Text
Walaupun hari ini doa kita masih terdengar sepi dibumi, namun ternyata penduduk langit sudah begitu riuh mengAmini.
Buktinya Allah selalu memberikan jalan kemudahan disaat kita sedang kesulitan, dan juga kesusahan.
Teruslah berdoa dan berusaha. Apalagi kita sebagai pewaris lahan dibumi, tentunya jangan lupa sekecil apapun itu nikmat kepada yang mewariskan bumi.
Tetap bersyukur, dan jangan sekali-kali kufur.
اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْٓءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ الْاَ رْضِ ۗ ءَاِلٰـهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَ
"Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di Bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat."
(QS. An-Naml 27: Ayat 62)
26 notes
·
View notes
Text
Beririsan
Beberapa kali ku tarik masa lalu, sebanyak itupun aku bingung menyiasati peluang yang seharusnya itu datang. Padahal, garis waktu kita berada dilingkungan yang sama. Lingkungan kota yang pernah kita kunjungi, juga merupakan hal yang tak asing bagi kita. Ataupun kegiatan yang menyenangkan bagimu dan untukku, juga sesuatu yang memiliki daya tarik bersisian.
Tapi, sebanyak apapun peluang yang hadir, belum pernah aku mendapati dirimu disana.
Setidaknya di kota itu, kenalan-kenalan kita saling berhimpun satu dan yang lain. Mereka saling berjabat erat, layaknya teman serta kerabat dekat. Aku tahu kenalanmu --walau sedikit, dan kau tahu kenalanku.
Lagi-lagi aku belum pernah menjumpaimu dalam satu lingkaran duduk mereka.
Lalu semesta memberikan peluang bertemu ketika kita sama-sama menghadapi kendala yang diberikan oleh orang terdekat. Problematika tersebut malah memberikan kesempatan bagimu dan untukku agar bisa saling tahu maksud yang diarahkan senior dan orang terdekat.
Kamu jadi bertanya-tanya, "jadi selama ini kalian dimana?".
Aku membuat senyuman simpul kecil. Mana mungkin aku bisa sembunyi dari garis takdir untuk menghindari sebuah pertemuan. Hanya saja, takdir kita belum berisisan. Kata orang, takdir itu presisi dan tepat pada waktunya.
Tapi walaupun kita beririsan belum tentu berpeluang, bukan?
Seseorang pernah berkata, "dari segala lika liku perjalanan hidup dan dari semua pengalaman pertemuanku dengan orang di dunia, aku semakin yakin bahwa segala sesuatu yang kita punya selalu sesuai dengan porsinya. Aku perlu menerima takdir bahwa pertemuan kita hanya sampai disana. Supaya aku tak menyesali apa-apa. Tapi aku tetap berdoa; semoga kita punya takdir selanjutnya.. "
0 notes
Text
hari bersama Ayure
catatan ini dituliskan agar sebagai pengingat bahwa rezeki itu banyak sekali bentuknya. dan tulisan ini salah satu dari sekian banyak wujudnya.
26 Oktober 2024, aku memutuskan pergi ke kampung Ayure, karena dia cerewert kali, "ke Payakumbuh sampai, ke tempat Ayure ndak ada sampai-sampai" hahaha bisa aja dia. yoweslah, setelah jadwal hari Sabtu selesai, meluncurlah ke tempat Ayure dengan travel luar kota Padang. sampe di Kab. Solok sekitar pukul 19.00 lewat. dan kami ancang-ancanglah rencana halan-halan.
walaupun dah sering lewat sini, tapi kok beda aja pas melewati ini dengan Ayure wakaka *dramatisir wkwkwkwk
lalu pergilah ke salah satu tempat favoritku sepanjang masa, yakni Alahan Panjang. Alahan Panjang always gonna be my fav place. always.
walau dah berkali-kali ke Alahan Panjang, ntah kenapa selalu hangat hati (padahal cuacanya dingin kali wakaka)
ntah apalah maksud tulisan ini. susah kali pala ku menulis diksi-diksi. ngga bisa aku nulis yang sweet sweet, lagi mumet otakku. biar lah kusalurkan lewat tulisan ini. hahaha
dahlah itu aja. mo bobok lagi. hahaha random kali isi pala ku.
