Photo
New Post has been published on https://wia.id/journal/5-destinasi-yang-wajib-dikunjungi-saat-ke-jepang-selain-tokyo/
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi Saat ke Jepang Selain Tokyo
Jepang merupakan salah satu negara yang banyak dikunjungi oleh para traveler mancanegara maupun internasional. Namun, dari banyaknya traveler yang datang berkunjung ke Jepang, Tokyo menjadi incaran pertama untuk berwisata, padahal Jepang memiliki keindahan lain selain Tokyo. Nah, dimana saja sih destinasi wisata wajib yang dikunjungi ketika ke Jepang selain Toyo?
1.Wakayama Castle
Wakayama Castle dibangun pada tahun 1585 di bawah kekaisaran Toyotomi Hideyoshi. Tempat ini dikelilingi oleh bunga sakura yang kurang lebih terdapat 600 pohon. Pohon tersebutlah yang menjadi spot terfavorit pengunjung ketika datang ke Wakayama Castle. Untuk berkungjung ke tempat ini, akan lebih menarik ketika musim spring, karena bunga-bunga akan bermekaran dengan sangat indah. Kamu bisa mengunjungi Wakayama Castle dari jam 9 pagi hingga jam 4 sore.
Wakayama Castle saat bunga sakura bermekaran.
Akses ke Wakayama
Kamu bisa datang dengan berjalan kaki selama 20 menit dari JR Wakayama Station atau berjalan kaki selama 10 menit dari Nankai Wakayami-shi Station.
2. Shirahama Beach
Masih berlokasi di Wakayama, nama pantai Shirahama dalam bahasa Jepang ini memiliki arti pantai putih. Padahal, pada awalnya pantai ini tidak memiliki pasir yang berwarna putih, namun pasir putih tersebut diimpor dari Australia agar pantai ini menjadi terlihat lebih indah.
Pantai Shirahama sudah tidak asing lagi bagi para traveler yang berasal dari Australia dan Eropa, pasalnya mereka sering sekali berjemur di pantai ini ketika sedang musim panas.
Pantai ini bisa menjadi pilihan kamu untuk one day trip ketika sedang berada di Kyoto atau Osaka.
Akses ke Shirahama Beach
Pantai ini bisa diakses dengan menggunakan bus selama 10 menit dari stasiun Shirahama.
3. Festival Oto-Matsuri
Festival yang selalu diadakan pada bulan Februari ini merupakan festival pertunjukan api yang paling meriah di Jepang. Pasalnya, terdapat kurang lebih 2000 perserta laki-laki yang membawa obor yang dikenal dengan Noboriko memeriahkan festival tersebut. Pesertanya menggunakan pakaian berwarna serba putih. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memanjatkan doa untuk panen dan keselamatan keluarga. Acara ini berlokasi di Kuil Shinto Kamikura, Wakayama.
Pada saat festival diadakan, para wanita dilarang memasuki tanah Kuil Kamikura-jinja, namun mereka dapat melihat kemeriahan festival ini dari jalan setapak menuju kuil.
Akses ke Kuil Shinto Kamikura
Kamu bisa menuju ke Kuil ini dengan berjalan kaki selama 15 menit dari JR Stasiun Shingu.
4. Ainokura Gassho-Zukuri Village
Desa Ainokura merupakan salah satu desa yang tercatat dalam warisan budaya Dunia. Desa yang dilengkapi dengan arsitektur bergaya bubungan utama ini memiliki pemandangan Jepang asli yang indah dan penuh nostalgia. Di desa ini kamu bisa merasakan bagaimana nikmatnya bertransaksi dengan cara barter yaitu cara transaksi dengan tukar menurkar nilai barang. Hal menarik lainnya dari desa Ainokura adalah adanya “penjaga hutan salju” yang melindungi ladang, dinding batu, dan desa dari longsor salju.
Tugu yang ada di Desa Ainokura.
Jika kamu ingin berkunjung ke desa Ainokura, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
Tidak boleh merokok
Tidak boleh membuang sampah rokok
Tidak boleh masuk tanpa izin dalam area seperti rumah, ladang, dan sawah,
Tidak boleh berkunjung pada pagi hari dan setelah senja datang,
Tidak boleh membawa kendaraan mobil.
Rumah tradisional tersebut kini berjumlah kurang lebih 20 rumah.
Akses ke Ainokura Gassho-Zukuri Village
Kamu bisa menggunakan bus Kaetsuno dari stasiun Takaoka atau stasiun Shinkansen pada pukul 8.10, 09.20, atau 10.45 yang melewati desa Ainokura.
5. Menara TV Sapporo
Menara ini sekilas terlihat seperti menara Eiffel di kota Paris, padahal ini adalah di Sapporo, Jepang. Menara TV Sapporo menjadi salah satu destinasi favorit di Sapporo karena letaknya di Sungai Sosei. Dibangun pada tahun 1956, menara TV ini sudah menjadi ciri khas di Sapporo selama lebih dari setengah abad.
Pemandangan Menara TV Sapporo dari kejauhan. Foto oleh Menara TV Sapporo
Menara TV Sapporo buka dari jam 9:30 pagi hingga 09:30 malam selama bulan April sampai pertengahan bulan Oktober. Sedangkan selama adanya Festival Salju Sapporo, menara ini dibuka dari jam 9.00 pagi hingga 10.30 malam. Namun, tempat ini akan ditutup pada pertengahan bulan April dan awal bulan November untuk inspeksi dan pengecekan peralatan dan ditutup pada bulan Januari pertama setiap tahun. Kamu dapat memeriksa informasi lebih lanjut mengenai jadwal kunjungan ke menara TV Sapporo di website miliknya.
Jam Teta yang menyala dengan warna yang bervariasi dari musim ke musim, pada hari-hari tertentu seperti hari libur nasional akan ada warna khusus yang ditampilkan.
Pada musim dingin, akan disediakan kursi khusus bagi pengunjung agar bisa menikmati pemandangan Festival Salju yang diselenggarakan di Taman Odori.
Akses ke Menara TV Sapporo
Kamu bisa menggunakan kereta api di Stasiun Odoridi jalur Sapporo City Subway Toho, jalur Tozai, atau jalur Nanboku.
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/journal/cagar-alam-rawa-danau-kawasan-ekosistem-rawa-air-tawar-satu-satunya-di-pulau-jawa/
Cagar Alam Rawa Danau: Kawasan Ekosistem Rawa Air Tawar Satu-satunya di Pulau Jawa
Cagar Alam Rawa Danau (CARD) merupakan salah satu kawasan konservasi yang ditetapkan sebagai cagar alam (CA) di masa pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1921, terletak di Kabupaten Serang yang melingkupi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Padarincang, Kecamatan Pabuaran, dan Kecamatan Mancak dan memiliki luas 3.542,70 Ha. Kawasan CA Rawa Danau merupakan kawasan endemik dan merupakan situs konservasi rawa air tawar pegunungan satu-satunya di Pulau Jawa sehingga sering dikategorikan sebagai jenis rawa langka di dunia. Tempat ini biasa juga disebut “Rawa Dano” oleh warga sekitar Serang dan Cilegon. Wilayahnya yang masih sangat asri membuat banyak orang selalu penasaran untuk berkunjung ke tempat ini.
Untuk dapat menuju ke Kawasan CA Rawa Danau, dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor dua ataupun empat. Dari Kota Serang perlu ditempuh sekitar 25-30 km. Namun sayangnya, masih belum terdapat akses transportasi umum untuk menuju kawasan sehingga diperlukan kendaraan pribadi. Sesampainya di sana, tempat yang akan ditemui pertama kali adalah pos terpadu CA Rawa Danau yang merupakan kantor petugas-petugas CA Rawa Danau mulai dari staff hingga petugas pengamanan hutan.
