Makeup, skincare, beauty, and stuff from my point of view
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Dose of Colors
Alohaaaa! Been a few days since my last post, so excited to share another thoughts on....... lipstick!
Today Iām gonna talk about Dose of Colors Matte Lipsticks and Classic Lipgloss. So, I own five Matte Lipsticks and one Classic Lipgloss, both are liquid. Letās just breakdown the pros and cons, shall we?
PROS
Super lovely packaging. Itās different than another type of lipsticks. Theyāre chubbier, but also compact and wonāt take much room on your purse. The cap has some kind ofĀ ālockā so when you twist the applicator cap, you can make sure that itās tight enough after you twist and feel theĀ āclickā (Iām sorry for this crazy description, Iām still trying to upgrade my english). The difference between matte lipsticks and lipgloss are in the tube, the doff ones are for the mattes (obvious) and the clear ones are for the gloss.
Formulation and staying power: as far as Iām concern, they are very very comfortable on the lips. Glides on heavenly, stayed all day with a little fading on the inner lips (with no heavy meal, just sips of water and light meals). I never wanted an exactly long wearing lipsticks after all, because I always love a little touch ups throughout the days or change my lipstick color once or twice a day (krrrrrazy, I know). Oh, and just a little hint, the matte ones does accentuate the lip lines a bit, but not in any crazy way.
Pretty color range. From nudes to striking bold reds, they have it all! As I mentioned above, I have five matte lipsticks: Kiss of Fire, Stone, Truffle, Bare with Me, and Brick. For the classic lipgloss I have Bellini (such a pretty name). Another thing I love from Dose of Colors, the colors of every lipstick is fantastic. Super super opaque, even the lipgloss are so pigmented. One swipe than boom!
CONS
The classic lipgloss feels nasty on the lips. Iām sorry but I had to write this. I love every single colors Dose of Colors have, but I just canāt stand the feelings of their classic lipgloss. Feels.......... sandy (if that even make sense). Like something just donāt feel right.Ā Just hope that Dose of Colors will improve the formula and made the gloss even better.
I think thats pretty much everything I can think of Dose of Colors. I hope they will launch more beautiful shades as I will be the one whoāll say yes to every collection they have.
0 notes
Photo
For comparation purposes
#swatch#lipstickswatches#doseofcolors#doseofcolorsbrick#doseofcolorstruffle#doseofcolorsstone#doseofcolorsbarewithme#girlactik#girlactikdemure#girlactikposh#girlactikswatch#katvondlolita#thebalmswatch
1 note
Ā·
View note
Text
I Love Me Some Vampy Lips
What's your favorite lipstick color? Nudes Reds? Purples? Or even nothing in particular cause you just love all shades? Well, we all have our signatures.
Saya sendiri sih ngga punya shade yang terlalu dikaporitin, tapi mostly koleksi saya ada di range nude, brown, brick red, wine, dan dark red. Other than that, I just don't think I can pull it off. I also stay away from pinks, karena kulit saya yang sawo ABG (somewhere antara mateng dan tidak, jadi sawo puber gitu lah) ini rasanya segan aja kalo dipasangin warna pink. I can do peachy pink, coral pink, but never a true pink.
I go with nudes on daily basis, but I turn a little vampy on date nights. Vicky loves me in deep dark reds. Katanya, kalo pake lipstik nude saya keliatan pucet kaya mayit (his most annoying line, dan yang paling sering dipake juga buat bikin saya kezel).
My favorite vampy reds so far are the Lime Crime Velvetines in Wicked and the Maybelline ColorBlur in Plum Please.
Walaupun Lime Crime kini ga sepopyuler dulu karena ke"shady"annya, tapi harus diakui juga sih menurut saya bahwa Lime Crime tuh salah satu brand yang ngembaliin tren matte lipstick in a liquid form dengan warna warna yang bold. Saya suka tekstur Velvetines karena lebih cair. Intinya sih I love a more liquid texture from a liquid lip color.
