zhahiramulk
zhahiramulk
ZngolaM
58 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
zhahiramulk · 1 year ago
Text
Kita hanya sedang dibentuk oleh keadaan. Kita hanya sedang melewati proses yang nanti akan menjadi pijakan kita kala menentukan keputusan. Kita sedang tumbuh menjadi pribadi yang tak mudah menilai seseorang buruk. Nikmati.
@terusberanjak
186 notes · View notes
zhahiramulk · 1 year ago
Text
Siapa yang gak mau kalau dapat kabar yang bisa buat hati gembira, sampai senyuman² terus?
Aku, kamu, kita pasti pengen banget dapat kabar itu.
Kabarnya Allah sampaikan itu kepada hamba-Nya yang mau mengambil rasa sabar dalam kesehariannya.
Jika hari ini kamu sedang menemukan kesusahan, sudah pasti Allah kasih itu cuma sedikit kok. It's oke, kita pasang sabarnya yuuuk😉
Karena Allah sudah berjanji dan ingatlah bahwa "sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat" (Qs. Al-Baqarah:214)
1 note · View note
zhahiramulk · 1 year ago
Text
Ya Allah, aku rela dihadapkan dengan kesulitan-kesulitan hidup, selama itu adalah jalan agar aku kembali menadahkan tanganku dengan khusyuk, meminta dengan penuh rasa tidak berdaya, untuk kembali menghamba kepada-Mu.
320 notes · View notes
zhahiramulk · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Memulangkan hati kepada-Nya
1 note · View note
zhahiramulk · 1 year ago
Text
Rahmat-Mu begitu besar ya Rabb
Bantu kami dalam mempersiapkan bekal untuk sampai kepada-Mu
#remember
2 notes · View notes
zhahiramulk · 2 years ago
Photo
Tumblr media
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu 🌸
Jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya .
Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun. Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar.
Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih.
Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah dengan potensinya yang lain.
Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an.
Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris wahyu.
Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu 🌸
jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah.
Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu.
Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab. Ia tidak lain adalah Imam Ahmad.
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu 🌸
Jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya . Seperti Ummu Habibah . Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya .
Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya,
“Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam ! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaanMu . Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu . Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya . Peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, aamiin !”.
Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya, tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi’i .
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu 🌸
Jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman .
Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu .
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram…”, katanya memotivasi sang anak .
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram…”, sang ibu tak bosan-bosannya mengingatkan .
Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani .
Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama Abdurrahman As-Sudais.
~ Jika suatu saat nanti kau jadi ibu 🌸
Jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses . Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu . Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu .
Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri . Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor . Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia.
Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999.
Semoga terinspirasi…
✍🏻 WA BIS ( Belajar Ilmu Syar'I Akhwat )
🍂🍃Untuk para ibu dan calon ibu
4K notes · View notes
zhahiramulk · 2 years ago
Text
Meminjam nasihat ust Adi Hidayat sebagai pengingat dan muhasabah diri
Jika sedang mengalami peristiwa dan kita harus menghadapi itu
Coba renungkan sebetulnya pernah berdoa apa sampai kita mengalami itu sehingga dengan jalan itulah sebetulnya Allah ingin mengabulkan harapan yang pernah kita minta
Ujian-Harapan-Solusi
6 notes · View notes
zhahiramulk · 3 years ago
Text
Takdirmu tak kan pernah tertukar.
Akan tetapi syukurmu selalu bisa ditakar.
Maka, jalani takdirmu dengan sepenuh yakin, untuk tidak terlalu khawatir.
Asalkan Allah Ridho,
pastikan Allah Ridho,
yakinkan Allah Ridho.
Maka, jalani segala sukarmu dengan tetap memperhatikan takaran syukur. Dengan sabar yang tak kalah terukur.
Biarkan Allah Ridho,
Mudah-mudahan Allah Ridho.
Agar selalu Allah Ridho.
Maka, kapanpun, dimanapun, bagaimanapun, insya Allah akan baik-baik saja.
Insya Allah baik-baik saja.