Pos Masuk Cagar Alam Rawa Danau
Tingginya keanekaragaman hayati di CA Rawa Danau membuat kawasan tersebut banyak dikunjungi untuk dilakukan penelitian. Kawasannya yang dikategorikan sebagai cagar alam memang khusus ditujukan untuk keperluan pendidikan atau penelitian. Namun bagi pengunjung yang hanya ingin melihat keindahan CA Rawa Danau tidak perlu khawatir, tepat di samping pos CA Rawa Danau disediakan tempat untuk berduduk-duduk dan bersantai bersama teman atau keluarga sambil menikmati pemandangan CA Rawa Danau dari atas, pengunjung biasanya hanya perlu membayar tarif parkir saja. Terdapat juga warung-warung di pinggir jalan yang meyediakan minuman, gorengan, mie ayam, bakso, dan lain-lain. Kawasan ini akan ramai biasanya pada akhir pekan di sore hari. Tidak hanya wisatawan dari luar Banten, warga Banten pun ikut meramaikannya dan biasanya dipenuhi oleh anak-anak muda sekolah yang membawa motor bersama teman-temannya.
Warung minum pinggir jalan depan pos CA Rawa Danau
Pemandangan yang ditawarkan oleh Cagar Alam dilihat dari atas.
Desa Cikedung memiliki kondisi wilayah dengan akses jalan naik turun berbatu dan didominansi dengan area persawahan.
Jika ingin masuk ke dalam kawasan, diharuskan untuk membuat surat izin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI)terlebih dahulu dikantor Seksi Konservasi Wilayah I BBKSDA Jabar yang terletak di daerah Ciracas, Kota Serang agar didampingi oleh petugas cagar alam saat melakukan penjelajahan dan pengamatan. Kawasannya yang didominansi oleh perairan, maka tidak lengkap rasanya apabila perjalanan tidak sampai ke daerah rawa-rawa, karena tempat tersebutlah yang menjadi daya tarik utama kawasan ini, kita bisa menelurusi kawasan sambil menikmati pemandangan menggunakan sampan. Untuk menuju kawasan bagian dalam terutama daerah rawa, terdapat dua jalur yang umum untuk dilewati, yaitu melalui Desa Sukamaju dan Desa Cikedung.
Desa Sukamaju memiliki kondisi wilayah dataran rendah berupa hutan dengan areal yang terbuka dan sungai.
Sepanjang perjalanan, kita akan dikelilingi dengan kawasan lereng pegunungan, hutan, persawahan, dan sungai. Jalanannya yang berbatu, licin, naik turun menjadi tantangan tersendiri. Pengunjung akan menemukan pohon-pohon yang menjulang tinggi juga menemukan satwa-satwa seperti primata, burung, capung, kupu-kupu, amfibi, dan lain-lain.
Lutung Jawa yang menyapa kami ketika sedang dalam perjalanan menyusuri Cagar Alam.
Katak yang ditemukan di Cagar Alam ini.
Sesampainya di kawasan hutan rawa, kita akan disuguhkan dengan pemandangan perairan rawa yang ditumbuhi dengan ilalang-ilalang yang menjulang tinggi. Untuk menelusurinya area rawa, digunakan sampan yang dimiliki oleh warga setempat. Sampan dikayuh oleh pemiliki sampan menggunakan dayung dan batang bambu.
Sampan inilah yang akan mengantarkan kami untuk berkeliling di Cagar Alam.
Rasa takut dan khawatir muncul dikarenakan ukuran sampan yang kecil dan mudah sekali goyang apabila kita bergerak sehingga diperlukan kehati-hatian dan tetap tenang saat berada di sampan. Namun rasa takut dan khawatir dikalahkan dengan rasa kagum akan keindahan pemandangannya. Rasanya akan menyesal apabila tidak mengabadikan setiap sisinya dengan jepretan kamera. Selama menelusuri, terdengar kicauan burung yang sedang terbang di atas, ikan-ikan kecil yang terlihat di dekat sampan dan apabila menjelang sore akan ditemukan segerombolan primata yang sedang bergelantungan di atas pohon dan bunyi-bunyi serangga.
Cagar Alam ini masih sangat asri dengan pohon yang rindang.
Diperlukan tenaga yang lebih untuk mendayung dikarenakan tumbuhan eceng gondok yang sedang melimpah hingga ke bagian tengah rawa sehingga menghambat jalannya sampan.
Sampah yang menjadi penghalang dalam perjalanan menelusuri Cagar Alam.
Keindahan CA Rawa Danau dengan ekosistemnya yang unik patut dibanggakan dan dilestarikan. Melimpahnya jenis flora dan faunanya juga memperkaya keanekaragaman hayati di Indonesia.
Salah satu ekosistem yang sulit ditemukan di sekitar lingkungan kita, namun dapat ditemukan di Rawa Danau.
Menjadi suatu kebanggaan untuk dapat mengunjungi kawasan ini. Kawasan CA Rawa Danau dapat dijadikan salah satu destinasi wisata ataupun penelitian bagi yang menginginkan untuk menikmati kawasan dengan tipe ekosistem yang hanya terdapat di Pulau Jawa ini.
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/journal/nongkrong-di-speakesy-nyc-bar-tersembunyi-di-era-prohibition-1920/
Nongkrong di ‘Speakesy’ NYC, Bar tersembunyi di era ‘prohibition’ 1920!
Kalian pernah nyangka gak sih negara sebebas Amerika Serikat dulunya pernah melarang minuman beralkohol pada tahun 1920? Yup, masa ini dinamain prohibition era dimana alkohol pada masa itu ilegal. Alkohol dianggap sebagai sumber masalah sosial. Seperti kecelakaan, tindak kriminal dan pelecehan seksual. Sampai akhirnya, tahun 1933 prohibition era pun selesai. Pemerintah Amerika Serikat melihat bahwa ada konsekuensi serius atas pelarangan ini yaitu munculnya pasar miras ilegal dan kematian akibat miras oplosan.
Nah, jadi selama masa prohibition itu, ada bar-bar tersembunyi di Amerika Serikat yang disebut Speakesy. Merekalah yang menyelundupkan minuman beralkohol untuk tetap bisa di konsumsi sama orang-orang.
Speakesy ini adalah bar tersembunyi yang dari luar gak akan terlihat seperti bar. Gak ada lampu, gak ada sign ataupun tulisan yang menandakan keberadaan bar ini. Ada pintu masuk rahasia juga untuk masuk ke speakesy yang aku datengin. Masuknya pun pada zaman dulu hanya bisa by invitation only atau kita harus tau kode rahasia/password untuk bisa masuk. Seru banget kan ?!?!
Aku pergi ke speakesy yang bernama PLEASE DON’T TELL. Bar ini pintu masuknya ada di dalam restoran hot dog CRIF DOGS yang berlokasi di East Village. Dari luar kalian gak akan nyangka kalo di dalam restoran hot dog ini di dalamnya ada bar karena cara masuknya pun unik banget!
Untuk bisa masuk, kalian sangat disarankan untuk reservasi. Mereka mulai buka jam 6 sore setiap hari nya. Untuk masuk tanpa reservasi berdasarkan informasi yang aku dapatkan akan sangat susah apalagi ketika weekend. Antriannya panjang dan kalian harus nunggu lama dengan belum ada kepastian juga bisa masuk atau nggak.
