Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Tunggu
Ada harapan yang mungkin tak bisa disampaikan, bahkan dengan kata.
Meski pun degup jantungku masih bernyawa.
Mata yang enak dipandang itu masih menyala.
Terlalu banyak asap yang mengintai kita,
bergumul menjadi pesakitan.
Menyebabkan yang tertata rapi jadi berantakan.
Sayang,asal kau tau.
Tutur katamu adalah puisi yang aku idam-idamkan.
Di dalam dirimu jua adalah aku; cermin pantulan.
Penuh buku baru di dalam kepalamu yang jadi perpustakaan.
Hei, tunggu!
Ujung-ujung kaki sudah di batas.
Tapi ini belum tuntas.
4 notes
·
View notes
Photo
Aku cemburu, Tuan Pada tumpukan pekerjaan yang menyita sebagian waktumu Pada jam tangan di pergelangan kirimu yang sesaat kau tatap
Aku cemburu, Tuan Pada pahit manis kopi yang kau teguk Pada bibir cangkir yang bertemu bibirmu
Aku cemburu, Tuan Pada hangat matahari yang memeluk tubuhmu Pada semilir angin yang memainkan rambutmu
Aku cemburu, Tuan Pada mereka yang bisa setiap saat melihat tawamu Pada mereka yang bisa begitu dekat, bercerita, berbagi tawa denganmu tanpa jarak
Aku katakan aku tidak cemburu, Tuan Karna cemburuku bisu
11 notes
·
View notes
Text
“Rumah”
Pernah ga sih nemu “Rumah” di dalam seseorang?
“Kamu adalah rumahku, tempatku kembali pulang”
Biasanya ungkapan aku pribadi kalo udah ngerasa match banget sama satu orang, mau ke pasangan atau siapapun, sampe yang sekarang aku sadari kalo ITU SALAH BESAR. PEOPLE ARE NOT HOMES.
Ketika kita menganggap seseorang adalah “rumah”, kita sama saja memenjarakan dia dalam perspektif bahwa dia adalah “orang yang akan selalu ada ketika kita tersesat” NO. Manusia itu kaya sungai. Selalu mengalir. Selalu berubah. Dia gak akan selalu ADA DISANA jadi “rumah” kita. Ketika kita menaruh semua hidup kepada seseorang sebagai “rumah”, sesungguhnya diri sendirilah yang tersesat. Apa yang terjadi ketika kita menganggap seseorang adalah “rumah”? Ketika seseorang berubah, dia tidak akan menjadi “rumah” lagi. “Rumah” pergi, lalu mau kemana lagi? Mencari “rumah” baru lagi? Dan kemudian “rumah” nya pergi lagi? Begitu seterusnya? Jika kita sama, kita telah membuat kesalahan.
“Aku sudah nyaman sama kamu”
Oke gini deh ketika kamu keenakan nyaman senderan di sofa, sofanya rusak, kamu mau senderan kemana? Yakin kamu bisa ngebenerin sofanya? Yang kamu lakukan cuman bisa nambal sofanya lagi supaya kamu bisa kembali nyaman.
Jangan pernah menganggap seseorang adalah “rumah”. Jangan pernah menganggap seseorang adalah “tujuan untuk kembali pulang” Jangan pernah menyandarkan hidup sepenuhnya kepada seseorang. The REAL HOMES, is YOURSELF.
Hanya diri sendirilah tempat tujuan untuk kembali pulang. Remember that powerful words? “WE FALL IN LOVE WITH PEOPLE WE CAN’T HAVE” Ya emang gak akan pernah bisa. Kenapa? Karena “PEOPLE” bukanlah barang yang bisa kita “MILIKI”. Sama seperti “rumah” :)
14 notes
·
View notes
Text
Buka twitter ga boleh, keseringan buka ig gak mau, tumblr ilegal gini. Pesbuk ajalah udah.
0 notes
Text
14:32
Sesekali lihatlah aku melakukan pekerjaan.
