pada takdir yang Allah beri, maka tetaplah pada ketetapan-Nya dengan menerima sepenuh hati
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Sebab aku dimiliki oleh-Mu, maka tak ada pertanyaan mengapa, atau dengan kurang ajarnya sebuah kata 'seharusnya' keluar ketika sesuatu telah Engkau tetapkan atasku.
Maka berserahlah aku dalam mengekalkan-Mu. Pada apa-apa yang terjadi atasku, adalah apa yang hak sepenuhnya keputusan-Mu; tidak ada pencampuran tangan, tidak ada keterlibatan, cinta pada-Mu adalah sebuah kepasrahan.
Aku tahu tak akan terdongak kepala-Mu, tatkala ku tundukan dunia di bawah kakiku.
9 notes
·
View notes
Text
Sendirian tanpa terikat dengan siapapun adalah bentuk lain dari kata damai, hanya menggantungkan hati kepada-Nya sebaik-baik pilihan.
1 note
·
View note
Text
Rindu.
Merindukan seseorang yang tidak dibersamai untuk kita memang sebuah pekerjaan yang berat. Ibarat menggenggam pasir sekuat tenaga tetapi perlahan pasir tersebut jatuh terbawa ombak juga.
Barangkali merindu adalah bagian daripada cinta yang tidak lagi berkabar, bagian dari cinta yang tidak memiliki jalannya untuk bersua, bagian dari cinta yang tidak bisa diucapkan melalui wicara.
Maka dengan yang demikian itu, ku serahkan rindu-rindu dalam hatiku kepada kehauasan bertemu dengan makhluk berubah menjadi kehausan rindu untuk selalu bersimpuh bersujud padamu ya Rabb. Jadikan rinduku tidak lagi berpusat kepada sesuatu yang Engkau ciptakan tak kekal, tetapi biarkan rindu ini menguap untuk terus menyebut asmamu dalam doa, agar kelak mampu menggapai jannah.
Hatiku dianugerahi cinta oleh-Mu, maka bersihkan bagian-bagian dari dirinya yang mencintai sesuatu yang tidak dikehendaki untukku, sesuatu yang membuat-Mu cemburu dan sesuatu yang menjadi penjarak antara doa dan pengabulannya, meski ku tahu Engkau Dzat yang tidak angkuh membiarkan doa-doa berterbangan tanpa jawaban.
1 note
·
View note
Text
Aku meninggalkan orang-orang yang aku sayangi secara sukarela karena aku melihat hati mereka menyukai perpisahan denganku.
Ya, hatiku merindukan mereka, tapi aku menempatkan martabatku di atas kerinduanku. Ya, aku ingin memanggil mereka, tapi jalan penghinaan tidak disukai kakiku.
— Literatur Arab
30 notes
·
View notes
Text
Yang Fana Adalah Waktu
Yang fana adalah waktu.
Kita abadi: memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa.
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu.
Kita abadi.
(Sapardi Djoko Damono - 1978)
Aku menuliskanmu, agar kau senantiasa hidup dalam setiap surat-surat yang menceritakan tentangmu.
Aku menuliskanmu, agar dalam pusara waktu yang fana, kau abadi dalam setiap huruf yang mencipta kata-kata.
Aku menuliskanmu, agar kau menjadi kenangan yang lekang, meski takdir senantiasa menjemput orang-orang kembali pulang.
Aku menuliskanmu, agar kau temukan dirimu sangat berarti lebih dari apa yang kau perkirakan bagi seluruh hidupku.
Penutup, 31 Oktober 2022 07.42 wita
171 notes
·
View notes
Text
Kalau hati kotor, pasti apa-apa bisa jadi masalah. Perasaan jadi ga nyaman, di hati rasanya gelisah, ditegur dikit, bawaannya pengen marah. Saat itu, kamu ga lagi butuh piknik. Kamu butuh Qur’an untuk healing.
