Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Aku merasa tidak diharapkan disini. Tempat yang kata orang, aku beruntuk memilikinya. Aku merasa beruntung, tapi tidak sepenuhnya juga. Dari kecil aku merasa diperlakukan dengan tidak sebagaimana mestinya. Sewajarnya seorang anak yang sangat dinanti orang tua nya, dicintai, disayangi, dipeluk, dihibur saat sedih, diperlakukan baik, diajak bicara dari hati ke hati, didengar pendapatnya, diajari hal baik, didorong untuk menjadi manusia baik dan bermanfaat, dan masih banyak lagi. Mungkin aku tidak sepenuhnya tidak mendapatkannya. Tapi apa yang aku dapat membuatku bingung. Aku sering dibentak, setiap kata yang ku ucapkan dianggap sebagai bantahan, tidak jarang aku dianggap sebagai anak kurang ajar. Kata-kata pedas sudah jadi asupan sehari-hari. Bangun dengan teriakan, tidur pun tidak membuatku tenang. Apapun yang ku lakukan tidak benar. Kesempatan untuk bicara pun tidak pernah ku dapatkan. Bukankah wajar seorang manusia berusaha membela diri dan menjelaskan jika mendapatkan perlakuan tidak adil? Itu pun tidak ku dapatkan. Dari semua perlakuan itu, mereka menganggap bahwa itu adalah bentuk cinta. Awalnya, aku tidak ambil pusing dengan semua itu. Tapi aku manusia, aku bertumbuh, aku belajar. Aku menyadari ada yang salah. Bukan aku yang salah. Bukan mereka juga. Iya, aku memang sakit karena mereka, tapi aku pun tau mereka juga sakit di masa lalunya. Keadaan memang sudah semestinya begini. Aku jadi banyak belajar. Aku juga masih sakit, Pak. Penyebabnya Bapak. Banyak yang ku pelajari jadi membuatku sadar orang seperti apa Bapak. Narsistik. Sampai sekarang aku masih belum menemukan jawaban kenapa Bapak sebenci itu ke aku. Sejak aku kecil. Tidak tampak. Bapak memenuhi kebutuhanku, kenyamananku, pendidikanku, dan banyak lagi. Bersama dengan itu, aku juga mendapatkan semua hal buruk yang ku sebutkan tadi. Apakah sebanding? Ataukah memang semua materi yang ku dapatkan harus ku bayarkan dengan rasa sakit ku? Pencintraan. Saat ada orang lain di sekitar kami, Bapak jadi baik. Suaranya lebih rendah. Berusaha melembutkan diri. Saat banyak belajar, aku jadi lebih sadar saat hidup. Aku menyadari banyak hal, salah satunya yaitu Bapak juga menjadi penyebab kenapa orang-orang di sekitarku juga berpikir negatif tentangku. Manipulatif. Termasuk mama. Aku merasa Bapak juga mempengaruhi mama untuk ikut membenciku. Bahkan awalnya kupikir itu mama. Karena sikapnya sama. Ternyata butuh waktu untukku menyadari siapa sumbernya. Banyak bicara. Mudah sekali buat Bapak membicarakan keburukan orang lain, dengan bangganya. Tidak segan Bapak membicarakan kekuranganku di depan banyak orang. Iya, biar mereka juga ikut benci aku. Aku tidak punya seorang pun di sisiku. Lucunya, Bapak masih menganggap dirinya orang tua yang baik. Uang. Uang jadi jaminan seseorang disebut sebagai orang baik atau orang buruk. Padahal uangnya juga tidak sebanyak itu. Masih perhitungan pula. Sampai sekarang, saat di dekat Bapak sangat membuat ku tidak nyaman. Aku tidak bisa jadi diri sendiri. Aku cuma diam. Takut, pikiran ku berperang setiap saat. Takut semua orang membenciku. Takut berucap dan bersikap. Entah harus berapa lama lagi berada di dalam keadaan begini. Trust Issue. Menceritakan apa yang ku alami tidak membuatku jadi tenang. Justru lebih cemas. Berusaha untuk mengungkapkan perasaanku dan lebih terbuka tapi selalu dikecewakan. Memang tidak seharusnya aku percaya manusia. Satu. Allah.
7 notes
·
View notes
Text
Menjadi manusia yang menyenangkan
Ceria, bahagia dan penuh cinta. Mungkin itu kata yang bisa ku gambarkan.
Aku tak seperti itu.
Diriku dipenuhi dengan berbagai macam emosi yang sudah mendebu.
Ingin kubersihkan, tapi lengket.
Adakah yang mau membantuku?
Duniaku dipenuhi dengan teriakan, bentakan, cacian, hinaan.
Membuatku takut. Takut bicara, takut bersikap, takut salah, pun takut manusia.
Tak dapat ku pahami apa itu cinta.
Mereka berkata bahwa semua itu adalah bentuk cinta.
Namun di luar sana mengajarkanku bahwa cinta itu indah.
Dimana Pak indahnya?
Sesak sudah jadi asupan ku. Tangis. Sakit. Teriak.
Aku mengemis. Meminta hati mereka.
Tak ku dapatkan.
Yang ku dapat masih sama.
Tetap aku yang salah.
0 notes
Text
ku penuhi hatiku hanya untuk Allah
sampai tidak satupun manusia mengisi nya
1 note
·
View note