0 notes
Text
refleksi hari ini
tadi pagi nganterin adik kursus, mampirlah ke warung bubur+sarapan. alhamdulillah Allah kasih rezeki, bisa makan pagi dan ngirup udara pagi dengan santai (ngga keburu-buru kayak yang lain).
trus ngide lah ke mini market belik cokelat harganya 9.000, bayar di kasir keingat celoteh anak kecil yg pernah kutemui dulu disalah satu minimarket, "Kak, drpd beli cokelat, mending beli nasi bungkus" ujarnya begitu polos karena disampingku saat itu saat membayar cokelat. aku hanya tersenyum dan menyetujuinya dalam hati. trus si kasir yg mendengar celoteh anak itu, "terserah kakak itu lah.." jawabnya. aku hanya pergi dan melalui, sambil membenarkan apa yang diutarakan anak kecil itu.
lalu saat setelah membeli cokelat tadi, aku melihat sekitar, ada yang mengepel lantai, menyapu halaman mini market, jadi tukang parkir, bawa-bawa belanjaan harian, dsb. aku melewati pagi dengan mudahnya Allah kasih rezeki membeli cokelat.
yaa Allah.. limpahkan rezekiMu dan berkahilah selalu kepada kami, hamba-hambaMu..
Padang, 2 Nov 2024
1 note
·
View note
Text
The following five things cure the heart:
The company of the pious
Recitation of the Qur'an
Keeping the stomach empty
Standing in Salah during the night
Weeping in front of Allah before dawn
[التحضير ليوم القيامة ٣٨]
156 notes
·
View notes
Text
Walau ngga shaleh-shaleh amat, tapi bersyukur punya teman-teman yang selalu ingetin dalam kebaikan. Ngga hanya nanya kabar ttg duniawi, tapi juga nanya ttg kabar ukhrawi :")
Kadang kek merasa, "Ri, kamu tu kok kurang syukurnya. Ini udah diberikan nikmat yg mungkin orang lain belum merasakan, tapi kok kamu tu merasa masih kurang masih kurang.."
Ditanya kabar hati aja, aduh makjang, kurang so sweet apa kan.
Ada lagi salah seorang teman memberikan buku panduan shalat Nabi, katanya coba diubah shalatnya biar hidup kita diperbaiki Allah.
Yaa Allah.. Yaa Allah..
:")
0 notes
Text
Sepulang kajian, Latifah membagikan kalimat yang mungkin sudah ia tahan lama. Mungkin bisa dibilang melihat perubahanku yang sangat tak ia harapkan, mungkin dengan mendengar kalimat itu membuatku menjadi lebih baik —prasangkaku.
Diperempatan lampu merah Latifah membuka suara. "Ri, guru les awak mananyoan kaba Ri taruih. 'Gimana kabar temannya Latifah? Ada sehat?' pokoknyo kalau Fa ado urusan dg beliau, pasti ado nanyo Riri.." Ujar Latifah.
Latifah sahabatku sejak SMA kelas 1, dia paham bagaimana perjalananku hingga saat ini. Pun, mengenai kalimat itu, padahal Latifah sering membahas mengenai beliau namun tak pernah menyampaikan hal tersebut —mungkin menjaga hal-hal yang ndak perlu ku ketahui.
Mendengar hal tersebut, aku merasa bahagia, karena sudah 11 tahun sejak tamat dari SMA tidak pernah berkomunikasi dan berinteraksi, apalagi hanya sekedar menyapa. Namun, beliau masih tetap mengingatku sebagai muridnya. Apa mungkin karena aku terlalu menjadi murid terbaik di hidupnya? HAHAHA entahlah~
0 notes
Text
Percakapan tadi,
"Kak, boleh sharing time?" Tanya muridku.