326 notes
·
View notes
Text
Kenapa harus bersedih kalau kamu tau bahwa yang orang lain katakan tentangmu itu tidak benar? Tenang ya, Allah lebih mengetahui tentang kamu. Cukuplah Allah sebagai hakim yang paling adil.
160 notes
·
View notes
Text
Sekuat apapun ombak menerjang bila perahumu kuat, maka perahumu takkan kalah atas izin Allah. Maka untuk hal-hal yang menurutmu begitu membuat perasaanmu koyak, jatuh dan lara, sebenarnya kamu tak benar-benar jatuh karena ada Allah yang senantiasa menguatkanmu di setiap langkah hidupmu.
Seberapapun membingungkan jalan hidupmu saat ini, bukankah paling tenang adalah menyerahkan sepenuhnya kepada Allah yang secara sempurna merencanakan semuanya dengan baik untukmu? Sebab Allah tak mungkin memberikan yang buruk kepada hamba-Nya. Mustahil. Maka jalan satu-satunya di kala keadaanmu dirasa tak baik-baik saja saat ini adalah terus berdzikir kepada Allah, berpasrah tanpa tapi kepada Allah, dan sepenuhnya percaya Allah pasti memberikan yang paling baik kepada hamba-Nya.
Sebab setiap manusia buta terhadap masa depannya sedangkan penglihatan Allah terhadap masa depan begitu terang.
@terusberanjak
280 notes
·
View notes
Text
"Jika yang dekat dibuat bersekat oleh jarak, berarti dia bukanlah orang baik, karena hukum sebuah hubungan adalah wanita baik-baik akan bertemu dengan laki-laki yang juga baik kan?"
Kamu terlalu percaya diri bahwasanya dirimu yang terbaik sedang ia adalah seburuk-buruknya manusia. Pernahkah terpikir, boleh jadi Allah justru menyelamatkan dia darimu yang belum menjadi seseorang yang pantas untuknya?
0 notes
Text
Barangkali, Allah berikan amanah yang bertubi-tubi, tak henti-hentinya, tak lain agar kamu ditempa menjadi sebaik-baik manusia. Tak lain agar kita selalu 'terjaga'. Tak lain agar kamu selalu berada pada jalan yang lurus. Tak lain agar kamu terus berada dalam jamaah ini, memberikan apa-apa yang kamu miliki untuk dakwah.
Barangkali, Allah tahu, jika tidak diberikan amanah, maka kamu akan mudah lalai, mudah berbelok ke jalan yang salah, mudah untuk berbuat yang Allah tidak sukai.
Tidak, Allah tidak memberikan amanah ini untuk membebani kamu. Sama sekali tidak. Justru, dengan amanah yang Allah berikan itulah, Allah sedang menyelamatkanmu dari peluang-peluang amal yang menjerumuskan ke dalam dosa. Allah sedang menyelamatkanmu dari jalan yang Allah murkai.
359 notes
·
View notes
Text
Saling mengerti tanpa diminta alih-alih pentingnya komunikasi.
Entah mana yang lebih perlu atau lebih mungkin. Namun menurutku ketika kondisi 'saling mengerti tanpa diminta' tidak bisa tercapai (karena terlalu ideal) maka di sanalah letak pentingnya komunikasi.
Setiap manusia tidak suka disalahpahami orang dan tingkat kepekaan setiap orang berbeda-beda. Apalagi kepekaan seseorang bukan berasal dari sesuatu yang direncanakan atau disengaja. Itu keotomatisan yang terbentuk dari pengalaman. Sebagian orang punya sensitivitas yang tinggi karena masa lalu yang kurang mengenakkan sementara sebagian yang lain tidak. Sebagai orang yang cukup sensitif, saya akhirnya memahami, bahwa menuntut kepekaan orang lain benar-benar tidak bijaksana karena bekal pengalaman mereka tidak membentuk mereka menjadi sesensitif saya. Banyak sekali sisi emosional saya yang tidak masuk akal bagi mereka.