Selalu berkejaran, berselang-seling dengan rinduku padamu.
Aku selalu menyimpan pelukanmu, tak peduli seberapa jauh, tak peduli panas atau dingin di luar, sedang di hujani air atau cahaya dari matahari sedang cantik cantiknya.
Ah, andai saja kau tau, pasti kau tak kan lupa cara mengenangku.
0 notes
Text
Mahfudzot
*Semoga tidak sekedar hafalan didepan kelas dan musnah ditelan zaman,*
1. مَنْ جَدَّ وَجَدَ 2. مَنْ سَارَ عَلَى الدَرْبِ وَصَلَ 3. مَن صَبَرَ ظَفِرَ 4. مَنْ قَلَ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ 5. جَالِسْ أَهْلَ الصِدْقِ وَ الوَفَاءِ 6. مَوَدَّةُ الصَدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِيْقِ 7. وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَعَبِ 8. الصَبْرُ يُعِيْنُ عَلَى كُلِّ عَمَلٍ 9. جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا 10. اطْلَبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَحْدِ 11. بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ 12. الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَهَبِ 13. العَقْلُ السَلِيْمُ فىِ الجِسْمِ السَلِيْمِ 14. خَيْرُ جَلِيْسٍ فىِ الزَمَانِ كِتَابٌ 15. مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ 16. خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلَى الخَيْرِ 17. لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَاسُ كَالبَهَائِمِ 18. العِلْمُ فىِ الصِغَرِ كَالنَقْشِ عَلَى الحَجَرِ 19. لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ التِى مَضَتْ 20. تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا 21. العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَجَرِ بِلاَ ثَمَرٍ 22. الإِتِّحَادُ أَسَاسُ النَجَاحِ 23. لَا تَحْتَقِرْ مِسْكِيْنًا وَكُنْ لَهُ مُعِيْنًا 24. الشَرَفُ بِالأَدَبِ لَابِالنَسَبِ 25. سَلَامَةُ الإِنْسَانِ فِى حِفْظِ اللِّسَانِ 26. آدَبُ المَرْءِ خَيْرٌ مِنْ ذَهَبِهِ 27. سُوْءُ الخُلُقِ يُعْدِى 28. آفَةُ العِلْمِ النِّسْيَانُ 29. إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ 30. لَا تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَىءٍ مَزِيَّةٌ 31. اَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ 32. فَكِّرْ قَبْلَ أَنْ تَعْزِمَ 33. مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اِسْتَعَدَّ 34. مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً وَقَعَ فِيْهَا 35. عَدُوٌّ عَاقِلٌ خَيْرٌ مِنْ صَدِيْقٍ جَاهِلٍ 36. مَنْ كَثُرَ إِحْسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ 37. اِجْهَدْ وَلَا تَكْسَلْ وَلَا تَكُ غَافِلًا # فَنَدَامَةُ العُقْبَى لِمَنْ يَتَكَاسَلُ 38. لَا تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلَى الغَدِ مَاتَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ 39. اُتْرُكِ الشَّرَّ يَتْرُكْكَ 40. خَيْرُ النَّاسِ اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَاَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ 41. فِى التَّأَنِّى السَّلَامَةُ وَفِى العَجَلَةِ النَّدَامَةُ 42. ثَمْرَةُ التَفْرِيْطِ النَدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَلاَمَةُ 43. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ 44. فَجَزَاءُ سَيَّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا 45. تَرْكُ الجَوَابِ عَلَى الجَاهِلَ جَوَابٌ 46. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ 47. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الْكَاَةمُ 48. مَنْ طَلَبَ اَخًا بِلَا عَيْبٍ بَقِيَ بِلَا اَخٍ 49. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا 50. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ 51. خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَطُهَا 52. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ 53. إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ 54. لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلْ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلًا 55. لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِى قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلْ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ 56. لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَاَامٍ جَوَابٌ 57. وَعَامِلِ النَّاسَ كَمَا تُحِبُّ أَنْ يُعَامِلُوْكَ 58. هَلَكَ اِمْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ 59. رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ 60. مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ 61. لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنَا إِنَّ الَجمَالَ جَمَالُ العِلْمِ وَالأَدَبِ 62. لَا تَكُنْ رَطْبًا فَتُعْصَرَ وَلَا يَابِسًا فَتُكَسَّرَ 63. مَنْ اَعَانَكَ عَلَى الشَّرِّ ظَلَمَكَ 64. العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلًا 65. أَخِىْ لَنْ تَنَالُ العِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَ طُوْلُ زَمَانٍ 66. مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى 67. اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ 68. النَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ 69. إِذَا كَثُرَ الـمَطْلُوْبُ قَلَّ الـمُسَاعِدُ 70. لَا خَيْرَ فِى لَذَّةٍ تَعْقِبُ نَدَمًا 71. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ 72. رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ 73. دَاوُوا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ 74. الكَاَِمُ يَنْفُذُ مَا لَا تَنْفُذُهُ الإِبَرُ 75. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَبًا 76. سِيْرَةُ الـمَرْءِ تُنْبِئُ عَنْ سَرِيْرَتِهِ 77. قِيْمَةُ الـمَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ 78. صَدِيْقُكَ مَنْ اَبْكَاكَ لَا مَنْ اَضْحَكَكَ 79. عَثْرَةُ القَدَمِ اَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ 80. خَيْرُ الكَاَُمِ مَا قَلَّ وَدَلَّ 81. كُلُّ شَيْءٍ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ إِلَّا الاَدَبُ 82. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ 83. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ يَكْفِيْهِ بِالإِشَارَةِ 84. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلَا تَنْظُرْ مَنْ قَالَ 85. الحَسُوْدُ لَا يَسُوْدُ 86. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا
1. Siapa bersungguh-sungguh dia berhasil. 2. Siapa berjalan pada relnya akan sampai. 3. Siapa bersabar berhasil. 4. Siapa sedikit kejujurannya, sedikit temannya. 5. Bergaullah dengan orang jujur dan menepati janji. 6. Kasih sayang teman tampak pada waktu kesempitan. 7. Tak ada kenikmatan kecuali setelah susah payah. 8. Kesabaran membantu atas setiap pekerjaan. 9. Coba dan perhatikan, kau akan jadi tahu. 10. Tuntutlah ilmu sejak buaian hingga liang lahat. 11. Telur hari ini lebih baik dari ayam besok hari. 12. Waktu itu lebih berharga daripada emas. 13. Pikiran yang sehat terdapat pada badan yang sehat. 14. Sebaik-baik teman duduk sepanjang waktu adalah buku. 15. Siapa menanam dia akan memetik. 16. Sebaik-baik kawan adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan. 17. Jika tak ada ilmu maka pasti manusia seperti binatang. 18. Pengetahuan pada waktu kecil seperti lukisan di atas batu. 19. Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu. 20. Belajarlah pada waktku kecil dan amalkan dia saat kau besar. 21. Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tanpa buah. 22. Persatuan adalah dasar keberhasilan. 23. Jangan menghina orang miskin dan jadilah penolong baginya. 24. Kemuliaan itu dengan adab bukan karena keturunan. 