anesnymous

[anesnymous]

Opinions of AADC 2

Ada apa dengan Cinta 2 adalah sebuah pertemuan kembali kawan lama,yaitu ikon pop culture film lokal bagi anak 90an. Akan tetapi saya akan mengutarakan hal-hal yang seharusnya tak perlu ada di film reuni tersebut, dan hal yang seharusnya ada untuk menambah sensasi imajinasi, karena ini hanya sebuah opini, tidak perlu percaya berlebih. 

Kita disuguhi keadaan setelah 14 tahun sesudah AADC 1, yaitu ketika Cinta akan menikah dengan orang yang bukan Rangga, dan ingin kembali bersama genk Cinta dalam sebuah liburan di Jogja, dimana ia akan kembali bertemu dengan Rangga, dalam setting yang berkesan tidak ada kesengajaan diantara kedua pihak. Seperti yang kita tau, Rangga pergi ke New York untuk studi, meninggalkan cinta untuk hanya purnama tunggal, akan tetapi di sekuel tersebut kita mendapati Rangga yang tak pernah pulang hingga 14 tahun, dan ternyata Cinta pernah sekali mengunjungi Rangga di New York bersama keluarganya pada tahun 2006, dan hal ini rasanya betul-betul tak perlu ada, terasa dibuat-buat untuk menutupi plot hole yang malah menjadi plot hole, begitu janggal dan asing. Seakan hanya Cinta lah yang cinta, Rangga tidak, meski kita tau betul bagaimana seorang Rangga, misterius, sinis, penyendiri, seenaknya dalam bersikap dan begitu dingin. 

Di sekuel tersebut dijelaskan mengapa Rangga tidak pernah pulang dan memutuskan hubungan mereka secara sepihak persis setelah Cinta mengunjunginya di New York dengan sepucuk surat. Alasan klise para lelaki yang resah dan depresi akan hidupnya yang mengecewakan. Kita tentu tau Rangga tak perlu alasan untuk menghilang, dia adalah Rangga, sebuah legenda di dunia Cinta. Rangga boleh saja menghilang dan kembali muncul tanpa alasan, dan penonton seperti saya tidak akan bertanya lebih jauh mengapa ia hilang dan mengapa ia kembali, karena ia entitas yang boleh memperlakukan Cinta seperti itu, meskipun ia mencintai Cinta. 

Akhir yang bahagia, begitu disebut mereka, jujur saja ini sesuatu yang salah, seperti yang kita tau tunangan Cinta tak memiliki kesalahan apapun, mungkin hanya satu kesalahannya, ia bukanlah Rangga. Hampir semua kisah drama yang baik tak berakhir bahagia, disini kita harusnya bisa belajar untuk mengerti bahwa cinta-cinta terbaik di hidup kita terkadang memang tidak untuk bersama. Egois memang Rangga yang tau Cinta telah bersama orang lain pun tetap minta kesempatan, dan cocok sekali dengan egoisnya Cinta untuk mengejar pria yang meninggalkannya dahulu untuk seseorang yang bertahan dari terpaan masa lalu yang disebut Rangga. 

AADC 2 seperti film reuni eks AADC 1 saja, dengan bumbu iklan yang berlebih, terlalu banyak aspek yang tidak perlu, seperti iklan tempat wisata di Jogja, klub hiphop lokal, dan kafe kopi eksklusif dimana pada bagian itu lebih mirip iklan youtube dibanding scene film. Rangga yang kehilangan Rangganya, Cinta yang bukan benar-benar Cinta, mereka hanyalah Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo yang bermain film bersama sebagai diri mereka untuk bernostalgia kesuksesan film tersebut pada masa lampau. AADC 2 menurut saya memang overrated, meski memang ada sensasi bahagia saat menonton karena bisa kembali melihat mereka semua bermain bersama lagi, dan kecewa karena mereka kini hanya biasa-biasa saja.

[anesnymous]

Celana Dalam

sudah lama sekali semenjak terakhir kali gue ikut nyokap ke pasar tradisional, karena nyokap gue begitu adiktif terhadap harga kompetitif, dan akhirnya senin kemarin gue ikut dia ke pasar tradisional terdekat dari rumah.

