azxxahra
azxxahra
Azxxahra
5 posts
"underconstruction"
Don't wanna be here? Send us removal request.
azxxahra · 4 years ago
Text
Urban Tourism dalam Balutan Kisah: Storynomics Hingga Self-guided Trails
Tumblr media
(sumber gambar)
Pariwisata merupakan salah satu industri yang sangat ‘fluid’, dimana setiap tren, fenomena, kebijakan, dan segala isu terkini dalam bidang apapun dapat mempengaruhi jalannya industri pariwisata. Perkotaan sebagai sebuah pusat dari kemajuan dan informasi seringkali menjadi daerah yang terkena dampak dari masuknya beragam tren, hal ini tentu berpengaruh pada kegiatan urban tourism mengingat pariwisata merupakan industri yang ‘fluid’.Berbagai stakeholder dituntut untuk semakin kreatif dalam memasarkan destinasi untuk menyelaraskan eksistensi dalam bertahan melawan berbagai isu yang bermunculan. Saat ini, kombinasi isu pandemi yang sempat melumpuhkan pariwisata, gaya/karakteristik perjalanan wisatawan, dan pemerataan wisatawan dalam suatu area perkotaan dapat dikatakan sebagai tantangan dalam mengembangkan urban tourism kedepannya. Salah satu pendekatan terbaru dalam memasarkan pariwisata adalah dengan storynomics. Kata tersebut dapat terbilang awam, bahkan bagi pelaku wisata sekalipun.
Memikat Wisatawan dengan Berkisah
Storynomics dalam pariwisata merupakan pendekatan yang mengedepankan narasi, konten kreatif, dan budaya hidup, serta menggunakan kekuatan budaya sebagai DNA (Kartika dan Riana, 2019). Disini, storynomics dapat dilihat sebagai pendekatan pemasaran yang berfungsi untuk menarik minat wisatawan dengan storytelling dan/atau menyajikan konten menarik berupa kisah-kisah dari suatu destinasi. Dalam keadaan pemulihan industri pariwisata akibat pandemi, pemerintah beralih ke kekuatan storytelling untuk mempromosikan tujuan wisata utama negara, yang kemungkinan kedepannya akan melibatkan bantuan dari influencer media sosial, untuk menghidupkan kembali sektor yang telah sangat terpengaruh oleh pandemi. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bidang produk pariwisata Rizki Handayani menyatakan, pemerintah yakin wisatawan akan tinggal lebih lama dan menghabiskan lebih banyak uang di destinasi wisata jika memahami kisah dan konteks seputar destinasi tersebut (Parama, 2020).
Tidak bisa dipungkiri bahwa cara-cara ‘beriklan’ saat ini mulai menyentuh titik kejenuhan. Dengan demikian, storytelling akan menjadi peluang pemasaran sebagai pengganti kejenuhan dari periklanan. Pakar pemasaran, termasuk perusahaan periklanan, terpaksa mengakui bahwa diera digital ini, strategi pemasaran memang telah beralih dari "Advertising is King" menjadi "Content is King" (Kartika dan Riana, 2020).
Pada dimensi praktis, pengaplikasian dari kisah-kisah yang terangkai dalam pendekatan storynomics dapat berupa tour package lengkap dengan storytelling dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan suatu kejadian yang dikandung dalam kisah yang menjadi dasar dari tour package tersebut. Hal ini tentu sangat erat kaitannya dengan konsep penyampaian pesan kepada wisatawan. Pihak yang paling banyak berperan dalam menyampaikan pesan ini adalah pemandu wisata. Dalam konteks yang luas, fungsi pemandu wisata tidak hanya untuk memandu wisatawan selama berwisata tetapi juga menyampaikan berbagai informasi terkait destinasi dari berbagai sudut pandang (Kesrul dalam Kartika dan Riana, 2020).
Jalinan Kisah dan Aplikasinya dalam Tren Berwisata: Self-guided Trails
Dengan seiring berkembangnya zaman, gaya perjalanan wisatawan semakin beragam dan memunculkan ragam segmentasi pada industri pariwisata. Banyak wisatawan kini cenderung memilih berwisata sendiri tanpa terikat dengan paket wisata untuk mempermudah penyesuaian dengan minat, jadwal, dan biaya masing-masing. Terkait hal tersebut, hal yang harus diperkuat dalam pengaplikasian storynomics adalah penyampaian konten dalam media sosial atau pusat informasi wisata. Konten penyampaian storynomics dapat berupa poster infografis ataupun video rangkaian atraksi-atraksi wisata yang terikat dalam suatu kisah khusus.
