Text
Keputusan
Setiap orang adalah peran utama dalam ceritanya masing-masing, Abaikan apa yang ada didalam hidup dan mengikuti jalan apa yang dipercaya, Itulah kebebasan.
Ingatlah siapapun memiliki kuasa untuk menentukan masa depannya sendiri.
Cinta bisa datang tiba-tiba tanpa alasan dan tanpa peringatan, Apabila seseorang hatinya yang terluka masih bisa memaafkan, maka ketulusannya tidak dapat diragukan lagi.
Jangan menunggu kehilangan untuk belajar menghargai, karena itu hanya akan menimbulkan penyesalan.
Melepaskan orang yang dicintai memang berat, tapi percayalah, cinta sejati selalu menemukan jalannya sendiri, bahkan jika terpisahkan jarak, ruang dan waktu.
0 notes
Text
Hati adalah bagian paling kuat dari seseorang, Karena selalu ada ketulusan, namun kadang sangat lemah, begitu mudah patah
Jika laki-laki dan perempuan bersahabat, ujian terberat nya adalah perasaan, relakanlah jika memang tidak bisa bersama. Karena hati selalu tahu kemana akan berlabu.
Menjadi yang terbaik itu harus, tapi tidak dengan memaksakan. Lakukan apapun dengan tulus untuk mendapatkan yang terbaik.
Orang bilang cinta itu tidak ada alasan dan tidak kenal waktu, itu benar. Bahkan kurang dari 5 detik seseorang dapat jatuh cinta. Meski begitu seseorang membutuhkan alasan untuk menggapai cinta tersebut.
0 notes
Text
Saya tidak mengerti kenapa orang bisa jatuh hati, padahal tidak tahu apa-apa tentang orang yang disukainya.
Aku berpikir keras. Apakah mungkin menyukai orang jika tidak tahu banyak tentangnya?
0 notes
Text
Tak ada yang lebih buruk dari pada berbincang dengan saya, orang tolol yang tak sadar akan ketololannya. Di dalam dunia yang sangat membosankan, orang bodoh layak untuk ditindas dan janganlah kau beri belas kasihan.
0 notes
Text
Membayangkan Kehancuran
Membayangkan lima tahun dari sekarang, Corona masih ada, virus-virus baru yang lebih mematikan muncul, bencana makin gila, hingga membuat populasi manusia tinggal sepertiga
Semua hancur tak ada yang tersisa, mayat-mayat yang bergeletakan, gedung-gedung yang rata dengan tanah, debu dimana-mana, hutan yang gundul, laut yang bercampur darah-darah mayat yang tak bisa dikuburkan karena sudah tak ada lahan. Yang pada akhirnya membuat kita tinggal di gorong-gorong ataupun di bawah tanah
Sudah tak ada lagi negara, pemerintahan, ideologi, agama, atau apapun omong kosong, semua memikirkan diri sendiri, bagaimana bisa bertahan hidup
Dan pada akhirnya sampai juga di titik, sudah tak ada lagi yang bisa dimakan, selain daging manusia, dan pada saat itu pula semua tinggal menunggu waktu, untuk membunuh atau dibunuh
2021
0 notes
Text
"Tukar tulang"
Hei Ap**l... Bagaimana menurutmu jika suatu saat nanti kita bertukaran tulang?
Kamu yang jadi tulang rusukku, dan aku menjadi tulang punggungmu, apakah kamu mau?
0 notes
Text
Surat Undangan
Ap**l, saya mengundang kamu masuk ke hati saya. Lihat-lihat dulu saja, siapa tahu nanti cinta. Tertanda pemilik lahan hati yang masih kosong.
Muhammad Barudin
0 notes
Text
Pemberontak (bukan puisi)
Di samping truk ini pedagang bakso berteriak "anget, anget, anget" dan berteriak lebih lantang lagi "angettt, angetttt, angetttt" biar terdengar
Sungguh sialan!!! Sudah diteriaki "angettt" lebih lantang pengunjung yang datang tak kunjung membawa uang lalu datang membeli bakso anget ku
Asal kalian tahu wahai para pengunjung bedebah!!
Bakso ku itu harus laku
Keluargaku sudah menunggu
Uang yang kubawa pulang ini belum cukup untuk beli susu
Dasar pengunjung asu!!!
0 notes
Text
Kemarin, saat saya pergi ke suatu tempat dimana diharuskan untuk melewati jalur pantura dg motor butut saya ,sekilas saya melihat seorang yg tiduran di pinggir jalan pantura dg santainya, menggunakan pakaian yg kumuh rambut acak-acakan diatas tanah yg sejuk karena di tutupi pohon di sebelahnya, pada saat itu juga saya menilai , "wah ko orang gila ada disini". Dan sesekali saya melirik ke arahnya, setelah saya melewati orang gila tsb ada hal yg terlintas pada pikiran saya , apakah dia benar-benar orang yg gila? Dan kenapa saya bisa menilai seseorang itu adalah seorang yg gila? Apakah hanya karena dia berpakaian kumuh dan acak-acakan lalu itu menjadi dasar saya untuk menilai? Apakah mungkin dia adalah orang yg kaya dan segala hal dia sudah punya sampai dia bosan dg yg ada dan memilih menjadi "gila" ? Apakah saya salah menilai dia gila? Apakah kegilaan yg saya asumsikan kepada dia muncul hanya karena dia berbeda dg saya, dari pakaian dll?
Pikiran-pikiran itu yg terus melayang dalam kepala saya sepanjang perjalanan saya. Setelah saya sampai di tempat tujuan saya, sembari saya mematikan motor butut, kemudian saya sadar, bahwa begitu mudahnya manusia menilai sesuatu dari segi penampilannya yg berbeda, tanpa harus tau menau tentang apa yg dia nilai.
Setelah pemikiran yg menegangkan tadi hadir, tak lama ada pertanyaan lagi yg timbul, apakah manusia yg tidak mengikuti apa yg umum dilakukan oleh manusia umumnya (style, pemikiran, kebiasaan dll) bisa dibilang "gila"? Sebenarnya manusia itu apa? Apakah hanya segelonggong daging berjalan yg pengecut? Tidak berani berbeda karena takut dinilai gila?
Atau mungkin saya yg gila dg pertanyaan pertanyaan gila saya?
Orang gila pinggir Pantura.
2 notes
·
View notes