mari kita bicarakan semuanya, tentang mu, tentang ku, dan negeri kita
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Semoga kelak, kamu menemukan jalan impianmu. Impian yang sudah lama sekali kamu nantikan. Dan kamu tunggu dengan begitu sabar. kamu doakan impianmu itu siang dan malam. kamu tidak berlari mengejarnya. kamu berjalan dalam menujunya, sebab kamu paham. Secepat apapun langkahmu dalam menujunya, Allaah sudah mentakdirkan waktu terbaik itu untuk mu.
Semoga kelak, kamu menemukan mimpi-mimpimu menjadi nyata. Lalu kamu merasa takjub atas doa-doa yang berkali-kali kamu panjatkan kepadaNya.
Semoga kelak, hatimu menjadi sangat lapang. Meski saat ini kamu berkali-kali mendidiknya agar memahami perihal takdir baik dan buruk yang sudah menjadi ketetapan untuk manusia.
Tetaplah menenun doamu sayang. Meski berkali-kali kamu ingin mengganti dan berhenti untuk mengupayakan impianmu. Semoga esok, impian itu terkabul untuk mu. Dan aku mengaamiinkan. Senarai penghujung Jum'at..:))
227 notes
·
View notes
Text
Dunno why, what he wrote is a kind of words in this situation.
HE tries us to be more and more persistent about what we pray everyday.
Menyambung yang Terputus
Berawal dari doa yang kamu panjatkan setiap hari itu, akhirnya sampailah kamu pada apa yang ditakdirkan untukmu. Tersebab doa yang kamu pintakan pula setiap hari, akhirnya Allah belokkan doamu pada yang terbaik untukmu. Tidak akan pernah menyesal mereka yang mengayuh tujuannya dengan doa setiap hari, sebab batu pun ada masanya ia retak dan hancur, kemarau pun ada masanya ia berpesta dengan hujan yang deras. Sama halnya dengan tujuan yang hari ini selalu kamu doakan. Sabar, sebentar lagi sampai.
Jika tangan manusia tidak mampu merubah, maka biarkan Allah yang turun tangan untuk mengurusnya. Mudah kok bagi Allah itu, tidak ada yang sulit sedikit pun. Yang menjadikannya rumit itu karena doamu yang akhirnya terputus, termakan oleh rasa dan prasangka “kapan akan Allah kabulkan ya, sepertinya mustahil”.
Biasakan lagi hatimu untuk mengadu dan meminta, rajinkan lagi lisanmu memohon dan mengharap pada-Nya, dan lanjutkan lagi doa yang dulu sering kamu ucapkan namun kini terputus. Sebab langit tahu bukan kapan ia harus menurunkan hujan?
@jndmmsyhd
469 notes
·
View notes
Text
Dear beloved friend,
Have you ever imagined what will happen before things happen?
Or...
Are you believing that what is written in the sky will be true whether there are a huge of difficulties or not?
What happened in 2020 has proven it all. From January until this day- the end of 2020, I saw and learned a lot of things both from good events and bad ones. These all have been transformed me to better understand this life. How the feelings of to leave someone or something and to be left by someone, I didn’t exactly know about this before. Thought, I am a wisdom -mature- girl, in fact, I’m just a loser who is trying to look like an awesome character in front of others.
Then, I realised something when I knew you, I mean when I began a little bit concerning to look at you. It’s like discovering a crystal in the sandbox. I keep saying that I am learning a lot from you, even though you’re still having a childish trait. But.... you are the meaning of an Arabic sentence “khoirul umuri ausatuha”
Aah...why is it hard to mention all that I mean. Actually, you have been taught me how to be patient, how to be peaceful, how to be honest, how to understand, how to be brave to leave something, how to not be a pleaser person and many more things. I’m so grateful to have you.
So, thanks a lot for approaching me first and being closer to me. I really appreciate it. And I hope this friendship will be ever after and bring a blessing from Allah- just like perfume merchant.
So sorry am I for every single annoying thing I have done or -maybe- it will happen in the future.
Don’t hesitate to point out my scars or to preach to me with your ‘eccentric’ words. I’ll always listen to you- no matter what.
Let’s conquer our goals together in 2021.
0 notes
Text
Ibuk... ada hal krusial yang tak sempat kau ajarkan pada ku sebelum kau pergi: memiliki hati seluas samudra dalam menghadapi nya.
Dan aku tak akan pernah sesabar dirimu menerima nya.
0 notes
Text
“Berkerja keraslah bagai kuda, sampai kamu jadi:’so good, so none can’t ignore you!’”
At the first time, this quote makes sense for motivating some to be more productive and energetic. But, the more I think about it, the more I realise that why we have to hard working in order to impress others? Why don’t we hard working for provide something valuable and beneficial for others?
Rather than make popularity, it’s better for us to endeavour producing ‘thing’ which makes us live ever after in this world even though our body doesn’t exist again. Right?
0 notes
Text
Manusia rumit itu kamu.
Rumit dengan seribu prasangka dari secuil reaksi orang terhadap apa yang kamu lakukan. Mencoba untuk mengatakan 'I don't care', namun nyatanya setiap beberapa menit sebelum menutup mata, kamu masih saja memikirkan apa, kenapa dan bagaimana.