Atraksi-atraksi tersebut dapat dirangkai secara kesatuan dalam sebuah trails. Trails disini dapat memiliki tema yang berbeda-beda seperti heritage trails, geotrails, dan lain-lain. Wisatawan dapat menyusuri sebuah jalur yang memandu mereka ke beberapa tempat sekaligus. Dengan semaraknya wisatawan yang cenderung ‘mandiri’, konsep self-guided trails dapat diterapkan dengan baik kedepannya. Salah satu contoh rangkaian atraksi yang berpotensi dipasarkan sebagai self-guided trails adalah daerah Braga hingga Alun-alun Bandung. Daerah tersebut memiliki akses yang ‘menyambung’ dengan memiliki gedung bersejarah yang dapat dihimpun dalam tema self-guided heritage trails.
Self-guided Trails dalam Mendukung Urban Tourism
Dengan seiring berkembangnya zaman, gaya perjalanan wisatawan semakin beragam dan memunculkan ragam segmentasi pada industri pariwisata. Banyak wisatawan kini cenderung memilih berwisata sendiri tanpa terikat dengan paket wisata untuk mempermudah penyesuaian dengan minat, jadwal, dan biaya masing-masing. Terkait hal tersebut, hal yang harus diperkuat dalam pengaplikasian storynomics adalah penyampaian konten dalam media sosial atau pusat informasi wisata. Konten penyampaian storynomics dapat berupa poster infografis ataupun video rangkaian atraksi-atraksi wisata yang terikat dalam suatu kisah khusus.
Atraksi-atraksi tersebut dapat dirangkai secara kesatuan dalam sebuah trails. Trails disini dapat memiliki tema yang berbeda-beda seperti heritage trails, geotrails, dan lain-lain. Wisatawan dapat menyusuri sebuah jalur yang memandu mereka ke beberapa tempat sekaligus. Dengan semaraknya wisatawan yang cenderung ‘mandiri’, konsep self-guided trails dapat diterapkan dengan baik kedepannya. Salah satu contoh rangkaian atraksi yang berpotensi dipasarkan sebagai self-guided trails adalah daerah Braga hingga Alun-alun Bandung. Daerah tersebut memiliki akses yang ‘menyambung’ dengan memiliki gedung bersejarah yang dapat dihimpun dalam tema self-guided heritage trails.
Self-guided Trails dalam Mendukung Urban Tourism
Self-guided trails dapat membantu menyebarkan wisatawan agar tidak terpusat dalam satu landmark atau atraksi, sehingga tidak menimbulkan kerumunan dan menambah sesak pemandangan sebuah kota. Wisatawan akan menyusuri berbagai atraksi yang diperkenalkan, dan hal ini juga dapat mengangkat atraksi-atraksi menarik yang masih terhitung underrated.
Daftar Pustaka
Chan, A., Suryadipura, D., & Kostini, N. (2021). City Image: City Branding and City Identity Strategies. Review of Integrative Business and Economics Research, 10, 330-341.
Kartika, T., & Riana, N. (2020). Storynomics Tourism as an Effective Marketing Strategy on Tourism Destination (Case Study on Tangkuban Parahu, West Java-Indonesia). Tourism and Sustainable Development Review, 1(1), 33-40.
Daftar Laman
Parama, M. (2020). Once upon a time: Indonesia to employ storytelling, narrative in tourism recovery strategy. https://www.thejakartapost.com/news/2020/08/19/once-upon-a-time-indonesia-to-employ-storytelling-narrative-in-tourism-recovery-strategy.html. Diakses pada 9 April 2021.
0 notes
azxxahra · 6 years ago
Text
Perhelatan Jogjakarta International Street Performance
Tumblr media
(Click gambar untuk melihat versi HD nya)
Pada 21 - 23 September 2019 Dinas Pariwisata Kota Jogja menggelar kembali event seni tari tingkat internasional yang bernama Jogjakarta International Street Performance (JISP). Acara ini merupakan acara tahunan yang sudah digelar sejak 2009 dan menampilkan seni tari dan musik dari berbagai negara, pada tahun ini acara JISP digelar pada pedestrian titik 0km dan Monumen SO 1 Maret. Acara dimulai pukul 16.00 untuk pedestrian titik 0km, sedangkan yang digelar pada panggung Monumen SO 1 Maret dimulai pukul 19.30. Acara ini tidak memiliki tiket masuk dan terbuka untuk umum, jadi tentu saja penonton yang datang sangatlah banyak.