@azurazie
171 notes · View notes
zhahiramulk · 3 years ago
Text
Berdoalah dengan penuh keberserahan kepada apa pun ketetapanNya. Berdoalah dengan tetap menjaga baik sangkamu kepada Allah. Berdoalah tanpa perlu menanyakan takdirNya yang sudah pasti baik adanya. Berdoalah tanpa menyalahkan Allah atas kepahitan/keburukan yang kamu rasakan.
Berdoalah, namun jangan lupa untuk beradab di hadapan Allah. Jika kamu merasa doamu sulit sekali diijabah, coba periksa cara berdoamu selama ini. Sudah beradab kah? Atau jangan-jangan selama ini berdoamu tanpa adab kepadaNya. Kau harus tahu, bahwa berdoa pun ada seninya jika ingin Allah cepat mengijabah.
Hadirkan hati di saat berdoa. Turunkan ego dan hinakan diri di hadapanNya. Agungkanlah Allah setinggi-tingginya sampai kamu merasa tidak berdaya tanpa pertolonganNya.
164 notes · View notes
zhahiramulk · 3 years ago
Text
Khawatirmu Tentang Masa Depan
@edgarhamas
Jujur saja, sebenarnya apa hal yang lebih membuatmu khawatir dibanding ketakutanmu pada masa depan?
Itulah yang membuat manusia yang kamu lihat —dan barangkali kita sendiri— belajar mati-matian demi ijazah, katanya agar di ‘hari depan’ diterima di universitas ternama. Sibuk kuliah dan ingin cepat lulus, demi 'masa depan’ yang cerah di perusahaan besar. Kerja lembur bagai kuda dengan misi menciptakan 'masa depan’ karir yang gemilang.
Kekhawatiran kita akan masa depan itu seperti kita berlari mengejar bayang-bayang kita sendiri. Tak pernah berakhir, dan selalu membuat hati gelisah. Menghidupkan hari ini demi esok hari. Sebuah cara hidup paling menyiksa yang pernah ada. Dibayang-bayangi esok akan jadi apa dan akan makan apa. Cara pandang seperti itulah yang melahirkan hamba dunia.
Untungnya, kita punya iman. Dengan iman, kita seperti punya obor yang menuntun kita menyusuri hari-hari ke depan yang gelap temaram. Iman membuat kita tahu bahwa selalu ada jalan bagi mereka yang yakin bahwa segala sesuatu —rizki, cinta dan pencapaian hidup— ada di tangan Allah. Maka mereka tenang, namun tak juga berpaku tangan. Mereka tenteram, tapi justru berkarya makin melesat!
Perkara rezeki dan karunia di esok hari, Allah bilang padamu dengan terang, “Kamilah yang membagi-bagi penghidupan mereka dalam kehidupan dunia” (Az Zukhruf 32) Semua sudah ada jatahnya, sudah ada pembagian seadil-adilnya.
Allah tak pinta kita untuk sibuk menghabiskan waktu demi karir. Justru Allah ingin karir kita hidup untuk menyelamatkan waktu kita yang sempit ini; menghidupkannya menjadi ibadah yang bernilai berat di timbangan akhirat.
Bahkan sejatinya, kerja kita, belajar kita, kegiatan kita, koneksi yang kita bangun, relasi yang kita kumpulkan; hakikatnya bukan untuk mencari penghidupan, tapi untuk bersyukur pada Allah. Unik kan? Kerja bukan demi rezeki, tapi sebagai tanda syukur.
Tapi memang begitulah aslinya. Dan itulah yang Allah ajarkan pada Nabi Daud dan keluarganya, “Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba’ 13)
Dan kamu pasti tahu, keluarga Nabi Daud justru menjadi keluarga paling kaya sepanjang sejarah manusia. Ia menjadi raja dan anaknya menjadi raja. Bukan sembarang raja.
Yang kamu khawatirkan tentang masa depanmu, sudah Allah cover.
Bersyukurlah dengan menjalani hidup yang bermanfaat bagi dakwah dan umat, itulah cara kita mencover waktu menjadi bulir-bulir pahala yang berat di timbangan amal.
