choirunisaismia
di tepi jeda
42 posts
untuk cerita berteduhmu
Don't wanna be here? Send us removal request.
choirunisaismia · 6 months ago
Text
Seringkali, air mata itu lebih menenangkan daripada dunia yang kita harapkan, jatuhnya ia ke bawah seperti membawa beban yang tidak bisa dilihat. Barangkali, yang sebenarnya kita butuhkan hari ini adalah air mata.
Dariku, yang ingin merasa lebih dekat dengan Tuhanku, di waktu antara malam dan pagi. Menceritakan segala hal tentang dunia yang becanda dan manusia yang seringkali mengingkari.
Selega itu ternyata.
411 notes · View notes
choirunisaismia · 7 months ago
Text
▪️Pada Tiga Halaman
Pertama, mempersilakan setiap halaman terbuka
pada hari itu, tangan-tangan sempurna menggenggam angan
setiap catatan serapi mungkin dituangkan
Kedua, setiap dari genggaman memiliki kekuatan
erat-erat melalui tiap tantangan
itu dimiliki sebagai keyakinan
Ketiga, jangan katakan tak mudah
sebab setiap jalan selalu memiliki arah
mengertilah sebagai lelah, bukan untuk menyerah
@choirunisaismia
1 note · View note
choirunisaismia · 7 months ago
Text
Segelap-gelapnya masa lalu seseorang, ia akan tetap berusaha menutupnya dengan kebaikan dan berharap kebaikan untuk masa depannya. Segelap dan sepekat apapun masa lalunya.
Karenanya, jangan mudah menceritakan kisah pilu nan gelap masa lalu seseorang pada orang lain. Bukankah kita juga punya kenangan yang ingin ditutup dan dikunci?
Sungguh, tidak mudah bagi seseorang untuk berdamai dengan keburukan masa lalunya. Terkadang, saat malam datang ia akan menangis, perihal penyesalannya dan rasa ingin kembali memutar waktu.
Tapi begitulah, hati yang telah dibasuh dan disembuhkan lukanya oleh Allah itu akan sering menangis, mengkhawatirkan masa depan akhiratnya. Ia tidak terlalu memusingkan soal dunianya, sebab baginya ia sudah pernah dikecewakan oleh dunia yang pasti menipu dan mempermainkannya. Tujuannya kini telah berubah, cara pandangnya sudah berputar arah.
Untuk setiap hati yang sedang sakit dan lelah oleh dunia yang seakan ia harus kita kejar, untuk mata yang sering menangis karena terbayang masa lalunya yang buruk, tenanglah. Percayakan semuanya pada Tuhan, pemilik akhirat dan masa depan kita.
Mulailah memeluk iman dalam nikmatnya shalat dan tenangnya tilawah. Aku pun sama, sedang meminta pada Allah agar diselimuti iman dan kebaikan.
Semoga kita semuanya selalu Allah jaga dan lindungi. Jangan sungkan untuk selalu berdoa, ya :')
— Perjalanan dari Gambir
@jndmmsyhd
455 notes · View notes
choirunisaismia · 11 months ago
Text
🤍
"Ya Allah, aku sudah menganggap baik seluruh takdir yang engkau berikan padaku, maka aku mohon sembuhkanlah dan perbaikilah hidupku"
Puncak tertinggi dari hati yang bersih adalah menyerahkan segalanya bahkan masa depannya pada Ilahi.
Tanpa tapi.
