embuunkhoirunnisa-blog
emmbuun
12 posts
hanya suka menulis
Don't wanna be here? Send us removal request.
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
Kisah Gus Baha: Nasab, Perkawinan hingga Karir Intelektual
ULAMA MUDA
OLEH IIP D YAHYA
KAMIS, 14 FEBRUARI 2019
Bahasa tubuh Gus Baha sangat egaliter. Ini membuat santrinya betah
Hairus Salim dalam “fatwa Facebooknya”, 12 Februari 2019, menjelaskan soal peta intelektual muslim, dilihat dari tempat mereka belajar, yakni Timur Tengah dan Barat. Menurutnya, alumni Timteng seperti Mesir dan Saudi Arabia lebih populis dan berpengaruh dibadingkan alumni Eropa, Amerika atau Australia. Alumni Barat, menurut Salim, lebih akademis dan elitis.
Fatwa tersebut diberi syarah oleh pengasuh pesantren daring Kiai Ulil Abshar Abdalla. Menurutnya, ada yang luput dalam peta inteletual yang diamati Hairus Salim, yaitu alumni pesantren yang lebih piawai bekerja di sektor informal yang langsung menguasai “hajat hidup keagamaan” orang banyak.
Di antara alumni pesantren yang dimaksud Ulil, salah satunya, menurut saya adalah Gus Baha. Ia belum pernah belajar di Timteng dan Barat, tetapi kapasitas keilmuannya tidak diragukan dan popularitas serta pengaruhnya mulai diperhitungkan.
Gus Baha atau Bahauddin adalah putra Kiai Nur Salim, pengasuh pesantren Alquran di Kragan, Narukan, Rembang. Kiai Nur Salim adalah murid dari Kiai Arwani Kudus dan Kiai Abdullah Salam, Kajen, Pati. Nasabnya bersambung kepada para ulama besar. Bersama Kiai Nur Salim inilah Gus Miek (KH Hamim Jazuli) memulai gerakan Jantiko (Jamaah Anti Koler) yang menyelenggarakan semaan Al-Qur’an secara keliling. Jantiko kemudian berganti Mantab (Majelis Nawaitu Topo Broto), lalu berubah jadi Dzikrul Ghafilin. Kadang ketiganya disebut bersamaan: Jantiko-Mantab dan Dzikrul Ghafilin.
Mencermati kesan dari para muhibbin atau fans Gus Baha, mengikuti pengajiannya itu menyenangkan. Islam menjadi terasa begitu mudah dan lapang. Ger-geran menjadi bagian tak terpisahkan dari isi ceramahnya yang mendalam dan luas.
Diam-diam, Gus Baha juga menjadi inspirasi bagi para santri pesantren salafiyah (tradisional), bahwa kedalaman ilmu seorang santri, pada akhirnya akan melampaui gelar-gelar akademik.
Gus Baha adalah sosok yang sederhana. Ada cerita tentang pernikahannya yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi para “pejuang Islam” yang masih sorangan wae (jomblo). Ia dijodohkan oleh pamannya untuk menikahi seorang Ning, putri salah seorang pengasuh pesantren Sidogiri.
Sebelum akad nikah, Gus Baha menghadap calon mertuanya untuk meyakinkan bahwa beliau tak salah pilih menantu. Ia menjelaskan dirinya yang jauh dari kemewahan dan hanya bergumul dengan dunia keilmuan. Dijelaskan seperti itu mertuanya malah semakin yakin tak salah pilih. “Klop,” katanya dengan mantap.
Saking sederhanya, sampai saat ini hanya ada satu artikel tentang Gus Baha yang lumayan lengkap dan di-copy paste dalam berbagai media termasuk dirujuk dalam artikel ini. Belum tersedia semacam biografi yang komprehensif yang menjelaskan sosok kiai pesantren yang alim ini.
Kiai kelahiran 1970 ini memilih Yogyakarta sebagai tempatnya memulai pengembaraan ilmiahnya. Pada tahun 2003 ia menyewa rumah di Yogya. Kepindahan ini diikuti oleh sejumlah santri yang ingin terus mengaji bersamanya.
Mereka menyewa rumah yang tak jauh dari kediamannya. Ketika ayahnya wafat pada 2005, ia harus kembali ke Kragan, tetapi pengajiannya di Yogyakarta tetap berlangsung sebulan sekali. Para muhibbin Gus Baha dengan tekun mengikuti pengajian bulanan itu di Pesantren Izzati Nuril Qur’an Bedukan, Pleret, Bantul.