Gimana cara reservasinya? Oke, ini akan lumayan ribet dan harus niat. Reservasi dilakukan lewat telepon. Kalian harus telepon nomer dibawah ini. Reservasi dimulai dari jam 3 sore. Aku mulai telepon dari jam 2.55 dan line nya sudah sibuk. But you gotta keep dialing guys. Jangan nyerah okay….
Nomor ini adalah nomor yang bisa kamu hubungi apabila ingin reservasi. See how much effort i put into this :’)
Aku teleponin mereka sebanyak 93 kali selama kurang lebih 25 menit dan baru diangkat. Dan reservasinya sudah full, guys. Tapi orangnya bilang kalau aku bisa sampai sana jam 5.55 dia akan usahain dapetin seat buat aku.
Akhirnya aku sampai sana jam 5.55 dan sudah ada yang antri lebih duluan daripada aku. Aku ada di nomer antrian ke 4. Sebelum masuk, kalian bisa pesan makanan di CRIF DOGS untuk ngemil di dalam speakesy nya.
Antreannya bisa sepanjang ini, bayangin deh kalau ga reservasi terlebih dahulu dan langsung dateng aja..
Saat kalian masuk ke dalam restorannya, akan terlihat seperti restoran fast food biasa. Tapi, di sebelah kiri setelah pintu masuk akan ada ruangan kecil yang di dalamnya ada telepon umum berwarna merah.
Tempat ini seperti telpon umum, dan aku gunain untuk telpon nomor 1 sebagai cara memanggil waiter.
Yang perlu kalian lakukan di dalam adalah hubungi nomer 1 untuk memanggil waiter, dan nanti mereka akan tanya kalian reservasi atas nama siapa, kalau belum reservasi kalian bisa tanya apa ada slot untuk sekarang. Kalau sudah, nanti pintu rahasia nya akan kebuka deh!
Bentuk telponnya unik banget, kan.
Ambience bar nya menurut aku sangat chill dengan music yang gak terlalu kencang. Tempatnya gak begitu luas, Di bar dekat bartendernya kira-kira hanya bisa di dudukin 10 orang dan jarak antar kursinya deket banget. Tablenya kira-kira cuma ada 6. Ada 2 table kecil dan 4 table besar. Aku gak gitu bisa foto-foto disana karena jujur ambience nya tenang dan cozy banget dengan lighting yang agak gelap. Jadi lebih terasa kesan bar tersembunyi nya dengan lighting yang gelap itu. Orang-orang yang kesana memang mau enjoy minumannya, having a good time, aku perhatiin juga ada beberapa regular yang memang sudah kenal sama bartender nya dan tentunya the sensation of speakesy. I don’t want to ruin the vibes and moment, besides i wanna enjoy this unique experience too! Jadi aku hanya foto-foto alakadarnya di dalam.
Suasana saat di dalam Speakesy.
Aturan yang harus kita taati saat berkunjung ke sini.
Aku sangat saranin untuk siapapun yang berencana untuk pergi ke NYC coba datang ke speakesy. Di sini banyak banget speakesy-speakesy dan gak hanya Please Don’t Tell aja. This experience makes me feel back to 1920! Jadi bisa ngebayangin gimana deg-degannya orang jaman dulu nongkrong di bar tersembunyi.
You can check out some more photos and videos on my IG to see more of my PDT experience. And maybe you should explore the other speakesy and don’t forget to tell me after you try okay? Can’t wait to hear your story guys!
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/journal/sehari-menjadi-pemilik-pulau-yang-hanya-bermodal-rp25-000/
Sehari Menjadi Pemilik Pulau yang Hanya Bermodal Rp25.000
Bagi kamu yang sedang penat akan aktivitas sehari-hari dan butuh liburan yang menyegarkan pikiran tetapi hanya punya waktu satu hari libur, jangan khawatir, kamu bisa banget liburan murah dalam satu hari dengan pemandangan yang indah dan dunia serasa milik sendiri. Kalau kamu penasaran dengan tempatnya, kamu bisa coba datang langsung ke Pulau Merak Besar yang terletak tepat di dekat Pelabuhan Merak.
Pulau Merak Besar merupakan pulau yang tidak berpenghuni.
Plang yang menunjukan bahwa Pulau ini dalam pengawasan Pemerintah Kota Cilegon.
Akses ke Pulau Merak Besar tidaklah sulit, mudah sekali ditemukan. Saya dan teman-teman berangkat dari Tangerang menuju Cilegon, Serang, Banten, memerlukan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit menggunakan kendaraan pribadi dengan melalui tol Cikupa dan tol Merak. Setelah itu, saya langsung menuju ke arah Pelabuhan Merak, dan berhenti sebelum Pelabuhan Merak. Untuk mudahnya, sebelum Pelabuhan Merak, terdapat Kantor Polisi dan penginapan kecil, di situlah pintu masuk menuju Pulau Merak Besar.
Perjalanan saya menuju Pulau Merak Besar melalui tol agar lebih cepat sampai.
Setelah masuk ke gerbang penginapan kecil tersebut, kamu akan langsung disambut oleh para nelayan pemilik perahu yang akan membantu kamu menyebrang ke Pulau Merak. Biasanya, para nelayan tersebut akan memberikan tawaran apakah kamu mau ke Pulau Merak Besar atau Pulau Merak Kecil. Memang Pulau Merak terdapat dua bagian, dan harga untuk menyebrangnya pun berbeda.
Dermaga kecil untuk menyebrang ke Pulau Merak Besar.
Kamu akan menyebrang dengan menggunakan kapal nelayan yang tidak terlalu besar, namun bisa berkapasitas 6 hingga 10 orang.
Apabila kamu ingin menyebrang ke Pulau Merak Kecil, akan dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 dan hanya 10 menit saja dari Dermaga tersebut. Namun, jika kamu mau menyebrang ke Pulau Merak Besar, akan dikenakan biaya sebesar Rp 25.000 dan membutuhkan waktu 15 menit untuk ke tempat tujuan. Saya bersama teman-teman memilih Pulau Merak Besar, karena salah satu nelayan merekomendasikannya.
Kapal-kapal besar di sekitar Dermaga.
Terdapat anak-anak pencari koin yang akan menemani kamu di dekat Dermaga.
Ketika sampai di Dermaga, selain disambut dengan para nelayan, kamu juga akan disambut oleh anak para pencari koin yang sehari-hari berenang di dekat Dermaga tersebut.
Ketika menyebrang, kamu akan diberikan nomor ponsel nelayan tersebut, dan kamu bisa meminta mereka menjemput kamu kembali.
Bersantai di Pulau ini terasa seperti milik sendiri.
Terdapat akar pohon yang kuat untuk bisa dijadikan tempat bersantai, selain di atas pasir putih.
Setelah menginjakan kaki di Pulau Merak Besar, kamu bisa berenang dan bersantai dengan tenang karena terkadang tidak ada siapa-siapa selain kamu. Namun, ada penghuni lain yang mengharuskan kamu waspada ketika melakukan aktvitas di sana, yaitu Kera.
Kera ini tidak selalu datang, hanya dibeberapa kesempatan saja dia muncul.
Menurut salah satu pengunjung yang saya temui di sana, kera ini memang jarang terlihat, namun sekalinya muncul ia mencoba untuk mengambil barang-barang milik pengunjung. Jadi, saya sarankan untuk menyimpan dengan hati-hati barang pribadi milik kamu agar tidak diambil. Kebetulan, saat saya datang, kera ini muncul dan ia langsung naik ke pohon serta berdiam diri selama kurang lebih 5 menit.
Selain bisa duduk santai melihat kapal lalu-lalang, kamu bisa juga berenang.
Walau bisa berenang di sini, kamu juga harus tetap hati-hati karena terdapat beberapa karang di sekitaran Pulau ini.