"oiya, celana dalam kamu pada ikut hilang kan kemarin ?" *baca http://anesnymous.tumblr.com/post/89846414584/what-if untuk kronologisnya

"iya" balas gue sambil menjadi kuli panggul dibayar makanan rumahan

"yaudah, sekalian cari disini aja ya" kata nyokap

entah kenapa si nyokap kurang sensitif mengingat usia gue udah memasuki tahap gembira setiap musim kawin tiba

"mas, ada celana dalam jitimen yang bla bla bla ga? buat ini nih anak saya" sambil nunjuk gue

ini aneh, aneh banget.

karena ga ada akhirnya nyokap pindah lagi ke tempat mba-mba berkerudung rabbani.

"mbak, ada celana dalam jitimen bla bla bla ga?"

"ukurannya apa bu?" balas si mbak itu

"buat ini nih anak saya, kira-kira M ya?" nyokap gue menjajakan tubuh gue ke depan si mbak itu

LALU DIA TERUS SAJA MEMANDANG KE ARAH SELANGKANGAN GUE SAMBIL MANGGUT-MANGGUT

LALU JARINYA DIBIKIN DIDAGU KAYA DETEKTIF KOGORO MOURI NUNGGU DIBIUS CONAN

SETELAH DIA MENGAMBIL CELANA DALAMNYA DIA BUKA LEBAR-LEBAR DAN KEMBALI MENGANGGUK LAGI KEARAH SELANGKANGAN GUE

KAMPRET

[anesnymous]

KABAR GEMBIRA UNTUK KITA SEMUA !!!

[anesnymous]

REVIEW MCK EDISI PASAR REBO

Hal yang terjadi ketika gue kebelet boker saat menunggu bus dan berakhir di ruangan 1x 1 dengan koneksi internet dan gadget nganggur adalah sebagai berikut :

[anesnymous]

He fits in any moments

[anesnymous]

what nerds should not

Jadi gini, sebaiknya gue segera menulis hal (memalukan) ini selagi masih segar dipikiran dengan kadar alkohol kelas A (bayi).

Tadi sore gue, dio, arta dan agha berniat untuk menghabiskan malam di bioskop untuk menonton divergent yang emang kita belum tau film apa karena belum baca sinopsis, ataupun nonton trailernya, hanya tau selentingan kabar angin dari selatan bahwa film ini bagus.

Tapi setelah kita gagal mendapatkan tiket jam 16.00 dan mendapat jam 18.45 arta memutuskan tidak jadi ikut karena ada urusan keluarga, iya kaya alasan setiap anak sma menghindari pesantren kilat, dan ini adalah penyebab utama dia tidak ada dalam kejadian memalukan yg akan saya ceritakan sebentar lagi. yang barusan anda baca masih intro.

Didalam bioskop kami tertawa terbahak-bahak padahal divergent ini bukanlah film komedi, hanya karena film ini ternyata memiliki unsur drama yang cukup menggelitik kadar kelaki-lakian kami yang memang cukup besar, sebesar bisep iko uwais lah. kami bersenang-senang sewaktu berada dalam bioskop yang entah kenapa gue lagi happy banget sehingga terus saja melawak di setiap scene dan tidak tahu ada sesuatu yg akan menimpa kami, selanjutnya.

Tercetuslah ide dari dio yg ingin minum beer sepulang menonton di beermart, lalu gue (dengan sotoy sebesar keberuntungan prakoso ber-istri marsha timothy di The Raid 2) menyarankan agar ganti suasana minum dan dengan rahang se-enteng nyawa fighter #4 disetiap film action dikorbankan untuk memberi tahu penonton bahwa si pemeran utama ini jago berkelahi dan ringan tangan, gue  mensugesti agar kita ke 83 Beer yg sering gue lihat lalu lalang di timeline twitter.