Mengenai ketidaksukaan manusia jika disalahpahami, Umar bin Khattab r.a. pernah mengatakan:
Barangsiapa menempatkan dirinya ditempat yang dapat menimbulkan persangkaan, maka janganlah menyesal kalau orang menyangka buruk kepadanya.
Pada akhirnya kita perlu meninjau apa hal yang pernah atau sedang kita lakukan sambil memposisikan diri menjadi orang lain yang melihat diri kita. Kira-kira apa yang akan kita pikirkan? Mana yang berpotensi menimbulkan prasangka buruk? Sehingga sebelum peka terhadap orang lain, kita terlebih dahulu harus peka terhadap diri sendiri. Apakah diri kita sebegitunya membutuhkan afirmasi? Apa yang diinginkan diri kita dari orang lain dengan melakukan tindakan yang menimbulkan prasangka? Kita ingin orang lain memandang kita dengan anggapan seperti apa?
Jika tidak begitu, maka kita hanya akan menjadi manusia yang naif dan banyak menuntut. Padahal jika meninjau dikotomi kendali dalam buku Filosofi Teras, kita hanya perlu fokus pada apa yang bisa kita kendalikan. Yang pertama dan utama adalah diri kita, berikut pikiran, prasangka, emosi, cara pandang, ucapan, serta tindakannya. Seiring dengan itu, biarkan orang lain juga memiliki hak untuk mengendalikan dirinya tanpa intervensi yang berasal dari kepentingan kita.
Adapun komunikasi, itu tidak ditujukan untuk mengutarakan tuntutan, melainkan sebagai jembatan untuk menemukan jalan tengah dari kesenjangan antara ingin kita dan ingin orang. Jika tidak suka disalahpahami, tidak apa-apa untuk menjelaskan kepada orang lain seperti apa kamu ingin dipandang. Namun secukupnya saja, sebab peran utama yang membentuk siapa kamu di mata orang lain bukan sekedar ucapanmu, melainkan tindakanmu.
— Giza, sedang memahami indahnya warna dalam berbagai manusia.
11 notes
·
View notes
Note
Hey, bagaimana rasanya sembuh dari rasa bersalah? Dan dapat melanjutkan hidup dengan baik?
Tidak ada rasa sakit yang sembuh dengan begitu saja. Namun utama dan paling utama adalah dengan meminta pertolongan Allaah. Agar diberikan kelapangan hati dengan selapang-lapangnya. Meminta agar diberi kesembuhan dan melanjutkan hidup dengan baik-baik saja. Sebab tidak ada kesembuhan kecuali atas izin Allaah..
Jadi, seterpuruk apapun kita pada hari ini. Semoga Allaah Tuhan Yang Maha Esa memberikan kelapangan hati dengan selapang-lapangnya kepada kita semua y.
62 notes
·
View notes
Text
Resensi Buku : Leichester Phenomenon “Yes, I am The Underdog!”
Berjaya karena Dihina
Judul Buku:
Leichester Phenomenon “Yes, I am The Underdog!”
Penulis:
J. Syahban
Penerbit:
Vertikal Grafika Press & Publishing
Kota, Tahun Terbit:
Yogyakarta, Mei 2016
Tebal Buku:
292 Halaman
Joko Syahban Panggih Widodo yang kerap dipanggil J. Syahban merupakan alumni Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di FKIP Universitas Sebelas Maret, yang lahir di Solo, 14 November 1966. Ia sudah menulis banyak buku motivasi. Leicester Phenomenon “Yes, iam the underdog” adalah salah satu karya terbaiknya. Melalui buku ini kita dapat berkaca pada tim kesebelasan yang terdegradasi dalam dunia sepak bola Inggris, Leicester City. Setelah lama tenggelam dalam keterpurukan, secara ajaib tiba-tiba datang dan disegani lawan. Begitulah gambaran umum dari tim sepak bola yang dijuluki The Foxes. J Syahban bermaksud mengeksplorasi energi yang mencuatkan daya motivasi bahwa semua orang berhak untuk membangunkan King Power sebagai jalan membuka jalur kesuksesan.
