Text
985 notes
·
View notes
Text
Banyak hal yang kita rasakan, begitu banyak. Ada yang bisa bener2 dirasakan ada pun yang ga bisa, atau kurang dirasain. Sampai-sampai hatipun tak mengerti ini atau itu apa, lewat aja, seakan-akan terjadi begitu aja tanpa ada rasa apapun. Tapi di lain waktu, ia berbicara, tepatnya hendak berbicara, walau tak fahampun apa yang ingin dikeluarkan. Begitulah bahasa hati, tak kenal waktu tak kenal kondisi, terasa saja, dan kadang tak terasa apapun.
~ malamsunyi
0 notes
Text
Aku bukanlah orang pintar, apalagi cerdas, sangat jauh. Manusia biasa ini, banyak sekali kurangnya. Kurang pintar, kurang cerdas, kurang perduli, kurang perhatian, bahkan kurang kasih sayang, hanya segelintir orang yang bisa memahamiku atau mengerti keadaanku, atau tidak ada sama sekali? Akupun tak tahu.
Sedih kalau mengingat diri sendiri, apa prestasimu? Apa jasamu? Apa amalmu? Sudahkah kamu muhasabah diri? Adanya kesalahan-kesalahan yang menumpuk, yang tak kunjung diperbaiki, ataupun terjatuh lagi di kesalahan yang sama, sangat menyedihkan, mengecewakan.
Baikkah diriku ini? Akupun tak tahu, hanya bisa berharap walau kadang sekali aku berharap, doa? Iya, itupun kadang. Ya Rabb 🥺
Hamba hanya bisa mengikuti jalan yang ada, menyusuri alur kehidupan, kadang tanpa ada keputusan atau kesepakatan, diri pun bingung, harus apa dan bagaimana?
Segala nasehat sudah terdengar, semua arahan sudah kenyang diterima, tak kunjung membaik juga. Adanya insecure dan insecure.
Hanya berharap keajaiban dariMu ya Rabbi, segala kebaikan meliputi diriku dan sekitarku, khususnya hatiku, sadarkanlah hamba ya Rabb, jadikanlah hamba orang yang bersyukur, orang yang diberkahi, setidaknya jadi kebaikan untuk diri sendiri, setidaknya ada yang benar-benar bersyukur kenal dengan diri ini, benar-benar kasih dan sayang terhadap hambaMu ini,
Hanya kepadaMu ku memohon dan pasrah atas segala yang terjadi yang lalu dan masa depan, bimbinglah diri ini dan hati ini, hamba tak tahu ya Rabb, diri ini lemah, akan tetapi sombong sekali terhadap takdirMu, ampunilah diriku.
Segala pikiran buruk datang, bagaimana aku? Bagaimana rejekiku? Bagaimana masa depanku? Bagaimana hidupku ke depannya? Yaa Rabb, Yaa Rabb, Yaa Rabb hanya Engkau yang tau diriku, dan apa yang diriku ini butuhkan, takdir yang baik dan terbaik itu yang hamba butuhkan, jadikan hamba ini ridho terhadap takdirmu, semoga, bantulah hamba Ya Rabb, Yaa Mujiibassaailiin 🤲🏻🥲
7 notes
·
View notes
Text
Ketika kamu bingung terhadap diri kamu sendiri, entah apa yang dirasa, dan entah apa itu tentang rasa.
Rasanya cuma satu, tak bisa menggambarkan dirimu sendiri, sakit bukan? Memahami diri pun tak bisa, sungguh menyedihkan.
Bahkan di kala sedihpun, tak bisa mengungkapkan kesedihan, di kala bingungpun demikian, betul-betul menyakitkan dan menyedihkan.
Inginmu saja kamu tak mengerti, apa kamu ini? Siapa kamu?
Carilah jatimu dalam dirimu,
Jadilah dirimu sendiri, dirimu, jatimu, jiwamu ✨
0 notes
Text
Hati memang milik Alloh, dada di raga ini hanyalah wadah, sebegitu cepatnya berubah bahkan kadang tidak bisa dihitung dengan detik. Sekarang senang, tiba-tiba sedih, lagi bahagia-bahagianya tertiba sirna kerana sebab, bahkan kadang tidak ada sebab. Begitulah hati, ada pemiliknya, ada penggeraknya, dan ada pengendalinya, yaitu Rabb-Mu. Murni itu tempat perasaan manusia, akalpun tidak ikut campur terkadang, naluri saja, namanya juga hati, dan dia di tengah, di dada, the real intinya manusia.
