Text
03:07
Termenung, sudah 2 menit sejak aku menulis judul. sendiri, dengan semua maknanya berputar diotak. Menjauh, membuatku terkadang nyaman. Bimbang, sehatkah aku?
Bukan kalian, memang aku yang menepis, aku yang tidak melambai lagi, katakan jika memang itu salah, agar semakin sadar apa yang kubutuhkan.
Cukup sulit bagiku, egois, sederhana sebenarnya.
Tolong.
-H.P Bagaskara
0 notes
Text
February, 17 2018
So here i am, at half to 4 am staring at my phone screen, after spending all day in my bed, watching some movies from my roommate laptop, read some book wich belong to my friend too, and sleep of course.
Now? Staring at ceiling, remembering what i've been doing all day, nothing particularly exciting.
But there's one movie that stuck in my head, I forgot the title maybe its called "how to be single" or something like that, yeah you thought it was some drama shit right? Guess what? You're right it was drama comedy movies.
One thing about this movie is this not teach you to how to be tough for facing the "single" problem, this movie give me another perception about those "relationship" status, i mean we all in this world thinking that maybe just maybe the true love is exist right? Terlepas dari filmnya yang mengajarkan kita bahwa jomblo bukan hanya having fun with your friends, forget about your ex, fuck around, or do crazy shit, it teach us to love ourself before we love somebody. Cliche? Lol i dont wanna talk about that for now, i wanna talk about the character of two high school lover that have to "break" because the girl have to move to another city, antother cliche. :)
"Jodoh" thats what we called it right? Setiap orang punya jodoh, and for them whom not got their love yet it sucks, actually me myself agree kalau kita mempunyai "soulmate" yang entah siapa, sedang dimana, bersama siapa, orang dari masa lalu, atau orang baru yang ingin bertemu, ya saya percaya itu.
Tapi, apa kita akan berakhir dengan jodoh kita? Are we married our soulmate? Maybe. for those lucky ass bastard who married their soulmate and live happily ever after congratulations asshole.
And for those who dont? Let me tell you something that driving me crazy for past 2 years, yeah I've been thingking this for about 2 years so what? Huh? Just let me explain this okay? Mungkin, kita sudah menemukan jodoh kita (like the high school couples), mungkin kita sudah mengenal soulmate kita (like the bartender), maybe our soulmate is right in front of us, tapi apa kita cukup berani untuk menyapa? Apa kita cukup kuat untuk bertahan? Apa kita sudah menyadarinya? Mungkin jika jawabannya "yes im" then we'll end up like them, got our soulmate, get married and live our life more happy than now?
Because for me, whether soulmate, real love, "jodoh", or whatever you call it, its only a moment in a lifetime. Thats the truth for me, once you deeply fall in crazy love with someone, once you realize that she/he is the one, i think that is your soulmate. After that? Your choice, break up? Then maybe you missed your shot, like in the movie i just saw, theres almost zero percent to getting back even tho you two still hide the same feeling.
Okay its 4.47am ill stop mumbling and let you all read my crazy thought, and please dont get crazy as im.
For everyone out there, you only got one bullet, dont miss your shot like i miss mine.
-H.P Bagaskara
0 notes
Text
TANYA
Hai, bukankah sebelumnya kita bersama? Bercengkrama dijalan, kita berdampingan. Melihat keujung dunia bagai surga yang kita inginkan. Terikat layaknya akar yang tak terpisahkan dari pohonnya.
Ingatkah jejak jejak yang kita buat? Yang kecil setidaknya, bukan hanya curamnya tebing, namun juga rumput liar yg kita langkahi. Kuyakin, mungkin hanya terjalnya jalan dan setangkai mawar yang masih kau ingat.
Akupun tak tahu, tak mengerti, perubahan yang mutlak ini membuatku bingung. Kita bersebrangan, namun tetap kan kuusahakan selalu menggapai jemarimu.
Mengapa? Bagaimana? Tanya. Bodoh memang, jawaban yg fana menghadangku, dengan biasnya memberitahuku, mungkin tidak ada kita di tempat yang sama.
-H.P Bagaskara
0 notes
Text
Hampa
Hampa, tanpa inti tanpa rasa.
Kosong, sesak, teriak untuk apa?
Sempit, lelah, haruskah pecah?
Terlalu lama, terlalu dalam.
Sudah nyaman, terbiasa dikehampaan ini.
Ketiadaan ini membuatku tenang.
Salahkah aku merasa tenang?
Bukan menyalahkan, tapi karna mungkin ini tempatku, kekosongan ini bukan yang membuatku menjauh, hanya sedikit mengasingkan diri, dari kalian yang mungkin tidak peduli.
Salahkah aku merasa aman?
-H.P Bagaskara
0 notes
Text
Berdiri
Lubang yang kau gali tak terbatas, Jalan yang kau telusuri tak berujung.
Cobalah tuk sedikit tengok ke belakang, tolong.
Hanya untuk sesaat, tolong, sadari kau tak sendiri jauh didalam, dikelilingi oleh mereka yang belum bisa berdiri.
Nyamannya pelukan dingin mereka kah yg kau nikmati?
Sadarlah rangkulan dingin itu menyakitkan, jauh dari nyaman bahkan aman. Bisa kah kau sadari itu? Bisa kah kau berdiri? Atau, mau kah kau?
Aku yakin kau bisa, aku yakin kau mampu, tapi aku tak yakin apa kau mau.
Karna aku sudah berdiri disini, dengan tangan yang selalu kuusahakan untuk menggapaimu, akankah kau raih?
Berdiri, lepaskan semua tangan yg menarikmu lebih dalam, disini mungkin bukan yang terbaik, namun akan kucoba membuatmu menjadi yang lebih baik.
Raih tanganku, genggam erat pergelanganku, jangan hanya sentuh jariku.
Tunjukan sedikit keinginanmu, akan ku berikan segalanya agar kau bisa disini, agar kau bisa berdiri.
-H.P Bagaskara
0 notes
Text
The lone wolf among the alphas, sometimes can be the alpha, the loneliness that make him understand how to become a leader
-H.P Bagaskara
0 notes