I don't really dig Stila's Stay All Day Liquid Lip Colors since they're too mousse-y, got feathery and easily smudged on me (sempat beberapa orang kaget karena di mereka Stila bener bener nempel dan ngga ngalamin apa yang saya keluhkan).
Back to Velvetines, saya punya empat shades: Wicked, Red Velvet, Pink Velvet, dan Suedeberry. Dua shades terakhir akhirnya cuma jadi pemanis aja di lipstick storage karena ga pernah dipake (but I just loooove to stare at them). Sedangkan dua shades awal sampai sekarang masih jadi sengketa antara saya dan mamak yang kebetulan juga suka yang merah merah meriah.
Lipstick lainnya yang warnanya gelap gelap goa jepang adalah Maybelline ColorBlur shade Plum Please. Kalo dari namanya sih harusnya lebih ke plum ya, tapi di bibir saya ga keliatan plum-nya sama sekali, mungkin karena bibir saya agak item kali ya (even though I use to smoke back in my senior years at college but my lips are already pigmented before, kata si mamak sih bibir saya item karena waktu lagi hamilnya dia doyan makan ati ampela ayam dan balakutak (masakan Sunda yang bahannya cumi cumi, dimasak bareng tintanya jadi item gitu) dari situlah saya dendam kesumat dan ngga mau makan ati ampela dan balakutaxxxx #pundung).
Walaupun agak tricky, saya suka banget lipstick ColorBlur keluaran Maybelline ini. Ringaaaaan banget di bibir, warnanya pigmented banget, tapi sayangnya agak bikin kering ke bibir. In my case, bagian tengah bibir harus sering di touch up karena warnanya cepet pudar. But you know what they say, love is bliiiiiind~
Nah setelah sekian lama mikir mikir, saya putuskan untuk beli lipstick warna kevampirvampiran lagi. Awalnya sih maunya Anastasia Beverly Hills yang Heather, tapi beberapa bulan ini saya udah banyak banget beli liquid lip colors dan saya lagi pengen bikin ombre lips ala ala korea gitu biar kaya Min Ho (sukaaaa ih korea! Apaaaaal ih pemainnya! Bhay!) jadi diputuskan untuk beli MAC Sin aja.
Itās so pretty Iām gonna die~
This is my first MAC lipstick by the way.
Whooot whooot!
Kesan dan pesan setelah coba MAC Sin (matte) adalah:
I don't like the kind of smell they have (but nothing too overwhelming, though).
Stay put from 9 to 3 (niiiice!)
Color looks so good on me (forgot to take pictures, but I'll try to take a snap some other time).
Doesn't dry my lips
Sepertinya ini ngga akan jadi lipstick MAC terakhir yang akan saya beli, hahaha! Masih ada beberapa shade lain yang saya taksir. Nanti kalo sudah beli, saya review lagi ya di sini.
Have a nice Saturday everyone!
.....dari saya yang malem mingguan sendiri aja karena Vicky sibuk ngecat kamar mandi.
0 notes
Text
Corine de Farme Purity Micellar Water
Kalo ditanya makeup remover water based yang lagi happening, jawaban paling gampangnya, pasti Bio****a. Saya setuju, karena emang happening pisan si merk satu itu.
Tapi tahukah Anda ada produk lain yang sama bagusnya dengan harga yang jauh lebih hemat? (channeling my inner emak-emak)
Namanya, Corine de Farme Purity Micellar Water.
Which in my opinion, works just as well as the B brand, even better.
Satu hal minus yang perlu dicateutt tentang produk ini: nyarinya lumayan pr. Sekalinya ada stock di drugstore, jarang saya temuin stock banyak. Paling cuma 3-4 botol. Di Bandung, saya hanya cuma nemu produk ini di Guardian TSM dan dulu waktu pertama kali beli, di Guardian BEC (gedung baru). Saya baru aja beli backup satu botol di Guardian TSM, kebetulan banget waktu itu ada. Ga pikir panjang langsung beli, selang empat hari kemudian bener aja, cek lagi ke Guardian yang sama, barangnya udah sold out.