3K notes · View notes
zhahiramulk · 3 years ago
Text
#SelfDevelopment 5 : How to Deal With Problems
Tumblr media
Problem
Setiap orang pasti punya yang namanya masalah, bahkan dari sudut pandang agama Islam, dalam Q.S. Al-Ankabut : 2, Allah sampaikan :
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?”
Maka dapat dikatakan bahwa masalah adalah ‘teman hidup’ kita, ia akan terus ada, akan terus bersama, hadir dari waktu ke waktu, bentuk ke bentuk lainnya. Tidak ada seorang yang hidup tanpa diberikan masalah. Sebab, Allah jelaskan di ayat selanjutnya, Q.S. Al-Ankabut : 3 :
“Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.”
Atau dalam ayat lain, salah satu esensi adanya masalah hidup, dalam Q.S. Al-Mulk : 2
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Dari dua ayat diatas kita dapati kesimpulan dari alasan Allah memberikan ujian kepada manusia,
Untuk menyeleksi benar atau dusta seorang hamba.
Memberi kesempatan menujukkan sebaik-baik amal.
Ketika kita sudah memahami konsep diatas, bahwa adanya masalah artinya adalah sebuah keniscayaan, lantas
Bagaimana kita akan menghadapinya?
Yap, pertanyaan itu penting, sebab yang membedakan setiap orang yang diberikan ujian adalah dari bagaimana cara mereka menghadapinya.
Saya coba beri tips, semoga bermamfaat!
Tumblr media
Pertama, adalah dengan menerimanya. Kita perlu mensyukuri kehadirannya. Berlapang dada dan tersenyum karenanya. Sebab ini bentuk ‘cinta’ dan 'kepedulian’ dari-Nya. Nggak masuk logika? Ya begitulah cinta dan kasih dari Yang Maha Penyayang. Logika manusia akan sangat kepayahan dalam menafsiri setiap bentuknya.
Cukup meyakininya bahwa dalam kehadirannya selalu menyimpan sesuatu yang akan indah dan istimewa pada waktunya.
Tumblr media
Kedua, analisa dan belajar.
Setelah kita berdamai dengannya, maka akan memudahkan kita untuk mengenalinya, “Kenapa ya aku yang dikasih ini dan bukan orang lain saja?” Kita mencoba mengenalinya sedalam dan sebaik mungkin.
Tumblr media
Ketiga, take them with you atau bisa diintepretasi sebagai jadikan dia sebagai teman belajar kita, ajak dia biarkan ia bersama kita, menjadi teman yang memberikan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, sikap, tindakan yang akan kamu ambil, yang nantinya akan berdampak untuk tidak hanya hari ini saja, tapi juga besok dan seterusnya.
Tumblr media
Keempat, sembari mengenali, berjalan perlaham coba kita pecahkan, kita coba selesaikan itu, memang tidak mudah, harus ada usaha yang tidak kenal lelah.
Jika tidak bisa menggunakan satu cara, pakai cara lain, dst. Sampai batu yang besar itu perlahan menipis, terbelah kemudian hancur dan disaat itulah kamu sadari bahwa kamu menjadi pribadi yang semakin kuat, kekar, tahan banting atas semua tempaan selama ini, dari kado yang Allah kasih tadi ke kita bukan orang lain.
Maka, jangan menyerah di tengah jalan, tidak ada usaha yang sia-sia. Semua usaha, yang dilengkapi dengan tawakal pada-Nya, selalu akan menhadirkan sesuatu yang indah pada akhirnya.
Semangat, siapapun kalian yang hari ini seddang diberi kado indah itu dari-Nya! (งˆ▽ˆ)ง
All pic : @alexmaesej
266 notes · View notes
zhahiramulk · 3 years ago
Text
Dibalik kesulitan.
Tumblr media
Suatu hari nanti, mungkin kau akan mensyukuri hari ini dengan sangat.
Hari-hari yang rasanya sulit dilalui, hari-hari yang penuh beban, hari-hari saat pikiranmu riuh hingga rasanya kepalamu seakan hampir pecah dan hari-hari saat waktu 24 jam rasanya tidak pernah cukup untuk melunasi rasa lelah pada tubuh atau bahkan jiwamu.
Suatu hari nanti, mungkin kau akan merindukan semua kesulitan dan badai kehidupan hari ini. Ketika semuanya sudah mampu terlalui. Pasti.