Pada bagian awal, J. Syahban memaparkan bahwa sukses berasal deri keberanian untuk mengambil kesempatan. Ia juga menuliskan esensi kesempatan dan cara mengubahnya menjadi berlian dengan memanfaatkan King Power dalam diri setiap manusia. Secara harfiah, King Power dapat dimaknai sebagai “kekuatan raja”. Raja yang dimaksud adalah hati yang jujur dan waspada. Jadi, kita harus berani jujur dengan diri sendiri, memahami setiap kelebihan dan kekurangannya, lalu mencari keinginan yang tersembunyi di dalamnya.
“Jangan sembunyikan keinginan untuk menang, karena kita punya kesempatan untuk meraihnya. Jangan mau kalah dengan para pemain berbandrol harga mahal, karena Anda bisa selevel dengan mereka,” (halaman 162). Begitulah penuturan Claudio Reineri yang didengungkan kepada para anak asuhnya. Dengan kalimat itu, manejer Leicester City berhasil mengobarkan semangat para pemain Leicester City. Alhasil, mereka mampu bertahan ketika mereka dipandang sebelah mata oleh tim-tim besar lawan mainnya.
“HIDUP HARUS SUKSES! Tidak ada pilihan lainnya.” (halaman 32). Tak sepantasnya kita berhenti pada tataran ‘hanya ingin’ sukses. Mengubah keinginan menjadi keharusan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan daya juang kita dalam meraih kesuksesan. “Jika Anda sampai pada tataran ‘hanya ingin’ sukses, boleh jadi Anda akan dihentikan oleh rasa takut. Tetapi kalau Anda berketetapan diri ‘harus sukses’, monster bernama ‘takut’ itu akan lari ketakutan sehingga Anda lebih cepat menjejakan diri di panggung kesuksesan.” (halaman 174). Saatnya kita memilih antara melangkah atau mengalah pada rintangan.
Keharusan akan memunculkan keberanian untuk mengusir rasa takut yang bersemayam pada diri manusia. Kita perlu mencontoh keberanian Lecester City dalam menghadapi zona ujiannya, ketika mereka disepelekan. Dengan lantang mereka berkata bahwa sekarang mereka bukanlah siapa-siapa, “Yes I am the underdog!” (halaman 94). Setelah mengakui hal itu, mereka tidak lantas terpuruk dan menyerah begitu saja. Justru, itulah awal dari kebangkitan raksasa yang tidur. Leicester City mulai merangkak untuk membuktikan pada orang yang meremehkannya bahwa mereka bisa.
Buku ini kaya akan motivasi. J. Syahban mencantumkan kisah penggedor hati dari berbagai penjuru dunia. Di antaranya kisah di balik monumen Sadaki Sasako dan burung kertasnya yang diresmikan pada tanggal 5 Mei 1958 di Taman Perdamaian Hiroshima. Gadis kecil bernama Sadako Sasaki ketika Negeri Sakura diporak-porandakan oleh bom atom. Ia telah mengajarkan keberanian dan kegigihan untuk tetap menjalani kehidupan.
Secara objektif, J. Syahban memunculkan kalimat-kalimat suci dari berbagai agama. Ia menyisipkan nilai-nilai religi yang dikemas dengan begitu rapi, disebutnya sebagai kalimat-kalimat langit. “Ada ‘Kalimat Langit’ yang berbunyi “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” Atau ada yang menyebutnya, habis gelap terbitlah terang.” (halaman 4). Hal tersebut merupakan sebuah keistimewaan mengingat bahwa J. Syahban seorang monotheis (orang yang mempunyai satu agama). Dengan kutipan kalimat suci dari berbagai agama, semua orang dengan latar belakang agama apapun dapat membacanya.
Kelebihan tersendiri dari buku Leicester Phenomenon “Yes, I am the underdog” adalah disertakannya gagasan yang ingin disampaikan penulis pada setiap awal pembahasan. Dalam buku ini terdapat tiga puluh bab, yang masing-masing bab didahului dengan kalimat super ala J. Syahban. Hal ini mampu memudahkan pembaca untuk memahami pandangan-pandangan yang ingin disampaikan penulis.
Leicester Phenomenon “Yes, I am the underdong” ditulis dengan banyak referensi. J. Syahban menyelipkan gagasan-gagasan dari para ilmuan yang ahli dalam bidangnya. Namun, penjabarannya terlalu luas. Contohnya pada pengenalan prinsip dasar oleh Hawari N Tanjdaya yang ditulis sebanyak lima halaman. Hal ini sedikit mengganggu kenikmatan pembaca mengingat kalimat yang digunakan oleh tokoh tersebut begitu teoritis dan sukar dipahami.
Kabar buruk bagi pembaca yang kurang mahir dalam menggunakan bahasa Inggris. J. Syahban mengutip lagu ‘The Underdog’ dari Rialto (halaman 94) dan kalimat-kalimat super ala Valentino Rossi (halaman 205) tanpa menuliskan terjemahannya. Tentunya akan mengganggu pembaca mengingat setelah diterjemahkan ternyata kalimat-kalimat tersebut mempunyai kekuatan untuk motivasi diri.
Terlepas dari semua itu, Leicester Phenomenon “Yes, I am the underdog” memberikan banyak motivasi kepada pembaca agar berani mengubah kesempatan yang datang menjadi sebuah kesuksesan. Kesuksesan bukanlah mimpi, namun sesuatu yang nyata yang dapat diraih dengan langkah pasti. Karena itulah, buku ini perlu menjadi pertimbangan untuk dibaca dan dikoleksi.*)
1 note
·
View note
Text
Aku menganggumimu, pada doaku yang aamiin bunyinya
Dalam setiap getir, manakala Allah membawaku untuk dibelajarkan, untuk menerima dan memaklumi; aku menemukanmu sebagai wadah mencapai jannah. Meski lauh mahfuz telah menuliskan takdir, dan jika benar aku adalah tulang rusukmu; Allah akan menjadi saksi aku menjadi sebaik-baiknya cinta, cinta yang karena Allah.
0 notes
Text
Masih sama, semoga Allah menjaga kamu.
"Niskala, terima kasih sudah lahir dan sudah tumbuh. Tolong sehat karena aku butuh eksistensimu di hidupku, walau aku clueless kita bisa bertemu atau tidak."
Kata seseorang yang perjumpaannya selalu Niskala upayakan dalam doa. Kata seseorang yang berhasil melahirkan kerinduan bicara. Kata seseorang yang jika Niskala tidak bisa menemuinya di dunia, maka pertemuan di akhirat adalah sebuah keharusan. Kata seseorang yang jika bahagianya tiba, maka Niskala cukup.
Kata seorang pembelajar sepanjang masa yang aku namai Nashira.
Ngomong-ngomong, Nashira, ketemu yuk. Di mana gitu yang ada tempat duduknya terus jual air kelapa. Kelebihan air kelapa itu adalah kandungan antioksidan, vitamin C, mineral, dan protein.
Ya, sehat aja. Karena hidup yang ada kamunya berarti harus berusaha untuk lebih lama hidup. Setelah kamu baca dua paragraf terakhir, mungkin kamu senyum. Tapi jangan senyum dulu soalnya aku cuma salin tempel alias copas. Tapi secopas-copasnya aku, itu tetap dari hati kok, jadi lanjutin gih senyumnya.
Setelah baca surat ini semoga ada jalan untuk aku tahu bagaimana kita bisa bertemu. Tapi kalau bisa jangan hari ini, soalnya hari ini aku lagi nulis surat. Kalau bisa, aku ingin nge-booking ke Tuhan kita, satu hari aja di dunia buat kita ketemu. Tapi kalau lebih dari sehari juga ngga apa-apa, bakal lebih bagus mungkin. Udah, itu aja.
