yourblueclouds
Jatuh bukan berarti selalu tertinggal!
77 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
yourblueclouds · 2 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
ok i know we already knew she gets it but……. she Gets it
61K notes · View notes
yourblueclouds · 2 years ago
Text
Kata cinta untuk orang-orang yang berjuang.
Hai diri, aku sangat mencintaimu, maka jangan dulu jatuh, jangan dulu tumbang. Aku tahu rasanya sangat perih ketika kamu berjalan menyusuri setiap jalannya. Kamu dibuat bingung, lelah, oleh situasi-situasi tak terduga yang datang saat kamu sudah menyelesaikan yang satu, datang lagi yang lain. Kamu menangis, karena segala yang terjadi diperjalanan perlahan membuat kamu luruh, kamu seperti tenggelam ke laut, susah sekali bernafas.
Kamu bahkan ingin membunuh diri sendiri, karena yang terlihat oleh matamu adalah gelap, padahal kalau bersabar akan menemukan cahaya terang.
Aku tahu kamu lelah tapi aku mencintaimu, jangan mudah menyerahkan jiwa dan ragamu pada keadaan yang kamu alami, jangan biarkan kamu dicabik dunia. Jangan biarkan rasa cintamu menguap, kalah oleh dunia. Jangan biarkan cinta hilang dalam dirimu, sehingga kamu tak mencintai dirimu lagi.
Hai diri, aku mencintaimu, sangat-sangat mencintaimu.
Kata cinta kepada orang-orang yang berjuang dengan perjalanan hidupnya. :)
@menyapamakna1
138 notes · View notes
yourblueclouds · 4 years ago
Text
Menganalisa Efektifitas Bantal Tidur di Kereta Api
Kereta api merupakan salah satu transportasi yang paling banyak diminati sekarang ini. Apalagi setelah pergantian branding KAI beberapa tahun belakangan ini. Diawali dari perubahan logo yang kaku menjadi lebih dinamis, kemudian semuanya pun ikut berubah ke arah yang lebih baik. Jadwal yang lebih jelas dan on time, fasilitas yang semakin meningkat, dan sebagainya (kalo kalian sering naik kereta pasti tahu perubahannya apa saja).
Tapi kali ini saya gak membahas soal perubahan-perubahan itu. Saya ingin membahas satu hal yang sangat fundamental dalam hidup ber-kereta api-an. Yaitu, bantal kereta api. Fyi, jangan dibayangkan bantal ini literally kayak bentuk bantal yang biasa kamu pake tidur ya, yang empuk dan gemuk. Bukan, bukan kayak gitu. Bantal disini tuh bentuknya kotak persegi panjang, rata, gak gemuk seperti bantal kebanyakan. Mau disebut bantal, tapi kok gak nyaman. Mau disebut ganjel, kok ya kesannya kayak jelek banget. Atau lebih kayak bantal-bantal yang biasa didudukin supir biar duduknya makin empuk itu lo. Ya kayak gitu.
Bantal di kereta api ini disewakan buat para penumpang untuk membantu tidur mereka menjadi lebih enak, nyaman, dan nyenyak. Itu harapannya. Tapi kenyataannya?
Banyak yang bingung gimana seharusnya memposisikan si bantal ini biar membantu tidur kita. Saya sendiri malah lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari posisi yang pas buat si bantal dan kepala saya agar bisa rukun sampai terlelap dengan nyenyak. Sekali waktu, bantalnya saya sandarkan di jendela dan kepala saya bersandar di sampingnya. ah, cuma bertahan 30 menit. Posisi punggung dan bokong yang miring akhirnya membuat saya usrek-usrek karepe dewe. Ganti lagi. Bantalnya dipeluk di depan, anggap saja itu kayak guling meskipun bentuknya kotak, bukan panjang. Bantalnya berfungsi buat penyangga kepala, biar gak jatuh dan bikin sakit tulang leher. Tapi juga gak bertahan lama. Ganti lagi. Bantalnya ditaruh di belakang buat senderan punggung. Eh ternyata gak cukup sampe kepala, hasilnya kepalanya malah ndangak ke atas. Leher sakit. Gak sampe 5 menit, ganti posisi lagi. Sekarang bantalnya ditaruh di bawah. Dibuat duduk. Malah aneh. Ganti lagi. Bantalnya ditaruh di depan, ditekuk jadi dua buat penyangga kepala. Eh lakok gak enak. Ganti lagi. Ganti lagi. Gitu terus deh.
Ya gitu emang kenyataannya siklus tidur di Kereta Api. Itu kalo pas duduknya di sebelah jendela ya. Bayangin betapa ribetnya kalo duduknya gak di pinggir jendela tapi di pinggir jalan tengah itu. Apa iya bantalnya mau ditaruh di samping disandarin di penumpang sebelah kita? So sweet banget sih. Yang ada malah dianya risih sambil ngomel-ngomel gak jelas. Mau negur kok ya kasihan anak ini ngantuk, mau gak ditegur malah nyusahin diri sendiri. :))
Eh tapi bantal yang bentuk kotak gak jelas ini cuma buat kelas bisnis dan ekonomi aja ya. Kalo buat kelas eksekutif, udah otomatis dapet bantal, tapi kecil. Bentuknya lebih bantal banget daripada bantal yang disewakan. Penggunaannya sih, masih sama agak bikin bingung sih sebenernya, tapi masih mending lah ya. Hehe.
