Dhie. Loves the sky, loves the cloud, loves the rain. She is a girl-who wish to travel the endless sky.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Note
Hope you’re in the happiness state, now! 💜 Don’t question who. I’m just someone who you never thought will talk to you ever again. But you’re always in my mind and my prayers together with everyone from my past. I will not show myself up, ever again. But I just want you to know. I’m proud with all of your achievements, I love to see you grow from being hopeless to be a strong woman even tho maybe you’re still carrying all the hopelessness. But, cheer up. You’re doing well. Be happy, always.
I never imagine that after so long I neglected my tumblr, that I'll find this in my inbox. Thank you. It cheer up my day ♥♥
0 notes
Photo
Pada dasarnya, membuat carving dari buah itu tidak sulit. Membuat carving sama seperti hidup, yang dibutuhkan adalah ketelitian dan kesabaran serta pemahaman mengenai teknik yang digunakan. Misalnya ketika akan mengeluarkan bagian yang tidak digunakan, jangan mencongkel dan memaksa mematahkan, tapi biarkan pisaunya membuat jalan agar bagian buah saling bertemu dan akhirnya terpotong dengan sendirinya sambil menyisakan pola yang cantik. Sama seperti hidup, kenali teknik, bersabar dan teliti. Kalau lelah, boleh istirahat tapi jangan berhenti. 😄 happy tuesday! #carving #senitataboga #fruit #filosofi (at Politeknik Bosowa)
1 note
·
View note
Text
.
As we grow up, we learned many things. I thought that I am finally graduated from this kind of feeling. I thought that I am far away from the dark phase that I'be been through before. Guess I am not. It's actually easy to run away from this kind of feeling. I just need to deactivated/deleted every social media account that I have. Create a new one and live peacefully. Well it's tempting, but am I ready?
1 note
·
View note
Quote
Tidak ada yang sensual dari pemerkosaan. Pemerkosaan bisa menghancurkan jiwa manusia, dan tidak hanya menghancurkan si korban secara fisik maupun mental, tapi juga menyakiti orang-orang di sekitar mereka. Tidak ada 'lupakanlah' karena itu adalah sesuatu yang akan terus tertinggal sepanjanghidupmu. Tidaklah mungkin kau bisa jatuh cinta pada penyerangmu, karena tidak ada manusia waras yang akan jatuh cinta pada seseorang yang telah mencuri sesuatu yang sangat berharga bagi mereka, sesuatu yang membuat pilihan untuk memberikan tubuhmu pada orang lain menjadi sesuatu yang sangat diperdebatkan. Aku membuatnya karena aku ingin kalian memikirkan ini di saat berikut kalian membaca sebuah kisah yang mengangkat topik ini. Karena tak ada hal yang lebih menjijikkan ketimbang aksi keegoisan seseorang terhadap seorang manusia lainnya, setidaknya begitu menurutku.
-Master of the Rebels-
0 notes
Text
Trust
“It’s funny how one person can make you never trust anybody.” -----------------------------------------------------
“Sini aku kepang rambutmu!”
“Oh? Oke.”
“Hum…”
“…kenapa?”
“…ah? Haha, enggak kok. Sori ya, gak jadi~”
Yang kuingat dari hari yang paling menyakitkan itu adalah ekpresinya. Tetap tersenyum, tetap tertawa, bahkan bersama dengan yang lainnya. Mereka tertawa—entah karena apa awalnya, tapi pada akhirnya aku tahu.
Mereka menertawakanku.
Dan yang paling menyakitkan? Yang memulainya adalah orang yang kuanggap sahabatku.
Kuanggap itu hanya sekedar cerita sambil lalu, kutundukkan pandangan dan bersikap seperti tidak terjadi apapun.
Tapi aku tahu dengan pasti. Bahwa terjadi sesuatu.