Tumblr media
Saya berkesempatan menonton acara ini yang diselenggarkan tanggal 22 September di Monumen SO 1 Maret, acara JISP yang saya datangi ini menampilkan tarian dan musik dari Indonesia, Jepang, Malaysia, Kamboja, dan Korea Selatan. Tarian dan musik yang ditampilkan ada yang bergaya tradisional, kontemporer, dan juga campuran tradisional dan moderen.. Saya sebenarnya mendapatkan informasi mengenai acara ini dari jadwal rangkaian acara JTF (Jogjakarta International Festival), usut punya usut ternyata JISP pada tahun ini telah menjadi salah satu dari sekian banyak acara naungan JTF. JTF adalah sebuah rangkaian berbagai event yang digelar pada bulan September untuk menyambut dan memeriahkan Hari Pariwisata Dunia pada 27 September 2019.
 Saat saya sedang duduk menunggu acara dimulai, ada seseorang yang mengajak saya mengobrol, dia datang ke acara ini sendirian dan daripada berdiam diri tidak jelas sambil menunggu acara dimulai dia pun akhirnya mengajak ngobrol saya. Saya tentu tidak keberatan diajak mengobrol dan kebetulan saya datang ke acara ini sendirian juga, sehingga saya merasa beruntung ada seseorang yang mengajak ngobrol dan membuat saya ada pekerjaan lain selain hanya berganti-ganti posisi kaki saat duduk. Pembukaan acara pada saat itu terlambat satu jam lebih, hal itu membuat saya dan kawan mengobrol saya merasa sangat bosan, dan sepertinya kawan mengobrol saya ini bukan hanya mera bosan tetapi juga kesal karena dia harus pulang maksimal pukul 21.00 karena takut ketinggalan Trans Jogja, dengan terlambatnya pembukaan acara tentunya mengurangi penampilan yang dapat ditonton oleh dia. Diharapkan untuk tahun depan panitia dapat lebih tegas lagi dalam menangani hal-hal yang dapat membuat keterlambatan acara
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Lighting pada acara ini sudah sangat bagus, cahaya yang disorotkan tidak berlebihan serta warna-warna cahaya yang dipilih sudah tepat, bisa dikatakan lighting pada acara ini terlihat seperti berpadu dan seirama dengan tarian atau musik. Sound system panggung pada acara ini juga patut dipuji, karena musik yang diputar terdengar jelas dan tidak terlalu besar. Dapat disimpulkan bahwa divisi stage atau tata panggung pada JISP kali ini telah bekerja dengan baik dan berhasilkan menyajikan tata panggung yang apik.
 Semua penampil pada saat itu berhasil menampilkan tarian atau musik masing-masing dengan luar biasa, terutama untuk para penari. Para penari yang tampil benar-benar menguasai panggung dan menari dengan sepenuh hati, untuk penari yang berkelompok, mereka berhasil membawakan tarian mereka dengan kompak dan seirama. Pembawa acara JISP saat itu juga sangat komunikatif dan ceria, mereka berhasil meramaikan suasana dan dapat menjelaskan dengan baik penampilan apa yang selanjutnya akan ditampilkan.
0 notes
azxxahra · 6 years ago
Text
Merasakan Tenangnya Pantai Cemara Sewu
Tumblr media
Sebelumnya tidak terpikirkan bagi saya untuk berlibur ke Pantai Cemara Sewu, karena saya sama sekali tidak mengetahui sebelumnya bahwa ada pantai bernama Cemara Sewu. Sampai akhirnya ada seorang teman yang mengajak pergi ke sana, dan tentunya saya menerima ajakan tersebut karena saya penasaran bagaimana keadaan Pantai Cemara Sewu. Dari beragam pantai yang ada di Bantul, pantai yang satu ini memiliki pepohonan cemara lebih banyak daripada pantai lainnya dan terlihat seperti memiliki seribu cemara, sehingga pantai ini diberi nama Cemara Sewu (Sewu dalam Bahasa Jawa memiliki arti seribu).
Pantai ini terletak di Jalan Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Harga tiket masuknya adalah Rp10.000,00 dan tiket tersebut merupakan tiket terusan untuk masuk ke beberapa destinasi wisata lain yang berada di wilayah tersebut seperti Pantai Depok, Pantai Pelangi, Gumuk Pasir, dan pantai-pantai lainnya yang masih sangat sepi dan belum terjamah. Kami pergi menuju pantai ini dengan kendaraan pribadi berupa sepeda motor, dan saat itu saya hanya menggunakan lotion dengan kandungan SPF 15 pada wajah dan tangan saya, alhasil wajah dan tangan saya belang-belang. Jadi, saya sarankan untuk anda yang akan berjalan-jalan dengan sepeda motor ke daerah Bantul sebaiknya menggunakan sunblock dengan kandungan SPF sekitar 30 atau lebih karena daerah Bantul benar-benar sangat panas.