Tidak mudah melatih husnudzon dan prasangka baik pada Allah itu, mungkin bagi mereka yang Allah hujani dengan kenikmatan akan mudah untuk melakukannya, tapi tidak mudah bagi mereka yang Allah berikan gerimis bahkan hujan ujian. Soal pasangan, keluarga, pekerjaan, keadaan sosial, ekonomi dan semua hal yang barangkali menyesakkan dada, seakan Allah tidak mencintainya. Padahal, tidak selalu yang Allah hujani dengan kenikmatan itu berarti Allah suka padanya. Dan tidak pasti juga yang hari ini Allah berikan ujian bertubi-tubi menandakan Allah membencinya. Semua ada takaran dan tolok ukurnya, dan pada ujungnya, semua yang bisa mendekatkan diri pada Allah adalah kenikmatan, entah ujian atau nikmat yang datang. Aku pun sama denganmu, masih tertatih untuk bisa selalu mengedepankan prasangka baik. Semoga Allah berikan kita hati yang seluas samudera perihal takdir ini, Allah berikan selimut sabar atas dinginnya ujian. Sebab surga tidak pernah murah.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
choirunisaismia · 11 months ago
Text
LAHIR
Satu kata yang dewasa ini sering kutanyakan pada diri sendiri. Sejenis, diinginkan atau tidak.
Ya langsung saja, pertanyaanku tidak ada kecanggungan untuk bagian hatiku yang lain.
Bila saja kuat, maka seharusnya dijawab saja. Kenyataannya tidak tahu menahu, paling jelas karena tidak ada yang memperkuat keyakinan tapi tidak ada juga yang menjawab keraguan.
Tidak tahu menahu ini cukup menyajikan angin segar, sedikit, di lubang hidung yang memaksa untuk bernapas terus.
Lagi lagi, tidak lepas dari bagian hatiku yang lain. Masih turut mengkompromi tulisan ini dengan keyakinan, atau sejenis kesabaran. Seperti, "kamu berharga, untuk itu kamu terlahir." Ada juga yang seolah tak ingin melihatku makin payah, ternyata bagian lain otakku turun memberi siraman sejuk, "kalau kamu tidak berharga, maka kenapa kamu pernah berhasil, apa itu hasilmu dan apa itu kegagalan orang lain?"
Seakan seperti perdebatan panas, dalam satu tubuh, begitu riuhnya suara yang ada.
Jadi, apakah aku tidak berharga?
@choirunisaismia
1 note · View note
choirunisaismia · 1 year ago
Text
~Sebuah Tahun yang Berat
Jika hari dimana kepergianmu kuingat, maka saat itu adalah hari yang berat, Mbah. Seolah pundakku yang kuat, semangatku untuk selalu bertekad, seakan remuk redam dengan kenangan yang terus menyayat pikiranku.
Tahun ini berat, Mbah.
Kusebut lunglai dengan banyak arah. Hingga aku menyebutnya dengan kegagalan. Seperti lepasnya genggaman denganmu, padahal belum kuberikan apapun.
Tahun ini berat, Mbah.
Berusaha kutekadkan, kutegakkan, untuk apa yang Simbah pesankan, mimpiku harus dengan kuat dan tegak.
Tahun ini berat, Mbah.
Lunglai berkali-kali dalam mengawali, akankah semangatku turut kau bawa Mbah? Setiap kali air mata ini menyesak keluar. Pikiranku selalu melayang dengan kegagalan dan, mungkin, penyesalan. Mungkinkah sebelumnya kekuatan ini memang untuk bersama genggamanmu, yang tanpamu, siapakah aku?
Jika benar, izinkan aku mengambil kembali keberanianku.
Keberanian yang selama ini menjadi kekuatanku, hingga kau menyebutnya inilah aku, mimpiku, dan semangatku.
Izinkan langkah ini terus berani dan membenahi, Mbah. Tiada hari yang kusanggupi untuk membiarkanmu pergi.
Tak ada. Tak bisa.
Bahkan untuk mengecap manisnya mimpiku, pun, bukankah belum?
Tahun ini berat, Mbah.
Maka izinkan aku terus berani dan membenahi langkahku ini.
Sebab benarlah, tanpamu, aku tak akan seberani ini.
___
Al-Fatihah, swargi langgeng kagem Simbah 🤍
1 note · View note
choirunisaismia · 1 year ago
Text
~bukankah sesuatu dimulai dari hal kecil?
Terlalu fasih menanyakan dunia yang adil itu seperti apa? Senyumkah itu, ragakah itu, atau hartakah itu?
Menelisik kembali benang-benang yang menarik kejanggalan, kehidupan ini tentang hati dan pikiran.