Ia juga mengampu pengajian tafsir di Bojonegoro. Atas permintaan Kiai Sahal Mahfudh, Gus Baha juga mengajar ushul fiqih di Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati.
Pilihannya memulai “karir” di Jogja sungguh tepat. Di Kota Gudeg ini ia bersua intelektual dari berbagai disiplin ilmu yang semakin mengasah kepakarannya. Kadang ia diledek juga, “Kiai, Anda ini bacaannya luas kok tetap memilih NU?”
Gus Baha menjawabnya ringan, “Memangnya kalau saya tetap NU, jadi problem?”
Di Kota Pelajar ini ia misalnya membentuk “Kajian Kematian” bersama para doktor dan profesor. Karena hidup di dunia yang sebentar saja dipersiapkan begitu serius, maka kehidupan akhirat yang jauh lebih lama, tentu harus dibahas dan dikaji lebih serius lagi.
Tanpa terekam media, termasuk di lingkungan NU, Gus Baha “keluyuran” dari satu pesantren ke pesantren lain, memberikan paparan tentang tafsir dan hadis. Misalnya di Pesantren Sidogiri, ia mengisi Pengaruh Israiliyat Terhadap Penafsiran Alquran. Kali lain ia menyampaikan paparan dalam seminar tafsir dan hadits di Pesantren Fathul Ulum, Kwagean, Kediri. Di Ma’had Ali Pesantren Maslakul Huda ia mengkaji Kontekstualisasi Ayat-Ayat Perang dalam sebuah Muhadloroh ‘Ammah (kuliah umum).
Dalam pengajiannya ia menegaskan sebagai bukan penceramah atau mubalig. Ia mengaji. Sambil membaca kitab Jalalainmisalnya, ia membacakan juga sejumlah rujukan yang relevan dengan tema yang dibahas.
Awalnya ia menolak untuk muncul di saluran Youtube, tapi membolehkan para santrinya untuk merekam. Para santri ini lalu berhimpun dalam aplikasi telegram untuk saling berbagai rekaman pengajian Gus Baha. Ada juga yang menggunakan media dan aplikasi lain.
Baru belakangan Gus Baha berkenan pengajian atau ceramahnya tayang di Youtube. Itulah sebabnya dalam tampilan di Youtube, pengajiannya kebanyakan masih berupa audio. Kutipan di awal artikel ini menjadi contoh muhibbin Gus Baha berkomunikasi dan berbagi informasi
Dari sebuah link, saya mendapati sejumlah rekaman pengajian Gus Baha yang bisa diunduh, antara lain: Kajian tafsir Jalalain, Arbain fi Ushuliddin, Hayatus Shohabah, Musnad Ahmad, Nashoihul Ibad, al-Hikam, dan lain-lain. Penguasaanya ilmunya khas pesantren, tidak hanya alim di satu bidang, tapi lintas bidang, tafsir, fikih dan ushul fikih, hadis, dan tentunya tasawuf. Ini berbeda dengan sarjana kampus, baik dari Barat ataupun Timur.
Saya menghargai pilihan medium dakwahnya. Seorang kiai tidak bisa dipaksakan untuk menggunakan saluran media tertentu. Biarlah pilihan-pilihan media itu berkembang seiring waktu dan kebutuhan sang kiai. Jangan sampai saluran-saluran itu justru membuatnya tidak nyaman dan terkekang.
Beri keleluasan kepadanya untuk menempatkan dirinya dalam peta intelektual muslim Indonesia, sesuai karya dan kepakarannya. Dan jadwal ngaji yang padat seperti yang ditunjukkan di paragraf awal ini pun harus “diwaspadai”. Biasanya, kalau sudah sibuk, mulai jarang sendiri, padahal sendiri itu penting.
Ala kulli hal, tulisan ini hanyalah berupa amatan dari jauh dari seorang penggemar baru. Tentu belum cukup untuk menjelaskan sosok Gus Baha secara lengkap. Untuk itu, para santri Gus Baha sendiri yang lebih tepat untuk menuliskannya. Wallahu a’lam
1 note · View note
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
Tumblr media
Nikmati sajalah....sepahit apa kopimu...selalu ada pemanis yang sedia melengkapi.Sesulit apa takdirmu...selalu ada Alloh yang bersamamu
0 notes
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
🍂Hikmah di Balik Musibah🍂
☘Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah rahimahullah berkata:
📖 “Allah mempersiapkan bagi hamba-hamba-Nya
kedudukan (yang tinggi) di surga, yang mereka tidak akan mampu mencapai kedudukan tersebut hanya dengan amalan shalih mereka. Mereka tidak akan mencapainya kecuali
dengan ujian dan musibah, maka Allah pun menyiapkan sebab-sebab yang menggiring mereka kepada ujian dan musibah.�� (Zaadul Ma’aad, 3/221)
🌾 Kita tidak berharap untuk diuji apalagi tertimpa musibah, akan tetapi jika hal itu datang maka kita harus bersabar.