 Setelah sampai di Pantai Cemara Sewu, saya dan teman-teman langsung disambut oleh pohon-pohon cemara yang rindang. Yang membedakan pantai ini dengan pantai bercemara yang lain adalah ketenangan dan keteduhannya. Bagian bercemara pada pantai ini cenderung lebih teduh dan sejuk karena pohon cemara di pantai ini sepertinya lebih banyak dari pantai bercemara yang lain, dan pengunjung di sini belum terlalu banyak sehingga anda bisa bersantai dengan tenang. Fasilitas di sini juga sudah lengkap, mulai dari musala, kamar mandi yang bersih, dan ada pula beberapa warung.
Tumblr media Tumblr media
Menuju area bibir pantai, kami melihat ada papan peringatan mengenai banyaknya ubur-ubur beracun di sepanjang pantai ini, kamipun memutuskan untuk tetap memakai sandal kami dan menjauhi gelombang. Kadang pada beberapa pantai memang pada bulan-bulan tertentu akan didatangi oleh sekawanan ubur-ubur beracun seperti saat kami mendatangi Cemara Sewu (kami mendatangi pantai itu sekitar pertengahan bulan Juni), kami melihat banyak bangkai ubur-ubur seperti agar-agar berwarna biru.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kami mendatangi pantai ini dihari Senin dan keadaannya benar-benar menghanyutkan. Bila dihari libur saja pantai ini tidak crowded maka bayangkan keadaan pantai ini di hari Senin, sudah seperti private beach saja rasanya. Tentunya kami memanfaatkan keadaan sepi ini untuk berfoto ria, dan saat kami sedang asik-asiknya berfoto tiba-tiba terlihat mobil Jeep sedang berjalan ke arah kami, teman saya pun langsung memanfaatkan momen tersebut dengan memfotonya.
1 note · View note
azxxahra · 6 years ago
Text
Menyusuri Forest Walk Babakan Siliwangi
Tumblr media Tumblr media
Apa yang kalian pikirkan setelah mendengar Kota Bandung?, apakah teringat akan pusat perbelanjaannya?, kulinernya?, atau mungkin sejarahnya?. Namun,  pernahkah kalian mendengar forest walk?, di Bandung terdapat sebuah forest walk yang bernama Forest Walk Babakan Siliwangi yang tentunya terletak di hutan kota Babakan Siliwangi (biasa disebut Baksil), untuk alamat lebih rincinya yaitu Jalan Taman Sari No. 74 (saya dapatkan dari Google Maps). Forest walk ini berupa jembatan-jembatan panjang yang dibuat mengitari pepohonan rindang hutan kota, dan merupakan forest walk terpanjang di Asia Tenggara.
Akses untuk menuju ke tempat ini sangatlah mudah karena lokasinya yang berada di sebelah jalan raya, anda bisa menuju tempat ini dengan menaiki angkutan kota jalur Caheum - Ciroyom. Forest walk ini cocok untuk anda yang ingin berjalan-jalan hemat karena tidak ada tiket masuk, anda hanya perlu membayar parkirnya saja. Selain itu, tempat ini juga buka 24 jam, tetapi saya tidak menyarankan untuk mengunjungi tempat ini saat tengah malam, karena tentu saat tengah malam forest walk akan sangat sepi, ditakutkan bila ada tindak kejahatan tidak ada yang dapat menolong.
 Saya mendatangi Forest Walk Babakan Siliwangi bersama adik dan tante saya yang sudah pernah mengunjungi tempat tersebut. Baru sesaat saya sampai di lokasi, saya sudah terkagum melihat jembatannya, saya langsung merasa sangat penasaran bagaimana pemandangan pepohonan rindang dari atas jembatan. Kamipun segera menaiki tangga untuk menuju ke atas jembatan, sesampainya diatas jembatan saya melihat ada sebuah area duduk-duduk diatas jembatan, banyak pengunjung terlihat sedang makan, berfoto, dan mengobrol. Beberapa orang juga terlihat sedang serius dengan laptopnya. Dari hal-hal tersebut saya berasumsi sepertinya nyaman sekali untuk mengadakan diskusi atau menyelesaikan tugas kampus di area duduk tersebut.