Aku punya masalah yang cukup parah dengan rambut. Ada beberapa makhluk kecil yang memutuskan untuk berdiam dan berkembang di sana. Tidak kusut, sama sekali tidak—rambutku itu. Cukup halus untuk seorang dengan masalah seperti itu. Tapi rumor beredar. Rumor yang kemudian menjadi awal dari kejadian tadi.
Dia ingin memastikan.
Setelah memastikan, dia membenarkan.
Lalu menertawakan. Hari itu hatiku hancur. Untuk pertama kalinya ada kepercayaan yang rusak, ada hal yang berubah. Semenjak itu alam bawah sadar memintaku untuk tidak percaya begitu saja. Sejak itu, aku tak pernah percaya begitu saja.
Hari itu aku kehilangan satu kebahagianku—kebahagiaan untuk mempercayai dengan sepenuh hatiku.
Karena seperti itu. Dunia masa remaja itu kejam.
0 notes
Text
Ramadhan #19 : Berhenti
Kita sepakat bahwa hidup ini adalah perjalanan. Ada salah satu fenomena di bulan Ramadhan ini yang saya suka. Orang-orang—ketika adzan magrib berkumandang di perjalanannya—yang berhenti di pinggir jalan untuk berbuka dengan takjil atau sekedar meneguk air mineral. Ada kegembiraan dari sorot mata mereka. Ada rasa syukur yang tak mereka sadar rasakan di dalam hati.
Meski perjalanan menuju suatu tujuan harus terhenti, meski harus berbuka puasa di atas sepeda motornya dan alakadarnya, mereka tak peduli. Mereka berhenti, dan bersyukur telah menyelesaikan kewajibannya di hari itu. Bahwa mungkin, kita juga perlu berhenti sejenak dari perjalanan kita. Hanya sekedar untuk melihat ke sekeliling kita, hanya sekedar untuk merasakan semilir angin, hanya sekedar untuk melafadzkan ucap syukur atas perjalanan yang selama ini telah dilalui, atas tujuan yang selama ini telah kita tahu.
Sebab kebanyakan orang masih mencari-cari tujuan perjalanan mereka. Tidak ada salahnya berhenti untuk mengingat sudah sejauh mana kita memaknai hidup yang sejatinya fana ini.
Pengirim tulisan :
Sani Asmi Ramdani
truegrey.tumblr.com
280 notes
·
View notes
Photo
1. Fist: Make a fist around the epi-pen, don’t place your thumb/fingers over either end
2. Flick the blue cap off
3. Fire. Press down into the outer thigh (the big muscle in there), hold for 10 seconds before removing (the orange cap will cover the needle). Bare skin is best but the epi-pen will go through clothing. Avoid pockets and seams.
- Ring an ambulance even if everything seems to be fine!
500K notes
·
View notes
Photo
Hello new wallpaper =")
1 note
·
View note
Text
[FF : Drabble with prompt - pacar]
Harry Potter © J. K. Rowling; AniHogwarts © Spearmercury; Allysa Campbell © Fare; Fred Adamina © Kuro
“…siapa?”i
Bisa kau ulang lagi, maaf?
“Adamina. Fred Adamina.”
“…yakin?”
Mengangguk, “yakin.”
Gwen menghembuskan nafas yang tidak sadar ditahannya sejak tadi. Kabar angin membawakannya berita yang membuat jus labu yang diteguknya menyembur keluar. Sangat tidak sopan kalau mengingat posisinya kini sebagai seorang kapten tim quidditch Slytherin. Namun apa mau dikata. Otaknya menolak memikirkan bahwa semua itu benar.
Hingga akhirnya bertemu dengan dia yang tengah melingkupi pikiran di koridor menuju aula besar.
“Kenapa harus Gryffindor?”
“Kenapa tidak boleh?” gadis itu—dengan rupa yang menarik serta menarik, cantik juga berbakat (meski yang berkulit gelap akhirnya menyadari bahwa ramalan yang kerap diucapkan adalah bualan namun dia juga mengakui kalau gadis itu berbakat) memilih seorang Adamina.