🍂 Ingat perkataan Ibnu al-Qayyim rahimahullah di atas, siapa tahu dengan ujian dan musibah ini kita bisa meraih kedudukan yang lebih tinggi di surga yang tidak mungkin kita raih dengan amalan sholeh kita.
🌴 Karenanya….bersabarlah saat ujian, musibah dan bala' datang, kemudian berhusnuzhanlah kepada Allah dalam ujian dan musibah. Karena hanya Dia 'azza wa jalla yang Maha Mengetahui hikmah setiap peristiwa.
0 notes
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
Secangkir kopi dan segelas mie instant sachet.Biarlah gak nyambung.Asal aku bahagia
2 notes · View notes
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
Jurus pungkasan ?Kayaknya sih..
Setelah akhirnya lelah hanya menegur mereka mulai dari yang halus sampai membentak-bentak,kuputuskan mengubah metode 'peneguran'kepada 2 'anakku'(sebut saja si mancung dan si kriwul) yang super aktif dan spesial.
Biasanya hanya ku panggil namanya atau kuteriaki agar mereka mau belajar dengan sungguh- sungguh dan anteng.Kadang sampai berbusa mulut ini sampai bola mata yang hampir keluar berharap mereka sedikit gentar.Nyatanya,setiap kali aku beraksi seperti itu,hanya senyam- senyum usil yang kudapatkan dari mereka.Seringkali kukatakan juga pada mereka "Apa saya harus nangis dulu di depan kalian baru kalian berhenti usil dan mengganggu yang lain?".lagi- lagi hanya gelengan disertai senyuman sebagai balasan mereka.Sekali lagi jurus seperti itu tidaklah mempan,dibuktikan dengan ketika beberapa hari yang lalu aku menangis yang bukan lagi hanya berkaca- kaca tapi sudah termasuk dalam kategori tersedu sedan dan reaksi 'si kriwul' yang masa bodoh.Akhirnya ku 'masa bodohkan'saja mereka.Ku anggap tidak ada.Dan besok- besoknya mereka berulah lagi
Sebelumnya,sudah puluhan bahkan ratusan kali aku memikirkan penyebab dan solusinya.Berpikir bisa jadi akulah yang salah dalam membimbing mereka,sehingga sebanyak apa aku bermuhasabah sebanyak itu pula aku mengganti metode bimbingan.
Akhirnya ,semalam tingkat emosiku berada di puncaknya.Kupanggil mereka dan berbicara panjang kali lebar.Bercerita tentang kerugian serta keuntungan mereka dengan menuntut ilmu bersungguh- sungguh.Tentang tanggung jawab mereka terhadap ilmu mereka,dosa- dosa yang harus mereka tanggung saat mereka lalai melaksanakan tanggung jawab mereka.Pun tentang mimpi -mimpi yang seharusnya mereka masih raih mumpung masih belia.Juga tentang usaha mati-matianku belajar sabar tapi seketika runtuh saat bertemu mereka.
Bagian ini yang paling kusuka dari cerita ini.Subuh tadi aku berseri melihat mereka berdua duduk anteng dan maju setor duluan tanpa harus kuteriaki terlebih dulu.Semoga bertahan tidak hanya satu waktu,tapi untuk selamanya.Sesekali nakal tidak apa bagiku asal jangan keluar dari adab seorang penuntut ilmu.
Geram,kesel, sebel?.Sudah pasti iya.Tapi sekali lagi kukembalikan pada pemahaman atas usia mereka,dimana di umur mereka yang masih belum baligh mereka disibukkan dengan belajar dan belajar dan hanya berpeluang kecil untuk bermain . mereka yang sedang manja-manjanya harus berpisah dengan orang tua serta harus rela berbagi kasih sayang dan perhatian dengan teman yang lain.Tetapi mereka tetap harus belajar tentang pentingnya tanggung jawab dan keharusan menuntut ilmu.
Apakah semua rasa buruk itu bertahan lama di dadaku.Jawabannya adalah tidak dan tidak boleh.Karena pada kenyataannya akulah yang seharusnya berterima kasih sudah dipertemukan Alloh dengan mereka.Banyak belajar dari kepolosan serta kejujuran mereka.Kadang sering malu juga ketika tanpa sengaja mereka memberi ilmu atau pemikiran yang sepele tapi benar adanya.