Kamu akan melihat beberapa kapal berlalu-lalang di seberang Pulau ini.
Karena berdekatan dengan Pelabuhan Merak, maka ketika kamu di sana akan terlihat banyak kapal yang berlalu-lalang, namun tetap aman untuk kamu bersantai. Ombak yang datang pun, disebabkan oleh kapal- kapal tersebut, jadi ombaknya tidak besar.
Bersantai melihat pemandangan gunung dan kapal-kapal yang memasuki Pelabuhan Merak.
Nikmatnya berkunjung ke Pulau ini karena memiliki pasir putih yang bersih dan tidak ada sampah sedikitpun, melihat kapal-kapal beraktivitas dengan suara ‘klakson’nya yang khas, serta melihat gunung di seberang Pulau menjadi tawaran menarik untuk bisa di sini.
Tarif:
Tiket masuk pulau: GRATIS
Tiket kapal pulang-pergi: Rp25.000,- per orang
Anggaran untuk tol: Rp50.000,- per orang
Kebahagiaan: Priceless 🙂
Tips untuk berkunjung ke Pulau Merak Besar:
Membawa makanan dan minuman yang diperlukan.
Membawa lotion nyamuk, karena terdapat sedikit nyamuk yang mengganggu.
Pulsa telpon atau pulsa sms untuk menghubungi nelayan menjemput kamu.
Tidak datang pada saat musim hujan.
Jika tidak terburu-buru, kamu bisa menghindari jalan tol karena tarifnya yang mahal, satu kali masuk tol Merak dikenakan Rp 90.000-,
Membawa payung, karena bisa tiba-tiba hujan hanya di sekitar Pulau tersebut.
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/journal/potret-lain-kehidupan-di-wisata-hutan-mangrove/
Potret Lain Kehidupan di Wisata Hutan Mangrove
Seperti yang sudah diketahui bahwa fungsi adanya hutan mangrove untuk bisa sekuat mungkin menahan abrasi pantai agar tidak terjadi. Beberapa tahun terakhir, fungsi adanya hutan mangrove itu bertambah menjadi lokasi pariwisata bahari yang disukai oleh berbagai kalangan. Ajaibnya wisata bahari tersebut bisa menyedot banyak wisatawan dan juga menjadi mata pencaharian baru, bahkan di beberapa lokasi kehidupan masyarakat sekitar sangat bergantung kepada keadaan hutan mangrove tersebut.
Salah satunya hutan mangrove di Kabupaten Tangerang, yang tepatnya berlokasi di Teluk Naga. Saya mengabadikan beberapa momen kehidupan lain di tempat tersebut. Mari lihat sisi lain kehidupan di wisata hutan mangrove yang jarang terlihat:
Jalan masuk menuju hutan mangrove yang lumayan jauh jaraknya dengan lokasi parkir kendaraan.
Pemandangan di depan tempat parkir kendaraan.
Saya menempuh perjalanan dengan waktu selama kurang lebih 1 jam 30 menit untuk bisa mencapai lokasi dari titik keberangkatan di mall Tangcity, Kota Tangerang dengan menggunakan kendaraan pribadi. Perjalanan tersebut pun tidak semulus jalan lainnya, saya harus melewati beberapa gang kecil yang sedikit menyulitkan karena saya menggunakan mobil. Sesampainya di lokasi, saya bisa memarkir kendaraan dengan jarak yang cukup jauh dari pintu masuk wisata.
Dalam perjalanan menuju pintu masuk, saya melihat beberapa petambak garam yang sedang bekerja.
Tidak jauh dari hutan mangrove tersebut, terdapat beberapa petambak udang yang memiliki sebidang tambak.
Dalam perjalanan menuju jembatan utama untuk ke hutan mangrove, saya melihat nelayan yang lalu lalang dengan membawa jaring ikan, pancingan, dan juga ada yang sedang membenarkan jaring ikan. Bukan hanya itu saja, saya juga menemukan beberapa anak rajungan yang sudah tidak bernyawa di tanah.
Rajungan merupakan jenis kepiting yang hidup dan berenang sepenuhnya di lautan.
Nelayan yang sedang membenarkan jaring pancingnya di sekitar pintu masuk.
Perjalanan awal saya menelusuri hutan mangrove Tangerang dimulai dengan pemandangan dan suasana yang tenang karena saya datang pada siang hari, maka pengunjung tidak terlalu ramai. Di jembatan pertama ini, hanya ada saya dan dua teman saya saja saat itu. Dengan mengeluarkan kocek sebesar 10ribu saja, saya sudah bisa berkeliling tempat ini sepuasnya tanpa banyak peraturan seperti diperbolehkannya membawa segala jenis kamera.
Jembatan pertama di hutan mangrove Tangerang.
Setelah memasuki jembatan berikutnya, ada sepasang kekasih yang sedang melihat ikan-ikan kecil di air.
Semakin dalam saya menelusuri hutan mangrove tersebut, semakin tenang suasananya dan hanya terdapat suara kicauan burung yang tidak bisa saya temukan dimana posisi burung tersebut berada. Setelah dipukau dengan suara kicauan itu, saya berjalan sedikit dan bertemu dengan seorang nelayan yang sedang membentangkan jaringnya.
Hutan mangrove ini bukan hanya sekadar menjadi pariwisata saja, namun juga menjadi mata pencaharian bagi sebagian masyarakat pesisir.
Ternyata beliau tidak datang sendirian, tidak lama kemudian terdapat salah satu anak yang mendatanginya dan mengumpulkan ikan yang sudah mereka dapat.
Ia datang bersama bapak nelayan tersebut dan mengumpulkan ikan hasil tangkapan. Ia juga mencari ikan dengan pancingan.
Kedua bapak dan anak itu, berdiri di pinggir lahan yang sedang ditanami pohon mangrove yang belum tumbuh tinggi. Sayangnya, terdapat beberapa sampah plastik berserakan di atas tanah itu.
Luas lahan pohon mangrove belum lama ditanam.
Perairan di hutan mangrove ini terlihat tenang dan tidak terlihat sampah.
Bila di beberapa tempat wisata hutan mangrove lain terdapat perahu yang bisa disewa oleh pengunjung untuk berkeliling melihat seluruh lokasi, berbeda dengan di sini, tidak ada perahu yang bisa disewa saat itu, serta perahu yang lalu lalang hanyalah perahu milik nelayan yang membawa hasil tangkapannya.
Hutan mangrove di Tangerang bukanlah hanya sekadar wisata, tetapi juga tempat untuk mencari nafkah bagi masyarakat sekitar, namun fasilitas yang disediakan belumlah memadai. Salah satunya adalah lahan parkir kendaraan yang belum memiliki jalur khusus.
#Hutan Mangrove#Hutan Mangrove Tangerang#Wisata Kabupaten Tangerang#Wisata Mangrove#Wisata Tangerang
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/journal/sehari-mencicipi-berbagai-hidangan-khas-benua-afrika/
Sehari Mencicipi Berbagai Hidangan Khas Benua Afrika
Pada tanggal 25 Mei lalu saya diundang oleh kedutaan Republik Zimbabwe untuk merayakan Africa Day tahun ini dengan dresscode kebanggaan Indonesia yaitu Batik. Acara tersebut merupakan event tahunan yang dilaksanakan oleh negara-negara Benua Afrika yang memiliki kantor perwakilan di Indonesia. Dibentuk sejak tahun 1963, Africa Day dikenal dunia sebagai peringatan pembentukan organisasi kesatuan negara-negara Benua Afrika (OAU) dengan tujuan untuk terus mengingat bagaimana perjuangan untuk tetap hidup dan menghargai kebebasan yang sudah dimiliki hingga saat ini.
