Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
2024
Isu kesehatan mental beberapa tahun terakhir menjadi isu yang ramai dibicarakan. Terutama di kalangan generasi Z. Semua hal rasanya dikaitkan dengan kesehatan mental. Pertemanan, pekerjaan, social, sampai agama mungkin terbawa juga karena beberapa kalangan berpendapat kalau orang terkena gangguan mental berarti imannya kurang atau lemah.
Jaman dahulu mungkin kita hanya mengenal orang gila, yang tidak punya rumah, bebas berkeliaran, tidak terurus, suka berbicara atau ketawa sendiri, dan beberapa hal yang melekat pada istilah orang gila. Kemudian bahasa itu diperhalus dengan menyebutkan “orang dengan gangguan kejiwaan” atau dikenal dengan ODGJ. Kemudian secara pesat berkembang menjadi banyak istilah seperti deprsi, halusinasi, skizofrenia, stress, bipolar, dan banyak lagi. Tetapi saya tidak akan banyak membahas tentang penyakit-penyakit mental tersebut karna saya tidak berada di bidang tersebut.
Sebuah kitab berjudul Al Wasail Al Mufidah Lil Hayati As Saidah karya Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa'di rahimahullah membahas tentang kiat-kiat hidup bahagia. Salah satu bab yang dibahas oleh guru saya tadi siang adalah bagaimana caranya agar ketika diberi ujian oleh Allah bias tetap berprasangka baik. Apa korelasinya dengan kesehatan mental? Salah satu penjelasan dalam kitab ini ada hubungannya dengan kesehatan mental.
Berangkat dari permasalahan yang sering terjadi di kalangan generasi Z sekarang ini, yaitu overthinking atau terlalu sibuk memikirkan masa depan. Boleh sebenarnya memikirkan masa depan, tetapi dalam konteks ini adalah berfikir karena takut, khawatir dan cemas akan masa depan, nah pikiran seperti ini yang tidak diperbolehkan.
Mendapat ujian adalah sebuah keniscayaan, bagi siapapun yang Allah beri kesempatan untuk hidup. Maka dalam hidup pasti ada masalah. Salah seorang ulama pernah berpendapat bahwa pembagian waktu hanya ada 3 yaitu hari yang sudah berlalu (kemarin), hari yang sedang dijalankan (hari ini) dan hari yang akan dating (besok). Hari kemarin sudah tidak akan diulang dan hari besok tidak ada yang tahu akan seperti apa.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan umat Islam ketika menghadapi masalah dalam hidupnya. Pertama, menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, mengumpulkan energy untuk melakukan kegiatan di hari tersebut.
Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat misalnya belajar, beribadah, datang ke majelis ilmu, ikut kegiatan social, melakukan hobi, dan hal-hal lain yang menyenangkan. Maka dengan begitu pikiran akan teralihkan dan tidak focus dengan masalah yang sedang dihadapi. Ini bukan berarti menghindar atau tidak mau menyelesaikan masalah, tetapi terkadang masalah itu tidak perlu terlalu dalam dipikirkan, sewajarnya saja dan segera cari solusi.
Yang kedua, mengumpulkan energy untu melakukan aktifitas di hari tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan terkait pembagian waktu, maka tugas manusia hanyalah focus dengan apa yang akan ia jalani di hari ini. Tidak boleh berandai-andai tentang masa lalu, atau terlalu khawatir dengan masa depan.
Satu hal yang saya pelajari hari ini bahwa begitu sempurnanya Allah menurunkan ajaran agama Islam ini, bahwa sampai aspek mental sudah dibahas.
0 notes
Text
Untuk siapapun yang...
Kata orang penyesalan itu adanya diakhir, kalau diawal namanya pendaftaran. Barangkali itu yang saya rasakan saat ini. Dulu saya pernah berada dalam sebuah organisasi dimana organisasi tersebut memiliki grup whatsapp. Saya juga punya teman yang kuliah di fakultas bernama Fakultas Adab di salah satu perguruan tinggi. Tapi apa korelasinya?
Jadi begini, teman saya ini satu frekuensi. Kami bertukar banyak sekali pikiran, pembahasan, obrolan dan lain sebagainya tanpa ada yang merasa tersinggung karna kami tau apa yang dibicarakan (sekalipun itu benar) tidak ada maksud dengan sengaja menyinggung atau membuat sakit hati salah satu diantara kami.
Seperti pada hari itu, teman saya bercerita bahwa dirinya dan kakaknya kuliah di fakultas yang sama yaitu fakultas Adab, kemudian dia megeluarkan sebuah jokes begini, "dua-duanya anak adab tapi gak ada yang beradab". Kemudian kami tertawa, kami sama-sama tau itu hanyalah candaan.