2 notes
·
View notes
Text
Itikad menjadi lebih baik selalu sudah cukup baik untuk merubah diri jadi yang terbaik, always muhasabah diri dalam segala hal di setiap “kehidupan”.
Perkara hati yang sering berubah-ubah serahkan saja kepada penguasa-Nya, toh Dia-lah yang lebih tahu yang terbaik untuk hamba yang berdosa ini, manusia hanyalah budak hawa nafsu ketika tidak tahu hakikat hidup ini, sekedar bersenang-senang. Padahal ada kesenangan yang tiada hentinya akan didapatkan nanti, iya nanti esok ketika ruh sudah melayang dari jasadnya, ketika diri ini sudah dikebumikan oleh orang-orang tersayang.
Carilah tujuanmu, tujuan hidupmu, abdikan raga dan jiwamu untuk itu, tentunya setelah penghambaan penuh terhadap Rabb-mu, iya harus begitu, kita hanyalah hamba-Nya, dan seorang hamba adalah hamba, tidak punya kuasa terhadap dirinya sendiri, selalu begitu, always.
Semoga aku dan dirimu selalu dalam penjagaan-Nya, karena sebaik-baik penjagaan adalah penjagaan-Nya, selalu minta pertolongan kepada-Nya, ilaahun waahid
0 notes
Text
Sederhananya Wanita
Bahagianya wanita sederhana. Yang dia lihat bukan seberapa banyaknya harta yang kau punya. Tapi seberapa tulus kau berjuang untuk mempertahankannya. Lalu seberapa besar kau menyayangi dan mencintainya
Berbicara soal rasa. Mereka sangat peka. Mudah terbawa suasana hingga menangis adalah kelemahan terbesarnya. Namun hal itu bukan menunjukkan berarti mereka lemah. Merekalah yang paling kuat namun hal itu tak mudah terlihat dan hanya berlaku bagi orang yang tepat
Jika mereka sering terlihat keras kepala, percayalah mereka mudah mengeras hanya karena ingin melindungi dirinya dari berbagai rasa
Jika mereka sering marah, percayalah kepalanya sedang dipenuhi berbagai tanggung jawab yang harus diselesaikan tepat waktunya
Jika mereka diam. Percayalah mereka sudah lelah dengan harapan kau akan peka dan memahaminya. Namun jangan jadikan hal ini sebagai alasan hingga mencari sandaran disaat dia sedang kecewa
Wanita hanya butuh didengar
Bukan ditampar
Wanita hanya butuh pelukan
Bukan hinaan
Jika disisi lain kau bertanya "apakah dia baik-baik saja"
Percayalah "dia hanya sedang berusaha"
Jika kau berkata "Sungguh-sungguh dengannya dan telah meyakinkannya"
Percayalah "Sebesar apapun traumanya, ia akan membuka hatinya asalkan tidak mengecewakannya"
Sayangilah wanitamu
Ratukan ia dengan versi terbaikmu
Sebab, jika kau sudah mampu membuatnya jatuh cinta kepadamu
Seberapa beratpun tantangan yang menerpamu
Ia akan mengorbankan segalanya demi kamu
Namun ...
Jangan jadikan ia babu
Bekerjasama itu perlu
Karena dia kelak akan menjadi ibu dari anak-anakmu
1 note
·
View note
Text
AMBIGUITAS DIRI
Kita selalu meminta yang terbaik kepada Allah. Namun kita hanya mempersembahkan segala yang serba sisa untuk-Nya.
Dia beri kita 24 jam. Namun untuk menghadap-Nya kita datang di sisa waktu saat raga mulai terkulai lemas.
Sedekah kitapun juga begitu, lebih sering dari sisa harta yang kita miliki.
Saat berdoa kita mengangkat tanga setinggi-tingginya meminta Firdaus. Lalu kita mencari pecahan uang terkecil saat tiba waktu berderma.