"Ya, mau sharing apa?" Jawabku yang sedang serius mengamati materi-materi PTSnya minggu depan.
"Kak, aku mau cari tahu tentang bokep.." Ujarnya sambil mengetikan sesuatu di ponselnya.
Segera ku raih ponsel yang berada di aplikasi youtube dan berhenti sejenak ditengah fokus materi PTS.
"Dari mana kamu tahu tentang itu?" Selidikku sedikit bingung campur ngeri dengan pernyataannya tadi. Dia anak yang lugu, sejak kapan dia menjadi seperti ini, bathinku menggebu-gebu.
"Psikolog bilang tentang bokep bokep, Kak, jadi aku penasaran."
"Kamu ke psikolog? Ngapain?" Pikiranku menduga yang aneh-aneh.
"Bukan, psikolog datang ke sekolah. Terus bilang, 'jangan buka bokep' gitu, Kak. Teman-temanku juga sering bilang itu. Tapi aku ga tau, makanya tanya dan cari tahu.." Jelasnya.
"Kenapa psikolog sampai datang ke sekolah?" Pertanyaanku bertubi-tubi.
"Anak laki-laki sering buka-buka rok anak cewek. Terus mereka sering sebut-sebut 'gay'. Kadang celanaku dibukanya.." Ujarnya.
Aku menghela nafas panjang. Membisu sejenak, memikirkan kalimat apa yang pantas disampaikan untuk anak laki-laki yang akan peralihan ke masa remaja.
Dia memang bukan siapa-siapaku, bukan adik, sepupu, ataupun kerabat. Tapi ini penting bagiku menjaganya.
"Kamu boleh baik ke semua orang. Boleh sapa, boleh senyum ke semua orang. Entah mereka jahat, baik, atau bagaimanapun bentuk mereka. Cuma kamu mesti pilih-pilih untuk sama siapa menghabiskan hari-harimu. Pilih-pilih teman sama siapa kamu habiskan waktu untuk bermain. Kakak ngga setuju dan ngga mau kamu main sama teman-teman yang kamu sebutkan tadi.." Tegasku.
"Iya, Kak.. "
"Kita diciptakan ada perempuan dan laki-laki. Kalau laki-laki, jadilah laki-laki yang baik, pemberani, bertanggungjawab, pantang menyerah. Kalau perempuan, jadilah perempuan yang baik, jangan menggoda laki-laki.." Nasehatku padanya.
Dia pun terdiam.
"Makanya di agama Kakak, laki-laki dan perempuan tu ada batasannya. Pacaran aja ngga boleh.." Tambahku.
"Loh? Kalau udah suka gimana? Langsung nikah, gitu?"
"Ya, nikah. Tapi harus selesai dulu sekolah. Makanya fokus aja sekolah. Ngga usah suka-sukaan."
"Agamaku sih boleh aja, tapi ngga boleh anak kecil kayak aku." Ujarnya.
Ditengah riuhnya sharing muridku, aku diam memikirkan bagaimana nanti mengajarkan hal-hal ini pada generasi selanjutnya. Memang perlu keterbukaan antara anak dan orangtua untuk membahas hal yang tabu, agak sedikit memalukan, tetapi penting untuk anak tahu.
Hmmm.. Sungguh sangat menantang membangun generasi kedepan karena keterbukaan infomasi dan akses yang sangat mudah didapatkan. Apalagi ditambah game di ponsel yang menyelipkan hal-hal yang berbau seks. Hmmm.
Bingung.. Bingung ku memikirnya~
Padang, 20 September 2024
1 note
·
View note
Text
Tadi sebelum berangkat ngajar siang
Ibuk : "makan dulu, Ri. Ibuk gorengkan dulu, bia angek dimakan.."
Me : "beko ajo, Buk, pas Ri pulang. Ri ngajar sabanta dulu.."
