Text
Puasa Hari 2
Saya ingin berbagi sedikit pandangan soal konsep rezeki yang saya dan istri sering saling mengingatkan. Bahwa, rezeki adalah sesuatu yang telah kita konsumsi/pakai. Pada akhirnya, konsep ini membawa pada sebuah fakta bahwa banyaknya simpanan dan tabungan kami, itu belum menjadi rezeki ketika itu masih di sana, belum dipakai. Barangkali harta itu nanti akan menjadi rezeki anak-anak sebagai waris kalau kami meninggal, atau menjadi rezeki orang lain. Kami sering berucap,”Alhamdulillah, sudah menjadi rezeki.” setelah kami melakukan pembayaran di kasir atau pembelian sesuatu di marketplace. Ada harta yang kami belanjakan untuk mendapatkan sesuatu yang akhirnya kami makan, minum, atau digunakan. Dari konsep ini juga. Membuat kami sadar bahwa, rezeki yang Allah berikan itu memang pada kadar cukup.
“Lawan dari kaya adalah cukup, bukan miskin. Jadi sebetulnya ketika Allah menciptakan kita, rizki kita cukup, tidak ada yang miskin. Yang menjadikan kita miskin itu perasaan kita yang tidak pernah cukup". ujar Ustad Adi Hidayat.
Kita cukup makan sepiring untuk membuat kita kenyang sekalipun semua jenis makanan tersaji di atas meja seperti pada waktu kita datang ke resepsi pernikahan. Kita tidak akan bisa menghabiskan semuanya sekaligus. Pakaian pun, sekali kita pakai hanya bisa sepasang. Tidak bisa kita kenakan sekaligus sepuluh pasang. Dan banyak hal lainnya yang kalau kita merasa cukup, kita benar-benar akan paham bahwa konsep rezeki itu sesederhana itu. Kita cukup makan sepiring, tidak mungkin bisa menghabiskan 100 piring sekaligus untuk diri kita sendiri. Tapi, ketika kita berhadapan pada konsep berbagi. Itu unlimited, tak terbatas. Kita mau membagikan 100 piring, 1000 piring, 1.000.000 piring makanan sekaligus pun bisa. Dan itu semuanya menjadi bagian dari rezeki kita. Makanya, kita sering mendengar bahwa rezeki yang sesungguhnya adalah harta yang kita belanjakan di jalanNya. Seperti rezeki yang telah kita belanjakan untuk membantu orang lain, dan makanan itu menjadi rezeki orang lain melalui perantara kita. Makanya, saya selalu berdoa memohon kepada Allah agar keluarga kami bisa diberikan kepercayaan untuk menjadi perantara manfaat, maslahat, rezeki, dan kebaikan untuk semakin banyak orang. Kita membuat kapasitas diri kita seperti tandon air yang bisa menampung air dalam jumlah besar untuk kemudian dialirkan ke banyak tempat. Kalau kita mau memiliki rezeki yang tak terbatas, maka berbagilah. Itu adalah pesan dari guruku yang selalu teringat hingga saat ini. ©kurniawangunadi | 14 April 2021
524 notes
·
View notes
Text
“Mempertebal keyakinan tauhid tidak cukup hanya dengan mendengarkan ceramah dan membaca setumpuk buku, tapi mesti juga melalui sejumlah ujian Tuhan agar diketahui mana yang jujur dan mana yang bohong dalam ketauhidannya.”
— Al-Qarni (via cakdalang)
188 notes
·
View notes
Text
“Biar saya perjelas. Saat itu memang saya baik-baik saja. Meski segalanya terasa rumit, saya tidak terlalu memikirkan sebuah fakta menyakitkan bahwa orang tua saya telah berpisah. Hingga waktu terus berjalan, dan akhirnya saya mengerti bahwa perpisahan mereka adalah hal yang paling menyedihkan dan membekas dari kehidupanku. Dan sekarang, saya tidak sedang baik-baik saja. Batinku memang terluka, tapi tenang. Secara fisik bibir saya masih tetap tersenyum.”
— Adeyulinar
35 notes
·
View notes
Text
“Tak bisakah kau mengerti?Aku selalu memilihmu.Dari semua yang datang.Dari semua yang memintaku untuk meninggalkanmu.Dari setiap orang yang meminta untuk menggantikan tempatmu di hatiku. Aku tetap memilihmu. Aku selalu.”