Seiring bergulirnya detik dan perubahan berbagai keadaan. Kau akan paham, bahwa kesulitan dan kemudahan akan selalu datang silih berganti. Hari ini, giliran sulit sedang bertamu. Hari esok, bisa jadi rasa senang dan lapang menyapamu. Hidup di dunia tidak untuk bersenang-senang dan bermudah-mudah selamanya diri, bersihkan lagi kaca mata hatimu memandang keniscayaan ini.
Setiap badai kehidupan sungguh pasti akan berlalu.
Hari ini, peluklah dirimu sendiri lebih erat. Kuatkan ia dengan doa-doa dan keyakinan baik pada Dia yang telah menciptakanmu dalam bentuk sebaik-baiknya dan takdir terbaik-Nya.
Entah apa maksud-Nya sebab telah memberimu kesulitan hari ini. Kau masih tak paham dan menerka-nerka. Namun, bisa jadi kesulitan hari ini untuk menghapus banyaknya tumpukan dosamu atau untuk menyelamatkanmu dari marabahaya atau bahkan untuk menjadikanmu manusia kuat untuk menghadapi hari esok dan seterusnya.
Dia Maha baik dan Maha tahu yang terbaik, keluarkanlah segala pikiran depresi dan cemas itu dari kepalamu. Minta maaflah banyak-banyak pada-Nya. Berhenti bertanya kenapa dirimu yang diberi sulit, gantilah pertanyaan itu dengan banyak permintaan agar diberi sabar dan syukur untuk mengarungi takdir dan waktu pada-Nya.
Jika hari ini, dunia terasa menghimpit hati, maka selalu ada lantai untuk memanjangkan sujud dan menggali rasa tenang yang tersembunyi di balik setiap pengakuan kelemahan dan kerendahan diri kepada-Nya.
Selamat memetik banyak berkah dan kebaikan dibalik setiap kesulitan yang sedang datang menghampiri. Kuat-kuatlah hati, sehat-sehatlah pikiran dan diri. 🤎
Bianglala, 3 April 2022 08.54
175 notes · View notes
zhahiramulk · 3 years ago
Text
Afirmasi(?)
Bukan, mungkin ini sugesti dan asumsi.
Teruntuk kita semua, yang datang dan pergi.
Yang ditinggal atau meninggalkan.
Yang datang atau didatangi.
Bagaimanapun itu.
Ada atau tidak ada.
Sedikit atau banyak.
Sebentar atau selamanya.
Genggam erat yang sekarang hadir.
Apapun dan siapapun yang berada di sekeliling.
Jaga yang masih bertahan.
Rawat yang ada dalam jangkauan.
Kenang dengan baik yang berlalu.
Sambut hangat yang datang, entah untuk kembali atau memperkenalkan diri.
Sebab kita semua memang memiliki banyak peran dalam hidup.
Menjadi musafir salah satunya.
Kadang-kadang kita atau sesuatu adalah musafir yang melakukan perjalanan dan mampir sebentar di beberapa 'rumah', lalu melanjutkan perjalanan lagi. Memberi pelajaran di sana. Jika beruntung, pelajaran ini dapat ditukar dengan bekal.
Kita saling memberi.
Sebaliknya, di 'rumah' kita, orang lain atau sesuatu yang menjadi musafir atau tamu.
Bahkan dalam takdir tertentu bisa menjadi penghuni tetap.
Karena yang demikian tidak pasti, mari selalu mengingatkan diri, bahwa ada atau tidak ada.
Sedikit atau banyak.
Sebentar atau selamanya.
Genggam erat yang sekarang hadir.
Apapun dan siapapun yang berada di sekeliling.
Jaga yang masih bertahan.
Rawat yang ada dalam jangkauan.
Kenang dengan baik yang berlalu.
Sambut hangat yang datang, entah untuk kembali atau sekadar memperkenalkan diri.
Sebab kita semua memang memiliki banyak peran dalam hidup.
Terlihat sulit, tapi baik buruknya kenyataan ini, bisa jadi hanya tentang persepsi.
Mari menjalankan peran lagi.