Pembukaan acara Africa Day 2019 oleh perwakilan berbagai Kedutaan Besar di Indonesia.
Bagi enam negara seperti Ghana, Mali, Namibia, Zambia, Lesotho, dan Zimbabwe, Africa Day merupakan hari libur dari segala aktivitas. Di Indonesia sendiri, peringatannya dirayakan dengan mengundang delegasi dari berbagai negara yang menjalin kerja sama dengan Afrika dan menjadikan event tersebut sebagai ajang ‘pamer’ makanan dan minuman tradisional dari negara mereka. Lalu hidangan apa saja yang disajikan? Saya mencicipi hampir semua hidangan yang disajikan di sana.
Makanan Khas Republik Zimbabwe
Makanan pertama yang saya coba adalah makanan khas Zimbabwe.
Pada ajang acara ini, Zimbabwe menghidangkan 2 makanan khas mereka yaitu Madora dan Sadza yang menjadi makanan pokok di negara tersebut. Di setiap stand makanan, saya bisa langsung berinteraksi dengan masyarakat asli dari Benua Afrika yang dibantu oleh Kedutaan Besar Afrika.
Madora, salah satu makanan khas yang menyedot perhatian pada hari itu.
Sadza, Nasi khas Zimbabwe.
Dari dua makanan yang disediakan, yang paling menarik perhatian saya adalah Madora. Apa itu Madora? Madora merupakan makanan khas Zimbabwe yang berasal dari ulat sagu yang dimasak dengan rempah-rempah. Sesungguhnya, ini kali pertama saya mencoba memakan ulat, walau sudah dimasak dengan bumbu, namun tetap saja menurut saya makanan ini terasa hambar.
Saya mencicipi Madora dengan nasi khas Zimbabwe, Sadza berbeda dari nasi yang ada di Indonesia. Sadza memiliki tekstur yang sedikit lebih kasar, dan terasa seperti kelapa parut.
Makanan Khas Ethiopia
Salah satu makanan khas Ethiopia bernama Kai Watt ini sekilas terlihat seperti makanan khas Indonesia yaitu Rendang.
Kai Watt merupakan salah satu makanan khas Ethiopia yang sekilas terlihat mirip sekali dengan salah satu makanan khas Indonesia yang juga popular yaitu rendang. Biasanya, makanan ini dihidangkan dengan salah satu makanan khas lainnya yaitu Injera yang merupakan roti ala Ethiopia yang memiliki tampilan seperti kulit spons, makanan ini menjadi makanan pokok bagi masyarakatnya. Dibuat dari tepung reff dan biji-bijian tanaman, roti ini memiliki rasa dan aroma yang sangat khas. Rasa dari Kai Watt tidak sama seperti rendang, kuahnya memiliki aroma rempah-rempah yang kuat dan rasa pedas yang berbeda dari “pedas” Indonesia.
Dalam acara ini, Ethiopia menghidangkan banyak makanan, banyak sekali tamu yang tertarik dengan makanan khasnya sehingga bisa habis dalam waktu yang sebentar.
Makanan Khas Sudan
Makanan khas Sudan menjadi makanan yang sangat saya favoritkan di acara ini.
Bagi para pecinta makanan manis seperti saya, makanan khas negara Sudan menjadi sesuatu yang bisa membuat bahagia. Saya sangat senang ketika mencicipinya, rasa di setiap makanannya sungguh bikin ketagihan! Satu makanan yang menjadi favorit saya, yaitu regalnya Sudan.
Sejak pertama datang, saya sudah menanti untuk mencicipi makanan khas Sudan ini.
Makanan yang dikenal sebagai “regal” negara Sudan ini menjadi favorit saya!
Dikenal sebagai regalnya negara Sudan ini memiliki nama asli chocolate biscuit marie, rasanya tidak terlalu manis namun nikmat sekali ketika dimakan. Walau terlihat biasa aja, bahkan tidak terlihat seperti ada yang khas, sesungguhnya camilan ini harus dicoba terlebih bagi kamu yang sangat suka makanan manis seperti saya.
Kue ini terlihat seperti kue bolu pada umumnya, namun rasa manisnya terasa sangat enak sekali.
Memiliki tekstur yang lembut, makanan ini menjadi makanan favorit kedua saya. Rasa manis yang disuguhkan juga terasa sangat pas untuk selera makan saya sampai saya nambah sebanyak tiga kali karena rasanya yang nikmat dan teksturnya yang lembut.
Makanan selanjutnya adalah Coconut Koeksisters.
Makanan khas Sudan terakhir yang saya coba saat itu adalah coconut koeksisters, makanan tersebut memiliki tekstur tebal dan sedikit keras. Coconut koeksisters ini memiliki perbedaan dari makanan sebelumnya yaitu tidak memiliki rasa manis yang pekat, tetapi memiliki rasa gurih dan pada saat saya memakannya, saya teringat makanan Indonesia bernama misro. Tekstur makanan ini mirip sekali dengan camilan Sunda yang akrab dipanggil misro itu.
Makanan Khas Nigeria
Makanan khas Nigeria yang sangat terasa rempah-rempahnya.
Makanan ini menjadi pengganti makanan pokok di Nigeria, teksturnya tidak jauh berbeda dari makanan khas Zimbabwe yaitu Madora. Namun, ia memiliki rasa yang sangat pedas. Di dalamnya terdapat udang yang sudah direbus, makanan ini terbuat dari kacang-kacangan tumbuhan di Nigeria. Ini sangatlah cocok untuk kamu yang menyukai makanan pedas.
Nasi goreng khas Nigeria yang dimakan berasa dengan pisang goreng.
Ternyata, bukan hanya Indonesia saja lho yang memiliki nasi goreng, tetapi Nigeria pun juga memiliki nasi goreng. Apa sih bedanya nasi goreng Nigeria dengan nasi goreng Indonesia? Setelah saya coba nasi goreng Nigeria ini memiliki tekstur yang sedikit lebih kasar dan sedikit keras, namun rasa gurih dan pedasnya bisa menyaingi nasi goreng Indonesia. Uniknya, kamu harus makan nasi goreng ini dengan lauk pisang goreng yang sudah diolah dengan bumbu-bumbu khas Nigeria. Hal tersebut menjadi sesuatu yang baru saya temukan. Rasa gurih, pedas, manis, semua menjadi satu.
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/journal/sehari-mendaki-gunung-parang-gunung-tertinggi-dengan-jalur-ferrata-di-asia-tenggara/
Sehari Mendaki Gunung Parang: Gunung Tertinggi dengan Jalur Ferrata di Asia Tenggara
Akhir tahun lalu, saya sedang mencari trip untuk pergi ke gunung. Tiba-tiba, saya menemukan satu gunung yang menarik perhatian saya yaitu Gunung Parang yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. Tapi karena sedang musim hujan kala itu, saya mengurungkan niat untuk pergi karena medan licin dan basah lebih berbahaya. Berbeda dengan gunung lain, kita harus menggunakan tangga besi dengan tali pengaman untuk mencapainya. Itu sebabnya, saya menunda dan akhirnya bisa pergi di musim panas kali ini. Saya pergi bersama dua perempuan tangguh bernama Michelle dan Priscilla.
Apa Daya Tarik Gunung Parang?
Pemandangan Gunung Parang dilihat dari bawah.
Ketinggian Gunung Parang memang tidak mencapai 1000 mdpl, tapi gunung ini merupakan gunung tertinggi dengan jalur Ferrata di Asia Tenggara. Apa itu Ferrata? Dalam bahasa Italia, artinya tangga besi. Jadi, jalur Ferrata ini dilengkapi tangga besi yang dipasang pada tebing batu andesit Gunung Parang. Nah, Gunung Parang adalah gunung pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan jalur Ferrata lho!