Itulah sedikit kisah ketidakmampuan saya menjadi seorang pendidik.Jika ada yang berkenan berbagi pengalaman dan ilmu tentang parenting atau apapun,bolehlah dibagi.
MQ-Winong,2019
Tumblr media
0 notes
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
Jika kelak saya mempunyai anak...saya ingin mengajari 5 hal penting
1.islam .sebab islam itu indah.(jama'ah....oh jama'ah.Alhamdu...lillah)
2.istiqomah sebab itu hal yang paling sulit...kalo bisa istiqomah otomatis bisa disiplin dan rajin
3.masak...sebab q g bisa masak..biara disayang suami dan mertua .Soale pernah denger ada tetanggaku yg dicerai gara2 g bis masak😱
4.tholabul ilmi biar dia menghargai "proses"
5.ikhlas dan ridlo..persiapan untuk mengahadapi cobaan kehidupan yg lebih besar...di Poligami mungkin(cewek)ato pingin poligami(cowok)
#UDYThebook
[GIVEAWAY]
Tumblr media
Assalamu'alaikum temen-temen!
Pertama. Kami ingin meminta do'a terbaik dari temen-temen supaya pernikahan kami nanti diberi kelancaran dan keberkahan. Kami tidak tau do'a mana yang bisa menembus langit-Nya. Siapa tau do'a yang terkabul ternyata muaranya bersumber dari salah satu do'a temen-temen di laman biru tua ini, kan?
Yang kedua. Dalam rangka tasyakuran pernikahan kami (saya dan Aa’ Sholah aka @sundayneverdie ) yang insyaaAllah akan dilaksanakan pada hari Ahad Legi, 10 Februari 2019 nanti, salah satu perayaan kami adalah dengan mengadakan #giveaway proyek pribadi kami dalam bentuk buku kolaborasi yang berjudul, “Untuk Kita dan Benih-benih Yang Kita Semai”
Syarat #giveaway:
Reblog postingan ini dengan menyertakan 5 nilai penting yang ingin diajarkan kepada anak-anak masa depanmu–kelak jika dianugerahi anak-anak. Beserta alasan singkatnya.
Contoh:
Jika kelak dianugerahi anak, saya ingin mengajarkan 5 nilai penting ini:
1. Kesederhanaan, supaya mudah bersyukur blablabla nanana, misalnya.
2.
3.
4.
5.
Jawaban yang paling menarik, yang bisa bikin kami senyum, akan kami beri buku kolaborasi kami. Silahkan jawab semenarik mungkin. Oh iya, jangan lupa kasih hastag #UDYTheBook ya.
Tersedia dua buku untuk dua orang yang berjodoh dengan bukunya. :) satu untuk Ikhwan, satu untuk akhwat. 😂
Semoga dua orang ini juga berjodoh. Kalau dua-duanya sama-sama joms, sih. Ehehe. Tapi, yang udah nikah dan punya dedek bayi kecil, atau yg baru nikah dan berikhtiar untuk punya anak juga bisa ikut kok😁
Dua orang yang terpilih akan kami umumkan paling telat hari Senin, 11 Februari 2019 di laman Tumblr ini.
Kami tunggu jawaban kalian, ya. Siapa tau yang lain bisa terinspirasi.
364 notes · View notes
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
Tumblr media
Langit....
Seberapa keraspun engkau menghujatnya,Ia akan tetap teguh kelabu ketika waktunya.
Ia akan setia membiru saat mengintili teriknya surya.
Sebab Ia sadar....Ia adalah hamba bagi Tuhannya.
0 notes
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
"...perbuatan- perbuatan baik itu menghapus kesalahan- kesalahan..."(Hud: 114)
#amarma'ruf #selfreminder #muhasabah #remind #islamituindah
1 note · View note
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
Bila kau lihat orang keras kepala,ngotot mendebat dan kagum dengan pendapatnya sendiri maka sempurnalah kerugiannya
(Bilal Bin Sa'ad)
#muhasabatulqolbi!uhasabah#islam#selfreminder#remind
0 notes
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
Sering banget kita ngumbar kejelekan orang lain tapi pura - pura buta dengan segala kebaikannya'yang bisa jadi adalah kebalikan dari sifat kita
1 note · View note
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
Patuhnya aku bukan sebab tak ada hal yang ingin kukatakan
Anonymous
0 notes
embuunkhoirunnisa-blog · 6 years ago
Text
Tumblr media
1 note · View note