25. Keselamatan manusia ada pada menjaga pembicaraannya. 26. Perilaku (baik) seseorang lebih baik dari emasnya. 27. Kejelekan perilaku itu menular. 28. Bencana pengetahuan adalah lupa. 29. Jika benar tekadnya maka akan jelas perjalanannya. 30. Jangan menghina orang yang lebih rendah darimu, karena setiap sesuatu memiliki kelebihan. 31. Perbaiki dirimu, maka akan baik kepadamu semua manusia. 32. Berpikirlah sebelum bertindak. 33. Siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan dia akan bersiap-siap. 34. Siapa menggali lobang akan terposok ke dalamnya. 35. Musuh yang cerdas lebih baik dari kawan yang bodoh. 36. Siapa yang banyak kebaikannya maka banyak sahabatnya. 37. Bersungguh-sungguhlah dan jangan malas dan jangan jadi lalai, karena penyesalan mendalam itu adalah milik mereka yang bermalas-malasan. 38. Jangan tunda pekerjaanmu hingga besok, apa yang dapat kau kerjakan hari ini. 39. Tinggalkannlah kejahatan itu, dia pasti meninggalkanmu. 40. Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik akhlaknya dan paling bermanfaat bagi manusia. 41. Dalam kehati-hatian ada keselamatan dan dalam ketergesa-gesaan ada penyesalan. 42. Buah dari penyia-nyiaan adalah penyesalan dan buah dari keteguhan adalah keselamatan. 43. Kasih sayang pada yang lemah termasuk akhlak yang mulia. 44. Balasan dari kejelekan adalah kejelakan yang setimpal. 45. Meninggalkan jawaban untuk orang bodoh adalah jawabannya. 46. Barang siapa yang manis tutur katanya banyak sahabatnya. 47. Jika sempurna akal seseorang maka sedikit bicaranya. 48. Barang siapa yang mencari kawan tanpa aib maka dia tetap tidak memiliki kawan. 49. Katakanlah yang benar meskipun pahit. 50. Sebaik-baik hartamu adalah yang memberikan manfaat bagimu. 51. Sebaik-baik perkara adalah pertengahan. 52. Setiap tempat ada kata-katanya (yg cocok) dan setiap kata-kata ada tempatnya (yg cocok. 53. Jika kamu tidak malu maka berbuatlah sekehendakmu. 54. Bukannya aib bagi mereka yang miskin, tapi aib itu milik mereka yang pelit. 55. Bukannya yatim itu yang telah mati orang tuanya, tapi yatim itu adalah yang tidak memiliki ilmu dan sopan santun. 56. Setiap pekerjaan ada balasannya dan setiap perkataan ada jawabannya. 57. Dan perlakukanlah manusia sebagaimana kamu ingin diperlakukan. 58. Hancurlah seseorang yang tidak mengetahui kemampuannya. 59. Otak dari dosa adalah kebohongan. 60. Siapa yang menzalimi akan terzalimi. 61. Bukannya keindahan itu dengan pakaian yang menghiasi kita tapi keindahan itu adalah keindahan ilmu dan adab. 62. Jangan kamu lemah nanti kamu diperas dan jangan keras nanti kamu dipatahkan. 63. Barang siapa yang membantumu melakukakan kejelekan, dia menzalimimu. 64. Tindakan, membuat yang sulit menjadi mudah. 65. Saudaraku! Kamu tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam perkara, akan ku berikan perincian dengan jelas : Kecerdasan, Harta Benda, Ketamakan, Mempergauli Ustadz Kesungguhan Waktu yang panjang. 66. Barang siapa yang berhati-hati maka dia akan mendapatkan apa yang dia impikan. 67. Tuntutlah ilmu itu walaupun ke negeri Cina. 68. Kebersihan adalah bagian dari iman. 69. Jika perminataan terlalu banyak, sediki yang membantu. 70. Tak ada kebaikan pada kenikmatan yang diiringi penyesalan. 71. Mengatur pekerjaan akan menghemat setengah waktu. 72. Banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh seorang ibu. 73. Obatilah kemarahan itu dengan diam. 74. Perkataan itu menembus apa yang tak ditembus oleh jarum. 