Padahal ada hal hal di dunia ini yang baiknya dibiarkan begitu saja. Tanpa perlu kamu pertanyakan lebih jauh: kenapa ini semua terjadi?
Semua akan ada jawabannya, walaupun tak kamu pertanyaakan. Sayangnya jawaban itu tak serta merta datang, perlu waktu bagi setiap jawaban untuk menghampirimu.
1 note
·
View note
Text
Romantic but sadly
MENUNDA PERPISAHAN
Untukmu, yang tak pernah membiarkan rinduku hilang digulung ombak lautan;
aku menginginkanmu lebih dari sekadar angan
Untukmu, yang selalu meluaskan hati tatkala kesedihanku datang tiada henti;
aku mencintaimu lebih dari semua puisi Sapardi
Dan untukmu, yang selalu menjadi dekapan tabah, ketika tanganku tak kuasa menggenggam segala resah;
aku selalu mencintaimu lebih dari segala indah surga
Meski kita sama-sama mengerti;
bahwa cinta hanyalah cara tuhan menunda perpisahan
Tapi kita, selamanya cinta
__________
Teluk Penyu - Cilacap, 12 Juli 2020
43 notes
·
View notes
Text
Dalam diam, selalu ada tanya yang hadir. Kesunyian kadang lebih gemuruh dari pada ramai itu sendiri.
0 notes
Text
Pernah, Nanti
Pernah ada masa, saat perjalananmu dan perjalanannya mengarah ke arah yang tak sama, namun sebenarnya memiliki tujuan yang sama.
Pernah ada masa, saat tujuanmu dan tujuannya berbeda, namun tak disangka ada titik temu di antara perbedaan yang menganga
Pernah ada masa, saat kamu dan dirinya tak mampu mendengar doa satu sama lain, namun bermunajat ke arah yang sama
Sekarang adalah masa mengukir asa bersama, berbicara dengan perlahan namun penuh pemaknaan, sembari mensejajarkan perasaan
Sekarang adalah masa mulai mengubah titik temu, menjadi garis yang menyatukan satu titik dengan titik lain, agar mampu berkompromi dengan perebedaan
Sekarang adalah masa, menyelaraskan doa agar didengar olehNya, agar berkah senantiasa membersama
Nanti akan tiba waktunya, menyatukan perjalanan di satu jalan dengan tujuan yang sama
Nanti akan tiba saat titik temu yang tak sengaja menjadi titik balik tujuanmu agar bisa senada
Nanti akan tiba, saat doamu dan doanya disatukan olehNya, dalam mahligai mitsaqan ghalidha
Saling Mendoakan Dalam Kebaikan Malang, 9 Juli 2020 | Mushonnifun Faiz Sugihartanto
766 notes
·
View notes
Text
🥺🥺🥺🥺
“Didik hati apabila rindu, selipkan ia dalam doa.”
— mari menangkan.
336 notes
·
View notes
Text
100 pesan bukan hal bercandaan, sejuta khawatir bukan hal yang patut diuji. Semua rasa yang hadir dan terucap memang patut di pertanyakan. Tapi, perasaan bukan untuk kau buat mainan.
0 notes
Text
Gak harus diturutin juga. Semua kembali pada kamu sendiri.
“Sekadar mengingatkan, sekadar menyampaikan, enggak apa-apa kok. Emang tugas kita sebatas itu, datangnya petunjuk, munculnya kesadaran, itu dari Allah semata”
—
181 notes
·
View notes
Text
Semoga kau mengenal Tuhan, lebih dari aku mengenal NYA. Agar semua celotehku tak kau anggap bualan belaka.
0 notes
Text
ini yang ku dapati dibeberapa waktu ini. hilang silih berganti. yang dulu dekat, kini mejauh. yang tak pernah bertemu, justru lebih dalam dalam memberikan semangat baru.
Jangan Takut Kehilangan Teman
Di usia selepas kuliah, selepas menikah, permainan kita tidak akan lagi di area yang sama. Jika kita lebih dulu masuk ke fase itu, mungkin kita akan merasa hidup di dunia yang berbeda.
Kalau teman kita masuk ke fase itu lebih dulu, kita mungkin akan merasa teman-teman itu tak lagi menjadikan kita sebagai prioritasnya, sebab prioritas mereka telah berganti; pekerjaan dan keluarga. Semakin dewasa, lingkaran pertemanan dekat kita akan semakin mengecil. Mengerucut. Kita akan mulai bisa memilah mana yang bisa kita jaga seterusnya dan mana yang perlu dilepas. Dan tak perlu takut melepaskannya karena kita akan memperoleh pengganti-penggantinya.
Setiap teman itu ada fasenya, setiap fase ada temannya. Setiap kali terjadi perubahan besar pada fase hidup, pasti akan terjadi hal-hal yang membuat kita kebingungan, khawatir, dan semua hal yang disimpulkan sebagai sebuah krisis. Semakin ke sini, semakin banyak fase kita lalui. Kita akan semakin paham bahwa teman dekat dan berkualitas itu bukan tentang seberapa banyak, melainkan seberapa dalam. Bahkan bisa jadi, orang-orang baru yang akan kita temui di fase yang baru kita masuki justru menjadi teman yang jauh lebih dalam dibanding dengan teman-teman kita di fase sebelumnya.