Dari bawah, kita bisa melihat ada bangunan putih di tebing Parang, itu adalah Skylodge Parang. Pertama di Indonesia dan tercatat sebagai hotel gantung tertinggi sedunia. Tapi katanya biaya menginap per-malamnya mencapai Rp4 juta. Lumayan mahal, tapi bikin penasaran ya!
Pertama-tama, saya memiliki info yang sangat penting, karena saya juga baru tahu dari teman yang ikut trip kemarin. Jadi, Gunung Parang ternyata ada dua operator ; Gunung Parang Badega dan Gunung Parang Skywalker. Kemarin saya dan teman-teman dibawa ke Gunung Parang Skywalker. Apa bedanya?
Gunung Parang memiliki titik ketinggian yang berbeda-beda untuk dicapai, dengan jalur lintasan; 150 meter, 350 meter, dan 400 meter (sampai puncak). Sebelum memutuskan untuk ke sana, saya sudah cari tahu dan memastikan pada tour operator apakah kami akan sampai titik puncak atau tidak. Katanya iya sampai titik puncak. Tapi ketika sampai di sana, kami diinfokan lagi jika ingin mencapai titik 350 meter ada biaya tambahan. Nah, kalau mau mencapai titik puncak, katanya itu dari tebing yang berbeda, yaitu Gunung Parang Badega. Di sana, kita juga bisa hammocking dan tyrolean (menyeberang antar puncak dengan menggunakan seutas tali) dan melewati jalur Skylodge. Jadi penting banget loh ini ditanya sebelum pergi supaya gak kecewa sepertiku.
Sumber Gambar : www.liburmulu.com
Naik Gunung Cuma 1 Hari Saja!
Perjalanan saya kali ini cuma satu hari aja lho! Sebenarnya ada juga paket camping 2D1N, tapi saya memilih one day trip saja. Bagi yang mau menguji adrenalin dan membentuk otot tangan, boleh coba main ke sini. Kalau kata guide saya, tangga besi mampu menopang hingga ratusan ton, jadi kamu gak perlu khawatir.
Jalur titik awal pendakian di Gunung Parang.
Sekitar jam setengah 12 siang, kami mendapat briefing dan bersiap menggunakan perlengkapan keselamatan seperti helm, harness, dan carabiner. Setelah itu, kami menyusuri hutan rindang untuk sampai ke titik awal pendakian. Di sini, kami diajarkan cara mengaitkan carabiner pada tali-tali yang terpasang di sepanjang tebing.
Dua carabiner ini harus selalu terpasang di tali.
Di bawah matahari yang cukup terik, kami mulai menaiki anak tangga besi yang terpasang pada dinding batu andesit. Kami ditemani guide professional yang merangkap jadi fotografer kami juga. Pastinya kamu harus tetap fokus dan berhati-hati jika ingin mengeluarkan barang-barang seperti handphone dari tas karena jika tidak, barang kamu bisa jatuh dan rusak.
Makin ke atas pijakan semakin kecil.
Selfie di Gunung Parang.
Bangunan putih itu : SKYLODGE
Sesampainya di Dataran Noh pada titik ketinggian 300 meter, kami beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan yang indah. Dari sini, kita bisa melihat view Sungai Citarum, Waduk Jaitiluhur, dan tiga gunung sekaligus. Ada Gunung Pasir Selasih, Gunung Lembu, Gunung Cilalawi.
Istirahat sejenak di Dataran Noh.
Gunung Pasir Selasih, Gunung Lembu, Gunung Cilalawi.
Istirahat di Goa sambil ngantri rappelling.
Menurut saya, lebih agak menegangkan ketika turun daripada naiknya. Ketika turun itu, kita harus lebih hati-hati agar pijakannya pas pada tangga besi yang gak beraturan. Pada ketinggian 125 meter saat turun, ada dua goa kecil yang kami singgahi untuk berisitirahat sejenak. Ternyata tak jauh dari goa ini adalah lintasan terakhir kami untuk turun. Tapi bukan menapaki tangga besi lagi, tapi rappelling! Kami turun menggunakan seutas tali panjang saja dan mengandalkan kaki sebagai pijakan kuat agar badan gak kepentok batu. Kuncinya yang penting pada saat rappelling ini, badan kita harus tegak dan kaki lurus, dan percaya aja sama guide.
Waktu turun lebih susah dan menegangkan.
Ready for Rapelling.
Tips: Bawa Perbekalan yang Cukup
Ditengah asik menaiki anak tangga besi, saya merasa mual dan keringat dingin. Saya terdiam beberapa saat dan bilang ke teman saya bahwa saya mual. Saya pusing dan hanya bisa berpegang erat pada tangga besi, dan kaitan saya langsung dipasang ke guide. Nampaknya karena melewatkan jam makan, perut saya jadi berontak. Sebenarnya, dua jam sebelum naik saya sudah makan nasi, tapi apa daya. Mungkin tantangan ini memerlukan lebih banyak tenaga.
Istirahat ketika saya merasa mual dan keringat dingin.
Ketika saya sudah bisa bergerak dan duduk istirahat, saya makan roti, permen, minum air, dan memakai minyak angin. It make me feels better! Pokoknya lapar gak lapar, kamu harus siap roti deh di tas! Jika kamu naik hingga titik 350 meter atau bahkan sampai puncak, kamu wajib bawa air lebih. Air minum saya dengan kapasitas 600 ml habis ketika tiba di titik 350 meter. Tapi guide kami ternyata memberi surprise dengan membawa beberapa liter teh manis untuk mengisi tenaga.
Saya gak mengira bahwa kami akan selesai jam 6 sore. Langit menjadi gelap tak lama kami menapakkan kaki di daratan. Kami disuguhkan makan malam sederhana yang nikmat. Namanya juga lapar sekali, makan nasi dengan tahu dan sambal saja sudah bahagia. 6 Jam Jakarta-Purwakarta, 6 Jam Skywalker, 6 Jam Purwakarta-Jakarta. What an amazing experience!
Semoga suatu saat nanti saya bisa balik lagi kesini untuk mencoba tyrolean dan skylodgenya! Selamat mencoba!
Untuk kamu yang ingin mencobanya, terdapat beberapa tips dari saya:
Jangan lupa stretching sebelum naik Gunung Parang, karena dijamin semua anggota tubuh gerak terutama otot tangan.
Pakai sepatu gunung/olahraga karena lumayan berasa kalau jari-jari ini langsung kepentok batu.
Pakai sarung tangan. Aku (sedikit menyesal) dilema mau pakai atau gak karena ribet pegang HP dan kamera. Tapi keesokan harinya tangan agak pedih sedikit (aku saranin yang sarung tangan motor yang keliatan jari-jarinya itu lho).
Pakai kaos yang nyaman (dryfit better), sunblock, dan kacamata hitam karena langsung terpapar sinar matahari.
Bawa tas kecil berupa backpackatau waistbagsupaya gak ganggu dan ribet (isinya air, cemilan, p3k, dll). Aku pakai dua-duanya, tapi kecil kok.
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/journal/taman-nasional-baluran-little-africa-in-java-yang-kaya-dengan-ekosistemnya/
Taman Nasional Baluran: Little Africa in Java yang Kaya dengan Ekosistemnya
Terletak di ujung Timur Pulau Jawa; Situbondo dan Banyuwangi, Taman Nasional Baluran (TNB) merupakan satu dari lima taman nasional tertua di Indonesia. TNB memiliki daya tarik berupa ekosistem savananya yang menyerupai savana di Afrika, dengan hamparan padang rumput yang luas dan panas yang juga menjadi ciri khasnya. Di sana kita dapat menjumpai satwa seperti kerbau liar, banteng, dan rusa.