Awal cerita kenapa saya bisa pake micellar water ini sebenernya ga sengaja. Macem cerita cewek yang ketemu jodoh kang ojek payung di FTV (apasiiiiiiiih).
Jadi waktu itu saya lagi kehabisan si micellar water merk B. Pas ke drugstore, mbaknya nawarin option micellar water lain, si CDF ini. Konon menurut si mbaknya, merk B ini masih mengandung Paraben, karena tulisan Paraben-Free di botolnya, ditutup pake selotip putih - yang artinyaaaaa.. Produknya yang di Indonesia masih mengandung Paraben. Jujur sebenernya saya juga ngga paham paham amat sama Paraben dan akibatnya dan saya juga belum cari tau lebih lanjut tentang hal ini, but all I know is itās bad for your skin.
Saya kutip sedikit ya claim dan bahan-bahannya:
āCorine de Farmeās care range has been created with purified extracts of plants and flowers to bring their natural benefits to the skin.
Formulated with 97% ingredients of natural origin
Paraben free, colourant free
Hypoallergenic, formulated under pharmaceutical control, tested under dermatological and ophtalmologic control.ā
INGREDIENTS
Aqua, Poloxamer 184, Glycerin, Peg-40 Hydrogenated Castor Oil, Sodium Benzoate, Parfum, Potassium Sorbate, Citric Acid, Disodium Edta, Paeonia Officinalis Flower Extract, Sodium Hydroxide
Kelebihan lain si CDF micellar water ini ngga perih di mata, jadi kalo kena mata ga parno (I have this problem with the B brand) walaupun saya juga ngga bersihin makeup mata dan bibir pake micellar water (pake eye makeup remover khusus, dari CDF (yang milk based) dan Maybelline (yang oil based)).
Hasilnya? Menurut saya sama dengan merk B. Tapi yaaa, namanya juga water based ya, kalo saya sih biasanya pake micellar water untuk bersihin makeup base yang lebih ringan kaya BB/CC Cream. Kalo pas pake foundation, basanya saya pake milk cleanser dulu (Illuminating Makeup Remover Milk merk CDF juga) baru pake micellar water terakhirnya cuci muka deh.
Selama pake CDF muka saya ngga pernah jadi jerawatan, atau bruntusan, atau alergi, jadi saya rasa cocok banget di muka. Untuk satu botol ukuran 500ml, harganya cuma sekitar Rp180,000,-an, lasted about more than 5 months on me, itupun masih ada beberapa ml tersisa sampe sekarang.
Jadi, siapa tau ada yang nyari sub untuk B brand-nya, si CDF ini bisa jadi pilihan yang cocok yaa.
Happy cleansing!
0 notes
Text
Highlight On Fleek with The Balm Manizer Sisters
I'm not really crazy about highlighters.
Highlighter saya sebelum akhirnya beli The Balm Manizer Sisters ini cuma e.l.f. Baked Highlighter aja, yang kayanya harganya ngga sampe $2-an. Saya pake highlight kalo lagi full makeup aja, kalo daily pake highlight tuh rasanya terlalu berat aja gitu, kaya tesis.
Jadi ya kalo untuk sesekali aja, rasanya e.l.f. Baked Highlighter pun udah cukup ya. Tapi dasarnya jiwa hoarder, lihat koleksi The Manizer Sisters ini kok ya naksir jugaaaaa~ *lemah*
Setau saya The Balm Manizer Highlighters yang satuan, terutama Mary Lou, reviewnya bagus dimana mana. Nah di edisi holiday tahun ini The Balm release dua palette yang too hard to resist: The Manizer Sisters dan In the Balm of Your Hand. Keduanya gemes gemes sekaliiiiii packagingnya.
Akhirnya setelah tapa dan mandi kembang, saya putusin (kaya pacaran - okey, ganti) saya putuskan (kaya tali kolor - zzzzz) untuk beli, karena palet ini kan limited edition juga gitu, mungkin ngga keluar lagi season depan.