Ah, seambigu itukah hidup kita?
-JY
0 notes
Text
Seharusnya memang seperti itu dalam mualamat, pergaulan, pertemanan, dan lain-lain. Harus ada dasarnya, yaitu dasar suka atas keimanan. Kalau sudah begitu tidak perlu lagi ada yang namanya kesenjangan atau apapun masalah di dalamnya. Kenapa? karena dalam ukhuwah tersebut, segala hal (baik atau buruk) pasti akan ditanyakan dan dikembalikan kepada-Nya. Iya, siapa lagi Allah SWT yang Maha Besar yang lebih besar daripada urusan-urusan kita disini (di dunia). Dan yang paling terpenting adalah sebagai hamba-Nya, kita selalu dituntut untuk selalu mengingat-Nya karena kepada dialah kita akan kembali.
- ZA
0 notes
Text
Dawuh Yai
Allah ta'ala takdirkan sesuatu terjadi pada antum dalam waktu yang panjang supaya antum benar benar siap menerimanya
~KH. Syihabuddin
1 note
·
View note
Text
Rasa akan luntur oleh berjalannya waktu, begitulah perasaan manusia terhadap apapun, terlebih kepada seseorang yang disukai, wajar sekali.
Tapi apakah selalu begitu? Rasa-rasanya tidak selalu, apabila dibarengi dengan komitmen, dan bumbu-bumbu penyedap rasa akan perasaan tersebut, bisa jadi akan bertambah awet dan bahkan bertambah kuat, sekuat rasa sukanya diawal kali.
Perihal apapun itu yang bisa menjadikan rasa bertambah kuat perlu sekali diperhatikan dan dijaga, kan selalu bertumbuh nan berkembang rasa itu,
Sebaliknya pula, terhadap hal-hal yang berbau busuk yang tidak disukai perasaan juga harus dihindari, ataupun diperiksa supaya terhindar dari ketidaksenangan lagi ketidaknyamanan hati.
Maka dari itu, hati-hati dengan hati, karena kalau tidak berhati-hati akan menyebabkan sakit hati ;)
#rasa #muhasabahdiri #hati
1 note
·
View note
Text
it’s simple, right?
“ini tetangga standar bahagianya simpel banget, ya, yah. dengan hidup seadanya, makan seadanya, mereka terlihat sehat, bahagia dan penuh syukur. aku malu rasanya.” saya membuka pembicaraan kepada suami saat kami makan bersama.
**
dulu, ketika saya di pesantren, mendapat kabar bahwa hari itu jatah makan siangnya dengan telur sepotong saja rasanya berbunga-bunga sekali. jika pulang ke rumah, ditraktir bapak sate juga sudah menjadi hal yang sangat membahagiakan. saya rasa, ini karena dulu saya tidak tahu-menahu mengenai makanan dan minuman yang super mahal.
sekarang, saya sudah bisa menghasilkan uang sendiri, sudah bisa membeli makanan apa saja yang saya inginkan, bisa mengunjungi resto-resto mahal tanpa memikirkan harga lagi, sudah bisa membeli laptop dan gadget yang lebih nyaman.
tapi kok….. lama-kelamaan, rasanya seperti datar dan hambar, ya? kadang-kadang, setelah membeli makanan, hanya dimakan sedikit. karena puasnya hanya sebatas itu. seringnya malah bingung mau makan dengan apa. ujung-ujungnya? yasudah, makan telor dadar saja, simpel.
saya seperti diingatkan tetangga saya tersebut. bahwa memiliki standar bahagia yang sederhana adalah salah satu nikmat hidup yang tidak semua orang bisa miliki. it’s a privilage!
“coba lihat, yah. tetangga kita itu sepertinya tidak punya keinginan duniawi yang muluk-muluk, ya. hidupnya super simpel sekali. rasanya iri, deh.” sekali lagi, aku menyaut setelah menelan sisa satu pulukan nasi dari piring.
ternyata, naiknya gaya hidup itu tidak terasa, ya. sepertinya saya harus menunjuk diri saya sendiri dan memberikan warning sejenak. bahwa hal-hal yang sebetulnya tidak saya butuhkan, tidak diperlukan, baiknya dieliminasi saja. kalau lagi pengen sesuatu harus ditahan dan direnungkan dulu, “kira-kira beneran butuh nggak, ya?” kalau benar bukan hal yang dibutuhkan, bukan hal yang urgent, ya dilewatkan saja. it’s simple, right?