Kemudian salahnya saya jokes tersebut saya bawa ke grup organisasi saya. Duh kalau diingat-ingat hodob sekali saya sampai bisa berkata seperti itu, sekarang saya benar-benar menyesal.
Yang saya ingat saya mengetik, "anak adab seharusnya beradab". Allahh kalau saya bisa mengulang waktu saya benar-benar ingin menghapus perkataan saya tersebut. Saya tidak bermaksud menyinggung teman saya yang ada di fakultas tersebut, hanya karna kebodohan saya menempatkan candaan yang akhirnya berdampak tidak baik terhadap lingkungan sosial saya. Saya hanya berfikir semua orang bisa menerima candaan yang saya lontarkan. Atau dalam pemahaman lain saya berfikir semua candaan bisa ditempatkan dimana saja, ternyata tidak. YaRabb maafkan saya, siapapun yang tersinggung dengan perkataan saya tolong beri kelapangan hati untuk melupakan kejadian tersebut dan memaafkan saya.
Saya tidak tau orangnya siapa, tapi semoga semua sudah memaafkan kejadian tersebut. Ngeri juga kalau tiba-tiba Allah panggil saya tetapi ada yang belum ridha atas perkataan atau perbuatan saya.
Untuk siapapun yang pernah merasa tersinggung atas perkataan atau perbuatan saya, mohon kiranya dapat memaafkan saya..
0 notes
Text
Baru-baru ini ada yang tersebar di tamplate instragram yaitu tentang keluhan sekaligus himbauan untuk para perokok. Disana disebutkan bagaimana terganggunya sebagai perokok pasif dan harapan untuk para perokok aktif supaya lebih aware terhadap orang-orang disekitarnya.
Saya setuju, sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Alhamdulillah sejak saya kecil di keluarga saya tidak ada yang merokok (karna yang laki-laki hanya ayah saya pada waktu itu, sekarang sudah ada adik laki-laki saya).
Sejak saya kecil, lingkungan saya tidak ada yang merokok. Saya sangat bersyukur atas hal tersebut. Lingkungan pertemanan saya juga bukan anak-anak yang suka penasaran dengan hal-hal baru yang sebenarnya tidak diperbolehkan. Kebayang kan ada lingkungan-lingkungan yang anak-anaknya sudah penasaran coba-coba merokok.
Saya sempat menuliskan keluhan saya terhadap orang yang merokok disalah satu laman media sosial saya kemudian mendapat respon yang menarik dari teman saya. Menurut beliau anak-anak dibawah umur yang sudah coba-coba rokok perlu ditanya, apakah kebutuhan apresiasinya sudah terpenuhi atau belum? karna menurutnya anak- anak tersebut adalah anak-anak yang sedang mencari jati diri, ingin dilihat keren, tidak mau dibilang cupu kalau tidak ikut tren.
Sebenarnya jika kebutuhan apresiasi anak-anak (dan remaja) ini terpenuhi, dan kebutuhan eksistensi mereka terpenuhi sepertinya kesempatan untuk mencoba hal yang tidak diperbolehkan demi terlihat keren akan berkurang, sedikit ataupun banyak. Maka penting sekali untuk memenuhi dan memperhatikan kebutuhan (yang tidak terlihat) ini.
Yang tidak kalah penting adalah memilihkan lingkungan yang baik untuk generasi-generasi dibawah kita. Lingkungan yang baik ini akan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan keputusan yang akan mereka ambil. Apakah mau ikut-ikutan tren? atau tetap pada pendiriannya sekalipun mendapat ejekan dari teman-temannya.
Penting juga untuk terus menanamkan hal baik kepada anak. Yakinlah bahwa kita akan menarik orang-orang yang satu frekwensi dengan kita. Dalam hal ini ijinkan saya bercerita tentang lingkungan saya. Keluarga inti saya tidak ada yang merokok, kakak ipar saya juga alhamdulillah bukan perokok, teman-teman saya pun alhamdulillah lebih banyak yang tidak merokok, memang ada tetapi hanya satu atau dua itupun bukan teman yang benar-benar dekat. Kalaupun mereka memang ada yang merokok setidaknya saat bersama saya mereka tidak merokok.
Oh iya saya sedang tidak memojokkan orang yang saat ini sudah menjadi perokok aktif, itu haknya sendiri karna yang dititipkan tubuh kan mereka sendiri bukan saya. Jadi apapun yang mereka lakukan terhadap tubuhnya menjadi haknya, terserah mau diapain.. Tetapi alangkah baiknya jika Allah titipkan tubuh kedunia ini dalam keadaan baik maka jangan dirusak supaya nanti saat kembali ke Allah juga dalam keadaan tubuh yang baik..
Sekian.
