Text
Busuk. Buruk hatinya.
Adalah kata-kata yang sering diucapkan suami kepada saya. Ada alasan di balik itu. Dia kesal karena saya selalu bitter melihat anak kecil. Saya juga kerap buang muka tiap berpapasan dengan ibu-ibu yang bersama dengan anaknya. Melihat wanita hamil saya juga tidak mau. Pun, saya sering beralasan ketika diajak ziarah ke makam anak kami sendiri.
Katanya saya belum bisa menerima takdir. Dan ini yang membuat kami sering berselisih pendapat.
Tanpa dia tahu, saya diam-diam memberikan "love" pada gambar anak bayi, anak kecil, atau video-video tentang anak. Tanpa dia sadari, sampai saat ini saya masih sering menangis sendiri.
Saya hanya wanita biasa seperti yang lainnya. Saya ingin memiliki anak, membesarkan dia, merawat dia, menyayangi dia, menceritakan setiap perkembangannya kepada teman kantor saya. Saya ingin melihat orang tua saya bermain dengan cucunya...
Saya ingin menjadi ibu.
Kehilangan ibu membuat saya berpikir panjang dan dalam. Saya begitu kehilangan beliau.. Kehangatannya, marahnya, perhatiannya, ajarannya.. Jika teringat dosa-dosa saya pada beliau, ribuan Al-Fatihah rasanya tidak akan mampu meringankan dosa saya. Tapi tetap saya lakukan meskipun tidak sampai ribuan. Sedikit Al-Fatihah dari saya semoga bisa membuat ibu tahu bahwa anaknya masih sangat mengingat dia.
Saya, orang yang busuk ini--sebagaimana kata suami saya--masih sangat merindukan ibu yang melahirkan saya. Masih menjadikan ibu sebagai dunia saya. Masih mengamalkan ajaran-ajaran beliau, dengan keyakinan bahwa itu bisa menjadi jariyah ibu di alam sana.
Saya, orang yang buruk hatinya ini, berharap bisa merasakan posisi itu. Menjadi ibu yang dirindukan anaknya. Memiliki anak yang masih mengingat saya ketika dia senang ataupun sedih. Memiliki anak yang mendoakan saya ketika saya tidak di dunia ini. Sungguh, saya ingin berbenah menjadi orang yang lebih baik lagi, sehingga anak saya bisa menjadikan saya sebagai dunianya, sebagaimana saya menggangap ibu selama ini.
Aren't you happy if you know that you mean the world to someone?
:)
Lumajang, 27 Oktober 2024.
Dari orang yang buruk kosong hatinya
In their own little world. For all the new lives and mamas on my feed lately, seems like this spring is for ❤
471 notes
·
View notes
Text
Menikahlah dengan seseorang yang tidak akan pernah membuatmu merasa kesepian. Telinganya mendengar dan mulutnya menenangkan. Yang menerima kekurangan dan tidak menuntutmu berubah menjadi standarnya.
0 notes
Text
Dear Anakku,
Dear anakku, rasanya seperti baru kemarin ketika ibu menangis bahagia melihat hasil test pack bergaris dua. Haru, kaget, senang, semua campur menjadi satu. Betapa Allah begitu baik dan begitu cepat menitipkan kamu di rahim ibu. Betapa Allah mendengarkan doa ibu untuk bisa memiliki kamu. Ayahmu juga sangat senang, nak, dan sejak itu selalu memanggilmu dengan nama Zidni, padahal kami belum tahu jenis kelaminmu apa, hehe.
Dear Zidni anakku, di bulan ke lima kami baru tahu jika kamu adalah seorang perempuan. Ibu semakin senang nak, terlebih ketika om dokter mengatakan bahwa kamu sehat. Tapi ibu juga khawatir sebab ibu belum merasa tendangan kecilmu. Ibu kembali berdoa, semoga kamu segera menendang, supaya ibu lega mengetahui kamu baik-baik saja di dalam sana. Dan lagi-lagi doa ibu diijabah. Pagi itu selesai sholat, ibu pertama kalinya merasakan keberadaanmu.
Dan sekarang, memasuki 37 minggu, kamu tumbuh semakin besar, nak. Ibu tinggal menghitung hari sampai bisa bertemu kamu. Tapi pemeriksaan terakhir membuat kepala ibu seperti dihantam. Dokter memvonis ibu mengidap polihidramnion, yang tentu saja ini bisa membahayakan kamu. Vonis ini juga yang membuat kemungkinan ibu untuk bisa bertemu kamu dalam keadaan sehat menjadi semakin mengecil. Dokter bilang pada ibu untuk bersiap-siap dengan keadaan terburuk: kehilangan kamu.
Jantung ibu seperti berhenti. Bagaimana bisa ibu bersiap untuk kehilangan kamu nak? Terlebih melihat baju-bajumu yang sudah dicuci dan siap masuk ke lemari, melihat begitu banyak perlengkapan yang sudah ibu siapkan untuk menjemput kamu.. betapa ibu berharap ada keajaiban datang untuk kita.
Dear Zidni anakku, jika boleh bernegosiasi dengan Allah, tentu ibu memilih untuk bisa menukarkan jiwa dan raga ibu dengan kesehatanmu. 31 tahun rasanya sudah cukup untuk ibu hidup di dunia, terlebih jika tidak ada kamu nak. Saat ini satu-satunya harapan ibu adalah bisa bertemu kamu dalam keadaan sehat. Ibu titipkan kamu kepada Allah, Rabb kita. Allah sebaik-baik penjaga dan pelindung, dan ibu yakin Dia akan melindungi Zidni dengan penjagaan terbaik-Nya.
Lumajang, 14 Maret 2023.
Ibu sayang Zidni.
5 notes
·
View notes
Quote
But darling, you still haven't met all of the people who are going to love you.
Unknown
1 note
·
View note
Photo
Kusesap kopi di atas meja. Pahit. Bagaimana bisa? Aku ingat sudah menuangkan gula.
Kusesap lagi lebih lama.
Oh. Ternyata ampas rindu.
Pantas saja rasa kopi pagi ini berbeda, ternyata rindu masih berserak. Alih-alih menjelma menjadi gula, ia berwujud kamu.
Ya, mungkin saatnya berdamai. Kuletakkan kopiku, dan kupandang pantulan wajahmu di sana.
Dalam hati aku bertanya, antara kopi dan rindu, mana pahit yang lebih candu?
Lumajang, 28 Desember 2021
1 note
·
View note
Text
“Why you smiled?” I asked to the stars.
They looked at me, and whispered, “Because he always tell me about you too, and I agreed.”
“What did he say?”
“How pretty you look when you’re happy.”
.
1 note
·
View note
Photo
0 notes
Quote
I told the stars about you, and they smiled.
6 notes
·
View notes
Text
A Broken Watch
Forever is the time
it takes for you to look at me
when you laughed in a crowded room
#quote#quotes#love#sad#sadness#alone#lonely#brokenheart#lovequote#quoteoftheday#iwrotethisforyou#iwtfy#Iain S. Thomas#poem#poems
5 notes
·
View notes
Quote
Cintailah aku dengan sebentar, kuakan puisikanmu puluhan lembar.
(via zarry-hendrik)
184 notes
·
View notes
Quote
semua tempat yang tanpamu ialah ruang tunggu.
(via karizunique)
60 notes
·
View notes
Photo
0 notes
Quote
I have been many versions of myself and all of them have loved you.
Kleio Mousa
6 notes
·
View notes