“Pureblood, yes. Prefek, perfect. Tapi ugh, Gryffindor…”
“…” ukiran wajah itu tidak berubah, masih sama seperti biasa. Menatap tanpa ekspresi pada temannya berbeda asrama. “Kau sendiri?” Gwen berbalik, mengangkat satu alis, “tidak punya, kenapa?”
Mengherdikkan bahu, tangannya menggosok hidung yang memerah—akibat latihan di udara dingin menjelang musim dingin begini. “Aku tidak punya waktu.”
“Calon perawan tua,” kalau tidak mengenal gadis yang satu ini, siapapun yang mendengar itu pasti marah. Tapi mereka ini Gwenog dan Allysa. Berbeda tapi dekat.
“Huh,” mendengus, lalu hening melanda hingga akhirnya gadis yang badannya tampak lebih kekar dari yang lainnya berucap pelan, “kalau dia menyakitimu, jangan melarangku untuk menghajarnya.”
Dan Allysa Campbell menarik satu sisi bibirnya tipis—hampir tidak terlihat.
0 notes
Text
1. The meaning behind my URL 2. A picture of me 3. Why I love my bestfriend 4. Last time I cried and why 5. Piercings I have 6. Favorite Band 7. Biggest turn off(s) 8. Top 5 (insert subject) 9. Tattoos I want 10. Biggest turn on(s) 11. Age 12. Ideas of a perfect date 13. Life goal(s) 14. Piercings I want 15. Relationship status 16. Favorite movie 17. A fact about my life 18. Phobia 19. Middle name 20. Anything you want to ask
892K notes
·
View notes
Text
When it's over...
Hari-hari sebelum kedatangannya selalu dinantikan, telah terbayang segala hal yang akan dilakukan saat dia kelak datang. Makanan pencuci mulut saat berbuka, cengkrama dan kebersamaan.
Minggu pertama kedatangannya, begitu bersemangat rasanya menikmati detik-detik di setiap harinya. Selalu ada cerita yang tercipta kala hari berlalu. Lalu senyum akan merekah sepanjang minggu karena kedatangannya yang selalu memberikan kesan di hati.
Minggu berikutnya pun muncul, ada terbesit di hati "kapan akan berakhir?" rutinitas yang baru terbentuk satu minggu itu mulai membuat kening berkerut, beberapa sudah menyerah dan waktu untuk menghadapNya pun mulai dilambat-lambatkan. Di sini, ingin rasanya menegur hati dan pikiran yang picik itu.
Minggu lain datang, rutinitas itu pun sudah menjadi hal yang wajar, meski sesekali pikiran masih mempertanyakan satu dua hal konyol, beruntung sanubari cepat mengoreksi dan berkata lembut, "nikmatilah, kau akan menyesal jika tidak," batin punmengangguk--membenarkan.
Minggu terakhir tiba, katanya sepuluh malam terakhir adalah malam yang istimewa, sementara banyak yang menikmatinya dengan syahduh, beberapa diantara kami hanya bisa mengupayakan sebisa mungkin disela-sela kesibukan dunia. Tilawah mulai kehilangan semangatnya, namun perasaan agar tidak menyesal terus menemani hingga akhir.
Di hari terakhir Ramadhan...
Batin menangis, hati menjerit, sesal sudah menguasai jiwa ini. Kenapa tidak kulakukan yang terbaik? Kenapa tidak kuusahakan sampai batas maksimal? Kenapa terus kulakukan beberapa dosa bahkan ketika bulan suci ini adalah ladang amal?
.
.
"Akankah bertemu lagi?"
Kisah yang sering terulang setiap tahun. Kisah yang selalu mengiringi kepergian Ramadhan, kisah yang akan selalu mengingatkan akan menjadi lebih baik di Ramadhan berikutnya.
...Jika Allah SWT memberikan izin untuk berjumpa lagi.
Selamat jalan Ramadhan, semoga kita bertemu lagi.
