Sekelumit kepingan kisah, pengingat kala kehilangan arah
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
3 bulan menuju persalinan
Jujur, banyak sekali ketakutan, kekhawatiran, kecemasan.
Apa aku layak, apa aku mampu, apa aku sanggup.
Apa aku masih akan tetap disayangi, dicintai.
Bukan, bukan karna iri. Tapi aku sadar diri.
Nak, tolong bantu umma.
Maafkan segala kekurangan umma.
0 notes
Text
Yaa Rabb..
Rindu sekali rasanya, menjadi tamuMu di Baitullah sana, jg RasulMu
Panggillah kami: suamiku, anakku, juga aku dan orangtua serta adik2ku. Mampukanlah kami. Dengan caraMu. Dengan cara terbaikMu. Dalam keadaan siap dan bekal yg cukup.
Sungguh, aku benar-benar rindu..
Labbaikallāhumma labbaik.. labbaikalā syarīkala kalabbaīk
0 notes
Text
Mendewasa
Memasuki fase baru ini, banyak emosi-emosi baru yang hadir. Juga emosi-emosi yang aku kira sudah selesai, nyatanya mereka muncul lagi.
Self-insecurity,
jealousy,
juga kemampuan untuk meregulasi emosi.
Merasa diri tidak berharga, tidak pandai melakukan apa-apa.
Merasa dicintai, juga dibenci disaat yang sama.
Bahagia, namun bisa sedih dan menangis sejadi-jadinya dalam hitungan detik yang berbeda.
Ingin rasanya menyalahkan, namun aku sadar betul. Bahwa tak ada gunanya, manfaatnya. Pun bukan perkara siapa yang benar dan salah.
Masih belajar untuk bisa menerima, dengan penuh kelapangan dada. Memaklumi dan memahami, bahwa apa-apa yang terjadi saat ini adalah hasil atas proses pembentukan dari masing-masing kami yang begitu panjang di masa lalu, yang tidak mungkin bisa diubah hanya dalam beberapa hitungan waktu.
Semoga ini adalah bagian dari proses mendewasa dari berbagai sisi dan sudut. Tidak hanya aku, tapi juga kamu. Ya, kita. Sama-sama.
0 notes
Text
Am I?
It's normal to be hard on yourself, because you want to do the best you can and accomplish everything, even when your time or energy is limited. However, sometimes the criticism towards yourself is too much, and it has a negative impact on your mood and motivation. The next time you catch yourself thinking that you "should" be doing more, pause and see if that's actually helpful, because maybe you're doing as much as you can already.
Chibird store | Positive pin club | Instagram
2K notes
·
View notes
Text
Hari ini diingatkan lagi, Allah selamatkan lagi. Kalau semua yang saat ini dan apa-apa yang telah terjadi, boleh jadi adalah apa-apa yang pernah kita langitkan. Semua terjadi atas segala izin-Nya. Sekalipun itu buruk bagi engkau yang menjalaninya.
Tgsl, Jul 9, 2024 - 21.05
—Kala hati terombang-ambing dan nyaris hanyut
0 notes
Text
Ya Allah, kenapa rasanya begitu berat, hikmah apa yang engkau persiapkan.. Kuatkan, mampukan hamba menjalani ini semua dengan penuh ketaatan.
0 notes
Text
"Menikah tak pernah sederhana karena konsekuensi yang ditimbulkan akan banyak sekali. Tidak hanya berdampak untuk dua orang. Tetapi menikah adalah soal membangun peradaban baru, tidak pernah main-main. Tetapi jika semuanya diniatkan ibadah, semoga lelahnya juga karena Allah. Sebab semuanya karena Allah dan semata-mata untuk Allah."
-Aji Nur Afifah-
0 notes
Text
Turn Back Point
Hari ini, 17 Juni 2019, akhirnya Allah jawab secara jelas do'a-do'a yang pernah kulangitkan dari istikharah-istikharah cukup panjang yang telah kujalani. Meski sebelumnya aku sempat tersesat dan kehilangan arah karna tak dapat membaca petunjuk yg diberikanNya, jg karna boleh jadi petunjuk-petunjuk itu terlanjur tertutupi tabir yg belum seharusnya muncul. Ya, kalau boleh jujur, tak dapat kupungkiri bahwa kecenderungan yg hadir selama proses itu bukan berasal dari titik 0. Melainkan dia terlanjur mencuri start. Akupun berusaha keras untuk mengikisnya agar tak tumbuh liar. Namun kelihaian syaitan dalam menggoda membuatku semakin kesulitan mengendalikannya.