 Saya pun melanjutkan perjalanan dengan menyusuri jembatan, saya melihat ada tupai-tupai kecil yang terlihat lucu saat berlompatan antar pohon, hal ini tentu dapat menjadi hiburan terutama hiburan untuk anak-anak kecil. Selain itu, saya juga menemukan bagian jembatan yang menanjak, adik saya memberitahu bahwa tanjakan tersebut biasa dipakai untuk perosotan oleh anak-anak dan dia pun memperagakannya. Saya pun tergoda untuk ikut perosotan, untung saat itu sedang tidak ada orang selain kami sehingga tidak ada yang menatap saya dengan aneh.
 Berjalan-jalan diatas jembatan ini sangat menyenangkan bagi anda yang sedang  ingin melepas penat, karena hawa pada forest walk tentu saja sejuk, serta pepohonan yang rindang dan tinggi membayangi jembatan yang ada sehingga anda tidak perlu takut kepanasan. Jembatan ini juga sudah dilengkapi dengan lampu, sehingga bila anda berkunjung saat sore menjelang malam hari anda tidak perlu takut tersandung.
Tumblr media Tumblr media
0 notes
azxxahra · 6 years ago
Text
Nikmat Gelato di Tengah Kemarau Yogya
Tumblr media
Setelah lelah beraktivitas pada hari yang sangat panas, tentunya kita ingin beristirahat dan mendambakan sesuatu yang dingin dan segar. Ya, kondisi itulah yang terjadi pada saya setelah mengunjungi pameran seni rupa seni Art Jog, sebenernya tempat Art Jog diselenggarakan (Jogja National Museum) tidaklah panas, namun, berkeliling di dalamnya cukup membuat kaki pegal, begitu keluar dari museum saya langsung disambut udara panas Jogja yang semakin memperparah keadaan.
Hal tersebut membuat saya teringat akan cafe gelato dari rekomendasi teman, yaitu Massimo Gelato. Dia berkata bahwa Massimo Gelato didirikan di rumah bekas kediaman Sukarni, salah satu tokoh pada peristiwa Rengasdengklok, gelato yang dijajakannya pun memiliki rasa yang sangat enak. Saya pun akhirnya memutuskan untuk mengunjungi cafe tersebut dan segera memesan ojek online. Cafe gelato ini beralamat di Jalan Sunaryo No. 12, di belakang restoran Raminten.
Sesampainya disana, saya melihat banyak tempat duduk outdoor berwarna-warni di halaman sebelah kiri, container besar yang berisi kasir, dapur, dan tempat memajang gelato di sebelah kanan, serta tentunya rumah yang dahulunya adalah tempat tinggal Sukarni di tengah. Saya langsung berjalan menuju container kasir untuk memesan. Menu yang saya pesan bernama Maxi Cone seharga Rp25.000,00, saya sempat kaget saat penjaga kasir menyuruh untuk memilih tiga varian rasa, karena sebelumnya saya pernah makan gelato di Tempo Gelato dan menu dengan harga yang sama hanya diberi dua varian rasa. Saya pun memilih gelato rasa blueberry vanila, lemon, dan charcoal yoghurt.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Setelah mendapatkan Maxi Cone, saya langsung menyadari bahwa gelatonya cepat sekali mencair daripada gelato di Tempo Gelato, saya pun cepat-cepat menuju tempat duduk terdekat (outdoor) dan memakannya. Walaupun lebih cepat mencair, rasa gelato di Massimo Gelato terasa jauh lebih segar dan komposisi bahannya terasa lebih pas dibandingkan Tempo Gelato, rasa vanila nya tidak terlalu manis, dan rasa yoghurt nya tidak terlalu asam. 
Suasana di Massimo Gelato saat itu tidak berisik dan cuaca yang tadinya panas tiba-tiba menjadi  mendung, hal tersebut membuat keadaan di outdoor terasa nyaman dan saya bisa benar-benar menikmati gelato. Setelah saya menghabiskan kira-kira setengah dari gelato saya, saya memutuskan masuk ke rumah yang dahulunya adalah kediaman Sukarni. Awalnya saya mengira bahwa rumah tersebut akan terlihat seperti rumah yang dijadikan museum pada umumnya, yang dimana terdapat barang-barang bersejarah dan deskripsinya, tetapi, bagian dalamnya ternyata telah dirubah menjadi tempat yang nyaman untuk mengobrol. Warna - warna interiornya pun terbilang lucu karena menggunakan warna-warna pastel, serta penempatan barang-barangnya membuat ruangan terlihat aesthetic. Dekorasi rumah ini memang sudah bagus, tapi alangkah baiknya bila setidaknya ada papan penjelasan tentang Sukarni dan sejarah rumah tersebut, tidak perlu panjang-panjang, cukup singkat, padat, dan jelas. Kamar madi disini juga bersih, namun sayangnya belum ada musala.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes