Menikmati senja yang terguyur hujan ditemani secangkir kopi
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Menyimpan Rencana
Soal rencanamu, tidak semua orang harus tahu. Malah sembunyikan jika perlu.
"Kerana yang membencimu pasti akan menghalangimu, yang memanfaatkanmu pasti akan berusaha untuk menikmatimu, dan yang hasad juga iri padamu akan berusaha mengambilnya darimu"
Seringkali, rencana yang kita sembunyikan akan sampai pada tujuannya. Dan yang kita umbar juga beritahu, seringkali tidak jadi dan berakhir gagal.
Sebaiknya, rencana masa depanmu hanya kamu dan Allah saja yang tahu, selebihnya, tidak perlu.
Simpan rencana dan cerita yang seharusnya disimpan, sampaikan yang seharusnya dan seperlunya untuk disampaikan. Memang, agak sulit untuk menahan bercerita itu, apalagi untuk orang dengan tipe ekstrovet yang tinggi. Tapi, cobalah untuk mengontrol lisan dan keinginan. Ingat, seperlunya dan tidak semua orang harus tahu, ya. Selamat mengendalikan lidah dan menyimpan kisah :')
@jndmmsyhd
463 notes
·
View notes
Text
Coba baca sebentar.
Mengapa sebagian orang memandang aneh terhadap seorang yang masih sedikit ilmu namun semangatnya untuk menimba ilmu begitu berkobar?
Mengapa sebagian orang memandang aneh terhadap seorang yang baru menimba ilmu namun ilmu yang didapatnya ternyata membawa manfaat untuk dirinya sendiri dengan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari?
Mengapa sebagian orang memandang aneh terhadap seorang yang kepribadian dirinya ternyata dapat jauh berbeda dari para keluarganya terdahulu? Seolah anak shalihah, hanya terlahir pada keluarga shalihah.
Mengapa sebagian orang memandang aneh terhadap seorang yang tak menimba ilmu dipesantren sementara ia berhasil mengenal sunnah, mendapat hidayah, dan berusaha untuk menjalankan kehidupan sehari-harinya sesuai yang Allah perintah? Seolah hijab syar'i hanya untuk mereka yang lulusan sekolah madrasah.
Mengapa sebagian orang memandang aneh terhadap seseorang yang cita-citanya ingin mengenal agamanya, hanya dengan menilai dari masa lampau dan aktivitas yang digeluti, padahal, bukankah masa depan itu milik siapa saja yang mau berusaha, atas seizin Allah?
Aku ingin bertanya.
Mengapa sebagian orang tak merasa aneh dengan seorang yang sudah banyak ilmunya, namun ia merasa cukup sehingga merasa malas berhenti belajar?
Mengapa sebagian orang tak merasa aneh dengan seorang yang sudah lama menimba ilmu, namun ia tidak mengamalkan ilmunya?
Mengapa sebagian orang tak merasa aneh dengan orangtua yang merasa dirinya dari keluarga beragama, membanggakan anaknya yang penuh ilmu, sementara anaknya tak dididik olehnya, lalu apa haknya memandang orang tua lain tidak cerdas dalam mendidik anak?
Mengapa sebagian orang tak merasa aneh dengan seorang yang menimba ilmu dipesantren, tetapi tak mencerminkan anak pesantren yang sesungguhnya? Mengapa banyaknya ilmu yang diagung-agungkan itu tidak membuatnya takut kepada Allah? Mengapa fasihnya membaca al-qur'an tak membuatnya ia rajin bertadarus? Mengapa banyaknya hafalan tak membuat ia menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari juga masih abai terhadap yang telah Allah larang?
Mengapa sebagaian orang tak merasa aneh dengan seorang jurusan PAI, Pesantren 6 tahun, terlahir dari keluarga terpandang beragama, tetapi keluar masih memakai celana dan kerudung yang dilipat pada lehernya?
Mengapa sebagian orang tak merasa aneh dengan seorang yang menimba ilmu agama dan duduk dibangku pesantren sementara ia mengeluhkan studinya, tak memahami pengajarannya, juga akhirat bukan tujuannya?
Mengapa hanya merasa aneh terhadap seorang pendosa yang bertaubat? Mengapa hanya merasa aneh terhadap seorang yang menggeluti ilmu-ilmu bisnis tapi ia meluangkan banyak waktu untuk mempelajari agama dan mengamalkannya?
Saya yakin, setiap orang berhak mengenal agamanya. Berhak mendekat pada Rabb-Nya. Bukan hanya orang-orang yang memiliki ilmu tapi ilmunya hanya sebagai hiasan. Saling memperbaiki. Jika ada yang kurang ilmu, maka ajari. Jika ada yang lupa mengamalkan ilmunya, maka diingatkan. Jangan pernah merasa baik!
24 notes
·
View notes
Text
“Terkadang, yang paling baik dan yang paling tulus adalah apa-apa yang tak diucapkan.”
— (via mbeeer)
1K notes
·
View notes
Text
Waktu bergerak lebih lambat dari biasanya
Menimbulkan gemericik aneh di telinga
Ada sedikit rasa yang hampir tertelan, tertahan di tenggorokan
Menimbulkan rasa risih, tidak nyaman
3 notes
·
View notes
Text
“If speaking kindly to plants can help them grow, just imagine what speaking kindly to humans can do.”
— Unknown
2K notes
·
View notes
Text
Rentang
Dalam rentang waktu semesta
Menjadikan diri semakin memuja tiap kata
Meski dihiasi pahit dan kecewa
Namun, itu hanyalah perihal rasa
Barangkali akan sirna
Sementara kita semakin mendewasa
1 note
·
View note
Text
Rindu, Candu
Pada angin yang mendayu syahdu. Hadirnya mampu menyapamu tanpa ragu, seakan menyelipkan sejuta candu. Candu yang tak jemu merajut rindu ingin bertemu.
1 note
·
View note
Text
Udah, nanjak aja pokoknya
1 note
·
View note
Text
Mulai terbiasa
“Menghilanglah sepuasmu. Hingga tanpa sadar kau sedang perlahan mengajarkanku untuk mulai terbiasa menjalani hidup tanpa kehadiranmu.”
— (via mbeeer)
1K notes
·
View notes
Text
Cintai asapmu, sesak napas tiap hari
Nyanyi ala iklan susu fermentasi
1 note
·
View note
Text
1 note
·
View note
Text
“Your life will get better when you realize it’s better to be alone than to chase people who don’t really care about you.”
— Thema Davis
3K notes
·
View notes