Jujur, tak dapat aku pungkiri pula, bahwa ada perasaan kecewa yang menggelayuti dada saat kalimat tersebut disampaikannya. Kecewa ini pun bertambah-tambah tersebab kalimat-kalimat yang sebelumnya pernah ia bagikan di akun sosial media pribadinya sempat membuat hati ini terbang, juga terjun bebas tanpa pengaman di saat yang bersamaan. Pun boleh jadi karna harapan-harapan yang sempat aku sematkan pada dirinya.
Namun, di saat yang sama pula aku merasa beban-beban yang mengikat dan menyesakkan dada itu terlepas, hingga muncul perasaan lega di dalam jiwa, plooooong sekali (begitu kurang lebih rasanya). Aku tersadar, bahwa selama proses itu, banyak langkah cita dan asa yang sempat terhalang karna ketidakpastian dan ketidakjelasan. Dan momen itu, seakan membuka kembali jalan menuju cita dan asa yang selama ini sempat aku impikan. Terima kasih telah singgah dan menitipkan banyaaak sekali hikmah. Aku kini sadar betul, bahwa tak ada seorang pun yang datang ke dalam hidup seseorang tanpa sebuah alasan. Dan kamu, adalah salah satunya, yang Allah hadirkan agar aku lebih banyak lagi belajar.
Sekali lagi, terima kasih.
________________________
Tulisan ini aku buat di tanggal yg tersebut di atas. Mengendap lama di dalam draft hingga berdebu, dan hari ini aku kembali menemukannya.
0 notes
Text
Seeing them entering that stage, sometimes (or always?) makes me feel guilty. But then, when I’m back seeing me right now, I’m not ready enough. Many things I have to fix, to do, to learn, to accompolish, before entering that gate.
Is this normal? I think so. But, this year, although the corona hits the entire world, it doesn’t bother them. No. Nothing can bother if that’s their faith.
I was wondering, before move to “the number”, I’ve on that phase. Even though today the number hasn’t come, I believe, whatever faith that written, those are the best for me :)
-Tsm, Sun, Des 27, 2020, 14.36-
0 notes
Text
(masih) Riuh
I’m (still) strugling to deal with my self. Apa yang pernah dimengerti oleh pikiran, rasanya menguap tak mengendap. Hanya lewat, tak menetap. Semua hanya teori, namun sulit untuk diaplikasi.
-Tsm, Tue, Oct 6, 2020, 22.00-
0 notes
Text
Mengenal
I still have no idea how to recognize “him” that will be a partner who ready to support each other every single time, 24/7, in every single thing, and insyaAllah until His Jannah. I (still) can’t imagine (even I’ve ever done such things).
Tadi banget, baru aja baca IG story berbobotnya Mas Gun, he said,
Saat kita dimanjakan dengan wajah-wajah manis berlalu lalang di sosial media sosial. Percayalah, ketika menikah itu lebih asyik menikah dengan orang yang mindsetnya baik, cerdas, PoV hidupnya baik, diajak ngomong berbobot dan nyambung. Intinya, hal-hal yang ga akan keliatan di permukaan.
Karena waktu perjalanan pernikahan itu panjang. Sementara waktu adalah musuh terbesar dari kecantikan/ketampanan, tapi sahabat karib bagi ilmu, wawasan dan pengalaman.
Pada akhirnya, melihat betapa cantiknya cara berpikir, teduhnya cara pandang hidup, kedalaman kata-katanya, terbuka untuk diskusi, adalah hal-hal yang jauh lebih kita butuhkan untuk hubungan yang sangat panjang komitmennya.
Well, by time, semakin banyak baca, pemikiran-pemikiran Mas Gun (juga his lifetime partner, Mba Apik) memang salah satu yang acceptable for me, juga secara ga sadar banyak banget mempengaruhi value-value yang aku anut saat ini. Utamanya terkait cara pandang hidup, salah satunya dalam melihat (calon) pasangan ini.
It’s true, that “berkenalan” itu adalah tugas sepanjang hayat. Berkenalan dengan orang lain, bahkan dengan keluarga intimu dan.. dirimu sendiri. Cz people change dynamically. Saat ini pun, aku merasa masih terus menerka dan terus “berkenalan” dengan orang tua, pun kedua adikku, utamanya Ade yang cenderung lebih menutup dirinya sendiri. Alsoo, I’m still strugling buat mengenali lebih dalam diriku sendiri. Cz I still don’t know who really I am.
0 notes
Text
Entah kenapa, aku (hampir) selalu bisa menerka apa yang sedang orang lain rasakan dan (semi) rahasiakan. Ya, aku adalah tipe yang suka menganalisis dan mengamati. Namun kadang, justru empati itu bersembunyi tanpa kutahu alasannya, disaat yang ga tepat.