Pemandangan gunung Baluran yang merupakan zona inti di kawasan Taman Nasiaonal Baluran secara dekat.
Fun Fact: pengunjung dilarang untuk menjelajahi kawasan savana hingga dalam dikarenakan kekhawatiran menggangu satwa yang ada, maka pihak taman nasional membuat beberapa spot foto sehingga pengunjung bisa tetap menikmati keindahan savana TNB yang menjadi destinasi utamanya.
Terdapat dua spot foto utqama yang menjadi incaran para pengunjung untuk berfoto, yang pertama adalah pemandangan beberapa tulang tengkorak banteng yang disusun rapi, hasil foto akan terlihat bagus apabila pemotretan dilakukan pada pagi hampir siang hari, kombinasi langit biru terang, awan, dan juga pemandangan gunung baluran persis di belakang spot ini.
Tulang kepala banteng yang menjadi ikon di Taman Nasional Baluran.
Kedua, yaitu spot yang terdapat beberapa potongan pohon yang dapat kita duduki dilengkapi dengan tulisan “Taman Nasioan Baluran, Savana Bekol” juga pemandangan gunung baluran yang persis di belakang spot ini.
Savana Bekol merupakan salah satu ikon yang menjadi incaran pengunjung Taman Nasional Baluran.
Selain savana, TNB memiliki beberapa ekosistem lainnya yang tak kalah menarik diantaranya evergreen, hutan musim, pantai bama, hutan pantai, dan hutan mangrove.
Untuk menuju kawasan TNB, dibutuhkan waktu kurang lebih 30 jam dengan titik keberangkatan di Serang melalui jalur utara. Perjalanan saya menggunakan bus pariwisata. Tujuan saya kesana adalah untuk melakukan kegiatan kuliah lapangan untuk penelitian hewan dan tumbuhan. Setelah sampai, saya langsung diarahkan menuju home stay. Suasana di home stay tidak membuat saya menjadi pengunjung karena lokasinya yang memang merupakan kawasan rumah-rumah warga, terdapat juga beberapa warung, tukang bakso, dan tukang es.
Keramahan para penjual membuat saya betah berlama-lama di warung tersebut. Bagi para pengunjung yang juga ingin kesana, jangan takut untuk masalah nominal, karena banyak terdapat home stay dengan harga yang pas di kantong. Letak home stay dekat dengan kantor balai TNB. Namun untuk masuk menuju kawasan TNB terutama kawasan savana, kita perlu menggunakan motor, mobil pribadi, atau truck dikarenakan jarak yang ditempuh masih sekitar 15 km lagi.
Saat mulai perjalanan untuk masuk ke kawasan TNB, kami sudah disuguhkan dengan pemandangan hutan di kiri dan kanan. Perjalanan di pagi hari akan menyenangkan karena akan diiringi suara burung-burung yang berkicau dan jika pulang dari savana sore hari kita bisa melihat banyak rusa, kerbau liar, bahkan banteng yang berkeliaran.
Ekosistem pertama kali yang dilewati adalah hutan musim, selanjutnya evergreen yang merupakan kawasan ekosistem yang terdiri dari pohon-pohon yang hijau sepanjang tahun, tak lama setelah itu saya bertemu dengan ekosistem savana. Karena kawasan savana yang hanya terdapat beberapa pohon besar dan selebihnya didominansikan oleh padang rumput. Kawasan ini menjadi kawasan yang sangat panas di antara ekosistem lainnya.
Gunung Baluran pada saat senja.
Saat itu suhunya mencapai 39 derajat celcius, tapi pengunjung tak perlu khawatir, karena di kawasan savana terdapat rumah makan kecil, kamar mandi, dan musala sehingga dapat tetap berlama-lama menikmati savana dengan nyaman sambil beristirahat. Ekosistem selanjutnya yaitu pantai Bama, hutan mangrove, dan hutan pantai yang berada di satu tempat yang saling berdekatan.
Pantai Bama yang pada saat saya berkunjung sedang memiliki banyak alga.
Ekosistem pantainya juga yang tak kalah menarik dan indah, kita bisa melihat bukit-bukit di seberang pulau yang merupakan bukit-bukit di Pulau Bali karena jaraknya yang sudah dekat sekali apabila ingin menyebrang menuju Bali, khususnya bagian Bali Barat. Kebetulan saat kami kesana, kawasan pantai sedang terjadi blooming alga atau kondisi di mana jumlah alga sedang banyak-banyaknya, sehingga di pesisir pantai terdapat sangat berlimpah alganya.
Hutan mangrove di TNB memiliki tanaman mangrove yang baru akarnya saja sudah bisa mencapai setinggi manusia.
Tips: Apabila kamu sedang berada di kawasan pantai, jangan lupa untuk tetap waspada dengan barang bawaan yang kita bawa terutama plastik-plastik, karena banyak sekali terdapat monyet ekor panjang yang berkeliaran untuk mencari dan memungut makanan. Bahkan ketika kita memegang makanan di tangan, monyet-monyet tersebut langsung akan merebutnya dari genggaman kita.
Dengan keindahan yang begitu menggoda, saya paham bahwa Taman Nasional Baluran memang pantas dijuluki sebagai little Africa in Java, walau memang hanya sebagian kecil, tapi hal tersebut sudah dapat memuaskan pengunjung yang datang kesana. Dengan ekosistemnya yang unik, tak heran jika TNB menjadi taman nasional yang sudah tak asing lagi namanya di sebagian besar traveller.
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/journal/15-jam-berpuasa-di-negeri-tirai-bambu-tanpa-takjil-ala-indonesia-dan-sulitnya-mencari-masjid/
15 Jam Berpuasa di Negeri Tirai Bambu: Tanpa Takjil Ala Indonesia dan Sulitnya Mencari Masjid
Bagi seorang muslim, bulan ramadan atau yang biasa disebut sebagai puasa merupakan hal yang selalu dinantikan, karena begitu banyak momen yang menjadi ajang silaturahim, serta menjadi bulan penuh berkah. Maka bulan itu tidak bisa dilewatkan begitu saja tanpa adanya keluarga dan juga teman-teman terdekat. Namun, bagaimana rasanya bila melewati bulan penuh berkah ini di negera oranglain dan jauh dari orang-orang tersayang? Ya, itulah yang dirasakan oleh saya, tahun ini menjadi kali pertama saya menjalani ibadah puasa jauh dari orangtua dan teman-teman di Indonesia.
Saya merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Negeri Tirai Bambu, tepatnya di kota Wuxi, provinsi Jiangsu. Berpuasa di luar negeri bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, serta bukan hanya sekadar menahan nafsu makan dan haus saja, tetapi begitu banyak tantangan yang berbeda dari biasanya seperti mencari tempat makan yang halal dan murah.
PERBEDAAN WAKTU BERBUKA DAN SAHUR
Dari sekian banyak tantangan yang hadir ketika berpuasa di luar negeri, perbedaan waktu berbuka dan waktu sahur menjadi yang paling menonjol. Berpuasa di China durasinya lebih lama dari di Indonesia, apabila di Indonesia waktu imsak pada pukul 4.30 pagi dan berbuka pukul 17.44, maka di China lumayan jauh perbedaannya.
Masyarakat bergama Islam berbuka puasa bersama tanpa melihat darimana asal datangnya.