Kesan pertama: packaging oke, formula oke, color payoff oke, longevity not bad. The Balm ini butirannya jauh lebih halus dibanding e.l.f., warnanya lebih subtle, ngga terlalu mencolok dan bikin muka jadi kaya kilang minyak~
Dalam satu palette udah dapetin tiga warna highlight, champagne, pink, dan honey. Dibanding beli satu jenis highlight yang full size (and let's be real because we rarely hit pan with highlighters) rasanya lebih ekonomis kalo beli palette ini. Tapi saya juga masih bingung sih gimana cara yang proper untuk pake yang Cindy dan Betty Lou. Mostly yang saya pake pasti Mary-Lou ya, karena warnanya universal banget, champagne. Nah kalo yang lainnya masih harus mikir gimana cara. But no worries, I'll figure it out somehow ;)
Overall, I LOVE this palette. Dan sejauh ini, untuk keperluan saya (yang ngga pake highlighter setiap hari dan belum berminat beli highlighter keluaran brand sekelas MAC atau Hourglass) rasanya cukup banget. Semoga review ini bisa bantu teman teman yang masih bingung mau beli atau ngga ya.
0 notes
Text
Skincare Part. 1
Kalo mau bahas skincare, jujur aja, saya sama bingungnya dengan banyak perempuan lain di alam dunia inih. Kadang nama dan jenis skincare itu juga bingungin dan belibet, mungkin itu salah satu alasan kenapa banyak yang Ā males pakai produk perawatan kulit.
But, thanks to the beauty-gurus I look up to since I started my makeup journey: Tati, Jaclyn Hill, Nicole Guerriero, Judy from It's Judy Time sampai ke Kaepratiwi (@kaepratiwi) dan Putricaya (@puchh) yang saya temukan di Instagram - I started to learn about skincare dan mulai lebih serius merawat kulit. It really make sense, karena kalo suka pakai makeup terutama produk untuk complexion (foundation, bb/cc, primer, etc) itu kan udah pasti nemplok di muka ya, jadi butuh extra effort untuk ngejaga supaya kulit muka tetap bersih, ngga ada sisa produk yang build di kulit dan akhirnya jadi jerawat, komedo, bahkan iritasi.
Banyak banget temen temen yang jadi "die hard fan"-nya dokter dokter di klinik kecantikan, sedangkan saya, karena satu dan lain hal (yailaaah bahasa) mutusin untuk ngga ke dokter kecantikan kulit. But honestly, I donāt have any opinion about those who did, itās your skin, your money, your rights. Do whatever you want, if you can. As long as youāre responsible.
To be honest, saya anaknya ngga disiplin.
Waktu pakai braces aja kena omel dokter berkali kali karena kontrolnya bolong bolong, haha. Terus saya juga takut difacial (ringkih gitu anaknya, takut sakit, takut ngga disiplin, banyak takutnya, jangan dicontoh ya hahaha). Jadi ngga cocok juga kalo harus ngikutin rotine dari dokter. Karena mostly kalo salah atau kelewat, kan harus diulangi lagi treatmentnya dari awal. Kalo pake skincare yang dijual umum, kalo lagi males ya gapapa, paling jerawatan barang satu dua mah (tapi jangan diikutin ya - Indonesia jangan males! - kaya saya, zzzzz).
Beranjak ke soal harga.
āUang... Huwowooooo lagi lagi uang!ā ujar Nicky Astria sambil lewat.
Kalo soal harga, skincare yang umum kan harganya juga mahal?
Yes. I have to say skincare emang rata rata ngga murah, tapi yang murah dan bagus bukan berarti ngga ada lho. Semuanya saya rasa balik ke jenis kulit kita masing- masing. Diulang ya, balik ke jenis kulit masing-masing.Ā Mau mahal, mau murah, kalo cocok ya cocok aja.
Sekedar kisah sedih di hari Minggu, saya pun bisa ngumpulin makeup dan skincare kaya sekarang tuh nabungnya lumayan lama, mostly belinya nyicil, ngga langsung satu set. Karena kebetulan tambang berlian saya lagi seret (kere mah kere aja ya, ga usah sombong).