Karena emang gue cuma full sotoy, kami yang hanya bermodalkan google maps, berhasil mendapati tempatnya meskipun gue yg nyetir (baca : buta jalan) dan finally mendapati tempatnya (terlalu) keren, bagi kami para nerds yang hampir mendekati kasta kampungan. Selagi memilih beer, si agha melihat petuah di layar monitor tempat video klip 90-an berkuasa bahwa beli 2 Jack D cola gratis satu yang jikalau dijumlahkan menjadi 3 dan aha! tepat sekali sesuai jumlah kami. Gue ngecek harga Jack D Cola tersebut dan mendapati angka yg ditulis pake spidol seperti angka 20 dan mirip angka 10 pula, jadilah kami memesan Jack D tersebut itu yang ternyata enak sekali, maklum biasanya kami hanya meminum beer bencong semacam San Miguel atau vodka level janin bermerk Smirnoff, tepat sekali, ini adalah kesempatan anda untuk menghakimi kami sekarang.

Setelah tertawa-tawa mendapati perbedaan tipikal pakaian dan wajah yang terlalu curam antara penduduk lokal 83 Beer dengan kami kaum pendatang, kami terlihat sangat mencolok. Tanpa tindik, tato, rahang tegas, dan berbagai macam atribut kegaulan anak bandung saat ini. Live music dimulai dan kami larut dalam obrolan ala geek, disaat mereka membicarakan velg chrome baru Honda Civic nya kami membahas CG star wars. Saat sudah mulai bosan disana, kami pun memutuskan pulang sebelum polisi datang pada 23.45 dan pentung sana-sini untuk membubarkan tempat nongkrong sesuai kebijakan pemkot Bandung yg lebih dikenal sebagai Hukum Cinderella.

Saat dikasir, kita menghitung kemungkinan harga adalah 40 ribu karena satu botolnya 20 ribu dengan begitu percaya diri mencoba berhitung kasar dibagi 3 orang, dan saat ditotal oleh si aa' nya yang ternyata meja kami mempunyai bill seharga 255 ribu. kami terdiam saling pandang, pikiran berkecamuk, alam gonjang ganjing, ucok pun dilain semesta sedang menampar bapaknya, Bangun. Dengan kecepatan cahaya didalam otak gue mengingat tadi hanya mengambil uang di atm 100 ribu, dan 50 ribu sudah habis untuk nonton dan makan, dan otak super ini pun mengkalkulasi dengan memori bahwa dio sebelum pulang pun hanya mengambil 100 ribu, dan di dompet agha seingat gue hanya 50 ribu yang menghasilkan jumlah hanya 200 ribu. Lalu Dio bertanya ulang "mungkin salah mas, kita yg meja 11" dan dengan sigap dia berujar "ga kok, bener yang meja 11 itu 3 Jack D Cola kan?"

Dio bermain mata pada gue dan bermain kode, gue baru tau Dio jago coding yang berarti gue harus ngecek harganya dan saat gue liat ke layar itu bener, dan gue langsung menyodorkan 50 ribuan gue ke Dio dengan tampang stay cool mencoba menjelaskan "Dio, tolong sudahi pembicaraan tidak-percaya-harga-ini, kita harus segera membayarnya dan pergi sebelum semua meja memandang kita yang baru saja memesan beer berkadar alkohol 5% termahal di hidup kita"

Dan tampaknya Dio mengerti tampang gue barusan, lalu dengan inisiatif setelah menjumlah ke-empat lembar 50 ribuan tersebut yang pastinya tidak akan cukup, gue bertanya apakah bisa debit dengan maksud agar ini semua cepat berakhir. Syukurlah kita diarahkan ke kasir yang lebih besar dan memiliki fitur debit, dan untungnya lagi diskon buy 2 get 1 tadi berlaku sehingga kita hanya perlu membayar 175 ribu.

Sesampai mobil kita berspekulasi tentang bagaimana kira-kira yg dipikirkan penduduk lokal 83 beer tersebut ketika didatangi 3 mahasiswa berwajah hobbit dan berdompet setipis oksigen di hutan pinus pada malam hari. Walau sebetulnya gue udah duga this place must be so expensive for nerdy like us but great stories always start with alcohol yang kalo kata agha "no great story starts with a salad".

