wisatajawabarat
THREE ADVENTURE
3 posts
MENJELAJAHI WISATA SULURUH NEGERI INDONESIA
Don't wanna be here? Send us removal request.
wisatajawabarat · 4 years ago
Link
Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 - 2.958 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.
Litografi tahun 1828 oleh A. J. Bik yang menggambarkan Gunung Gede Gunung Gede diselimuti oleh hutan pegunungan, yang mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke subalpin di sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di kawasan ini merupakan salah satu yang paling kaya jenis flora di Indonesia, bahkan di kawasan Malesia. Letusan Gunung Gede pertama kali terjadi pada tahun 1747. Letusan pertama ini sangat hebat dan menyebabkan 2 aliran lava bergerak dan terlihat dari kawah lanang. Letusan ini memiliki dampak yang begitu besar.
Terjadi kembali, Letusan kecil Gunung Gede pada tahun 1761, 1780, dan 1832. 100 Tahun lebih gunung ini tertidur akibat letusan pertama. Di kejutkan kembali letusan dahysat ke 2 (dua) pada tahun 1840 tepatnya pada tanggal 12 November jam 3 dini hari. Goncangan yang sangat hebat, membangunkan warga yang tertidur pulas.
Setelah itu, Kembali lagi Letusan - Letusan Kecil di Gunung Gede kurang lebih terjadi 24 kali. Cukup membahayakan untuk warga sekitar yang tinggal berdekatan dengan Gunung Gede.
Letusan Terakhir pada tahun 1957, masih berkategorikan Letusan Kecil dan hingga saat ini Gunung Gede masih tertidur. Namun tetap waspada, Karena sebuah gunung yang sudah lama tidak aktif. Jika aktif kembali akan sangat membahayakan. Gunung Gede maupun kawasan Taman Nasional Gede Pangrango juga merupakan objek wisata alam yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun internasional.
Beberapa lokasi/objek yang menarik untuk dikunjungi Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektare (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru. Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat. Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas. Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas. Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas. Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektare yang ditutupi hamparan bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan dari Cibodas. Bunga Edelweiss. Bunga zaman prasejarah yang berada di puncak gunung Gede, ketinggian 2.750 m. Legenda Rakyat Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakancana. Suryakancana adalah Putra dari Dalem Cikundul atau Rd. Aria Wira Tanu I, pendiri Cianjur dan bupati Pertama Cianjur, hasil dari pernikahannya dengan Putri Jin. Masyarakat percaya bahwa Eyang Suryakencana yang notabenenya adalah bangsa jin, masih bermukim di sekitar gunung Gede, dan menjadi penguasa bangsa jin di gunung tersebut. Pada saat tertentu, banyak orang khususnya penganut Agama Sunda Wiwitan masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi / bertapa maupun melakukan upacara religius.
Rute Pendakian Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Gede Pangrango bisa ditempuh melalui rute Jakarta-Bogor-Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau Bandung-Cipanas-Cibodas dengan waktu 2 jam (± 89 km), dan Bogor-Salabintana dengan waktu 2 jam (52 km).
0 notes
wisatajawabarat · 4 years ago
Link
Curug Seribu memiliki ketinggian air yang mencapai 100 meter dengan curahan air yang besar. Sumber air curug berasal dari Gunung Salak dan mengalir mengikuti arah Sungai Cikuluwung.  Selama menuju ke curug ini akan ditemui tiga air terjun tambahan berada di sisi kanan jalan dengan masing-masing berketinggian antara 5 hingga 10 meter namun dengan debit air yang kecil dan berada di balik rimbunnya daun pepohonan.
Curug Seribu ini berada di ketinggian antara 750-1.050 meter dari permukaan laut (dpl) dan termasuk dalam Kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) di kaki Gunung Salak di bawah naaungan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak).  Selain Curug Seribu masih ada 3 curug lagi di kawasan ini yaitu Curug Cihurang, Curug Ngumpet, dan Curug Cigamea.  Semua curug tersebut terletak dekat dengan jalan raya sehingga mudah dijangkau.
Tak bisa dipungkiri jika kawasan wisata Curug Seribu Bogor memiliki kesan tersendiri bagi para pecinta alam. Dibalik pesonanya yang memikat, Curug Seribu memiliki aura mistis yang bikin bulu kuduk merinding.
Kesan angker yang ditimbulkan juga berasalan, air terjun ini pernah memakan korban jiwa. Wisatawan tewas karena tenggelam. Oleh karenanya, traveler yang berniat berkunjung ke Curug Seribu harus memperhatikan tata tertib pengunjung. Namun begitu, air terjun di Bogor ini tetaplah menarik untuk dikunjungi. Buktinya, setiap harinya kawasan wisata alam ini selalu didatangi traveler. Bahkan pada akhir pekan atau musim liburan tempat ini makin ramai. Mereka juga mendirikan tenda dan bermalam di sana.
Tiket Masuk Curug Seribu Bogor Sebelum masuk kawasan wisata pengunjung akan melewati pintu gerbang utama Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Di gerbang ini akan diberhentikan petugas dan pengunjung akan disodorkan karcis tanda masuk.
Biaya tiket masuknya Rp 15.000 per orang. Bagi yang membawa mobil Rp 10.000 dan sepeda motor Rp 5.000. Kawasan TNGHS buka 24 jam.
Di pos pintu masuk Curug Seribu wisatawan membayar tiket lagi sebesar Rp 10.000. Petugas juga akan memberikan arahan perihal tata tertib dan larangan selama di kawasan Curug Seribu Bogor.
Baca juga: Wisata Alam Cibalung Happy Land: Tiket Masuk, Wahana dan Lokasi Disarankan juga untuk tidak bercanda berlebihan di perjalanan, karena akan mengurangi konsentrasi. Di beberapa titik, terdapat jalan yang bersisian langsung dengan jurang.
Tidak semuanya menegangkan dan menyeramkan. Ada juga yang menyenangkan. Di perjalanan traveler akan menjumpai beberapa mata air dan air terjun kecil. Airnya jernih dan dapat diminum langsung.
Bila beruntung, akan terlihat gerombolan kera liar bergelantungan di pepohonan. Jangan sampai memperlihatkan makanan di depan primata ini. Sebab, mereka tak segan mengambil makanan darimu.
Dari kejauhan kamu akan mendengar sayup-sayup suara gemuruh air terjun. Bila angin tiba-tiba menerpa, wajah akan menjadi basah. Angin tersebut membawa air yang berasal dari curahan Curug Seribu.
Untuk dapat mendekati air terjun, traveler harus menuruni bukit yang lumayan curam. Letak Curug Seribu berada diantara 2 punggungan bukit dan air terjunnya meluncur ke dasar lembah.
Semakin dekat, kamu akan menyaksikan betapa gagahnya air terjun di Bogor ini. Ya, tinggi Curug Seribu mencapai 100 meter. Dan di kanan-kirinya diapit oleh pepohonan yang lebat. Menambah eksotis sekaligus memunculkan aura mistis.
Aliran air terjunnya sangat kuat. Terdapat tali pembatas untuk mencegah pengunjung mendekati air terjun. Kolam air terjun sangat dalam. Sudah banyak memakan korban karena tenggelam.
Jika kamu ingin merasakan kesegarannya, cukup bermain air atau mandi di alirannya saja.
0 notes
wisatajawabarat · 4 years ago
Link
1 note · View note