66 notes
·
View notes
Text
"Belajar itu harus menggerakkan kaki" - kata Imam Bukhori
Kemauan itu yang menggerakkan kaki berjalan.
Dulu, orang mencari ilmu rela berjalan jauh demi satu ilmu yang ingin diketahui kevalidannya. Tertatih-tatih melalui banyak kampung atau desa, singgah sana singgah sini, perjuangan sekali.
Dulu, untuk mendapatkan ilmu harus menguras tenaga, dana, dan usaha. Sampai-sampai rela naik gunung turun lembah, hanya untuk mencari satu guru. Guru yang dikiranya bisa mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama keilmuan dan adab. Pengorbanan sekali.
Hanya bermodal tekad dan ketulusan, dilaluinya sendiri, ya bisa jadi sendiri. Resiko ditanggung sendiri, serta apa-apa yang berkaitan dengan itu dijalani sendiri. Mantap sekali
0 notes
Text
QUOTES ME
Dalam ketenangan jiwa, berbagai masalah insyaallah semua masalah bisa diatasi. Setidaknya bisa menyelesaikannya dengan mudah karena pikiran, hati, dan jiwa dalam keadaan yang bersih. Bersih dari gangguan-gangguan yang negatif. Dengan izin-Nya tentunya. Kenapa begitu? Nah, berpikir membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Tenaga yang berasal dari kemauan yang bisa dikontrol, menjadikannya bergerak dalam berbagai kegiatan. Kalau pikiran berisikan dengan hal-hal yang positif, bisa jadi semua kegiatan atau pekerjaan yang kita lakukan akan menjadi baik juga. Karena manusia seusai dengan apa yang ada di pikirannya. Yaa, mungkin seperti alam bawah sadar begitu. Saya tidak tau persis. Ini pendapat saya. Banyak sekali saya amati dan temukan, orang yang sering marah-marah atau menampakkan keegoisan dirinya itu disebabkan oleh kepenatan dan ketidakstabilan emosinalnya. Emosional itu berasal dari dalam, hati, pikiran, dan kejiwaan. Begitu pun kalau kita perhatikan kepada orang-orang yang selalu bergerak aktif, menebarkan senyum, berprilaku baik, sopan, dan ramah. Akan banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang dibuatnya menjadi indah, nyaman, dan bermanfaat bagi orang lain. Karena yang baik itu lebih mudah menginspirasi bagi orang lain daripada yang buruk. Semoga sih ya :D
Maka dari itu saya tarik kesimpulan. Jadilah kamu orang-orang yang selalu berpikiran baik. Karena amalmu itu tergantung niatmu. Seperti itulah yang diharapkan banyak orang. Dan amal yang baik akan memperbaik yang lain juga.
😀
24 november 2016
1 note
·
View note
Photo
Seringnya, muara dari kebingungan-kebingungan saat menjadi manusia dewasa berawal dari minimnya pengetahuan/ilmu. Dengan dalih kesibukan yang seolah tak ada habisnya, kita tidak menyediakan waktu untuk belajar. Belajar banyak hal, hal-hal yang ingin kita tahu, bahkan ketika belajar kadang kita menemukan ternyata ada hal yang selama ini tidak kita tahu kalau itu ada.