0 notes
Text
Bapak-bapak tu suka banget yaa punya hobi. Ini berdasarkan pengamatan saya, mungkin tidak semua tapi kebetulan bapak-bapak yang ada di lingkungan sekitar saya punya hobi, dan berbeda-beda. Ayah saya lagi seneng banget berkebun. Pulang kerja yang biasanya istirahat nyatai-nyantai, ini harus nengok kebun, oh bukan hanya nengok leboh tepatnya merawat kebun. Terus kalau pagi sebelum berangkat kerja juga, mesti ke kebun dulu buat nyiram atau ngapain gitu saya juga gak terlalu paham soalnya jarang ikut.
Kalau hari libur bisa seharian di kebun, bahkan sampai sarapan pagi dan makan siangnya minta dianter kesana, terus lucunya Ibu saya nurutin aja inginnya Ayah saya. Alhamdulillah, sejujurnya bahagia sekali melihat interaksi kesua orangtua saya.
Oh iya balik lagi ke hobi. Kalau tadi Ayah saya hobinya berkebun, tetangga saya (bapak-bapak) hobinya ngebengkel. Kenapa saya bilang hobi karna ngebengkel bukan menjadi mata pencaharian beliau. Beliau adalah seorang pegawai. Tiap pulang kerja, Ayah saya berangkat ke kebun, tetangga saya sudah buka lapak. Apapun dilakuin, entah kayaknya ini saya aja sih yang gak paham perkara perbengkelan, jadi saya enggak tau apa yang beliau lakuin terhadap mobilnya. Begitu juga dengan Ayah saya, ini agak memalukan tapi sejujurnya saya bingung mau ngapain kalau diajak Ayah saya ke kebun. Jadi biasanya saya ke kebun kalau disuruh saja, misal disuruh nyiram atau menanam.. Ayah saya sering banget bilang, "Asik tau berkebun" tapi saya belum nemu asiknya dimanaa.. Tapi hal ini yang bikin saya berfikir bahwa cara orang-orang dalam memanfaatkan waktu senggangnya berbeda-beda. Ada yang berkebun, ngebengkel, atau yang lainnya..
Hal lain yang saya pelajari adalah, enggak semua perkara harus ada targetnya. Mungkin dalam pekerjaannya dua bapak ini sudah dituntut untuk mencapai target, menyelesaikan tugas, atau terikat aturan-aturan lain. Maka dari itu beliau-beliau memanfaatkan waktunya dengan melakukan pekerjaan yang menyenangkan, tidak ada target, hanya melakukan hal tersebut berdasarkan keinginan dan kebahagiaan. Ah asik banget..
Sepertinya ini yang dibutuhkan generasi saya (ini menurut saya, kalau enggak setuju enggak apa apa). Saya pribadi merasa belum menemukan sesuatu yang saya enjoy dan bahagia melakukannya. Parah yaa, tapi ini beneran yang sedang saya rasakan. Akhir-akhir ini sudah agak berkurang, tetapi kadang masih berfikir "ngapain yaa biar seneng?" padahal kalau dilihat waktu yang saya ataupun generasi Ayah saya habiskan untuk bekerja tidak terlalu beda, hampir-hampir mirip, tapi kenapa Ayah saya bisa terlihat lebih nyaman menjalani hidupnya?
0 notes
Text
-ketidaksempurnaan membuat kita dicintai-
Industri hiburan korea selatan sangat maju. Terbukti dari adanya korean wave dimana kiblat hiburan adalah korea selatan. Mulai dari film, drama, musik, bahkan sampai model berpakaian juga korea selatan ikut ambil peran.
Artis-artis korea cantik-cantik, yang laki-laki tentu saja ganteng. Super ganteng. Mendekati sempurna. Tinggi, putih, menarik, ideal, hidung mancung, mata sipit, kalau senyum beeuh meleleh hati adek bang.
Tapi enggak cuma visualnya aja yang “dijual”. Kemampuannya juga, terutama nyanyi dan seni peran. Mereka dituntut untuk tampil sempurna, tidak boleh cacat atau melakukan hal diluar aturan sebagai seorang artis. Oya perlu dibahas juga nih soal fans. Dari beberapa informasi yang didapat bahwa para penggemar di kore itu sangat-sangat menggemari idolanya. Istilahnya “sasaeng” yaitu orang yang sangat mengidolakan idolanya. Bahkan kadang sampai bisa melakukan hal diluar nalar. Seperti menguntit, menyadap, dan lain-lain yang tentu saja mengganggu privasi idolannya, tapi mereka tidak peduli tentu saja.
Ada yang lebih parah dari ini, seperti yang tadi sudah dibahas bahwa idola mereka dituntut untuk sempurna dalam segala hal. Tidak boleh ada kesalahan atau kecacatan.
Kalau sudah seperti ini, siap-siap menghadapi perundungan balik dari para penggemarnya. Biasanya melalui media sosial, dan caci maki yang dilontarkan sangat-sangat kejam, bahkan sampai menyerang mental.
Kalau enggak kuat-kuat mental, sudah banyak yang memilih untuk mengakhiri hidupnya. Enggak kuat sama bullyan nitijin.
Sering banget kan terdengar beberapa artis korea yang melakukan bunuh diri karena tidak kuat berada di industri yang menuntut kesempuraan itu. Ditambah tidak ada iman dalam hati mereka.
Eh, kok tiba-tiba ke iman? Apa hubungannya nih?
Tentu saja ada hubungannya.
Dalam agama Islam disebutkan bahwa kesempurnaan hanya milik Sang Khaliq atau Yang Maha Menciptakan. Manusia adalah makluk alias yang diciptakan. Artinya manusia sebagai objek yang diciptakan tentu saja mempunyai potensi untuk berbuat kesalahan. Inilah yang membedakan antara Sang Pencipta dan yang diciptakan. Maka dari itu, tidak apa-apa kalau manusia tidak bisa sempurna karna memang kodratnya begitu.
Tetapi manusia bisa berusaha melakukan yang terbaik, mengerahkan segala kemampuannya untuk memberikan yang terbaik. Urusan hasil serahkan pada Yang Di Atas, Tuhan Semesta Alam.
Ketidaksempurnaan membuat kita diterima dan dicintai..
*tulisan ini tidak ada maksud menghakimi salah satu pihak yaa, kalau mau suka korea gapapaa, aku juga sedikit suka hehe
1 note
·
View note
Text
-yang menjadi pikiran akhir-akhir ini-
Tulisan tentang sebuah kedewasaan, menghadapi berbagai masalah dalam hidup, rasa capek tapi gatau karna apa, banyak hal yang sekarang dirasakan tapi dulu tidak. Wajar saja, usia semakin bertambah, pemikiran harus berkembang.
Moodyan sekali. Memang, akhir-akhir ini isi kepala sumpek sekali, banyak yang minta diselesaikan. Rasanya ingin ada satu atau dua hal yang di cut off. Barangkali yang dibutuhkan adalah tempat untuk mengadu, berkeluh kesah, menghamba, yang tentu sudah didapatkan semua dalam Islam. Mengadulah di sepertiga malam, dimana orang-orang sedang tertidur pulas, maka rahasiamu hanya akan disaksikan oleh malam. Tak perlu khawatir oranglain tau, hanya kamu dan Tuhanmu Yang Maha Mendengar.
Tiga tahun berlalu banyak hal terjadi, rasa sedih, senang, bingung, galau, deg degan, khawatir, dan segala perasaan lain yang muncul. YaRabb kadang rindu dengan perasaan senang, bahagia, tertarik dengan sebuah hal, melakukan hal tersebut karna rasa senang.
Coba lebih kalem, biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya, tak perlu banyak mengkhawatirkan hal-hal yang menjadi ranah Allah. Kematian. Juga menjadi ranah Allah. Kamu tidak akan tau kapan kamu kembali ke asalmu, menghadap Sang Khaliq, mempertanggungjawabkan apa yang kamu perbuat dibumi. Barangkali kamu perlu mensyukuri banyak hal, hal-hal kecil yang sudah Allah berikan cuma-cuma. Benar. Syukurilah banyak hal yang terjadi saat ini, tidak perlu berekspetasi yang banyak. Cukup bersyukur dan melakukan banyak kebaikan yang bisa kamu lakukan. Jangan lupa tetap tersenyum.
Bahkan bertemu dengan temanmu juga bisa kamu syukuri. Oya, jangan banyak rebahan yaa, gerak! Banyak hal yang bisa kamu lakukan dibumi ini, teruslah berbuat baik. Perubahan sekecil apapun kalau dilakukan karna Allah dan dijalan Allah inSyaaAllah akan berbalas kebaikan pula.
Tanamkan banyak kebaikan.
Jangan menyerah hanya karna satu hal yang berjalan tidak sesuai dengan rencanamu. Kamu tidak bisa mengendalikan kegiatan orang lain. Kamu tidak bisa mengendalikan prioritas orang lain. Belajar menerima yaa..
Belajar sabar, belajar mengerti situasi orang lain..
2 notes
·
View notes
Text
-hal yang sangat disyukuri menjelang berbuka puasa-
Sudah seminggu tenggorokan saya sakit, gatal, batuk. Saya dan keluarga tim tidak pakai obat-obatan kimia. Tidak tahu alasan sebenarnya kenapa, tetapi sepengalaman saya kalau tidak benar-benar parah biasanya cukup diobati dengan obat-obatan herbal. Madu terutama. Kadang merujuk pada resep obat herbal dr. Zaidul Akbar. Saat saya kecil, sekitar umur 4atau 5 tahun saya terkena flek paru-paru yang menyebabkan saya harus minum obat selama satu tahun tanpa jeda (kalau lupa satu hari itungannya diulang dari satu). Mungkin karena itu juga kemudian orangtua saya meminimalisir konsumsi obat kimia.
Sejak siang tadi tenggorokan saya kembali gatal, padahal sebelumya sudah hampir sembuh. Tidak tahu pemantiknya apa. Saya tidak minum es ataupun makan gorengan. Tapi yasudah, sudah menjadi takdir Allah bahwa siang ini tenggorokan saya gatal lagi. Tugas kita hanya mengobati kan, Allah yang beri kesembuhan.
Hari ini hari Senin, orangtua saya melaksanakan ibadah sunnah puasa. Saya tidak puasa dengan alasan yang sudah bisa ditebak. Sore hari menjelang berbuka puasa Bapak membuat teh jeruk dan saya menyiapkan menu berbuka puasa yang lain.
“Biar tenggorokannya enggak gatel lagi pake apa yaa?” iseng saya bertanya. Niatnya bertanya sama diri sendiri.
“Ini yang lagi Bapak bikin, madu anget sama jeruk”. Saya lihat beliau sedang memotong jeruk nipis yang kemudian dicampur dengan madu hangat.
“diminum mumpung anget” kata beliau lagi. Saya mengangguk. Setelah menyelesaikan pekerjaan saya kemudian saya minum ramuan buatan Bapak.
Barangkali ini hanya kejadian beberapa menit, tapi hal ini membuat saya bersyukur, sangat bersyukur memiliki Ayah yang dikode aja udah ngerti. Kalau istilah jaman sekarang mah peka.
Dalam beberapa kesempatan (saat sakit tenggorokan atau batuk) Bapak memang menyarankan untuk minum hangat cenderung panas. Tapi saya tidak suka air putih panas. Suka minuman hangat kalau ada rasanya. Nah dari situ juga barangkali Bapak berfikir, kalau cuma disuruh minum anget aja mesti gamau makanya langsung dibikinin minumannya. Duh manja banget anak satu ini.
Terimakasih, Pak. Sehat selalu dan doakan anak kedua Bapak segera menemukan pendamping yang seperti Bapak. Love you!
4 notes
·
View notes
Text
Kecewa.
Pulang kerja aku mendengar sebuah cerita yang membuat aku tidak habis fikir ..
Terbayang tidak? Pulang ke rumah yang seharusnya bisa santai setelah lelah bekerja dan menghadapi dunia luar ternyata otak harus dijejali perkara yang tidak seharusnya terjadi..
Benteng pertahanan!
Benteng pertahanan paling kuat ada pada diri sendiri. Dunia luar keras, sangat keras. Banyak aspek yang tidak seharusnya berjalan. Seharusnya tidak ada di dunia ini.
Bagaimana cara membangun benteng pertahanan yang kuat? Penolakan. Tidak disetujui. Tidak diterima. Dilarang. Iya, salah satu cara supaya tau mana yang bener dan mana yang salah adalah dengan cara penolakan.
Aku pernah mendengar salah satu parenting yang mengatakan bahwa "tidak boleh berkata jangan kepada anak kecil, tp carilah kalimat yg lain. Contoh : "jangan lari!" Ganti dengan "jalan perlahan yaa"
Tapi mohon maaf aku pribadi tidak setuju dengan parenting seperti itu. Larangan. Setiap anak dan setiap orang harus tau apa itu larangan, ada hal2 yang tidak boleh dilakukan, ada hal2 yang melanggar, ada hal2 yang buruk. Bukankah lawan dari baik adalah buruk? Bukankah lawan dari surga adalah neraka? Dalam ajaran islam pun banyak sekali larangan, larangan mendekati zina, larangan memakan harta anak yatim, larangan berbuat kerusakan di bumi, dan larangan2 yang lain. Semua itu Allah turunkan bukan tanpa tujuan. Tentu supaya manusia (makhluk yang diberi akal) bisa berfikir mana yang baik mana yang buruk. Mana yang harus dipilih mana yang harus dihindari. Manusia diberi akal, manfaatkanlah untuk berfikir memilih yang baik dan yang buruk!
Diri sendiri!
Semua hal diawali dari diri sendiri. Perubahan yang baik dan yang buruk diawali dari diri sendiri. Diri sedirilah yang menentukan apa yang mau dilakukan, apa yang mau dipilih. Tentu dengan pertimbangan iman dan akal. Sekali lagi IMAN DAN AKAL!
Takutlah kepada Allah, takutlah dengan murka Allah apabila berbuat keburukan. Lawan hawa nafsu. Lawan syaitonnirrajim. Taubat dan mohon ampun sama Allah. Berjanjilah tidak akan mengulangi kembali.
1 note
·
View note
Text
KECIL
Ternyata masalahku kecil, jika dibandingkan dengan banyak hal yang terjadi di dunia ini. Aku, diriku, masalahku, bukanlah pusat semesta. Banyak hal diluar sana yang patut diperhatikan. Kalau merasa diri punya masalah paling besar, ingat kita punya Allah Yang Maha Besar. Curhat aja ke Allah, deketin Allahnya, rayu Allah dengan ibadah-obadah maksimal yang bisa kita lakuin. Rasanya nikmat banget kalau bisa dekat sama Allah.
Allah Maha Baik kasih kita surat cinta, 114 surat. Apapun masalah kita, jawabannya ada di surat yang Allah turunkan. Tinggal manusianya ni mau jadikan surat cinta itu sebagai pedoman atau tidak.
Cobain deh, sholat yang khusyuk, baca Al-Quran, curhat sama Allah tentang masalah yang lagi dihadapin, inSyaaAllah rasanya bakal tenang. Tapi jangan lupa, apapun masalahnya harus tetap diselesaikan, lakukan semua tanggungjawab secara maksimal sampai selesai. Semangat yak!!
0 notes
Text
Akan selalu berdampingan Kesulitan dan kebahagiaan Perjuangan dan rasa sakit Kehilangan dan perjumpaan
Apapun dan bagaimanapun tetap kuat, yaa
1 note
·
View note
Text
Si Paling
Halo, perkenalkan aku seorang manusia yang sekarang lagi belajar sabar. Sabar banget menghadapi manusia lain. Oya sekarang aku lagi tinggal di bumi, sebenarnya pengen pergi ke mars, dimana enggak ada manusia lain selain aku. Tapi mau gimana lagi, aku gabisa request dimana tempat lahirku.
Percakapan diatas adalah beberapa ucapan dari manusia lain beberapa waktu terakhir. Bisa dibayangkan situasi yang sedang aku hadapi sekarang? sangat menguras energi.
Terlahir sebagai manusia yang tinggal di bumi artinya aku harus berinteraksi dengan manusia lain. Huft sungguh capek harus berbagi energi. Manusia dengan segala dramanya. Egoisnya super tinggi. Kan baca nya aja bikin kamu capek, apalagi aku yang ngelakuinnya.
Ditambah posisi aku sekarang sebagai manusia yang harus berhadapan dengan manusia lain secara klasikal. Yaampun rasanya aku ingin berhenti saja. Aku tidak mau berbagi energi dengan banyak orang, manusia manusia yang belum dewasa. Banyak tingkah dan banyak bicara. Setiap hari energiku habis. Argh! Rasanya ingin teriak sekencang-kencangnya. Tapi, teriak pun tidak menyelesaikan masalah.
Manusia dengan segala dramanya, mungkin aku juga termasuk manusia yang belum selesai dengan diriku sendiri. Kadang aku masih menggantungkan kebahagianku dari interaksi dengan orang lain. Aku pernah mendengar manusia lain berkata, “tahun ini aku belajar banyak hal, salah satunya aku tidak akan menggantungkan kebahagiaanku kepada orang lain”. Hal yang aku tangkap adalah, aku bisa bahagia dengan caraku sendiri.
Oh iya, satu hal lagi, manusia itu hobi banget membanding-bandingan dengan manusia yang lain. Merasa bahwa manusia lain lebih unggul daripada dirinya. Di bumi hal seperti ini disebut insecure.
Oh iya satu lagi, manusia itu hobi sekali membicarakan manusia lain entah kebaikannya ataupun keburukannya. Padahal menurutku membicarakan oranglain tidak ada manfaatnya, hanya menghabiskan energi saja!
Aku rindu merasa senang dengan apa yang aku lakukan.
Aku rindu bisa menikmati hidupku.
1 note
·
View note
Text
Setelah sosialisasi anti bullying sepertinya harus menambah sosialisasi membentuk mental yang kuat!
0 notes
Text
Beberapa hal harus dilepaskan supaya tidak memenuhi ruang berfikir.
"pernah gak kamu merasa apa yang kamu lakukan tidak membuatmu bahagia. Benar2 tidak ada ruh nya, tidak ada jiwa nya, tidak bersemangat, tidak ada tujuan, yang ada hanya rasa lelah, letih, capek, pusing, bingung, merasa bersalah, dan semua perasaan lainnya. Pada akhirnya kamu hanya melakukan hal ini karena hanya karna tuntutan, karna sebuat keharusan."