Perihal ini,
Sedikit bisa aku menulis, dan banyak lagi masa susah yang dipilih oleh rasa malas. Tragis.
Tidak mampu lagi menangis, mungkin satu persatu tanda tertentu.
Menjawab dunia yang adil bagi air mata derasmu, misalnya.
Setidaknya kamu memiliki reda untuk merasakan sebuah jeda.
@choirunisaismia
1 note · View note
choirunisaismia · 2 years ago
Text
Soal Menolak
Banyak kepingan cerita yang harusnya tersusun rapi dan didekap cinta. Menjadi embun yang disambut pagi, menjadi bintang yang menghiasi rasi.
Soal menolak yang tak mampu menghalau langkahmu yang menjadikan jarak, seperti menguasai lukisan porselen menjadi kerak untuk rapuh.
Sambil meyakinkan; semua akan baik-baik saja. Kamu memenuhi rak-rak rindu dengan paksa.
@choirunisaismia
9 notes · View notes
choirunisaismia · 2 years ago
Text
Kadang Aku Merasa Paling Bahagia
Sudah seberapa jauh jejak kita, Tuan? Saat sejak embun-embun bermukim di tangkai daun, dan sapa selamat pagimu yang menjadi notif pertama. Aku merasa bahagia.
Menjadi seorang yang berusaha mengerti untuk segala usahamu, peluh dan kesah, aku akan menemani. Tuan, konon rumah dibangun berawal dari pondasi kokoh; batu, semen, pasir adalah beberapa bahannya.
Bagaimana dengan suatu hubungan? Kabar yang biasa dibawa purnama yang pernah kau minta untuk kulihat--sebab di sana kau juga melihat--kini seperti mendung yang menutupnya, di mana pesan-pesanmu? Kabar saat-saat yang menjadi syukurku untuk keadaanmu. Mengapa seperti berbeda?
Kadang aku merasa paling bahagia, kutelusuri beberapa dikte rasa yang sebelumnya pelan tertimbun tanpa rencana. Di sana, kau datang menjadi pelipur lara, yang datang tanpa dipilih namun membuatku pulih.
Menenangkan bagai danau yang kulihat di matamu, aku hanyut di dalamnya. Aku merasa paling bahagia, Tuan. Dengan dermaga yang kita cipta untuk bersama. Beberapa ombak dan badai memang tak pernah bisa untuk dipilih. Tapi sekali lagi, aku yakin bersamamu untuk mampu kembali pulih.
@choirunisaismia
1 note · View note
choirunisaismia · 2 years ago
Text
Manusia yang Tidak Melupakan Janji
Banyak beberapa masalah yang akhir-akhir ini menjadi hidangan masyarakat. Kebanyakan dari media sosial, orang-orang kalangan atas yang memiliki masalah atau yang justru bermasalah, tak luput juga orang sekitar bahkan diri sendiri. Menilik beberapa ruang dan menilik lebih dalam, ternyata bertemu pada ruang yang memiliki tiang permasalahan.
Ketika janji telah menguji. Apapun dan kepada siapapun. Setia kepada pasangan, kesungguhan pada pengabdian, dan banyak janji lainnya. Janji yang menjadi waktu dan dasar mengawali.
Hingga tak lagi pertanyaan mengapa bisa mengingkari tapi deretan solusi yang harus dicari. Sesekali tentu menatap mundur dari apa yang terjadi, deretan buah setia yang melambai--jika saja ini yang terjadi.
@choirunisaismia
1 note · View note
choirunisaismia · 2 years ago
Text
Simbah
Terima kasih untuk senyuman banggamu. Ada jejak yang turut berani pada getar mimpi. Ada tujuan yang tetap berdiri diantara gebrakan yang ingin merobohkan nyali. Seiring pesanmu yang mengatakan, "Yo Nok, sek jejeg", menyuruhku untuk berdiri tegak dan kuat.
Mbah, ada beberapa yang tak bisa aku ceritakan, takut mengusamkan senyummu yang tengah binar. Pun aku juga ingin terus berpendar. Bagaimanapun keadaan yang menempa. Aku tahu Tuhan selalu bersama. Mendekap, seiring doa Simbah yang tak lewat.