Menjadi manusia dewasa, saat kita harus membuat keputusan untuk diri kita sendiri. Beban yang sebenarnya ringan bisa jadi sangat berat karena kita tidak tahu cara membawanya. Masalah yang mudah bisa jadi menjadi rumit karena kita tidak bisa melihat semua alternatif jalan keluarnya. Dan betapa tidak menyenangkannya menjadi dewasa dalam kondisi demikian. Saat kita diselimuti begitu banyak kebingungan, clueless, tidak tahu kepada siapa harus bertanya, bahkan kita tidak tahu masalah apa yang sebenarnya sedang kita hadapi sehingga kita salah mengambil kesimpulan, berakhir pada salah membuat keputusan. Bukannya masalah kita selesai, tapi justru menambah masalah. Luangkanlah waktu untuk belajar. Ilmu adalah lentera yang bisa menerangi langkah-langkah kita berikutnya. Jangan dikira belajar kita selesai, ketika kita telah selesai sekolah :)
729 notes
·
View notes
Text
Di setiap udara yang kau temukan, Di sana akan kau jumpai Allah yang senantiasa mendengar doamu
Hamba Allah
0 notes
Text
#tentangpernikahan : Mempersiapkan Pasangan
Setelah melihat dan menerawang, berenang dan menyelam di lautan, ku temukan sepertinya banyak pembaca tumblr ini yang masih belum menikah. Jadi, setelah kemarin membahas tentang mempersiapkan diri, selanjutnya pengen bahas tentang mempersiapkan pasangan. Penting loh menganalisa calon pasangan sehidup semati kita supaya bisa sesurga juga nantinya.
Sebenernya lagi buntu dan males pake bahasa yang formal. Jadi maafkan kalo bahasanya berantakan dan tulisan ini mengandung receh ya.
Jika sejak awal kita mengharapkan keberkahan, maka sejatinya semua harus dipersiapkan dan diraih pada setiap prosesnya, menjaga dari hal-hal yang tidak diridhai Allah termasuk proses pencarian, akad, dan seterusnya.
Setelah melalui lika-liku kehidupan dan proses jatuh-bangun yang sudah kuhadapi, akhirnya dengan hati bulat kala itu aku berkeinginan kalau nanti menikah maunya tanpa melalui pacaran, bukan tanpa alasan ataupun hanya karena dilarang islam, tapi survey membuktikan bahwa pacaran lebih banyak memberikan kesia-siaan dan kekecewaan. Setelah dihitung untung x rugi, lebih banyak ruginya. Baik dari segi waktu, finansial, serta perasaan. Maaf, aku hanyalah seorang wanita yang emang doyan bawa perasaan. Hehe.
Alhamdulillah Allah berikan kesadaran dan kesempatan untuk hijrah kembali ke jalan kebenaran. Perlahan-lahan namun pasti, meninggalkan semua masa lalu dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi ngga ngira kalau bakal ditakdirkan menikah secepat ini, karena jujur, sebenarnya kalau dibilang juga, ilmunya tentang pernikahan masih sangat sedikit sekali. Nah makanya pengen memotivasi buat temen-temen mulai banyak menuntut ilmu sejak saat ini.
Jangan dibandingin ya, tiap orang waktunya beda-beda. Dan semoga yang baca ini dan masih kuliah tetap sabar dan mengurangi bilang “ah mending nikah dulu” ketika deadline skripsi bikin pusing kepala.
Nah dikarenakan kita sendiri itu ngga pernah tau ya waktu kita itu kapan, jadi persiapkan dirimu sebaik mungkin sekaligus untuk mempersiapkan juga calon pasangan. Katanya jodoh kan cerminan diri ya. Maka mulailah dengan ikut komunitas/organisasi yang membuat kamu bisa upgrading diri.
Kalau sekarang kamu merasa lingkungan sekitar kurang baik, move on! Masih ada waktu dan belum terlambat, kamu masih punya kesempatan untuk menjadi baik dan diperjuangkan oleh orang baik.
Tenang, Allah selalu lihat usaha kita.
Tips: karena aku sukanya dengan yang satu inner circle, kamu juga bisa minta kenalin temennya temen, atau kalau kamu tau temen kamu ada yang ikut organisasi/komunitas yang menarik, kamu sesekali ikutlah join. Tapi kalo emang mau dikenalin, ya seenggaknya jangan malu-maluin temen kita yang nanti ngenalin ya! Harus ada ‘modal’ juga, maksudnya seperti ibadah, niat tulus, dan keseriusan.
