinya. Saya sering menghabiskan waktu dengan mengendarai mobil tanpa tujuan, berharap badan ini menjadi lelah sehingga saya segera tertidur setibanya di rumah tanpa berpikir ke sana kemari. Nyatanya, sama. Saya sulit tidur, pikiran ini tak mau berhenti memikirkan hal-hal yang sudah terjadi, menerka-nerka apa yang sedang terjadi dan akan terjadi.
Saya tahu persis kapan semua itu selesai. Saat saya bisa berada di fase ikhlas, menerima diri, dan bersedia untuk memaafkan. Sayangnya tidak ada rumus pasti untuk bagaimana seseorang bisa memiliki kemampuan untuk bisa ikhlas, menerima diri sendiri,dan memaafkan diri sendiri. Semua itu, butuh waktu lebih dari 9 tahun, waktu yang bukan sebentar.
Terima kasih, kepada diriku sendiri, yang dulu bersedia bertahan dan sedikit lebih bersabar. Kalau saja, waktu itu saya menyerah karena sudah begitu lelah. Mungkin, saya tidak akan pernah bisa sampai di tahap ini.
Tahap dimana, bersyukur atas diri sendiri, memaafkan diri, dan menerima serta menghargai diri sudah menjadi sesuatu yang amat mudah untuk kulakukan. Sesuatu yang amat berharga sebagai bekal untukku menjalani sisa hidup ini dengan berarti.
©kurniawangunadi | 3 September 2019
3K notes
·
View notes
Text
“Terkadang aku ingin menyerah. Ingin meninggalkan ini semua. Pergi ke antah-berantah dan memulai lagi semuanya dari awal. Menata apa yang mereka hancurkan. Menjadi diri sendiri seperti yang aku mau.”
—
714 notes
·
View notes
Text
“Apabila kau memang bermaksud pergi, pergilah dengan tuntas. Tak ada yang kau tinggal di hatiku, dan tak ada alasan bagiku untuk menerimamu lagi. Aku tak ingin nanti ketika aku telah menemukan bahagia, datangmu membuat kakiku kembali goyah untuk melangkah.”
— (via mbeeer)
1K notes
·
View notes
Text
Sikecil tenggil.
Disituasi sekarang aku merenung, kembali sepintas ingatan tentang aku yg kecil. Bingung, aku hidup ini karena apa, bertujuan apa dan untuk siapa? Bingung dengan pertanyaan yg aku pikirkan sendiri, sial ternyata ingatan ku tak hilang hanya tertatah dipikiran ditumpukan paling bawah dan kini ku coba mengingat lagi album lama yg belum terselesaikan dengan jawaban.
0 notes
Text
Hewan
Aku baru menyadari ternyata hidup begini begitu mulia, padahal hari-hari dihabiskan dengan cara berkelompok, ngalur ngidul, makan dan seks setelah itu kau berserah lalu menjadi kurban.
1 note
·
View note
Text
Aah sial, lagi lagi aku jatuh hati pada cuaca cerah menyengat, dendangan pepohonan terhembus angin halus dan ditemani secangkir kopi dingin yg mulai menebalkan rasa pahitnya. Yah aku suka, cukup bahagia hari ini. 😎
0 notes
Text
Rumah
Gadis kecil itu kembali menyambangi dermaga, menanti datangnya kapal yang kata seseorang akan membawanya melintasi berbagai samudera kehidupan. Hari sudah menunjukkan pukul enam sore, kapal itu tak kunjung datang. Langit mulai gelap, senja sudah tak lagi bersayap. Gadis itu sendirian, perlahan-lahan di selimuti oleh angin malam, sendirian tanpa seorang pun yang menemaninya. Sigadis tetap kuat menunggu, Dia memanglah gadis kecil tapi tidak imajinya. Beberapa waktu terlewatkan, berlalu kini dia mulai menikmati sekitar, walau kapal tak kunjung lihat dia menyesuaikan diri dengan sekitar. Direntangkan tangannya, ditegak kan daun telinganya lalu dia mejamkan matanya sembari menikmati tiupan angin malam dan suara desiran ombak yg sesekali menghantam pondasi-pondasi dermaga tempatnya skrg berdiam imajinya memberontak, liar bermain seakan dia sedang menikmati jalanya menujuh samudera tempat dimana dia akan menemui kehidupan baru. Tak sabar gadis kecil itu menunggu, tanpa ragu ia menjulurkan kaki-kaki kecilnya untuk mulai berjalan menyusuri bibir pantai. Serpihan karang kecil bahkan tak mampu menyakiti telapak kakinya yang mungil. Api semangat dalam dirinya kini telah berkobar. Tubuh kecilnya perlahan dimandikan oleh lembutnya cahaya bulan purnama. Bak suatu keajaiban, dari belakang punggungnya perlahan menyeruak sayap-sayap kecil berwana keemasan yang perlahan melebar. Wajahnya pun kini bersinar menampakkan keanggunan bak bidadari. Pelan-pelan ia coba mengepakkan sayapnya, tubuhnya kini mulai terangkat. Sayap emas itu kini siap membawanya kemana saja yang ia inginkan. Tapi sayangnya dia begitu jauh berhayal dia lupa akan kenyataan bahwa nyatanya hari semakin larut. Dibuka kan perlahan matanya dengan kepala menunduk digerak balikan badanya dengan rasa sedih bercampur aduk dibawanya raga dan jiwanya untuk kembali kerumah.
0 notes
Text
Bulan malam ini
Indah itu tak perlu penuh, setengahnya yg nampak membuatKu kagum tersipu dan setengahnya yg tak nampak membuat pikiranKu liar tak terbatas.
1 note
·
View note
Text
Yeah i’m real the superhero. 😎
Dunia tak boleh tau kamu sedang babak belur. Dunia hanya boleh tau kamu masih tegak dan tak hancur selepas badai menerjang.
— Taufik Aulia
6K notes
·
View notes
Text
“Aku tak menjamin kalau perjalanan denganku nanti akan mudah. Tapi yang bisa aku terus upayakan adalah menguatkan langkah kakimu agar tetap yakin kalau Allah selalu ada di setiap proses perjalanan kita. Jangan takut.”
- Quranads -
221 notes
·
View notes
Text
“Kau tahu aku ada. Kau hanya pura-pura tidak peduli. Menatapku sepintas seolah kau tak tahu apa-apa tentang rasa yang kurasa. Ya begitulah kau, pembohong yang paling aku cinta.”
— (via mbeeer)
825 notes
·
View notes
Text
“Doaku tak hilang. Ia hanya dikabulkan Tuhan dalam wujud baru, sosok pendamping barumu. Bahagialah. Walau kau harus terima bahwa peluknya tak pernah sehangat pelukku.”
— (via mbeeer)
613 notes
·
View notes
Text
Apa boleh aku menangis malam ini? Aku merasa luka yang aku dapatkan waktu itu kembali robek , sudah hampir beberapa bulan ini luka itu tidak terasa sakit. Banyak orang baru yang datang dan pergi mencoba untuk menyembuhkan luka itu , tetapi tidak ada yang berhasil menyembuhkan nya. Mungkin luka yang dia tinggalkan terlalu hancur membekas sehingga mungkin memang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyembuhkan nya .
Aku selalu bertanya pada orang yang berusaha menyembuhkan luka memar di hati dan jiwa ini.
Apa benar kau akan menyembuhkan nya? Apa kau tak seperti dia, yg pernah meyakiniku juga bahwa dia dapat menyembuhkan luka ini? Yang tapi malah merobek lukanya menjadi begitu sangat menyedihkan. Saat itu juga membuatku tidak percaya pada cinta, sampai aku beranggapan bahwa semua orang itu sama saja.
Tanpa aku sadari, akhirnya, hati yang patah itu telah menumbuhkanku menjadi batu yang keras.
2 notes
·
View notes
Text
Aku hanya rindu, tak lebih dan ku rasa cukup aku yg tau.
0 notes
Text
0 notes