Tumblr media
Yah, begitulah sekelumit analisa saya. Kalo kalian, posisi favoritnya kayak gimana?
122 notes · View notes
yourblueclouds · 4 years ago
Text
Dewasa itu...
"Talang air pecah tadi malam. Mungkin kepanasan. Regulator gas udah mulai ga ngunci. Plafon kamar mandi lubangnya udah mulai besar. TV dari kemarin ndak ada suaranya. Listrik suka mati karena gak kuat, mesti naikin daya. Ini mau kemarau. Air sumur biasanya suka kering. Mending pasang air pam aja."
Waktu kecil, masalah harian, bulanan atau tahunan di atas tidak pernah saya ambil pusing. Tanggung jawab saya hanya berangkat sekolah, ngerjain PR dan makan tepat waktu. Itu saja. Masalah lain saya anggap angin lalu, sebab saya percaya semua pasti beres.
Di dalam pikiran saya, Orang tua saya hebat. Pasti punya tabungan yang cukup untuk bertahan hidup dan memperbaiki ini itu. Semua orang tua, saya pikir juga demikian. Semua orang tua pasti sudah punya tabungan banyak sebelum memutuskan menikah dan siap mengurus anak dan memperbaiki ini itu. Mental orang tua pasti kuat dan punya seribu satu cara mencari uang dan menyelesaikan masalah.
Dulu waktu kecil, semua masalah pasti beres. Entah bagaimana beresnya. Entah berapa uang yang dikeluarkan. Entah di mana beli ini itu. Entah lebih penting itu atau itu, prioritas ini dulu atau itu dulu. Entah dari mana sendok dan piring datang. Entah dari mana panci, gunting, korden jendela datang. Tiba-tiba saja semua ada.
Ketika merengek minta uang dan mereka bilang tak punya, saya yakin mereka sebetulnya punya. Tapi memang tak mau terlalu boros. Entah di mana mereka menyimpan uang, pasti di suatu tempat ada persediaan uang yang banyak yang betul-betul mereka atur dan pasti dikeluarkan saat kondisi mendesak. Jadi tak perlu khawatir.
Sekarang, setelah orang tua saya menganggur dan saya bekerja, saya mengerti. Bagaimana tidur dengan pikiran mengganjal. Besok mesti memperbaiki ini itu. Membayar ini itu. Beli ini itu. Saya paham jika ini tidak dibeli maka ini tidak bisa ada di rumah. Jika ini dibeli maka uang berkurang dan keperluan lain tertunda. Jika keperluan yang lain tertunda bisa jadi nanti berantakan. Tidak bisa masak. Tidak bisa mandi.
Sekarang, saat sumber keuangan datangnya hanya ke saya (dalam keluarga) maka otomatis tanggung jawab semua keperluan ada di pundak saya. Jika ini itu tidak diperbaiki maka tidak akan diperbaiki. Jika plafon kamar mandi tidak diganti maka akan terus seperti itu. Jika oli motor tidak diganti maka tidak akan diganti. Tidak ada yang bisa diandalkan lagi, sebab saya sudah dewasa dan punya pemasukan.
Menjadi dewasa artinya sadar diri dan sadar lingkungan. Jika ini rusak dan saya ikut menggunakannya maka saya juga bertanggung jawab ikut memperbaikinya. Tidak bisa mengandalkan tetangga. Tetangga sudah punya masalah mereka sendiri. Tidak bisa mengandalkan orang tua lagi. Orang tua juga punya masalah dan perjuangan mereka sendiri.
Sekarang, setelah memegang uang sendiri saya tahu bahwa jika tak punya uang artinya memang tak punya. Bahwa dalam kondisi mendesak pun jika tak punya uang maka betul-betul tak punya. Bahwa ternyata orang tua saya pun bisa tak punya uang. Bisa tak memegang uang. Bisa stuck seperti anak kecil yang kehabisan uang saku saat di sekolah. Bahwa orang tua tak selalu punya. Bahwa kadang orang tua pun bisa sangat senang mendapat uang 10 ribu.
Menjadi dewasa artinya mesti belajar banyak hal. Belajar mengganti regulator, memperbaiki stopkontak. Mesti belajar cara memasang pralon dan keran air untuk menghemat uang. Mesti tahu tarif wajar tukang saat ada genting bocor, antena patah atau mau membangun kamar mandi baru. Berapa harga semen dan pasir. Beli di mana yang lebih hemat. Merk semen apa yang bagus. Keramik apa yang paling cocok untuk kamar mandi dan murah.
Menjadi dewasa artinya mesti pandai bersikap dan menanggapi situasi. Mesti tahu informasi hidup orang-orang sekitar, mesti pandai memilah kata sebelum diucapkan supaya tidak menyinggung. Mesti tahu ibu ini pihak mana ibu itu pihak mana. Mesti tahu bapak itu punya masa lalu buruk dengan bapak A atau B. Juga mesti membesarkan hati dan siap karena saya akan mulai menjadi salah satu objek pembicaraan orang di sekitar.
Menjadi dewasa artinya masuk ke dalam sistem sosial. Bahwa saya juga bisa sakit dan perlu berobat. Mendaftarkan diri ke puskesmas. Mengantri di poli klinik rumah sakit. Menebus obat di apotek. Mengurus SIM, bayar pajak di samsat, iuran bpjs. Semua tidak akan didapat jika saya tidak bergerak. Saya tidak bisa sembuh jika tidak berobat. Waktu kecil. Saat sakit yang jadi masalah hanya rasa sakit. Menahan sakit. Masalah biaya, masalah pergi berobat, masalah administrasi sudah ada yang mengurus. Sudah ada yang memikirkan. Saat dewasa, sakit pun mesti memikirkan biaya obat, biaya menginap, biaya konsultasi dokter, biaya transportasi.
Menjadi dewasa artinya menjadi warga negara. Bahwa nama telah tercantum dalam beberapa kartu dan surat-surat penting. Bahwa nama bukan lagi hanya sekedar nama panggilan. Bahwa saya memiliki suara untuk memilih. Bahwa apa yang saya putuskan dan lakukan bisa berdampak besar. Bahwa jika melakukan kesalahan atau kejahatan saya bisa dipidana.
Menjadi dewasa artinya kesadaran makin tinggi dan luas. secara tak sadar saya mesti mengamati tatapan mata orang lain, cara mereka bicara, adakah yang disembunyikan. Senyum yang tulus atau tidak. Basa basi atau serius. Dia suka dengan saya atau tidak. Bagaimana saya mesti menguasai suasana. Berpakaian sesuai suasana. Bersikap sesuai suasana. Rasa malu pun juga menjadi sangat besar dan sensitif.
Waktu kecil, bahkan saya tidak peduli saya di mana. Mau di rumah, pasar, loket kereta, di dalam bus, di tengah hajatan, saya hanya fokus dengan apa yang membuat saya tertarik. Saya tidak peduli dengan yang lain. Saya hanya peduli teman saya bersembunyi di mana. Semak-semak atau di belakang rumah. Saya hanya peduli dengan dunia yang baru saja jadi tepat saat kawan dan saya menentukan siapa yang berjaga siapa yang bersembunyi.
Menjadi dewasa artinya kesadaran semakin dalam. Mau tidak mau pikiran secara tidak sadar memperhatikan hal-hal kecil dan artinya mesti belajar bahwa hal-hal kecil pun sebenarnya penting dan tidak bisa dianggap remeh. Bahwa bilang begini belum tentu orang menerimanya dengan baik. Bahwa hal yang sepele pun bisa menyakiti orang lain.
Menjadi dewasa artinya kepekaan semakin sensitif. Peka ketika orang lain membicarakan saya dan saya mesti belajar pura-pura tidak mendengarnya. Peka ketika ada yang tidak suka dengan saya. Peka ketika ada yang butuh bantuan tapi tidak berani bilang. Peka dalam memahami apa yang bahkan tidak dikatakan. Peka terhadap maksud orang lain yang disembunyikan. Peka ketika ada tamu dan mesti mencarikan cemilan dan minum. Peka ketika ada orang yang suka dengan saya tapi saya mesti menjaga jarak. Kepekaan itu datang dengan sendirinya dan semakin sensitif dari waktu ke waktu.
Menjadi dewasa artinya rasa malu semakin besar. Sering tidak pede dengan bentuk badan atau wajah sendiri. Tidak bisa bersikap sesuai dengan keinginan hati. Tidak bisa makan sambil lari ke sana ke mari. Tidak bisa memakai pakaian seenak hati. Tidak bisa banyak tingkah di tengah banyak orang.
Menjadi dewasa artinya menjadi bagian dari masyarakat. Mulai diperhatikan dan dibicarakan. Tidak seperti anak-anak yang diabaikan segala tingkahnya. Menjadi dewasa, segala sikap, ucapan dan pikiran akan diperhatikan dan dinilai orang lain. Tidak bisa nyelonong ke sana ke sini dan berharap diabaikan banyak orang.
Menjadi dewasa artinya sadar terhadap sistem dunia dan menjadi lebih realistis. Bahwa jika tak membeli maka tak punya. Bahwa jika tak punya maka tak bisa memakai. Bahwa jika tak punya kulkas maka tak bisa mendinginkan air dan menambah usia sayur. Bahwa jika tak punya mesin cuci maka mesti mencuci dengan tangan. Bahwa jika tak beli sabun maka tak bisa mandi. Bahwa jika tak bekerja maka tak punya pemasukan. Bahwa jika pengeluaran lebih besar dari pemasukan maka akan terlilit hutang. Bahwa jika tak bergerak maka tak bisa beli ini itu. Bahwa jika tak punya uang berarti memang tak punya uang. Bahwa jika tak punya keahlian tertentu maka akan tertinggal.
Bahwa teman-teman lebih butuh lunas cicilan motor daripada main hujan atau petak umpet. Bahwa senang-senang dan tertawa sepanjang hari tidak bisa membuat kenyang. Bahwa semua butuh uang. Bahwa uang penting. Bahwa uang meski bukan segala-segalanya tapi hampir segala-galanya butuh uang. Bahwa jika tak punya uang segalanya jadi sulit. Bahwa orang baik pun butuh uang. Bahwa hidup bukan hanya masalah makan minum.
Bahwa hidup tidak seperti film yang hanya fokus pada kerangka cerita saja. Bahwa hidup artinya menjalani inci demi inci, aroma demi aroma, kenangan demi kenangan, keringat demi keringat, air mata demi air mata. Bahwa hidup puncaknya bukan happy ending. Bahwa ketika berada di puncak kebahagiaan bisa jadi besok jatuh lagi. Bahwa ending dalam hidup adalah kematian, bukan terwujudnya impian.
Bahwa masa tua yang berat dan lemah pun mesti dijalani, bahagia atau tidak. Suka atau tidak suka. Bahwa ketika kehilangan seseorang artinya memang kehilangan. Tidak bisa ditawar tidak bisa merengek supaya ia kembali.
Menjadi dewasa artinya mesti belajar merelakan. Merelakan orang yang sangat disayang tiada. Merelakan kegagalan. Merelakan kekecewaan. Merelakan hal-hal yang tidak berjalan dengan baik. Merelakan waktu dan tenaga yang terkuras namun tidak menghasilkan apa-apa.
Merelakan kesalahan saat memutuskan. Merelakan kejadian yang mengubah banyak hal. Merelakan keadaan yang menempatkan diri dalam posisi sulit. Merelakan ketidakberuntungan. Merelakan posisi diri yang berbeda dengan orang lain.
Menjadi dewasa artinya mesti sabar. Tak bisa meluapkan emosi dengan tangisan (supaya yang diingini segera ada). Tak bisa meminta simpati orang lain dengan tangisan. Tak bisa merengek minta ini itu kepada orang lain.
Tak bisa memencet tombol skip untuk melewati waktu yang sulit, melewati malam hari saat sakit, melewati bulan yang buruk, melewati waktu magang yang tidak mengenakan, melewati tahun yang menyebalkan, melewati beberapa jam saat antre. Tak ada tombol skip.
Menjadi dewasa artinya mesti ikhlas dan tidak terlalu bergantung pada emosi. Tidak terlalu kecewa ketika sesuatu tidak berjalan baik. Tidak terlalu marah ketika es buah yang sudah disimpan dikulkas dimakan orang lain. Tidak terlalu kecewa ketika keinginan tidak terwujud. Tidak terlalu marah ketika barang kesayangan jatuh dan rusak.
Pada akhirnya hanya perlu bilang "ya sudahlah.tak apa." lalu lebih fokus memperbaiki apa yang rusak, mencari jalan keluar, mencari cara mengatur ulang rencana daripada merengek dan kecewa berlarut-larut.
Lebih ingin segera menyelesaikan masalah dengan cepat dan sederhana. Malas memperuncing permasalahan dan suasana. Malas mengeluarkan energi lebih.
Menjadi dewasa artinya tidak seantusias dulu waktu kecil. Tidak terlalu ingin naik bianglala, tidak terlalu antusias datang ke pasar malam, tidak terlalu antusias bermain air, tidak terlalu antusias pergi piknik. Saat dewasa banyak yang sudah dialami, banyak yang sudah dirasakan. Hal-hal yang dulu membuat antusias menjadi biasa saja, membosankan dan terkesan merepotkan.
Malas basah-basah, mesti bawa plastik, menyimpan baju basah, ganti baju di kamar mandi umum, nanti pulang mesti bilas mandi, mesti nyuci baju basah. Pergi piknik pun malas. Mesti nyiapin pakaian, uang, barang ini itu, bekal, outfit yang sesuai dengan tempat dan tidak membuat malu.
Menjadi dewasa artinya masuk ke dalam norma sosial. Mesti memperhatikan norma-norma di setiap tempat. Mesti memperhatikan sikap diri sendiri, sikap orang lain dan penilaian orang lain. Mesti membangun persona tertentu. Mesti menahan diri.
Menjadi dewasa artinya mesti mengikuti irama waktu. Bahwa ada yang bisa ditunda ada yang harus segera. Ada yang prioritas ada yang bisa dikesampingkan. Ada yang kebutuhan ada yang keinginan. Ada yang sekarang ada yang nanti. Ada kemarin, ada sekarang, ada besok. Ada masa lalu, masa kini dan masa depan.
Menjadi dewasa artinya menjadi manajer diri. Mesti mengatur waktu, mengatur keperluan, mengatur pengeluaran dan pemasukan. Mengatur emosi dan mood. Mengatur rencana ke depan. Sebab tidak ada orang lain yang akan melakukan itu semua untuk saya.
Menjadi dewasa artinya menjadi pemimpin diri. Mesti memutuskan keputusan-keputusan sulit. Mesti memikirkan konsekuensi ke depan. Terhadap diri saya sendiri dan orang lain. Mesti memikirkan untung dan rugi. Baik dan buruk. Pantas dan tidak pantas
Menjadi dewasa artinya pikiran semakin luas dan sibuk. Banyak yang mesti dipikirkan. Dari hal-hal sepele sampai besar. Rencana-rencana ke depan sampai masa lalu. Dari kejadian kemarin sore sampai kejadian tadi pagi. Dari hal-hal yang sudah terjadi sampai hal-hal yang belum terjadi, yang masih diawang-awang:
Besok ketemu ini itu. Bicara di depan banyak orang. Kira-kira baju apa yang bagus. Pakai kaos kaki atau tidak. Rambut perlu potong tidak. Presentasi ini perlu dijelaskan atau tidak. Saat pembukaan lebih baik begini atau begitu. Berapa orang yang hadir. Jam berapa sebaiknya mandi.
Tahun depan mau ngapain. Kerja di mana. Nikah umur berapa. Mending kontrak atau di rumah aja. Kalau ikut mertua enak atau ndak. Gimana kalau konflik dengan mertua. Mending anak 1 atau 2. Nanti sekolahnya di negeri atau swasta. Nanti uang cukup ndak untuk kebutuhan sehari-hari. Makan, pakaian anak istri, bantu orang tua juga. Bagaimana jika anak tidak bahagia dan merasa kekurangan. Bagaimana jika istri merasa susah karena tidak punya kulkas, mesin cuci, rumah tidak terlalu bagus. Bagaimana jika nanti saya bosan dengan istri sendiri. Bagaimana jika ada konflik. Bagaimana jika nanti kita bertengkar. Bagaimana jika nanti begini begitu.
Saya tidak sedang membicarakan makna kedewasaan secara hakiki atau psikologis. Saya juga tidak sedang membicarakan usia. Saya membicarakan kondisi seseorang yang sadar bahwa dirinya sudah bukan bocah lagi.
Selamat tinggal masa kecilku.
1K notes · View notes
yourblueclouds · 5 years ago
Text
Jika Wanitamu adalah Aku
Pertama, kuucapkan turut berduka cita karena kamu mencintai wanita yang penuh dengan kekurangan dalam dirinya. Kedua, kuucapkan selamat karena kamu akan terus dicintainya dengan hebat.
Kelak, jika akhirnya kamu yang kupilih menemaiku, ketahuilah bahwa aku telah menerima seutuhnya dirimu. Kamu memang bukan yang pertama tapi kupastikan kamu adalah yang terakhir dari segalanya dan yang menempati satu tempat di hatiku dengan seluruhnya.
Aku tak bisa menjanjikan kamu akan bahagia tapi kupastikan aku akan terus berusaha membuatmu bahagia. Apa yang kamu rasa, aku tak ada kuasa. Kamu akan terus dan terus menemukan setiap kekurangan yang ada. Mungkin sesekali membuatmu jengah, tapi membiarkanmu pergi ke lain hati aku enggan sama sekali.
Jika kamu mendapatiku tersenyum saat kamu memujiku, ketahuilah saat itu aku sedang takut kamu akan kecewa. Jangan taruh ekspetasimu terlalu tinggi tentangku, karena aku tetap saja hanya manusia biasa.
Bahagiakan aku dengan hal-hal sederhana. Sesederhana mungkin aku membuatmu bahagia; dengan perhatian, dengan pijatan di kepala, dengan masakan-masakan uji coba, dengan menggandengmu kemana-mana.
Jangan berharap akan gadis anggun nan jelita, yang ada mungkin aku akan menganggapmu seperti kawan lama. Tertawa keras, berkata kasar sesekali, atau bahkan memukulmu saat kesal.
Kamu akan mendapati aku yang meledak-ledak. Setiap ledakannya akan berbeda tergantung suasana. Jangan kaget jika kamu mendapati aku tiba-tiba menangis tanpa sebab, bahkan hanya karena aku tak bisa mengungkapkan apa yang aku rasa.
Bisa jadi aku manja, merengek padamu seolah anak kecil pada ayahnya. Ketahuilah bahwa rengekan itu hanya kamu yang menerimanya. Bisa jadi aku dewasa, sehingga dapat memanjakanmu yang sewaktu-waktu berubah menjadi anak tk.
Sering kali aku akan banyak maunya. Meminta ini dan itu tanpa malu. Jangan kabulkan semuanya. Terkadang keinginanku hanyalah rasa penasaran yang berujung sia-sia. Kamu harus lebih pintar memilah yang terbaik untuknya.
Bersamanya kamu tidak akan pernah takut untuk ditinggalkan, kecuali jika Tuhan yang menginginkan. Bersamanya, kamu tidak akan pernah berjuang sendirian.
1K notes · View notes
yourblueclouds · 5 years ago
Text
Kamuku di Masa Depan
Kamu-ku di masa depan. Sebelum denganmu, aku pernah mencintai dalam diam, pernah pula terlalu percaya hingga membuahkan luka begitu menganga, serta beberapa kali menuju pulang yang ternyata hanya tempat singgahan. Kamu-ku di masa depan. Apakah kita pernah saling menyapa sebelumnya?
Kamu yang menggenggam masa depanku, aku pernah mencicip berbagai rasa, sepertimu yang pernah mencinta dengan berbagai cara. Pahit, manis juga asamnya kisah cinta. Hingga kupilih menempuh jalan hambar ini. Apa ini jalan yang mempertemukan kita? Apakah kamu bayang di persimpangan itu?
Kamu-ku di masa depan, aku tak tahu apakah jalan ini akan mempertemukan kita lebih cepat atau malah lebih lama. Aku pun tak tahu apakah nanti kita di pertemukan dalam keadaan baik ataupun buruk. Tapi aku yakin kita pasti bertemu, kelak di masa depan. Apakah kau merasakan hal yang seperti kurasakan ini? Memikirkan kamu yang bahkan aku tak tahu seperti apa.
Teruntuk kamu masa depanku, yang kini masih jadi nona senjaku, dan semoga segera jadi halalku. Kamu datang tepat saat senja begitu menjingga, menyapaku yang sangat murung mengikuti arus dunia yang semakin menggila. Dan tentu saja Tuhan sepertinya tak setuju melihat dua insan manusiaNya yang belum halal untuk lama berdua-duaan, hingga ia memerintah waktu untuk cepat berlalu, dan menyuruh jarak hadir kembali diantara kita. Aku tahu ini hanya skenario Tuhan untuk menguji kita, cinta dan kesetiaan yang ada. Tenang saja puan aku takkan bosan, aku sabar menunggu celengan rindu ini pecah, pecah oleh tatapan nanarmu dan senyum seadamu. Aku rela menunggumu hingga jingganya senja dan derasnya hujan menyatu.
Dibuat oleh @sepatupudar @bekuankenangan @dysaniasyndrome @yusroon untuk memenuhi writing project kolaborasi dari @kitakalimantan
147 notes · View notes
yourblueclouds · 5 years ago
Text
Berharap atau Berdo'a ?
Sabagai manusia, kita memang sarat akan kealpaan. Bila sedikit saja kita terlupa akan hal sekecil apa pun sering ada seseorang yang menimpali bahwa itu adalah hal yang manusiawi. Bila tidak pernah lupa apakah akan disebut tidak manusiawi? Tentu bukan seperti itu juga kan? Hehe.
Bicara tentang lupa, ada satu hal yang kadang memang terlupakan dari diri kita. Berdo’a. Ya, Ketika banyak hal-hal yang kita inginkan, kita selalu berharap, tapi lupa berdo’a. Parahnya terkadang selain kita alpa dari berdo’a, kita sering menuangkan harapan itu kepada sesama manusia. Seperti ada seseorang yang ingin memiliki ponsel keluaran terbaru dan ia berharap akan dibelikan oleh orang tercintanya. Padahal yang membellikan adalah hanya perantara saja.
Seseorang pernah berkata kepadaku, terkadang ada rezeki orang lain yang diperantakan Tuhan melalui kita. Misalnya, hari ini kita menerima uang sekian rupiah, malamnya ada orang yang datang dengan berkata ia membutuhkan uang dengan jumlah yang serupa dengan uang yang kita pegang. Coba pikirkan, siapa yang membawa orang itu datang ke rumah kita? Siapa yang menunjukkan padanya kalau kita mempunyai uang yang sebegitu adanya kalau bukan Ia? Memang sudah jalannya begitu bukan? Tuhan memberikan uang itu untuk kita berikan lagi kepada yang memang berhak atas rizki itu.
Berharap yang baik adalah baik, tapi bukankah berdo’a kepada Sang Maha adalah lebih baik?. Sebab harapan terkadang kita letakkan di tempat yang salah. Sedangkan berdo’a sudah pasti ditujukan kepada Allah Ta’ala dengan segala kepasrahan kita sebagai hamba, dan lagi dalam do’a sudah pasti berisi harapan-harapan kita pula.
Apakah pernah kita berharap dan justru kita mendapatkan harapan palsu? Yang rasanya aduh….., rasanya kadang memilukan hati bukan?. Perihal jodoh misalnya, ada seseorang yang mendekati kita dan lama-kelamaan kita merasa nyaman dengannya sampai kita berada pada tahap menaruh harapan lebih padanya, berharap dirinya menjadi jodoh kita saat ini juga. Sayangnya, setelah kita sibuk merasa menjadi manusia paling special di hatinya, tahu-tahu muncul kabar bahwa dirinya akan menikahi seseorang beberapa hari lagi. Haduuuh, patah sekali bukan hati kita? Itu salahnya, mengapa kita sibuk berharap tapi tidak berdo’a? Padahal jika berdo’a dengan setulus hati kita bisa meminta ia dijadikan jodoh kita.
Tapi bukan berarti setiap do’a akan dikabulkan begitu saja yaa. Lewat berdo’a Tuhan mengajari banyak hal kepada kita. Bila kita benar-benar mempasrahkan do’a itu kepada-Nya, maka kita akan tabah dan ikhlas menerima apa pun jawabannya. Namanya juga pasrah kan? Hehehe. Tuhan juga mengajari kita kepekaan, bukan berarti saat permintaan kita tidak dikabulkan, do'a kita diabaikan. Bisa jadi Ia malah mengirimkan jawaban yang lain. Barangkali esoknya kita didatangi seseorang yang lebih baik dari yang memberi harapan palsu itu, dan ternyata seseorang yang datang itu adalah jodoh kita yang sebenarnya.
Bagiku, Allah itu tidak pernah menolak permintaan kita. Ia selalu mengabulkan walau kadang dengan jawaban yang lain dari permintaan kita. Bagiku, Allah selalu berkata,”Ya”. “Ya, akan Aku kabulkan” atau “Ya, tapi tidak ini, melainkan yang lain hambaku”, “ya, tapi saat Aku melihat kesungguhanmu” dan ya ya yang lainnya. Tidak pernah aku berpikir bahwa ia berkata tidak. Sebab perlu kita peka, bahwa setiap jawaban yang Ia berikan atas do’a kita adalah pasti ada hikmahnya.
Jadi menurutku, daripada hanya berharap, lebih baik kita berdo’a. Bukankah seperti kataku tadi, berdo’a sudah pasti menaruh harapan di tempat yang sesungguhnya? Tentunya kita juga mesti iringi do’a dengan usaha ya. Masa kita hanya bisa berharap? Berdo’a saja tidak, apalagi berusaha?.
(16/09/2017)
18 notes · View notes
yourblueclouds · 5 years ago
Text
Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, ingatlah ini..
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu.. Jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya . Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun. Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar. Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih. Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah dengan potensinya yang lain. Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an. Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris wahyu. Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu…jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah. Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu.Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab. Ia tidak lain adalah Imam Ahmad.
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu…Jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya. Seperti Ummu Habibah. Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya. Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya :“Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam ! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaanMu .Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu . Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya . Peliharalah keselamatannya,panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, aamiin !”.Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya,tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi’i .
~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu..Jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman .Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu .“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram…”, katanya memotivasi sang anak .“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram…”, sang ibu tak bosan-bosannya mengingatkan .Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani .Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama Abdurrahman As-Sudais.
~ Jika suatu saat nanti kau jadi ibu…Jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses .Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu .Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu . Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri .Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor . Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia .Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999.
14 notes · View notes
yourblueclouds · 5 years ago
Text
Bersamai Allah, Bersamai yang Bersama Allah
Tumblr media
Photo by mostafa meraji
Ketika bertanya perihal jodoh, bunda saya selalu berpesan,
“Bersamai orang yang bersama Allah, ya, Nak”
Pesan ini selalu mempunyai banyak arti. Membersamai orang yang bersama Allah, pun selalulah bersama Allah. Bersamai Allah, dan bersamai orang yang bersama Allah. Dalam memilih sahabat, teman dekat, pun dalam memilih teman hidup, pesan beliau sama.
Bersama Allah, hati akan tenang, jalan akan lapang, tidak peduli halangan dan rintangan.
Membersamai orang yang bersama Allah, akan mengingatkan kita kepada Allah. Mereka yang selalu mengingatkan kebenaran. Mereka yang selalu mengajak kepada kesabaran.
Kali ini, saya ingin membahas poin sabar.
Coba deh, kita gak nemuin tuh di Al Qur'an, 
“Innallaha ma'al mustaghfirin, qonitin, mushollin, sho'imin,”  "Allah bersama orang yg memohon ampun, orang yang patuh, orang yang sholat, orang yang puasa,“ 
 Kita gak nemu itu di Al Qur'an. 
 Tapi yang kita temui apa?
“Innallaha ma'as shobirin..”
“Allah bersama orang yang sabar,”
Tumblr media
Photo by Lily Banse
Al Hafiz ibn Rajab rahimahullah suatu kali pernah bercerita, 
“ayat atau hadits, yang menjelaskan diriNya bersama dengan seseorang, menunjukkan bahwa orang tersebut telah kehilangan sesuatu yang berarti. Dan Dia tidak pernah mengambil sesuatu kecuali memberikan sesuatu sebagai balasannya. Dan yang terbaik yang Allah beri adalah apa? 
DiriNya!”
Terdapat narasi dari Rasulullah Muhammad SAW yang mengatakan bahwa di hari akhir nanti ada orang yang diingetin Allah, “Ketika aku sakit, kamu kok tidak datang?”. Orang itu bingung, “Ya Rabb! Engkau Rabb semesta alam dan Engkau bilang Engkau sakit dan hamba tidak datang? Maksudnya apa?”. Allah lalu mengatakan, “Bukankah kamu tahu kalau si fulan dan fulan sedang sakit? Kiranya kamu mendatanginya, kamu akan menemukanKu bersama dirinya!” Ketika sebuah bala, kesusahan, atau kepahitan tersebut menjadikan dirimu kembali menemukan Allah, menjadikan dirimu kembali kepada Allah, dibersamai Allah, yakinlah bahwa di hari akhir nanti kamu tidak akan menyesali bala tersebut. 
Sekarang, bagian yang paling penting.
Mudah sekali gak sih bilang ke orang, “sing sabar,” atau “yang sabar, ya,”, atau kalimat penenang lainnya? Mudah sekali gak sih untuk menulis soal mengajak kesabaran ini di platform ini? Tapi kudu bagaimana sih, sabar yang dimaksud?
Sabar, dalam bahasa arab, sepaham belajar ke Sh. Abdul Nasir Jangda, terjemahannya adalah “mengikatkan sesuatu,”. To tie something down. Ikatkan diri kita kepada Allah, ketika badai itu datang. Ikatlah sejak awal, bukan ketika di tengah-tengah badai, supaya sabar yang sejati semakin diraih.
“Kembali ke Allah! Ketika nyeri itu muncul, kembali ke Allah!”
Ketika rasa nyeri, kesusahan, bala, kesedihan, semua itu datang, pertama-tama, larilah ke Allah. Sebut, dan benar-benar berharap kepadaNya. Bukan sekadar mengucap istighfar semata, tapi mendalami apa yang dirasa dan memanggil Allah, “Yaa Rabb, tolongin hamba …”
Sudah jadi janjiNya, di Al Baqarah ayat 153, dibersamaiNya. 
Pun, dengan orang-orang yang ketika ditimpa kesusahan lalu ia berlari kepada Allah, bersamai mereka.
Maka bersamai Allah, bersamai pula orang yang bersama Allah.
InsyaaAllah tenang, yah.