Ibuk : "iyolah, beko pas pulang se ibuk gorengkan, ndak lamak kalau kini digoreng.."
Kebetulan ibuk masak ayam+terasi, jam ngajar mepet-mepet pulak. Terharu je sama ibuk 🥲
Ibuuukkkkk
Padang, 20 September 2024
0 notes
Text
Kembali Merangkai Ikhlas
"Pengen itu yaa Allah.. Pokoknya yang itu yaa Allah..". Dia selalu saja bersikeras kepada Allah atas keinginannya. Padahal jauh dalam lubuk hatinya berbisik, " Manut aja kenapa? Doa tu harus yang ikhlas.. Jangan ngotot napa?". Memang tubuhnya satu, tapi dalam jiwanya semuanya sedang berdebat atas apa yang terjadi.
"Mesti ikhlas, dah. Itu pemecahan segala masalah yang kamu hadapi.." Nasehat salah satu teman baiknya.
"Ikhlas? "
"Ya, dimana kamu harus mengosongkan atas apa-apa yang kamu inginkan.. " Ujarnya.
"Bukannya kita bisa meminta apa yang kita pinta? Allah kan Maha Kuasa." Ujarku tak mau kalah.
"Ya. Kamu benar. Tidak salah. Hanya saja Allah ingin mengajarkanmu arti ikhlas dan tulus dalam berdoa. Allah ingin megajarkanmu setiap amal yang kamu lakukan bukan untuk mendapatkan apa yang menjadi pintamu. Apa-apa yang kamu lakukan, semoga diniatkan untuk-Nya."
Tamparan itu seketika mendarat tajam menusuk sukma.
Apa selama ini aku tidak ikhlas dan tulus dalam beribadah ya, yaaAllah?
Apakah karena berlandaskan pinta-pintaku?
"Semoga kamu paham apa yang menjadi jawabku.." Ia mengakhiri nasehatnya.
Padang, 18 September 2024
0 notes
Text
Membaca Pertanda
Ya Allah, jika kebaikan itu benar-benar akan datang, mudahkanlah kami untuk memiliki kepekaan dalam membaca pertandanya. Pertanda yang benar pertanda, bukan yang samar dan meragukan namun kami mengiranya sebagai pertanda. Sebab, sudah berulang kali kami keliru membaca pertanda, menanti-nanti kebaikan sambil membuka pintu yang sangat lebar, tapi ternyata ia belum kunjung datang.
Ya Allah, jika kebaikan itu benar-benar sedang Engkau perjalankan menuju kami, mudahkanlah kami untuk untuk memiliki kelembutan hati dalam membaca pertandanya. Sehingga kami menunggunya dengan tenang, bukan dengan gusar dan penuh keresahan. Sebab, sudah berulang kali kami lelah dengan diri kami sendiri, yang semakin tergilas oleh rasa tidak sabar yang perlahan menghancurkan diri kami dari dalam.
Ya Allah, jika kebaikan itu benar-benar Engkau izinkan untuk bisa kami terima di dunia, mudahkanlah kami untuk mengilmui apa-apa yang menjadi sebab baiknya penerimaan kami terhadap kedatangannya. Sebab, kami tidak ingin hanya terdorong oleh keinginan yang besar akan datangnya kebaikan itu padahal ilmu kami nol besar. Titipkan dan karuniakanlah kepada kami pemahaman dan pemaknaan yang lurus, agar kebahagiaan yang datang menyertai kebaikan itu tidak lantas membuat kami tersesat dalam riuhnya kesementaraan perasaan kami.
Ya Allah, jika kebaikan itu benar-benar akan menjadi takdir baik sekaligus penyejuk bagi hati kami, mudahkanlah kami untuk mampu mengenali tanda-tandanya pada diri kami. Izinkanlah kebaikan itu hadir dalam bentuk, rupa, dan kondisi yang paling prima, yang karena kedatangannya kami dapat berbahagia namun kebahagiaan itu mewujud dalam bentuk lainnya: ketenangan, ketaatan, dan kesediaan untuk tetap mau berserah diri kepada-Mu sekalipun kami tengah berbahagia.