©2021
92 notes · View notes
zhahiramulk · 3 years ago
Text
“Apa yang kamu ikhlaskan pasti akan diganti, dan apa yang kamu pasrahkan pada-Nya pasti akan berakhir dengan baik. Kadang, kamu saja yang tidak mau mengikhlaskan dan menyerahkan urusan pada-Nya, merasa bahwa dunia ini milik manusia dan secuil hartanya”
Ingatlah kembali siapa pemilik ketentuan dunia dan hati manusia, Dia yang mampu mengubah sesuatu yang mustahil kamu ubah. Melatih prasangka baik pada-Nya.
@jndmmsyhd 
719 notes · View notes
zhahiramulk · 3 years ago
Text
Cara (ayah) mencintai.
Jika cinta seorang ibu, seperti jernihnya aliran air yang mengalir penuh kejujuran.
Maka cinta seorang ayah, serupa hembusan angin yang menyejukkan—terasakan namun tak mudah terkatakan.
Cinta ayah, terasa kaku untukku sedangkan cinta ibu sangat berterus terang. Ketidakseimbangan itu, sangat mempengaruhi karakter dan sudut pandang. Bahwa lelaki dan perempuan, bertolak belakang dalam urusan perasaan. Namun visi dan komitmen adalah penuntun arah, kemana penghujung berlabuh untuk berakhir buruk atau indah.
Semakin aku dewasa, semakin aku tahu sulit bagi ayah melepaskanku hidup mandiri melebihi rasa khawatir yang tersirat dari guratan wajah ibu.
Semakin aku dewasa, semakin aku tahu berat bagi ayah—jika harus mempercayakanku untuk dijaga oleh lelaki lain (pilihanku, nanti) selain dirinya.
Semakin aku dewasa, meski ayah tidak pernah mengatakan bahwa ia khawatir terhadap apapun kecamuk dalam pikiran seorang anak dengan usia sepertiku. Ia berusaha mencukupiku dengan bekerja keras. Hingga keringatnya mengalir deras, tulang punggungnya sakit dan banyak penderitaan yang ia alami agar aku aman, terjaga dan tercukupi olehnya.
Semakin aku dewasa, meski dari percakapan telepon yang begitu jarang sekali sewaktu aku jauh dari rumah, aku tahu ayah merindukanku, hanya saja dia menyembunyikannya lebih lihai dari ibu.
Cinta seorang ayah, tersembunyi. Meski dia tahu cara berterus terang, namun seringkali itu akan membuatnya tampak lemah. Aku tahu.
Cinta seorang ayah, juga bisa menangis. Meski tak basah di pipinya, namun gerimis panjang di hatinya jika terluka.
Cinta seorang ayah, tidak terwakili kata-kata namun tercermin dari perbuatannya. Ia keras mendidiku, agar dunia tidak mampu menghancurkanku. Ia marah dan sesekali menegurku, agar aku belajar bijaksana dari dirinya. Ia seringkali memperlakukanku seperti anak kecil, agar aku tahu bahwa di matanya aku masihlah anak kecil yang sama seperti saat aku baru lahir ke dunia.
Cara (ayah) mencintai, akan selalu menyala dalam hatiku. Sebagai harapan, sebagai semangat, sebagai hujan doa yang terus jatuh menuju lautan hidup—agar ayah selalu dalam naungan keberkahan dan keselamatan.
Mendung, 13 Maret 2022 13.42
202 notes · View notes
zhahiramulk · 3 years ago
Text
Ada Berjuta Orang Baik yang Tidak Kita Kenal
Ada banyak orang baik yang memilih untuk tidak dikenal. Mereka mencintai pilihan hidup yang juga dicintai Allah, seperti sabda Rasul, “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang sembunyi-sembunyi, miskin, bertakwa dan berbuat kebajikan. Jika mereka tidak tampak maka mereka tidak dicari orang, dan apabila mereka tampak mereka juga tidak dikenali orang. Hati mereka adalah pelita-pelita petunjuk. Mereka keluar dari cobaan yang buta dan gelap.” Itu adalah jalan hidup mereka, memilih untuk tidak dikenal. Akan tetapi ‘kesendiriannya’, Ia hiasi dengan penuh ketakwaan dan pengabdian mendalam kepada RabbNya.