Barangkali ada banyak hal yang perlu kamu perbaiki. Perlu dievaluasi. Tapi jangan lupa untuk selalu memberi apresiasi :)
0 notes
Text
Mas Jodoh, OTW cepat yaa..
Mamah dan Bapak udah merencanakan konsep, bantu aku mewujudkan keinginan orang paling aku sayang yaa..
0 notes
Text
"Mah, Pak, mau mantu yang kayak gimana?
"Teteh udah patah hati berkali-kali"
3 notes
·
View notes
Text
SEBUAH OBROLAN MENJELANG BERTAMBAH USIA
Beberapa waktu yang lalu sempat menonton salah satu video di instagram, video tentang obrolan antara ayah dan anak laki-lakinya. Yang dibahas bukan permasalahan ringan tetapi tentang kehidupan.
Hari Sabtu malam, adikku ada kegiatan mabit yang dilaksanakan oleh pondok tempat dia belajar. Kegiatan mabit ini bertempat di mushola atau masjid yang ada disekitar pondok, kebetulan rumahku dekat dengan pondok tempat adikku sekolah jadilah dia mabit di mushola samping rumah.
Untuk menyuguhkan para santri yang sedang mabit, orangtuaku berencana membelikan sedikit makanan yaitu martabak manis. Sesuai permintaan adikku sih sebenernya hehe. Jadilah setelah sholat isya aku dan ayahku pergi untuk membeli martabak. Dimalam yang sama juga ada sesi healing room dari careerclass, jadi sambil diperjalanan aku sambil mendenngarkan healing room-nya.
Topik yang dibahas di sesi healing room adalah journal dan habbit dimana pembahasannya seputar pembiasaan menuju kehidupan yang lebih teratur. Seperti misal pembiasaan olahraga, makan makanan bergizi, mengurangi karbohidrat, pembiasaan membaca, dan hal-hal positif lainnya.
Secara kebetulan juga (eh gaada yang kebetulan sih yaa, semua sudah Allah atur), sejak beberapa waktu sebelumnya ayahku memulai pembiasaan baiknya, yaitu sholat tahajud dan puasa daud. Untuk sebagian orang yang sudah terbiasa sholat tahajud mungkin tidak akan terasa berat, tapi untuk orang-orang yang baru memulai kebiasaan ini tentu mengalami adaptasi yang cukup berat. Termasuk puasa daud. Orangtuaku sempat menjalankan kebiasaan tersebut tetapi karena satu dan lain hal kemudian berhenti dan baru dimulai kembali sekitar dua bulan yang lalu.
Sebagai orang yang tinggal bersama orangtuaku (ya kan anaknyaa, hehe) tidak mungkin aku tidak termotivasi. Aku memutuskan untuk mengikuti jejak orangtuaku dengan membiasakan sholat tahajud dan puasa. Tetapi karena aku belum pernah puasa daud sebelumnya jadi aku coba dengan puasa senin-kamis (mohon dimaklum yaa), dan amalan-amalan sunnah lainnya (doakan istiqomah yaa).
Dalam sesi healing room itu salah satu insight yang aku dapat adalah dari kebiasaan yang dilakukan sebenarnya tujuannya apa sih? Apa yang memotivasi kita untuk memutuskan untuk melakukan kebiasan baik tersebut. Yang harapannya ketika ada di fase futur kita akan ingat motivasi melakukan kebiasaan itu untuk apa.
Oh iya sekarang kita kembali ke setting dimana aku dan ayahku sedang diperjalanan membeli martabak. Ketika dijalan pulang, aku kepikiran untuk bertanya hal ini ke ayahku,
”Pak, Bapak kan lagi mulai tahajud dan puasa daud, em motivasinya apasih Pak? Bapak mau mencapai tujuan apa atau sedang memperjuangkan apa?”. Setengah berteriak aku bertanya.
Ngobrol dimotor itu gabisa pelan soalnya suaranya bakalan balapan sama angin. Yang biasa naik ojol pasti paham hehe.
Eh iya lagi serius nih,
Kemudian ayahku menjawab, dan ini menjadi kalimat yang akan aku ukir diotak dan hati aku. Selamanya.
“enggak ada, enggak ada motivasi karna ingin dapat sesuatu atau sedang memperjuangkan sesuatu. Bapak hanya berfikir ingin meninggalkan dunia dengan husnul khotimah. Ingin menghabiskan umur Bapak dengan selalu berusaha berada di jalan Allah”
Jawaban yang jauh diluar ekspetasi aku. Aku pikir ayahku akan menjawab karna ingin rejeki yang cukup, pekerjaan yang lancar, kesehatan, dan hal-hal duniawi lainnya, ternyata tidak.
“kita emang gapernah tau yaa Pak kapan akan kembali ke Allah. Tapi kapanpun itu semoga ketika Allah panggil untuk kembali adalah pada saat kita berada dijalan yang lurus. On the track nya Allah.”