— Kala, ngga cantik-cantik amat tapi baik. Dan masih Kala yang sama, yang barusan copas tulisan Om Zarry Hendrik tentang pentingnya sehat di dunia yang ada kamunya. Jangan ketawa.
4 notes
·
View notes
Text
Karena taat itu gak gampang-
Mencari Ridha
Mencari ridha Allah adalah dengan melakukan apa yang Allah ridhai dan menahan diri dari melakukan apa yang Allah tidak ridhai.
Mencari ridha orang tua adalah dengan melakukan apa yang membuat mereka ridha dan menahan diri dari melakukan apa yang mereka tidak ridhai.
Mencari ridha suami adalah dengan melakukan apa yang membuatnya ridha dan menahan diri dari melakukan yang ia tidak ridhai.
Dalam konteks mencari ridha, posisimu bukanlah subjek yang bisa mengatur apa yang diridhai dan yang tidak. Posisimu adalah mengikuti alias taat selama bukan dalam rangka maksiat kepada Allah.
Kenapa ridha itu mahal? Karena taat itu gak gampang.
— Taufik Aulia
368 notes
·
View notes
Text
[Bandung, 30 juli] Niskala dan Jalan Allah.
.
Sebuah objek yang kembali ku ramu dalam sebuah prasa bernyawa; Niskala. Meski tak sempurna; cintanya kepada Allah begitu indah, memiliki sabar yang kokoh dan tak mudah roboh; tak ringkih apalagi rimpuh, juga tak rapuh. Niskala. Wanita biasa dengan akhlak yang menyeru agar terpelihara menjadi sebaik-baiknya perkasa, dia Niskala.
"Jid!" Suara kecil yang menuntut atensi penuh agar segera mungkin menoleh padanya dengan langkah perlahan melewati riuh bararak para manusia yang sebagiannya seakan tengah dikejar waktu dan ingin memuaskan dunia.
Aku tahu betul syal pada tulang belikatnya adalah rajutan dari ibuku.
"Assalamu'alaikum. Maaf telat. Ayo ke tempat biasa yang banyak bintangnya, disana udah banyak orang Jid!" Runguku mengakses setiap oktaf, mendapati nafas tercekat setengah putusnya.
"Waalaikumsalam. Kamu lama, kenapa bisa sampai telat? Kita gak bisa pergi terlalu malam. Enggak baik walau kita berdua ini sahabat".
"Ya Allah Jid, kamu tahu? Aku tadi sempat berbagi gagasan sama orang tentang islam. Makanya terlambat. Kamu pasti paham gimana semangatnya aku kalau udah soal islam dan Al-Qur'an"
Tanpa perlu wicara, tanpa sebuah aba atau klausa, malam ini; gagasan, ide, pendapat, persepsi, maupun sudut pandang akan menjadi satu temu dari dua titik yang berbeda.
Kaki kami tertuntun melewati riuk pikuknya metropolitan menuju tempat terbaik untuk sekedar membagi tiap pertanyaan yang bertahta pada kepala.
"Barangkali selama ini semesta dijadikan judul para pecinta dunia; pujangga, sampai menjadikannya diksi dalam sajak yang indah, aku lebih suka nyebut ini milik Allah".
"Bukannya memang milik Allah?"
"Jid, kamu gak paham? Berapa banyak kasus orang-orang mengatakan ketika cintanya pada manusia tak berseru, tandanya semesta tak setuju pada mereka. Atau bahkan mereka berterima kasih pada semesta karena dipertemukan dengan orang yang dicinta, diantaranya ada yang meminta agar semesta mau memihak mereka, bukannya mereka harus meminta itu kepada Allah? Kenapa harus semesta? Dan kenapa permintaan mereka hanya untuk kebahagiaan dunia?"
"Entahlah Kala, aku pun gak tahu. Bagaimanapun itu kembali pada niat mereka. Apa benar-benar meminta pada semesta atau hanya sebuah kiasan saja".
"Yaudah, lupakan. Menurut kamu semesta diciptakan untuk apa?"