— Tak pernahkah kau menyadarinya? (via mbeeer)
2K notes
·
View notes
Text
THIS IS MAISIE
Maisie know her parents not fine, Maisie dont know who to choose, Her parents devorce, and married each other, She is STRONG, she is BRAVE.
PLEASE BE LIKE HER.
1 note
·
View note
Text
When introvert boy be my reminder in pandemi.
BORED BORED BORED BORED!!!
#coronavirus#coronavid19#coronamemes#corona virüsü#virus corona vũ hán#pandemic#pandemik#pandemi virus corona#comics#comicart#fan comic#memesdaily#best memes#meme#muslim meme#positive memes#wholesome memes#wholesome#memes#btreminder#love#i love you#ilysm
1 note
·
View note
Text
Udah nggak lagi takut buat NIKAH, lebih takut nggak bisa membendung air mata nanti kalau orang tua kandungku berdampingan pas aku NIKAH.
- BrokenHomeNotBrokenMe
4 notes
·
View notes
Photo
520 notes
·
View notes
Text
Mengerti arti Bacaan Sholat
Sebenarnya jika kita tanya hati kita paling dalam. Apakah kita mengerti dengan semua bacaan Sholat yang kita baca? Memang jika kita ingin mengetahui dan mengerti apa yg kita lafadzkan saat kita Sholat, maka hal itu akan sangat jauh lebih baik, malah mungkin jika kita resapi kita akan mendapatkan apa itu ke Khusyuk an dlm melaksanakan Sholat Fardhu kita. Rasulullah SAW bersabda “sholatlah seakan-akan engkau sedang melihat Tuhan atau Tuhan sedang melihatmu” ( Rukun Ihsan ).
Mari kita mulai belajar meresapi arti dari bacaan Sholat kita. Karena Sholat merupakan Dzikir yang sempurna.
Takbir Takbiratul Ihram —-> ALLAAHU AKBAR
(Allah Maha Besar)
Iftitah Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila. (Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang). Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin. (Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik) Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin. (Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam). Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin. (Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)
Al Fatihah Adapun Rasulullah SAW pada waktu membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya. Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim) (Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang) Alhamdulillaah, Rabbil ‘aalamiin (Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta ‘alam) Arrahmaan, Arrahiim (Maha Pengasih, Maha Penyayang) Maaliki, yaumiddiin (Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali) Iyyaaka, na’budu, wa iyyaaka, nasta’iin (Hanya KepadaMulah, kami menyembah, dan hanya kepadaMulah, kami mohon pertolongan) Ihdina, asshiraathal, mustaqiim (Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus) Shiraath, alladziina, an’am, ta ‘alayhim (Jalan, yang, telah Engkau beri ni’mat, kepada mereka) Ghayril maghduubi ‘alaihim, wa laddhaaaalliiin. (Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat) Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
Rasulullah bersabda “Apabila engkau berdiri utk shalat bertakbirlah lalu bacalah yg mudah dari al-Qur’an “.
Ruku’
Lalu ruku’, dimana ketika ruku’ ini beliau mengucapkan :
Subhaana, rabbiyal, ‘adzhiimi, Wabihamdihi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
—-> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali. (Hadits Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani) Rasulullah sering sekali memperpanjang Ruku’, Diriwayatkan bahwa : “Rasulullaah SAW, menjadikan ruku’nya, dan bangkitnya dari ruku’, sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
I’tidal
Pada saat ketika kita i’tidal atau bangkit dari ruku, dengan mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, seiring Rasululullah SAW menegakkan punggungnya dari ruku’ beliau mengucapkan:
Sami’allaahu, li, man, hamida, hu “Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya”. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim) “Apabila imam mengucapkan “sami’allaahu liman hamidah”, maka ucapkanlah “rabbanaa lakal hamdu”, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya SAW (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)
Hal ini diperkuat pula dengan : Disaat Rasulullah sedang Sholat berjamaah, lalu ketika I’tidal beliau mengucapkan “Sami’allaahu, li, man, hamidah” lalu ada diantara makmun mengucapkan “Rabbanaa lakal hamdu”, Lalu pada selesai Sholat, Rasul bertanya “Siapakah gerangan yang mengucap “Rabbanaa lakal hamdu”, ketika aku ber I’tidal? Aku melihat para malaikat berlomba lomba untuk menulis kebaikan akan dirimu dari jawaban itu”. Maka sudah cukup jelas bahwa mari kita mulai melafalkan : Rabbanaa, lakal, hamdu (Ya Tuhan kami, bagiMulah, segala puji) Kesmpurnaan lafadzh diatas :
mil ussamaawaati, wa mil ul ardhi, wa mil u maa shyi’ta, min shai in, ba’du (Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya) (Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu ‘Uwanah)
Sujud
Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do’a sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah SAW. Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu. Subhaana, rabbiyal, a’laa, wa, bihamdi, hi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya) Duduk antara dua Sujud
Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita melafadzkan seperti yang dilakukan Rasulullaah, dan bacalah do’a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah SWT. Di dalam duduk ini, Rasulullah SAW mengucapkan :
Robbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii wahdinii, wa ‘aafinii, Wa’Fuanni
(Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku) Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim). Duduk At-Tasyaahud Awal
Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu ‘Uwanah, Asy-Syafi’i, dan An-Nasa’i. Dari Ibnu ‘Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepada kami. Beliau mengucapkan : Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah. Assalaamu ‘alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu ‘alayna wa ‘alaa ‘ibaadillaahisshaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah. (dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, ‘abduhu, warasuuluh)
2. Menurut hadist yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah. Dari Ibn Mas’ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepadaku : —-> (Mari diresapi setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk) Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat. (Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan). Assalaamu ‘alayka *, ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh. (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu , wahai Nabi, dan beserta rahmat Allah, dan berkatNya). Assalaamu ‘alaynaa, wa ‘alaa, ‘ibaadillaahisshaalihiiin. (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh). Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah. (Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allah). Wa asyhadu, anna muhammadan, ‘abduhu, wa rasuluhu. (Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya).
Notes : * Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan : Assalaamu ‘alannabiy (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi). Bacaan shalawat Nabi SAW di akhir sholat
Rasulullah SAW. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari’atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya. Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum/biasa kita lafadzkan, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.
Allaahumma, shalli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa, aali muhammad. (Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad) Kamaa, shallayta, ‘alaa ibrahiim, wa ‘alaa, aali ibraahiim. (Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim). Wa ‘barikh alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad. (Ya Allah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad) Kamaa, baarakta, ‘ala ibraahiim, wa ‘alaa, aali ibraahiiim. (Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim). Fil Allamina Innaka, hamiidummajiid. (Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).
Salam
“Rasulullah SAW. mengucapkan salam ke sebelah kanannya :
Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah, serta berkatNya),
sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan : Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri.”
( Hadist Riwayat : Abu Daud, An-Nasa’i, dan Tirmidzi )
Mari di perhatikan, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih lengkap daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua )
————————————————————————————————————————-
Subhanallah dan Alhamdulillah, Maha Benar Allah atas segala FirmanNya. Luar biasa sekali ya arti dari bacaan Sholat ini. Makin merunduk kita, makin terlihat kecil kita, makin menangis kita.
Saya berharap agar ini menjadi bagian dari jalan kemudahan untuk kita di dalam menggapai khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan. Maka jika kita tahu dan mengerti akan nikmatnya shalat itu, mari kita share ke keluarga kita.
Selamat meresapi dan jangan lupa untuk share ke orang orang yang kita cintai.
8K notes
·
View notes
Text
3K notes
·
View notes
Photo
26K notes
·
View notes
Text
I need to tell someone, but I can’t, and that’s also the last thing in the world that I want to do.
That’s why we write it all here. Nobody is going to hear you, but someone might. You cut your arms with a shaving razor in your bathroom where nobody can see you. You want someone to notice the band-aids, and yet you do your best to hide them; nothing in the world could be more embarassing than someone knowing how poorly you’re coping with things.
You’re not fucking eating anything, but you don’t want people to realize that. You just want them to look at you with some concern; you’re clinically underweight, for goodness sake! And still, you’re wearing boxy sweaters and grazing when people are around. You’re hiding, because nothing in the world could be more humiliating than the insinuation that you can’t even feed yourself properly.
Where do you have left to go?
54 notes
·
View notes
Text
Stop. Relax. The world is not on fire all of the time. The skies are not about to tumble onto you. You are safe. Supported. Breathe in, breathe out.
Nicole Addison @thepowerwithin | Instagram
9K notes
·
View notes
Text
“When you find someone who can make you laugh. Smile. Grow. Lust. Want. Crave. Fell. Make you mad but happy. Keep that. That’s euphoria.”
—
131 notes
·
View notes