“iya betul, masalah duniawi yang Allah kasih itu janjinya Allah, gak perlu kita pikirkan karna Allah akan memenuhi janji-Nya. Pun ketika kita dapatkan kenikmatan duniawi adalah semata-mata karna Rahmat dan kasih sayang Allah, bukan karena ibadah-ibadah yang kita lakukan. Ibadah itu untuk mengabdi sebagai hamba dari Yang Maha Kuasa”
Kalimat ini aku abadikan dalam bentuk tulisan, supaya aku selalu ingat dan semoga bisa membawa kebaikan untuk yang membacanya.
Sekian,
Terimakasih
*btw kalau mau beli martabak di Cilacap pastikan belinya martabak Alaska yaa, super rekomended karna soal rasa masih jadi nomor 1.
1 note
·
View note
Text
...
Aku tahu, kamu tumbuh dari
Keras kasar sebuah kerutan
Sedang aku dari pilu, aman yang ternyata palsu
Juga semua yang terlalu baik
Tapi menurut aku, kamu cemerlang
Mampu melahirkan bintang-bintang
Menurutku, ini juga kar'na lembutnya sikapmu
Juga sabarmu yang nomor satu
'Tuk petualangan ini
Mari kita ketuk pintu yang sama
Membawa amin paling serius
Seluruh dunia
Bayangkan betapa cantik dan lucunya
Gemuruh petir ini
Disanding rintik-rintik yang gemas
Dan merayakan
Amin paling serius seluruh dunia
Lagi seneng banget dengerin lagu Amin Paling Serius punya Sal Priadi dan Nadin Amizah.
Aku sangat bersyukur dilahirkan dari keluarga yang hangat, membuka diskusi tentang apapun, sering bercanda tapi super serius masalah agama. Tapi tau enggak? Kenyamanan didalam rumah baru aku rasakan sekitar 5 tahun kebelakang, atau ini kesalahanku mungkin yaa yang terlambat menyadari.
Sebelumnya ijinkan aku bercerita sedikit tentang keluargaku supaya tulisan ini bisa nyambung dibaca sampai akhir. Aku punya 3 saudara, 1 kakak dan 2 adik. Dengan banyaknya saudara yang aku punya (banyak karna lebih dari 2 hehe) tentu saja kasih sayang dan perhatian dari orangtuaku akan terbagi. Aku tidak bisa menyalahkan atau menuntut orangtuaku ketika beliau membagi sesuatu tidak sama rata, karena memang porsinya berbeda. Adil tidak harus sama. Adil itu membagi sesuatu sesuai porsinya masing-masing.
Dulu ketika aku dan saudara-saudaraku sekolah (jarak kami enggak terlalu jauh jadi tingkatan sekolah hampir berbarengan) orangtuaku super sibuk. Ibu menyiapkan segala kebutuhan anak-anaknya sedangkan Ayah berusaha banting tulang mencari nafkah. Pada saat itulah aku merasa kasih sayang orangtuanya (terhadapku terutama) berbeda. Sesederhana adikku yang selalu diperhatikan tugas-tugasnya, sedangkan aku tidak. Dulu aku merasa tidak adil, merasa paling tidak diperhatikan, dan segala perasaan iri lainnya.
Tapi tau enggak? Allah jawab perasaanku itu dengan situasi saat ini. Situasi setelah aku lulus kuliah dan bekerja salah satu sekolah dekat rumah. Tahun 2017 kakakku menikah dan saat ini alhamdulillah sudah mempunyai tempat tinggal sendiri, adikku sedang kuliah di jogja dan adikku yang satu lagi sedang bersekolah di pesantren. Jadilah aku dirumah sendiri #modeanaktunggal.
Aku berfikir ini adalah jawaban dari Allah atas perasaanku dahulu ketika aku merasa tidak begitu diperhatikan, sekarang karena hanya ada aku dirumah jadi semua perhatian terpusat kepadaku. Ayah dan ibuku dirumah lebih banyak menghabiskan waktu bersamaku, bercerita, bercanda, berkebun bersama, masak bersama, dan hal-hal lain yang dulu tidak pernah aku lakukan bersama.
Aku bersyukur, amat sangat, aku juga berterimakasih kepada orangtuaku atas waktu yang sudah diberikan untuk aku.
Oya, point yang ingin aku sampaikan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Allah memberikan yang kita butuhkan pada waktu yang tepat. Situasi yang tepat, orang yang tepat, tempat yang tepat, dan semua hal yang tepat. Jadi tidak perlu khawatir, Allah sudah atur semuanya, tugas manusia adalah berdoa dan berusaha.
Sekian.
Terimakasih.
5 notes
·
View notes