Terus tersenyum ya, Mbah. Sampai aku terlelap dengan kekuatan yang kaualirkan lewat senyuman. Lupa dengan dunia yang tega, soal menolak keliru tapi seenaknya.
Dulu saat Buyut masih ada, pahlawanku seperti lebih lengkap. Tapi aku tahu, waktu adalah halaman yang selalu tertutup dan kakiku akan terus dengan langkah yang berlanjut. Lembaran baru dengan catatannya, kekuatanku untuk melahirkan makna.
Sleman, 26 September 2022
1 note · View note
choirunisaismia · 3 years ago
Text
Butuh, Teduh
Aku lemah perihal butuh,
terkadang perlu paksa untuk menjadikan sesuatu ada
tapi dari itu...
Teduh itu, kadang sulit ditemukan
ketika hanya manusia yang menjadi tumpu harapan
ketika gagal, mungkin lupa Tuhan telah cemburu
kepada siapa kau berserah harapanmu itu.
@choirunisaismia
2 notes · View notes
choirunisaismia · 3 years ago
Text
Malam yang Mengaku Dekat
Malam itu pasti, datang seperti kamu yang mengaku dekat. Bukan tapi, malam tak berbohong, barangkali kamupun tak bermaksud; untuk jawaban kita siapa, kenapa jalan bersama, untuk apa?
Kamu hanya belum seperti pagi, kamu masih malam yang sekarang sedang kujalani.
@choirunisaismia
1 note · View note
choirunisaismia · 3 years ago
Text
Sekarang Singgah, Besok Sungguh?
Sayang sekali bertemu yang terbaik diwaktu yang masih panjang.
Kalimat singkat yang pernah kauucap. Masih dihiasi tawa haha hihi. Belum kupahami apa yang seharusnya dimengerti. Kau pun masih dengan kebaikanmu membuat nyaman hati.
Ah, sama-sama perasaan yang berbeda itu datang. Wajar bukan, sejenak melupakan apa yang sebenarnya akan terjadi?
Perpisahan, kecemburuan, ataupun sungguh-sungguh menepi, tanpa sengaja tapi pasti terjadi.
Apalagi?
Pada akhirnya, yang belum mampu sungguh, memang hanya akan singgah, yang pernah membuatmu luluh, belum tentu selamanya membuat betah. Entah sifat masing-masing ataupun keadaan yang tidak bisa dipaksa berbenah.
Yang harus dilakukan sekarang, terus berusaha menjadi versi terbaik sesuai kemampuan, untuk masa mendatang. Tetap bertahan dengan pikiran baik, bisa sungguh ataupun singgah menjadi perpisahannya, setidaknya keduanya pernah menyepakati untuk sejenak bertukar cerita, bertukar keluh kesah, dan nasib yang sebenarnya dialami. Kenyamanan yang pernah meski hanya sejenak, itu yang sebenarnya terjadi, jangan kalah dengan kekecewaan yang menjadi beban di benak, dan penyakit hati ketika berpikir yang tidak-tidak.
You're gonna be okay, terima kasih untuk halaman yang kaututup di catatan kecilku.
@choirunisaismia
1 note · View note
choirunisaismia · 3 years ago
Text
“Semua yang sudah kamu lewati itu sejatinya membawa kebaikan, walaupun bertemu dengan orang yang salah? Iya, bukankah bertemunya kamu dengan orang salah itu memberikanmu pelajaran? Sebagaimana jika kamu bertemu seseorang yang baik maka ia memberimu kebaikan.”
Kalau kamu tidak pernah bertemu seseorang yang salah, kamu tidak akan belajar bagaimana yang benar, bukan? Sebab takdir itu sifatnya untuk melatih prasangka baikmu pada Allah. Kamu pun harusnya juga tahu, bahwa jatuhnya kamu dahulu atau saat ini agar kamu mengerti bagaimana rasanya sakit, mengajarkanmu bagaimana cara menyembuhkan luka dan memberimu arahan agar tidak mengulang sesuatu yang salah.