Jangan menggenggam terlalu erat apa-apa yang seharusnya kita lepas, karena teman yang sejati itu akan ada di setiap fase, tidak peduli skala prioritas silih berganti, nanti kita akan mendapati bahwa mereka selalu ada meski tak pernah jumpa, tak pernah berbagi kabar dan cerita. Tapi, mereka selalu bisa memahami perubahan-perubahan fase yang kita hadapi. ©kurniawangunadi
2K notes
·
View notes
Text
Penerimaan
Ternyata menerima sesuatu dengan segala yang dibawa itu jauh melelahkan dari pada mengerjakan perhitungan matematika. Bukan lagi soal hitungan logika angka yang di pakai, melainkan logika ketuhanan, logika ketidakutuhan, logika-logika lain yang perlu hati lapang untuk bisa tersenyum dan berkata “Baik, aku menerima mu!”
Pada dasarnya, menerima orang dengan seluruh yang dipendamnya bukanlah perkara mudah, apalagi semudah berjalan mundur ketika kau tahu di depanmu ada sebuah jurang. Tidak hanya perasaan dan pemikiran yang mempengaruhi, tetapi prediksi yang di awali dengan “bagaimana jika dia....”
Namun, penerimaan bukanlah juga perkara rumit. Jika saja mau menggunakan sudut pandang yang tidak umum digunakan. Sudut pandang, jika aku di posisinya...
maka akan menjadi ringan untuk menghadirkan penerimaan itu, jika aku adalah dia.
pada akhirnya, penerimaan itu akan menjadi satu satunya keputusan yang bijak. bukan?
0 notes
Text
Basa- basi soal nikah
Tiap kali kumpul atau ketemu gak sengaja, kemudian ngobrol sama teman lama, mau gak mau pasti ada secuil obrolan soal nikah. Seperti basa-basi pertanyaan "kapan nikah?" yang selalu popular atau pun bentuk basa basi lainnya - "Kalau nikah undang ya?"
Atau.... Kalimatnya bisa berwujud lain, contohnya--
"kalau nikah kabarin loh!"
"entar kalau nikah jangan lupa undang ya?"
"awas kalau nikah gak ngabarin!"
etc.
Wait. Kenapa aku punya keharusan atau kewajiban buat ngasih tau atau ngabarin, bahkan ngundang kalian pas nikah? Apa iya, kalian bakal datang kalau memang aku nikahan? Atau mungkin kalian mau menyumbangkan materi or tenaga pas acara itu? Kalau jawabnya "enggak", ya ngapain kalian bilang gitu?
Basa-basi lah. Hey hey dear... Basa-basi juga ada seninya, kalau basa-basimu pada hal yang menjajikan sesuatu atau mengisyaratkan kearah situ. Itu bukan basa-basi namanya, tapi udah lari ke arah janji, kesanggupan.
Lagian, pernikahan ku nanti kan juga there's nothing to do with you, jadi agak kurang etis kamu bilang gitu.
Emang kamu gak pernah bilang gitu? Pernah. Tapi ke temen yang bener-bener deket udah ku anggap keluarga. Kalau cuman sekedar acquaintance, ya buat apa lagi. Gak aah... Ngapain menjajikan sesuatu yang gak bisa di penuhin kan?
Lainnya. Mungkin, dalam konsep pernikahan ku nanti, gak akan semua orang yang ku kenal bakal ku undang. Jangan merasa underestimate ya kalau gak nerima undangan. Kalian di persilahkan datang. Tapi yang bener-bener ku kasih undangan adalah mereka yang udah janji datang dan, atau barangkali mereka yang 'dekat'.
Sekali lagi jangan marah, atau tersinggung. Takutnya kalau semua diundang, justru gak datang yang mengecewakan. Apalagi udah susah-susah bikin undangan. Kan useless jadinya.
Kamu emang selalu datang kalau di undang? To be honest, not always. Beberapa memang aku berhalangan hadir, bagaimanapun aku selalu mewakilkan orang rumah untuk datang. Ini suatu bentuk penghormatanku pada mereka karena udah mengundang. Aku gak mau bikin sia sia banyak pihak. (pengantin, keluarga, pembikin undangan, pengantar undangan)
The last, bagi yang minta diundang tapi pas lagi nikahan gak ngundang bahkan ngabarin. So sorry ya, gak ada keharusan untuk ngundang. Karena mau ngundang kalian pun jadi sungkan. Orang dulu gak diundang juga kan?. Hahaha
0 notes
Text
Berbagi ruang pribadi itu sama dengan kamu membuka diri sepenuhnya. Dan berkonsekwensi untuk bertoleransi.
Waktu itu saat masih bilang itu, ibuk gak jelasin detailnya. Dan sekarang ku paham maksudnya. Berbagi ruang pribadi memang mempersilahkan stranger sedikit menjajah dunia kita.
0 notes