Selain menabung di TABANAS, saya juga sering beli sample atau trial size dulu untuk mastiin cocok atau ngga sama suatu produk. Kalo cocok baru beli yang full size.
Cerita lain tentang pengalaman pake skincare. Pernah dengar istilah "krim setan"? Nah.. Saya juga pernah jadi salah satu korbannya lho. Jadi intinya krim setan ini tuh biasanya beredar di pasaran dengan bentuk tiga macem dalam satu set: sabun muka (cleanser), krim pagi dan krim malam yang dikemasnya di pot kecil gitu. Biasanya dipasarkan dengan jargon "wajah bersih dalam waktu singkat, blablabla" dan pake testimonial foto foto muke dengan caption rayuan pulau kelapa. Nah, gimana ceritanya saya bisa jadi korban? Karena jujur aja saya terbujuk gombalan temen yang kebetulan pake produk ini.
Dengan berbagai embel embel, jaminan "pasti aman" yang direkomendasiin si temen yang katanya sudah enam tahun lebih pakai produknya dan ga terjadi apa apa, akhirnya saya nyerah dan beli produknya.
Hasilnyaaaaaaa..
Minggu 1: Jerawat muncul banyaaaaaak banget, hampir tiap hari muncul 2-3 jerawat baru.
Minggu 2: Muka mulai putih, jerawat berkurang
Minggu 3: Jerawat hilang, muka jadi lebih putih lagi. Tapi putihnya pucet kaya mayit.
Sampai di titik ini saya mulai cemas juga liat muka yang jadi putih, tapi leher dan lengan item. Akhirnya Vicky (oknum pacar) angkat bicara dan nyentil, "Udah ga usah pake krim krim lagi, muka kamu putih kaya mayit, kalo kena panas jadi pink kaya anak babi..."Ā
*masukkan potongan clip Lumpuhkanlah Ingatanku - Geisha disini*
Emang sih muka jadi putih mulus, tapi serem ngga sih liat leher item? Proses pemulihan pasca krim setan ini juga menyedihkan banget deh. Muka kuseeeem banget dan jerawatan. Sejak itu saya berhenti pake produk semacam itu lagi dan janji sama diri sendiri, ngga akan mau memutihkan muka lagi. I'm fine with the color of my skin, I don't want a ghost white face, I just want a healthy complexion.
Sekarang kulit saya pun masih jauh sih dari sempurna. Masih banyak bintik bintik kecil di daerah tulang hidung, warna kulit yang ngga rata, bekas jerawat yang menghitam, kantong mata, etc. Di awal kenal makeup, saya fokus banget untuk nutupin noda wajah. Harus flawless, harus serba tebel, harus serba rata. Tapiiii.. Lama kelamaan, saya sampe di titik "I'm okay with my flaws. I can accept it." So I started to wear less and less makeup dan terus cari skincare yang cocok di muka (...dan sebisa mungkin di kantong, tentunyah).
Sebagai perempuan yang kulitnya belum tersentuh skincare apapun, wajar rasanya kalau saya jadi bingung pilih skincare. Review sana sini, baca, browsing.
Akhirnya kira kira setahun yang lalu, saya coba beli Philosophy Clear Days Ahead Oil-free Salicylic Acid Acne Treatment Cleanser, dipake dengan Clarisonic MIA 2. Selama hampir tiga bulan, muka saya mulai nunjukkin perubahan. Jerawat sedikit berkurang. Sayangnya, ngga gampang dapetin celanser ini. Harus pre order dulu di online shop, itupun pasti lumayan lama sekitar 2-3 minggu. I just can't handle all the fuss so I decided to change it.
Pilihan jatuh ke Clinique Anti-Blemish Solutions. Kenapa Clinique?
Satu, brand-nya udah established cukup lama.
Dua, gampang nyarinya. Barbie ngga shanggup nungguin po sabun muke sebulaaannnn~
Tiga, reviewnya cukup baik.