Tidak ada yang bisa membantah bahwa pengalaman itu guru terbaik, tapi banyak yang tidak mau belajar dan mengambil hikmah darinya. Jangan sampai kamu sakit dan luka karena kesalahan dan sebab yang sama, karena menyembuhkan itu butuh waktu dan tenaga, dan sayang saja jika waktumu seringnya habis untuk menyembuhkan diri padahal kamu sudah sering mendapatkan cara untuk menghindari penyebabnya.
Mari mengulang pelajaran yang pernah ada.
@jndmmsyhd 
611 notes · View notes
choirunisaismia · 3 years ago
Text
Damai & Ikhlas
• mana yang lebih dulu?
Kalo mau, ya diusahain.
Kata yang biasa kupakai kalo ada mau, memang begitu bukan, konsepnya?
Kalo ga bisa, gimana?
Tapi perkara lain bakalan tetap ada diantaranya.
Sebut saja masih plan, yang perfect diekspektasinya. Sejujurnya, seringkali lupa kalo bakalan ada except setelahnya. Kaya si perkara tadi.
Oke udah tahu, tetep bakal ada perkara lain, tetep senggol nggak, nih? Maksa aja gitu maksudnya.
Cara lain aja, deh.
Tapi akhirnya dicoba dulu pake konsep maksanya.
Dan bisa. Tapi banyak rawan. Bahkan bisa aja gagal bakal jadi konkret yang suatu-waktu hadir, mereka ga dadakan tapi emang nggak tahu juga kalo bakal datang kapan.
Ikhlas aja deh.
Beneran nyerah?
Apanya yang nyerah?
Coba damai pake cara lain aja, kok.
Seketika merenung.
Ikhlas dan damai bisa kapanpun dilewati, ketika kamu yang berjuang, n keep strong sama rintangan.
@choirunisaismia
4 notes · View notes
choirunisaismia · 3 years ago
Text
Menyerah & Realities
beda tipis?
Syarat keberhasilan adalah berproses, dalam kurun waktu tertentu, dan bukan berarti prosesnya selalu berbuah manis. Kadang pahit, getir, aduh sakit tapi kok gagal? Lah, wong baru syarat, tapi apa bisa keberhasilan itu terwujud kalo justru prosesnya sama sekali ga ada?
Akrab juga sama istilah; orang usaha itu ada peluang paling ga 50% buat berhasil, kalo sama sekali ga nyoba, ya paling beberapa persen hokinya aja. Loh, katanya orang bejo lebih untung dari orang pintar. Oke dalam hal ini istilahnya pintar usaha, ah multi skill gitu, tapi masih untung orang bejo? Ya, ya tapi apa hidup mau ngarep hoki aja? Kenapa ga usaha? Gimana kalo udah usaha terus dapat hokinya juga? Pernah kepikiran?
Realities aja kok, keadaannya emang ga bisa.
Jadi semua jalan usahanya juga menutup kemungkinan, ya?
Ehm, gini... Suatu hari, orang bijak pernah berkata; kalo belum mampu melakukan sesuatu hal dalam proses mimpi, maka lakukanlah hal baik yang bisa dilakukan untuk saat itu. Kebaikan itu menuntun pada kebaikan lain, jangan remehin sekecil apapun kebaikan, jangan sepelekan juga secuil pun keburukan.
Proses itu relatif, realities itu ada, dan menyerah itu jelas. Keadaan memang pasti, nyata, kehendak Tuhan yang tak bisa dipilih. Tapi menyerah itu jelas, memutus perkara yang harusnya diperjuang. Tanpa sadar betul, sebenarnya proses itu tindakan yang ada disetiap langkah. Barangkali memang lebih lambat dari yang lain saja, atau jalannya memang diperlukan berbeda saja. Dan yang paling jelas, keberhasilan tak melulu seperti yang orang lain peroleh. Kamu, kita semua berhasil dengan proses masing-masing.
Terus bersemangat, ya! Jangan menyerah!
@choirunisaismia
Sleman, 13 Ags 2021
3 notes · View notes