Soalnya nih ya, sekali lagi karena aku perempuan yang ngga suka dikasih janji melainkan bukti, kalau bisa memilih yang baik kenapa ngga pilih yang baik, baik ibadah dan sikapnya. Bukan mengintimidasi, tapi kebanyakan perempuan pasti lebih memilih laki-laki yang rajin sholat ke masjid dan tidak merokok. Dan sebagai perempuan, kalau kamu berprinsip ingin memiliki suami seperti itu, bertahanlah pada prinsipmu. Karena berdasarkan survey, janji semasa perkenalan hanyalah sebuah janji yang kemungkinan terjadinya adalah 1:1000. Jangan percaya kata “kalau nanti menikah, saya akan melakukannya”. Kalau memang ia bersungguh-sungguh, harusnya ia akan melakukannya sebelum menikah.
Ketika sudah ada calon dan mulai ke tahap perkenalan atau sering disebut ta'aruf, kamu boleh bertanya sebanyak mungkin kepada calon, loh! Nah ini pengetahuan pertanyaan kamu harus luas. Sebisa mungkin libatkanlah orang ketiga. Kenapa? Karena ada baiknya kamu tidak berkomunikasi berduaan saja, apabila tidak darurat. Percaya deh, terlena sedikit, akan ada setan yang siap mengganggu dengan caranya yang sangat halus sehalus sutra. Gunanya orang ketiga ini juga bisa buat kamu mengkonfirmasi apakah jawaban-jawaban yang disampaikan calon itu sesuai dengan kenyataan dan kehidupannya selama ini. Lagi dan lagi, karena aku perempuan maka aku sangat insecure hahaha.
Ketika punya kesempatan bertanya, tanyalah mengenai dirinya, kebiasaannya dalam beribadah dan beramal, hubungan dengan keluarganya, prinsip finansial, pengetahuannya tentang pernikahan dan membangun keluarga, serta rencana masa depannya. Agar nanti ketika menikah, walaupun masih harus terus selalu menyesuaikan, tetapi akan merasa lebih mudah jika pada hal-hal mendasar terkait prinsip itu sama.
Jangan merasa takut bertanya kepadanya yang akan menjadi pendamping seumur hidupmu, kalau sudah memutuskan nantinya, tidak boleh sampai ada perasaan menyesal. Karena kata mba @ajinurafifah dalam buku terbarunya Melangkah Searah, tidak ada yang sempurna, tersisa kita yang mengusaha.
Salah satu contoh pertanyaan terkait prinsip ini seperti apakah nanti mau tinggal di rumah orang tua atau tidak, apakah mau diajak tinggal jauh dari orang tua, dsb. Ceritakanlah detail posisi kamu saat ini dan bagaimana prinsipmu. Walaupun prinsip ini bisa berubah seiring keadaan, setidaknya dari jawabannya nanti kamu bisa menilai apakah dia termasuk orang yang mempunyai prinsip hidup atau tidak.
Sementara pertanyaan terkait keluarga, bisa berupa latar belakang pendidikan keluarga. Ingat, menikah tidak hanya menyatukan kamu dan calon. Tapi menyatukan 2 keluarga besar. Menurutku, latar belakang pendidikan ini cukup berpengaruh. Akan berbeda didikan dan lingkungannya pada yang berpendidikan dan tidak. Bukan mau mendiskriminasi, tetapi ada baiknya sebelum menikah memang semua terbuka. Bicarakan baik-baik. Akan sangat lebih mudah beradaptasi kalau ternyata banyak kebiasaan dalam keluarga yang sama. Tanyakan juga punya berapa saudara. Biar ngga kaget nanti kalau udah menikah terus punya saudara banyak kayak sekampung gitu kan hehehe. Riwayat penyakit ini juga penting ditanyakan loh! Bersiap kemungkinan penyakit terparah apa yang bisa diderita dari calon dan keluarga. Sehingga kamu juga bisa mempersiapkan pencegahan bila ada riwayat penyakit genetik.