264 notes
·
View notes
Text
Kalau boleh,
Gimana yaa Allah?
Menurut Engkau?
Terserah Engkau aja ya Allah.
Hamba ikut aja.
Maaf banyak protes.
0 notes
Text
Aku suka kebijaksanaan yang kutemui ditengah perjalanan pulang.
"Wahai Tuhanku, sungguh aku tidak takut ditinggalkan oleh makhluk. Yang aku takutkan adalah Engkau meninggalkanku.
Sungguh aku tidak takut tidak dicintai oleh makhluk, yang aku takutkan Engkau tidak lagi memberikan rahmat dan ampunan-Mu.. "
Padang, 27 Agustus 2024
0 notes
Text
Kebijaksanaan hari ini yang kutemui di pertengahan jalan,
Mungkin kita minta diubah keadaanya;
Namun yang paling terpenting, ubah dulu sudut pandang kita terhadap sesuatu.
*aku suka kebijaksanaan ini :)
.
Arifah,
23 Agustus 2024
0 notes
Text
Sungguh, Kau Boleh Pergi
Aku pernah banyak mintanya pada Tuhan segalanya tentangmu
Namamu tiap hari tak pernah alpa dalam ucapanku
Engkau kusebut dalam bait doaku
Selalu dan terus begitu.
Tuhan tak pernah bosan mendengarkan curahan hatiku
Dia dengan senang mendengarkan pintaku
Dengan lirih aku bermunajat pada-Nya
Dan Dia memahami itu.
Hingga tiba waktunya
Aku rasa pintaku belum menemukan muaranya
Masih menyusuri jejalnya waktu
Sampai garis takdir itu dipertemukan.
Untuk saat ini
Kubiarkan dulu sepi memeluk diri
Sungguh, kau boleh pergi
Tolong hati-hati.
Arifah,
Padang, 23 Agustus 2024
0 notes
Text
Sajak Tentangmu (2)
Usai kutelusuri tanyaku pada-Nya tentangmu
Jalan yang kita lalui belum memberikan jawaban yang pasti
Apakah ada lagi sisian garis waktu kita akan bertemu lagi
Atau bahkan kita hanya akan berotasi pada garis edar masing-masing
Namun sajak tentangmu takka lekang oleh waktu
Bagaimanapun, lagi-lagi kubiarkan ikhlas menjadi pemenang dalam cerita kita
Arifah
Padang, 23 Agustus 2024
0 notes
Text
Sajak Tentangmu
Aku suka saat bulir air membasahi bumi dengan deras
Saat itu, aku dengan lekat-lekatnya bercengkrama dengan Tuhanku mengenai kamu
Semua kuadukan pada-Nya
Cerita-cerita detail yang tak bisa kusampaikan pada manusia, Dia memahaminya;
Aku suka saat senyap menghampiri malam
Saat itu, aku dengan mesranya merayu Tuhan yang punya banyak segalanya
Padanya aku meminta
Dengan segenap rasa mendalam, ku puja Ia dengan kalimat romansa
Lagi-lagi, tak lupa kusebut namamu pada-Nya;
Aku suka saat tabuh bergemuruh di kala jingga mulai menampakkan dirinya
Saat itu, aku dengan bersemangat sehabis tidur menggebu-gebu pada Tuhan
Dia tak pernah bosan mendengar namamu
Selalu saja tentangmu;
Aku suka saat hari kelima di antara hari yang lain
Saat itu, aku percaya cerita-ceritaku sedang hangatnya dipertimbangkan
Tuhan tahu aku menginginkanmu
Hanya saja, Ia menyuruhku untuk meredakan egoku terlebih dahulu
Karena Tuhan masih ingin mendengarkan cerita-cerita hatiku.
Arifah
Padang, 23 Agustus 2024
0 notes