Sepanjang jalan kami tak berhenti tertawa berusaha mengambil sisi positif bahwa ini adalah sebuah pengalaman berharga, sekaligus fakta bahwa tawa kami memang tak sebesar dompet kami.

Wajah-wajah lugu yang tidak tahu apa yang sedang mereka minum. Kasian.

[anesnymous]

Foto-foto bersama kawan lama tak jumpa

[anesnymous]

Sedikit Tutorial chords yang saya pakai di spekulasi

selamat mencoba ber-spekulasi!

[anesnymous]

W.I.P

sedikit teaser kolaborasi saya dengan komposer dari medan bernama delphi_meosei hehehe

[anesnymous]

bokap ingin gue go internesyel tampaknya

[anesnymous]

THE STALKER on BURONAN FILM

jadi gini mas-mbak sekalian

saya mau sedikit jelasin kenapa The Stalker layak menang di kompetisi buronanfilm.com

karena sesuai keadaan yang saya liat sekarang ini, yang bertengger diposisi 1 dan 2 dalam jumlah vote sama sekali tidak terlihat adil, dimana konsep trailer yang menurut kacamata subjektif saya bagus akan tetapi tidak mendapat jumlah vote yang cukup dan malah yang berkesan terlihat kurang bagus memiliki jumlah vote diluar nalar.

The Stalker merupakan film besutan RADIOLASER yang tadinya memang hanya untuk youtube (versi pendeknya) dan memang ada niat untuk diikutsertakan kompetisi, dan akhirnya setelah kami mengetahui adanya buronan film maka kami memutuskan untuk submit ide cerita.

Mengapa The Stalker layak menang? karena selain team kami yang telah solid akibat sering kali membuat karya dan merasakan jatuh bangun di industri film indie, The Stalker membawa isu nasional yang cukup bertahan menjadi langganan surat kabar di tiap harinya yaitu : Korupsi.

Ide cerita TheStalker memang mencoba membangkitkan fantasi liar, sebaiknya orang dibelakang layar korupsi harus diapakan? dengan apa kita bisa membalasnya? siapa kira-kira yang bisa? berdasarkan hal tersebut, penonton the stalker kelak akan bisa merasakan pengalaman semalam menjadi jahat :)

bagaimana cara votenya?

dan ini link votenya https://buronanfilm.com/id/showcase/the-stalker

setelah melihat trailer pertimbangkanlah apa karya ini layak di upvote atau malah downvote ?

tinggalkan komentar di commentbox tentang apa yang baik dan yang masih kurang.

selamat mencoba :)

[anesnymous]

entah kenapa mereka terasa banyak kemiripan 

[anesnymous]

Ketika Jokowi nyapres, inilah reaksi sekitar

[anesnymous]

jangan syebel yah

[anesnymous]

TIOPAN MENG-ANAL-ISIS

"jadi dari yang gue analisis, di season 4 ini peran jesse semakin krusial aja nes" tiopan mencoba mengajak gue berdiskusi akan season breaking bad yang bahkan belum gue cicipi secelup dua celupnya

"tapi kan gue belom nonton pan, lo ga berniat menspoil gue kan?" jawab gue yang daritadi sebenarnya fokus pada kata analisis tiopan yang bisa saja jadi punchline, akan tetapi akan sulit tergambarkan jika gue mengeluarkannya pada saat itu

lalu sekarang adalah waktu yang tepat

dan dia ga akan sadar hari ini telah datang.

[anesnymous]

mereka hanya terlalu kuat untuk tidak berada di manapun.

[anesnymous]

entahlah ini Epic OOTD atau bukan, yang kami tau hanya membuat diri kami menjadi sejelek mungkin.

dan ini batas kemampuan kami dalam menjadi jelek.

dan rubrik ini tampaknya sangat tidak realistis jikalau dihadirkan seminggu sekali, mengingat sibuknya promo film akhir-akhir ini,

jadi sampai jumpa di rubrik Epic OOTD ini dalam 2 minggu kedepan* dalam thema "malam di Arab"

*persentase telat 78%