Walaupun ada temen yang pake Clinique dan ngga cocok, tapi ya memang itu risiko yang harus dipahami sih. Satu hal yang saya selalu tanamkan (yailaaah tanam, situ puāun?) untuk diri sendiri, everyone is different, so does skin types and the treatment needed. Makanya saya sering banget baca review sebelum beli. Review dari orang-orang yang udah pernah pakai, baik yang cocok dan yang ngga cocok. Percaya deh, banyak baca banyak tau.
Sekarang hampir setahun saya pakai Clinique, everything went well. Jerawat hormonal masih sering mampir, tapi other than that, saya happy dengan hasilnya. Oya, saya juga ganti Clarisonic MIA2 saya dengan konjac sponge merk O-Life sekitar sebulan yang lalu. I notice significant difference on my skin.
Kadang Clarisonic bikin kulit saya jadi terlalu kering dan patchy, especially during my monthly cycles. Dulu sih kalo sedang menstruasi atau kulitnya sensi, saya ganti brush headnya pake yang delicate. But then again, Clarisonic brushes are approximately Rp250,000,- so that was not cheap.
The konjac sponge works wonderful on my skin. Sama sekali ngga keras ke wajah, tapi efektif membersihkan. No extra charges! For a Rp55,000,- it's a miracle. Dan karena lagi diskon 30% (itās Rp38,000,- even better!, saya punya stock 4 di rumah - RAKUS yeeee).
Balik ke cerita Clinique, ada empat produk dari rangkaian Anti-Blemish Solutions yang saya beli dan pake sesuai urutan:
Cleansing Foam: untuk cuci muka (dipake dengan konjac sponge)
Clarifying Lotion: setelah cuci muka, dituang sedikit ke rounded cotton pads dan diusap ke muka. Ada yang bilang pemakaian toner itu beda beda, kalau exfoliating diusap, kalau hydrating ditepuk (atau kebalikannya?) tapi saya sih biasanya diusap, dan sesekali ditepuk. Suka suka~
All Over Clearing Treatment: dipakai setelah clarifying lotion, fungsinya mirip pelembab. Tapi udah hampir satu minggu saya ganti moisturizer ini dengan Indeed Labs Hydraluron. Cerita selengkapnya baca terus ya blognya!
Oil Control Cleansing Mask: yang ini ngga dipake setiap hari. Saya biasanya pakai 2x seminggu aja, Rabu dan Sabtu pagi. Saya suka banget masker ini karena significantly reduce any excess oil on my face.
Masih banyak produk skincare lain yang bakal dibahas, tapi ngga sekarang ya karena masih butuh waktu untuk trial supaya hasil reviewnya ngga bodong. Thank you for spending your time reading this review, hope it will be helpful. See ya' next post!
0 notes
Text
Perkenalan
Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang (padahal yang kenal juga belum tentu sayangā¦) maka dari itu marilah kita berkenalan terlebih dahulu, siapa tau nantinya bisa jadi sayang. Tapi kalo ngga juga ngga papa.
Nama saya Wulan, panjangnya Wulanda tanpa ri. Banyak yang bilang nanggung, kadang kalo ikut seminar suka ada aja yang kerajinan, jadi di sertifikat ditulisnya Wulandari. Panggilan Meng, atau Meong, kadang juga Mamah Meong - jangan tanya kenapa nanti malah curhat.
Bintang Sagitarius, shio kelinci.
Tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang multitalenta: tukang tidur, tukang makan, dan tukang dandan. Yang terakhir ini sebenarnya bukan bakat sih (ā¦yang lainnya juga bukan, Meng) melainkan hobi yang mendorong saya untuk bikin blog heseus tentang ākebenconganā dan segala perangkat lenongnya.
Ditulis secara trilingual: Bahasa Indonesia, Inggris, dan Sunda.
Sekedar mengingatkan, this is NOT an expert point of view. Kalo ngawur-ngawur dikit, anggap aja hiburan,
To put it simply: this blog is about my experience with certain beauty and skincare products, written in my own way.
I hope youāll enjoy it as much as I do. Sekian dan terima gaji.
0 notes