785 notes · View notes
yourblueclouds · 5 years ago
Text
Tumblr media
5 TANDA ORANG BAIK DAN BIJAK
1. Wajhu Mumbasyar (Wajah yang senantiasa menggembirakan) : Dia memiliki penampilan diri yang menyenangkan bila dipandang, murah senyum, hangat percakapan, dan kehadirannya senantiasa dirindukan.
2. Lisanun Na'imah (Tutur bahasa yang indah) : Dia memiliki bahasa yang indah meskipun sederhana, mudah difahami dan tidak membuat orang tersinggung.
3. Qolbur Rahmah (Hati yang menyenangkan) : Hati adalah cerminan sikap peribadi seseorang. Sikap dan perilakunya memberikan rahmat bagi sekitarnya. Kehadirannya memberi manfaat, kata-kata yang terucap berfaedah buat yang mendengarnya.
4. Shodrul Muftihah (Lapang dada) : Jiwanya terbuka, jujur, berterus-terang, dan bertoleransi. Arif menghadapi suasana gembira dan sedih, bijaksana dalam mengambil keputusan.
5. Yadul Muftihah (Tangan yang senantiasa terbuka) : Dia senang membantu siapa saja, bahkan tanpa perlu diminta pun dia akan peka untuk membantu.
104 notes · View notes
yourblueclouds · 5 years ago
Text
So Matt Bors the guy who made that one reaction image we all love made more and honestly
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
9K notes · View notes
yourblueclouds · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Measles Virus May Wipe Out Immune Protection For Other Diseases
by Emily Vaughn / NPR Health
This year saw the largest outbreak of measles in the U.S. since 1994, with 1,250 cases reported as of Oct. 3, largely driven by families choosing not to vaccinate their kids. Worldwide, the disease has resurfaced in areas that had been declared measles-free.
Some families choosing not to vaccinate argue that measles is just a pesky childhood illness to be endured. But two new studies illustrate how skipping the measles vaccine carries a double risk. Not only does it leave a child vulnerable to a highly contagious disease, but also, for individuals who survive an initial measles attack, the virus increases their vulnerability to all kinds of other infections for months, possibly even years, after they recover.
The research begins to explain something surprising that happened when the measles vaccine was introduced in the U.S. in the 1960s. Rates of childhood deaths from other diseases fell precipitously. The same thing happened as the vaccine was introduced around the world.
But what is it about the measles vaccine that seems to provide protection from more than just measles? The new studies published this week in the journals Science and Science Immunology provide substance to what has been the leading theory: Measles can damage the immune system by erasing the body’s memory of previously encountered antigens.
Read the entire article
Image above © James Cavallini / Science Source 
33 notes · View notes
yourblueclouds · 6 years ago
Text
-Untitled-
The rain has fallen, some memories
were awakened. It was night and it
was raining. There was only city light
taht kept shining. I walked into the
pouring rain, cold and bleak, the night
getting old and my bone getting weak.
Nowhere to go, nowhere to stay. Since
we broke years ago.
1 note · View note
yourblueclouds · 6 years ago
Text
A Night of Rain
The rain has fallen, some memories
were awakened. It was night and it
was raining. There was only city light
taht kept shining. I walked into the
pouring rain, cold and bleak, the night
getting old and my bone getting weak.
Nowhere to go, nowhere to stay. Since
we broke years ago.
 The rain has come, the night sky
was darksome. It was night and it was
raining. You were out of sight and I
kept longing. There was a shelter where
we were used to share laughter. I sat
and sad. Digging those memories that
I’ve been buried, I cried..
Wthout you, and without the moon,
A night of rain is full pain.
0 notes
yourblueclouds · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Senja di Pelabuhan Kecil Ini kali tidak ada yang mencari cinta Di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang Menyinggung muram, desir hari lari berenang Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan Dari pantai ke empat, sedu penghabisan bisa terdekap. Chairil Anwar #nofilterneeded #CanonPowershotSX410IS (at Selat Bali Gilimanuk - Ketapang)
2 notes · View notes
yourblueclouds · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Dan kawan Bawaku tersesat ke entah berantah Tersaru antara nikmat atau lara Berpeganglah erat, bersiap terhempas Ke tanda tanya #nofilterneeded (at Selat Bali Gilimanuk - Ketapang)
1 note · View note
yourblueclouds · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Kupandang foto berbingkai di sudut ruangan Dengan cahaya secukupnya dari lampu meja Sinar temaram seolah ingin bercerita Tentang kisah yang tergambar Bukan kenyataan, hanya visualisasi digital Tidak sebenarnya, hanya replika memori Belumlah nyata, hanya tangkapan lensa Kertas foto yang tertumpah warna Menggurat garis-garis berpola Menyerupai wajah-wajah yang ceria,tetapi tak tahu apa yang sebenarnya ada dirasa Nampak gedung besar dibelakangnya Orang lalu-lalang saling melempar senyum Sebagian tertawa Beberapa terdiam Merenung bercucur air mata Langit biru yang sebagian mulai tertutup awan mendung Tak tertahan hendak menyentuhnya Aku ada didalamnya namun tak akan dikenal Atau barangkali orang-orang tahu dengan prasangka, Siapa yang memotretnya? Aku ingin berkata kepadanya, Bisakah kau ambil sekali lagi dengan rautku yang sejujurnya? (at Monas)
0 notes