Tips: Kalian bisa nih ajak calon buat tes kesehatan sebelum menikah, kemarin pun aku tes kesehatan walaupun ngga lengkap. Karena memang ngga semua orang sadar akan kesehatan dirinya. Seenggaknya kalian pernah lah tes kesehatan. Minimal tes yang bisa dilakukan adalah tes golongan darah, tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Kalau mau bisa ditambah tes HIV. Jangan dikira HIV selalu tersebar melalui hal yang negatif, sebagai tenaga medis terkadang aku juga punya perasaan takut akan diriku sendiri yang sering bertemu bermacam-macam pasien dan jarum suntik. Alhamdulillah hasil pemeriksaan kemarin negatif. Kalian bisa cari tau tempat yang menyediakan tes, bisa di puskesmas, rumah sakit, ataupun lab. Biasanya ada rumah sakit dan lab yang menyediakan paket khusus premarital check up, harganya biasanya memang cukup mahal karena pemeriksaannya bermacam-macam, dilengkapi konsultasi dengan dokter. Jadi, saranku sih ya bisa dikonsultasikan dengan teman/dokter yang berpengalaman dulu, sebaiknya tes apa saja yang perlu dilakukan.
Yang paling tabu dibahas nih biasanya, masalah finansial. Kalau kamu terima penghasilannya calon berapapun, ngga mau ditanyain ya ngga papa. Paling nggak tapi kamu harus tau, apa pekerjaan calon, punya hutang atau engga, rencana finansial ke depan bagaimana. Kamu ngga mau kan diajak hidup tanpa kepastian?
Ketika sudah beranjak dewasa gini, gapapa ya promosi walaupun ku tak dibayar, aku follow jouska.id di instagram, akun tentang manajemen finansial. Karena anaknya realistis nih ya, ga percaya sama harapan dan janji palsu tanpa pembuktian serta “kita lihat saja nanti”, pemikiran-pemikiran di jouska ini sangat relevan dan aku setuju. Sangat membuka pikiranku untuk jauh lebih berhati-hati dan melek finansial. Banyak banget kasus finansial dalam rumah tangga yang dicontohnya jouska, dan kebanyakan ya semuanya dari tidak adanya keterbukaan sejak awal, apalagi terkait finansial.
Ketika buka-bukaan, terbuka jugalah terkait rencana masa depan. Rencana masa depan ini termasuk semua impian yang mungkin sudah dilaksanakan ataupun belum. Bisa terkait rencana masa depan pekerjaan apakah mungkin nanti resign dari kerjaan lama atau tidak, apakah nanti mau melanjutkan pendidikan, rencana tempat tinggal di mana, rencana pengasuhan anak, dan lain-lain. Tapi menurutku ini sih sifatnya sangat-dapat-berubah-sekali. Tapi paling nggak kita bisa bertanya rencana 5 tahun ke depan dari dia apa, apakah sejalan dengan rencanamu? Kemudian banyak-banyaklah berdoa itu bukan hanya sekedar menjadi wacana hahahahaha.
Dan yang terakhir, sah-sah aja loh kita punya kriteria fisik. Karena mau ngga mau, rasa ketertarikan atau nafsu itu datangnya juga ada yang dari fisik. Dengan catatan, ketertarikan masing-masing orang itu berbeda. Asal ngga aneh-aneh dan tau diri aja ya. Jangan ngarep ketinggian, biar kalau jatoh ngga sakit-sakit banget gitu. Kalau diikhtiarkan dan Allah mengizinkan, pasti Allah kasih deh. Kembali lagi, Allah tetap nomer 1 ya, jangan dilewati.
Hehe.
Gi mana gi mana, jangan pusing dulu. Mumpung mau ramadhan nih, semoga kita semua dipertemukan dengan ramadhan yang tinggal 7 hari lagi, manfaatkan waktu buat berdoa. Saatnya menyelipkan beberapa doa buat masa depan dan jodoh kamu nih.
Semoga ada manfaat yang bisa diambil dan menjadikan pengingat juga bagi diriku sendiri bahwa menikah adalah jembatan untuk menghapai ridha Allah.
Kira-kira, bahas apa lagi nih #tentangpernikahan selanjutnya?
Saran dan masukan akan kutampung ya, sangat berharap dari teman-teman kira-kira butuh topik apa. Tapiii, ramadhan kali ini topik #tentangpernikahan kita istirahatkan dulu ya. Sembari memikirkan isinya supaya berfaedah, setelah ramadhan nanti kita sambung lagi.
Salam, dari Fira yang telah memendam postingan ini berminggu-minggu.
28 April 2019 | @shafiranoorlatifah
487 notes
·
View notes