-Tsm, Wed, Aug 5, 2020, 22.52-
0 notes
Text
Rasanya, Dia tengah menguji ilmu serta hal-hal yang pernah dan tengah ku pelajari saat ini. “Apa kau bisa mengamalkannya atau hanya teori belaka?” Kiranya mungkin begitu. Sungguh, nyatanya memang tak semudah itu.
Akankah aku bisa? Ah, yakinlah, bismillah, kamu bisa, Nad. Ada Allah.
-Tsm, Wed, June 17, 2020-
0 notes
Text
Doa-doa Ramadhan
Di malam ke-8 ini, aku mau menuliskan doa-doa ku selama Ramadhan ini. Tak apa, tak ada kata terlambat untuk suatu kebaikan, bukan?
Yakinlah, bahwa Allah adalah pengabul segala doa. Segala, semua. Kalaupun kau tak mendapati sesuatu itu tak seperti apa yang kau pinta, maka sesungguhnya Allah telah mengabulkan doa-doamu itu, nad! Dengan versi terbaikNya!
Btw, aku mau bersyukur dulu. Sungguh, aku benar-benar bersyukur. Di tengah situasi kekacauan-kegelisahan-ketakukan-kekhawatiran karna wabah pandemi COVID19 yang melanda sejak awal tahun ini (yg katanya, bumi sedang berada dalam mode “detoksifikasi”. Bumi sedang membersihkan dirinya. Populasi bumi tetiba berkurang drastis hanya dalam kurun waktu yang begitu singkatnya. Sungguh, Allah Maha Kuasa), aku sungguh bersyukur. Allah seperti menghujaniku begitu baanyaaaaak sekali hikmah. Alhamdulillah, tsumma alhammdulillah. Pun sepertinya hal ini terjadi pada manusia-manusia lainnya.
Sejak diberlakukannya social distancing, gerak jadi tak bebas dan begitu dibatasi serta segala sesuatunya hanya bisa dilakukan #dirumahaja (padahal sebelum diberlakukan kebijakan ini pun, aku memang di rumah all day long, hehe), rasanya Allah kembali menempaku untuk bersiap. Bersiap untuk menyambut segala sesuatu yang akan terjadi di masa depan nanti. Bersiap menyambut Ramadhan (of course), pun lebih bersiap dalam menyambut seseorang yang kelak akan menggenapakan separuh diriku (yang sebenarnya preparation ini belakangan memang mulai agak kendor; pun terlepas apakah seorang yang kini menjadi pemicu kesiapan ini adalah dia yang telah tertulis ataupun bukan, semoga aku tetap akan terus belajar dan bersyukur).
Rasanya, Allah membangunkan kesadaranku. Allah lunakkan hati ini, hingga nasihat-nasihat yang datang dari berbagai penjuru bumi sampai dan diterima dengan terbuka oleh hati. Semoga Allah senantiasa menjaga kemurnian ini, menjauhkan dari segala penyakit hati yang sering mengganggu dan menggoyahkan lemahnya diri.
Kali ini, terinspirasi dari berbagai kebaikan yang dibagi oleh orang-orang yang kuikuti di sosial media (semoga Allah melimpahkan pahala dan keberkahan bagi mereka, aamiin) untuk lebih serius dalam meminta, memohon pada Ilahi Rabbi, terutama di bulan yang penuh dengan keberkahan ini. Aku bertekad, semoga Ramadhan kali ini bisa jauuh lebih berkah dan produktif dari Ramadhan-ramadhan kemarin.
Semoga Allah ampuni segala dosa-dosaku, dosa kedua orang tuaku, adik-adikku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku.
Ya Rabb, berikanlah dunia sehingga aku dapat menggapai semaksimal mungkin kebaikan untuk akhiratku dan jauhkanlah aku dari kelalaian dalam menggenggam perkara dunia yang fana ini.
Ya Qawiy, mampukanlah, kuatkanlah iman, hati, dan raga ini dalam menghadapi setiap ujian yang kau timpa dan tempa pada diri ini.
(to be continued)
0 notes
Text
Positive Affirmation
Belakangan, aku baru merasakan nikmatnya afirmasi positif terhadap diri sendiri, and it works. Duduk rileks di depan cermin, fokus, lalu kata-kata positif itu voila masuk ke dalam hati yang tetiba mencharge energi yang selama ini habis tersebab tak lagi ada nasihat-nasihat pengingat yang mengisi.
Selesai “ngobrol” dengan diriku sendiri, aku masih tak percaya, bahwa aku ternyata bisa tersentuh oleh perkataanku sendiri (bahkan sampai cireumbay), wkwk. Sungguh, ajaib!
Sekarang aku paham, bahwa positive affirmation truly means a lot for your mental health. Juga, sesuatu yang datang dari hati, akan sampai pula ke hati, ya kan?
Terima kasih, ya, aku :)
-Tsm, Sat, Apr 18, 2020, 22.58
0 notes