"Agar kita senantiasa tahu kebenaran dan kebesaran Allah..."
'khalaqallāhus-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, inna fī żālika la`āyatal lil-mu`minīn'
'Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.'
"Bener, Jid. Selain itu semesta diciptakan Allah untuk jadi fasilitas mengabdi. Bodoh banget kalau kita nyia-nyiain kesempatan yang sesempit ini waktunya. Apalagi kalau berpaling denhan seneng-seneng di dunia, seakan mau hidup selamanya".
"Kadang aku nanya Kala, berapa lama waktu kita di dunia ini? Coba kita normalisasi, anggap aja umur kita hanya ada 60 tahun, yakin itu cukup? Syukur kalau bisa sampai 60 tahun dan dikasih kesempatan sama Allah. Gimana kalau cuma 30 tahun? 20 tahun? Wallahu a'lam"
"Aku bahas ini jid sama seseorang tadi, sampai pembahasannya di fase jalan menuju Allah, karena untuk mencintai-Nya dan berada di surga-Nya kita harus di jalan-Nya, kan? Menurut kamu jalan Allah itu apa?"
"Jalan Allah hanya satu yaitu jalan yang lurus, al-shirat al-mustaqim
وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
'Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.' (Q.S. 6:153)
Jalan Allah itu gak membawa kita pada kesesatan, tapi pada beberapa perkara yang emang sekiranya itu baik untuk kita baik pada dunia maupun di akhirat. Pada kelapangan dan kebahagiaan, kebenaran ataupun hal hal yang baik untuk kita"
"Yaaaa!! Kita sangat sefrekuensi, aku sangat suka tema kita malam ini jid. Menurut kamu jalan yang lurus dalam surah Al-Fatihah, itu apa?"
"Jawabannya pada ayat 7.
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (Q.S. 1:7)
"Jidan! Kita sepaham. Aku mau lanjutin. lanjutan ada pada 4 : 69. Yang diberi nikmat, siapa?
Nabiyyin, shadiqin, syuhada, Shalihin.. Nikmatnya apa? Aku berani sangsi, gak ada nikmat terindah selain kebenaran. Nikmat percaya. Nikmat iman dan Islam. Terlalu klise karena sering banget diucapin di ceramah sampai kita sendiri luput dari makna nikmat iman dan Islam. Kenapa aku berani bilang begini, karena yang disebut nikmat bagi aku adalah selamat. Meskipun tertatih, aku menikmati itu. Berarti.. menurut aku, jalan Allah adalah jalannya para nabi, shodiqin, syuhada, shalihin"
Aku berhenti melangkahkan kaki, mendongak untuk menatap bintang di langit malam dam merasakan dinginnya aurora pada katulistiwa. Lamat lamat ku pandangi Niskala yang turut berhenti, aku tersenyum. Jika saja syukurku atas kehadirannya sebagai seorang sahabat ini dapat ku piagamkan, entah berapa puluh piagam yang telah ia terima.
"Meski sakit tapi untuk selamat, apapun harus dilwatin. Kaitannya erat dengan berperang di jalan Allah. Siap berperang, siap ngerasain nikmat selamat. Nikmatnya iman, nikmatnya damai, nikmatnya mencintai Allah.. gak ada perasaan senikmat ini, kan Niskala?"
Lantas ia mengangguk dan mengajakku menyusuri tiap tapak dan pijakan sebelum diri kembali kepada Allah.
"Berhenti mencintai manusia atau berhenti terikat dengan hubungan yang gak halal juga contohnya, sakit tapi itu gak akan seberapa dengan nikmatnya selamat. Berperang dengan nafsu sama aja berperang dengan syaitan"
Akhirnya hanyalah satu, nikmat dunia adalah sebaik-baiknya kesesatan yang nyata. Yang membuatmu bahagia pada dunia fatamorga, bisa saja menjadi penyesalan yang membawamu pada kesengsaraan akhirat.
3 notes
·
View notes