0 notes
Text
Sudah seperti ini, apa yang kita cari sebenarnya?
Bolehkah saya mengatakan kalau saya tidak menyukai bahkan mungkin bisa masuk dalam taraf sangat tidak suka dengan Pemilu tahun ini?
Setiap hari, kala saya membuka akun media sosial saya, pastilah akan saya temukan satu dua hal yang membuat kening mengkerut. Awalnya lucu-lucuan, lalu menjadi luas dan hingga rasanya Indonesia benar-benar menjadi dua kubu.
Ingin saya bertanya. Hei, ada apa? Kenapa semua orang rasanya menjadi ahli politik? Mengomentari sana sini, mencela dan sebagainya. Awalnya ingin saya tak peduli, biarkan saja—kata saya. Semua akan berakhir sendiri. Namun semakin dekat hari pemilihan, semakin miris hati saya.
Tak terhitung pertengkaran dimana-mana. Keluarga terpecah, persahabatan terputus, suasana tidak nyaman dan sebagainya. Ada apa? Kenapa?
Orang-orang yang saya cintai dan kagumi juga terkena dampak. Hilang sudah semua wibawa, hilang sudah semua rasa sayang, hilang sudah semua rasa saling menghargai. Seperti tak saling kenal, tanpa sadar saling menyakiti. Demi apa? Karena apa?
Saya takut, kelak Tuhan letih dengan pertengkaran tak berarti ini. Siapa yang memulai? Sebenarnya, pertanyaan itu tak ada artinya sekarang. Yang harus dicari jawabannya adalah “siapa yang akan menghentikan semua ini?”
Kalau sudah seperti ini, saya ingin pemilu cepat berakhir. Namun, saya tahu. Semua ini mungkin tidak berhenti meskipun pemilu telah berakhir…
Tak berarti saya berhenti berharap. Mungkin ini hanyalah bentuk rasa frustasi karena saya merasa tak mampu melakukan sesuatu, atau mungkin rasa kecewa dan sakit hati karena ocehan dan ucapan saya diabaikan. Atau mungkin bentuk kesedihan yang ingin disalurkan ketika orang dekat sendiri menyakiti hanya karena berbeda pendapat. Tapi saya benar-benar masih punya harapan. Harapan bahwa kelak akan ada perubahan setelah pemilu berakhir, harapan bahwa tak ada masalah yang bertambah.
Mungkin saya sedang sok ingin peduli, mungkin saya sedang ingin merajuk, mungkin saya sedang ingin diperhatikan. Terserahlah. Saya sendiri ingin menyebut ini cara terakhir saya ketika saya tak tahu lagi harus berbuat apa.
Yang pasti. Saya berdoa yang terbaik untuk Indonesia.
0 notes
Text
Ketika pilpres semakin dekat...
Insting.
Hal utama yang membuat saya ingin menulis ini adalah tulisan di blog ini :http://nenyish.wordpress.com/2014/06/07/i-stand-on-the-right-side-really/
Tulisannya sih sebenarnya biasa saja, seperti tulisan analisa yang biasa saya temukan. Hanya saja, tanggapan yang menghiasi tulisan itu yang membuat saya mengerutkan kening.
Kenapa harus mengambil kesimpulan sejauh itu?
Kenapa sampai mengatakan tulisan itu sebagai black campaign?
Kenapa langsung menanggapi dengan negatif?
Kenapa menjudge penulisnya sebagai pendukung nomor satu?
Kenapa menuliskan komentar macam : "think simple mbak!" ?
Dari kacamata akedemisi, saya menganggap tulisan itu wajar. Hanya karena mbak Neny (kalau tak salah, nama penulisnya) punya tendensi untuk membahas dan mengkritisi sesuatu hingga mencari tahu dan menuliskan hasilnya pada blognya, mau diterima atau tidak, itu terserah sebenarnya. Memiliki profesi maupun keingintahuan yang sama, saya merasa juga ingin mengomentari dan memberikan sedikit pandangan saya.
Kenapa pada akhirnya saya menemukan tulisan mbak Neny itu bukanlah suatu kebetulan. Saya memang tergelitik melihat banyaknya ava yang tengah populer itu. Awalnya, saya merasa tidak ada yang salah. Namun kemudian, saya bertanya : slogan 'I stand on the right side' itu maksudnya mendukung siapa?
Bukan tanpa alasan saya berpikir itu. Tapi karena tulisan nomor dua di sebelah kanan dan foto orang yang mendukung di sebelah kiri. Seperti kesannya mendukung satu sekaligus seperti slogan untuk nomor dua. Maka saya melakukan pencarian. Iya, punya rasa ingin tahu tinggi memang merepotkan. Saya tipe yang tidak mau berhenti sebelum semuanya jelas. Namun kebanyakan hasil yang saya temukan saya simpan dan jadi temuan pribadi. Jika ada yang bertanya atau pun membutuhkan informasi itu, saya tidak pelit memberikannya. Hanya saja, saya sudah kenyang pengalaman dengan yang seperti ini. Seperti yang terjadi pada mbak Neny. Pro-kontra yang komentarnya menusuk hati. Saya tidak sekuat mbak Neny, saya tahu seperti apa saya jika menghadapi yang semacam ini.
Nah, lalu ketemulah saya dengan tulisan mbak Neny. Bukan hanya jadi mengerti kalau slogan itu miliki capres nomor dua, tapi juga menemukan hal yang lebih dari itu.
Saya secara pribadi menganggap tulisan itu patut menjadi referensi, bukan untuk dicerca, dianggap berlebihan dan disebut black campaign. Toh, mbak Neny hanya menanggapi komentar narasumber tanpa terdengar untuk menjatuhkan salah satu capres. Berlebihan rasanya menganggap tulisan itu sebagai black campaign. Tapi ah, tulisan itu memang tergantung siapa yang membaca.
Situasi itu juga tergantung dari sudut pandang mana melihatnya. Jadi ingat, setelah debat capres-cawapres kemarin, banyak tulisan yang nongol di newsfeed facebook saya. Beragam komentar dan tanggapan dari satu sesi muncul silih berganti. Bahkan, tulisan dari media pun terkesan berat sebelah. Membuat saya lalu mengerutkan kening.
Tak bisakah kita melakukan kampanye tanpa saling melukai? Atau mungkin sudah menjadi hal yang lumrah untuk melakukan pencitraan terhadap apa yang kita sukai dan mencemooh apa yang menjadi hal yang kita tidak sukai? Bukan hanya soal pilpres sebenarnya, tapi banyak hal lain. Sudah banyak saya kecewa melihat satu dua orang yang saya tadinya kagumi pada akhirnya melakukan hal sama dengan orang lain. Terlebih lagi jika menggunakan kalimat kasar. Jika boleh memilih, saya lebih suka kalimat sarkas dibanding kalimat kasar. Sarkas yang kreatif mungkin lebih baik (meski saya tidak bisa mengatakan itu pilihan sempurna).
Mungkin ini juga yang membuat saya tidak menyinggung satu hal mengenai pilihan saya. You think you know me when you actually don't. Biarkan hal mengenai siapa pilihan saya menjadi urusan saya dan bilik suara nanti. Hehe.
0 notes
Photo
Having a cute bunny told me to smile like that instantly made me open wide my mouth to smile. Yay, thank you. :D
Yay! Smiling makes you happier and more positive, even when you don’t feel the best. >u<
20K notes
·
View notes
Photo
It's okay to take some rest for a while. Just make sure you're not doing too long. We need to get back to live as soon as possible after all :D
If only I could just plop down and sleep for 24 hours. >3<
15K notes
·
View notes
Photo
Animation of this lovely post by findingmyrecovery~
“You can give yourself the things that you are looking for externally. You are allowed to be good to yourself.”
14K notes
·
View notes