75. Tidak setiap yang berkilap itu adalah emas. 76. Tindak tanduk seseorang menunjukkan kepribadiannya. 77. Nilai seseorang sesuai dengan kebaikan yang dilakukannya. 78. Sahabatmu adalah yang membuatmu menangis bukan yang membuatmu tertawa. 79. Terpelesetnya kaki lebih aman dari terpelesetnya lidah. 80. Sebaik-baik kata adalah yang ringkas dan mengena. 81. Segala sesuatu jika kebanyakan akan murah kecuali sopan santun. 82. Awal kemarahan adalah kegilaan dan berakhir dengan penyesalan. 83. Budak itu dipukul dengan tongkat sedangkan orang yang merdeka itu cukup dengan isyarat. 84. Perhatikan apa yang dikatakan dan jangan perhatikan siapa yang mengatakan. 85. Pendengki tak akan bahagia. 86. Semua pekerjaan harus dituntaskan Jum'at barokah
5K notes
·
View notes
Quote
Daripada tenggelam dalam praduga yang tak beralasan, lebih baik menahan diri untuk tidak memberikan ekspetasi dan perasangka-perasangka yang tidak memiliki dasar
Kita seringkali disibukan oleh berbagai pikiran rumit yang kita ciptakan sendiri. Lantas menjadikan lelah dan berakhir tanpa apa-apa. (via creativemuslim)
362 notes
·
View notes
Quote
jangan umbar hubungan,tapi sebar undangan
tira,19yo yg sebentar lagi sebar undangan
2 notes
·
View notes
Quote
Ada hal-hal yang sebenarnya lebih mudah untuk kamu dapatkan tapi kamu enggan untuk mengambilnya menjadi milikmu. Dan sebaliknya, ada hal yang begitu sulit untuk kamu dapatkan tapi kamu mau bersusah payah untuk menjadikannya milikmu. Padahal bisa jadi sesuatu yang bisa dengan mudah kamu dapatkan belum tentu tidak berharga :)
Pernah mengalami? Seperti tatkala ada seseorang yang kita kenal, ia menyukai kita dan ia bisa menerima kita apa adanya. Tapi kita tidak memiliki perasaan sama sekali kepadanya. Sehingga kita lebih sering mengejar orang lain yang lebih sulit kita dapatkan dan belum tentu juga menjadi milik kita.
Tantangan. Kita suka tantangan. Ada perasaan menang dan bangga saat kita berhasil memenangkan sesuatu.
Hanya saja, di dunia ini banyak hal yang berjalan tidak seperti prasangka kita. Yang sulit kita dapatkan, bisa jadi berharga bisa jadi juga tidak. Begitupun dengan hal-hal yang mudah kita dapatkan, belum tentu hal itu tidak berharga. Bisa jadi hal yang mudah itulah yang amat berharga.
Seperti tatkala kita berjuang untuk sesuatu. Dan kemudahan-kemudahan yang kita dapatkan berkat doa dari kedua orang tua kita. Dan hal-hal yang terasa mudah kita dapatkan itu, adalah sesuatu yang amat berharga bukan? Sesuatu yang membahagiakan, sesuatu yang memang menjadi keberkahan untukmu.
Coba lihat sekeliling, barangkali kamu menemukan hal-hal berharga yang bisa dengan mudah kamu raih :)
Yogyakarta, 12 September 2017 | ©kurniawangunadi
(via kurniawangunadi)
2K notes
·
View notes
Text
Aku masih jauh..
Aku tau diri, aku masih jauh untuk menjadi wanita sholeha. Aku faham, perkara kurang, aku menang. Akupun sama halnya dengan wanita biasa, bahkan jauh lebih biasa. Aku sama, aku suka keindahan, aku suka dipuji, aku suka menunjukan. Fitrahku sebagai wanita. Namun, untuk menahan diri dari fitrah yg menjadi fitnah, dan meminimalisir hal tersebut, bukan perkara mudah. Aku sama, hasratku ingin dilihat, dipuji, justru jauh lebih besar daripada kalian. Tapi, dengan keyakinan yg coba ku teguhkan, mampu untuk menahan semuanya.
Teruntuk wanita-wanita yang telah menang melawan egonya karena taqwa. Hingga mampu menyembunyikan diri ketika memiliki segala hal untuk ditampakan, yang mampu menahan diri dari fitnah. Tolong, ajak aku, gandeng tanganku, izinkan aku berjuang bersama kalian.
13 notes
·
View notes