Berbuat baik adalah pilihan. Pun halnya menyembunyikan perbuatan baik, itu juga pilihan. Pilihan diatas pilihan. Kitalah yang menentukan. Imam Syafi'i mengajarkan kita bahwa menjadi baik tidaklah harus dikenal, “Saya ingin sekali manusia mengetahui ilmu ini, dan tidak menisbahkannya sedikitpun pada saya selama-lamanya.” Ia lantas menambahkan, “Agar aku diberi pahala karenanya, dan mereka tidak memuji aku.”
Berbuat baik, lagi-lagi tidak serta merta harus terkenal. Sebagaimana orang yang terkenal, kesohor, bukan berarti ia laik untuk kita jadikan percontohan. Dihari-hari yang penuh dengan ketidakpastian ini, kita harus yakini, bahwa banyak diluar sana orang yang tidak pernah kita kenal, tapi jauh lebih baik dari kita. Boleh jadi kebaikannya, tanpa sadar kita juga ikut menikmatinya. Maka kesadaran ini yang harus kita tumbuhkan. Karena akan mendorong diri kita untuk terus berbenah, meningkatkan kapasitas diri dan terus mengupayakan kebaikan-kebaikan dan kedua, kita juga tidak akan cepat puas atas apa yang telah kita capai hari ini.
70 notes · View notes
zhahiramulk · 3 years ago
Text
mau repot
“mbak, kalau kamu mau anakmu jadi anak yang mandiri, berdaya, peka dengan sekitar, terasah empati dan emosinya, itu gampang. kuncinya satu, kamu harus mau repot.
membuat anak terus-menerus merasa terhibur dan memilih menghindarkan anak dari layar sebelum waktunya memang repot. lebih enak beri saja teve atau hape, biar nonton dan berhenti rewel. tetapi ini melatih anak untuk bisa membuat dirinya sendiri terhibur dengan yang ada di luar layar. ada banyak yang lebih menarik di sekitar.
membuat anak mau makan sambil duduk, apalagi makan sendiri, dengan rapi, tidak acak-acakan, dan makannya tetap banyak memang repot. lebih enak gendong dan suapi sambil jalan-jalan, makannya biasanya akan lebih banyak. tetapi ini melatih kesadarannya bahwa dia sedang makan. bahwa makan harus duduk. bahwa makan adalah bagian dari bersyukur.
membuat anak mau buang air di toilet, bisa duduk tenang, mencatur setiap pagi dan malam, memang repot. lebih enak pakai popok sekali pakai, biarkan saja buang air sesukanya. tetapi ini mengajarkan aturan dan menunjukkan bagaimana berperilaku yang baik. lebih sehat.
membuat anak memiliki jadwal yang rutin, jam tidur rutin, jam makan rutin, jam mandi rutin, memang repot. lebih enak biarkan saja anak semaunya. tetapi ini mengajarkan kebiasaan, yang saat besar akan memengaruhi perilakunya pula, kedisiplinannya.
mengikuti dunia anak dan tidak “memutus” begitu saja yang sedang dilakukan atau diinginkannya memang repot. harus menunggu sampai puas main air di kamar mandi, harus membuntuti sampai puas memanjat tangga, harus mengikhlaskan rumah berantakan, repot. tetapi ini memberikan sinyal kepadanya bahwa dirinya disayangi, didukung, dan boleh belajar.
mbak, intinya, menjadi ibu itu bisa saja tidak repot, tetapi jika ingin anaknya jadi anak yang berdaya kelak, ya harus mau repot. di tengah segala kemudahan yang ditawarkan zaman ini, menjadi ibu harus pintar-pintar memilih, harus banyak-banyak sabar, dan lebih banyak lagi memaafkan.“
demikian nasihat ibu untuk saya. sulit bagi saya membayangkan kerepotan yang saya timbulkan untuk ibu saat kecil dulu. ibu tidak pernah mengeluh, tidak pernah lelah. semoga Allah memberikan cinta-Nya untuk ibu.
2K notes · View notes