Di sini saya hanya bisa menjalankan sahur hingga pukul 3.30 pagi, karena lewat dari itu sudah memasuki waktu imsak. Sedangkan untuk waktu berbuka puasa, di sini adzan berkumandang pada pukul 19.00 waktu setempat. Menjalani ibadah puasa selama kurang lebih 15 jam, tentunya berbeda dari lamanya waktu menjalani ibadah puasa di Indonesia.
SULITNYA MENCARI TEMPAT IBADAH
Salah satu yang menjadi kendala lainnya adalah sulitnya menemukan masjid untuk sekadar berbuka puasa atau melaksanakan salat sunah tarawih karena jarak yang begitu jauh dari dormitory tempat saya tinggal bersama mahasiswa lainnya. Dengan jarak yang jauh dan sulitnya menemukan masjid yang dekat, sering kali kami para mahasiswa muslim di sini melaksanakan salat sunah tarawih di dormitory bersama-sama.
TIDAK ADA TAKJIL SEPERTI DI INDONESIA
Walau sama-sama menjalankan ibadah puasa, namun di China sayangnya tidak ada takjil seperti di Indonesia, meski sudah berbuka di masjid tetap saja saya tidak menemukannya. Di Indonesia, banyak bertebaran penjual takjil, bukan hanya penjual tetapi di masjid pun selalu tersedia, seakan-akan kurang lengkap jika berbuka puasa tanpa takjil. Hal itulah yang terkadang saya rindukan ketika saya sedang berpuasa di sini. Namun, karena saya merupakan chef, maka apabila saya sedang rindu dengan takjil khas Indonesia, sering kali saya membuat masakan tersebut.
Kali pertama berpuasa di China, saya menemukan keluargaa baru di sini yang saling bercengkrama satu sama lain.
Untuk bisa lebih menghemat uang dan jarang memiliki waktu luang, sering kali saya bersama teman-teman muslim lainnya menjalankan salat di dormitory dan memasak bersama di sana.
Bersama teman-teman muslim lainnya asal Indonesia, kami memasak bersama untuk menghemat waktu dan uang di bulan ramadan kali ini.
Apabila kamu memiliki rencana untuk berlibur atau menetap di China dan melewatkan ibadah puasa di sini, untuk bisa menghemat budget dan agar tidak kesusahan ketika berbuka dan sahur, saya sangat menyarankan untuk membeli atau mempersiapkan bahan makanan untuk dimasak sendiri.
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/story/fromtheexpert-cara-ngepak-carrier/
#FromTheExpert Cara Ngepak Carrier
Cara mengepak isi carrier dan memastikan segala keperluan esensial terbawa adalah hal dasar yang wajib dipahami buat pecinta dunia outdoor, tidak peduli seberapa singkat perjalanan atau pendakian yang ditempuh kita harus tetap optimal dalam hal persiapa, sehingga selalu siap untuk keadaan se-darurat apapun. Oleh karena itu berikut adalah prinsip-prinsip dasar dari mengepak carrier menurut Mai, representatif dari merek perlengkapan outdoor Kailas, Indonesia.
BAGIAN BAWAH CARRIER
Bagian bawah ini ditujukan untuk perlengkapan yang ukurannya besar dan berat, namun hanya perlu dikeluarkan dari carrier saat harus camp, misalnya seperti sleeping bag, sleeping pad, pakaian tidur yang panjang, atau sepatu saat nge-camp. Selain lebih seimbang, maksud dari penempatan ini juga untuk mengoptimalkan permukaan perlengkapan yang empuk sebagai semacam shock absorption.
Tenda berada di bagian bawah, karena baru akan terpakai disaat ingin bermalam
Untuk mempermudah pengambilan, idealnya memilih carrier yang memiliki resleting bagian bawah, sehingga perlengkapan bisa dimasukkan tanpa harus mengangkat perlengkapan yang diatasnya
BAGIAN TENGAH CARRIER
Bagian tengah atau dikenal juga dengan bagian core diperuntukkan untuk perlengkapan padat dan cukup berat seperti makanan (bukan snack), cookware, kompor mini, water bladder atau tempat air. Menjaga keseimbangan carrier saat dibawa merupakan alasan mengapa kamu perlu tetap menempatkan perlengkapan yang cukup berat pada bagian core.
Memilih perlengkapan yang maksimal fungsinya namun tidak memakan banyak tempat merupakan kunci dari perjalanan yang nyaman
Pastikan botol air atau apapun yang menyimpan cairan disimpan pada posisi rata agar isinya tidak tumpah dan membasahi seluruh isi carrier. Sedangkan untuk menyimpan tempat penyimpan air, batasi dengan perlengkapan yang empuk sehingga tidak tertekan oleh perlengkapan yang keras seperti tenda misalnya.
BAGIAN PUCUK (ATAS) CARRIER
Diperuntukkan untuk perlengkapan yang bakal digunakan cukup sering pada saat trail sehingga tak perlu repot bongkar carrier, misalnya snack, jaket, celana, jas hujan, kotak P3K, water filter (kalau ada), dan keperluan untuk buang air.
KANTUNG AKSESORIS
Untuk hal-hal yang diperlukan cukup sering, kamu bisa menggunakan bagian carrier ini, misalnya untuk peta, kompas, GPS, sunglasses, balsem, headlamp, anti nyamuk, snack, botol air, dan dompet.
LASH POINTS
Bagian luar dari carrier ini bisa digunakan untuk membawa perlengkapan yang lebar atau panjangnya lebih besar dari carrier misalnya matras.
TOOL LOOPS
Bagian luar yang bisa dimasukkan perlengkapan seperti kapak, trekking pole, besi tenda atau alat lainnya yang bentuknya memanjang. Tetapi penggunaan area ini juga harus bijak, karena bila terlampau banyak malah akan membuat kamu repot, terutama saat harus melewati semak-semak, karena perlengkapan akan sering tersangkut.
Mayoritas carrier memiliki tool loops oleh karena itu maksimalkanlah
SECARA SINGKAT
Barang yang berat diletakkan dekat dengan punggung, sedangkan yang enteng, posisinya menjauh dari punggung. Dan tumpukan perlengkapan, mengurut dari perlengkapan yang berat dan jarang digunakan di bagian bawah sampai ke bagian atas, dimana perlengkapan yang lebih enteng dan lebih sering digunakan diletakkan.
Untuk mengetahui apakah cara mengepak kamu betul kamu harus merasakan kalau carrier seimbang dari satu sisi dengan sisi lainnya. Ciri pengepakan yang benar juga tercermin dari tidak adanya celah yang besar antara punggung dan carrier, karena bila itu terjadi maka bahu akan mudah pegal.
Bagaimana dengan suplai? Berikut kira-kira penampakannya berdasarkan durasi pendakian agar kamu tidak membawa persediaan berlebih atau kekurangan.
Perjalanan 1 hari tanpa menginap
Bila menginap selama semalam
Durasi camping selama sekitar 3 hari
BONUS: LANGKAH-LANGKAH MENGENAKAN CARRIER
Tarik pegangan bagian atas carrier dan arahkan ke paha sebagai penyangga yang sudah membentuk sudut 45 derajat
Tahan dan masukkan tangan ke sisi kanan carrier sembari tangan yang satunya lagi masih mencengkram pegangan bagian atas. Setelah seimbang masukkan satu tangan lagi, dilanjutkan dengan mengencangkan bagian pinggang. (Pada proses ini posture badan menunduk)
Terakhir kencangkan bagian dada dan kamu sudah siap mendaki
Kancing semua penghubung agar beban barang bawaan dapat terdistribusi optimal
Pastikan bagian carrier menempel dengan bagian punggung
youtube
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/story/fromtheexpert-indoor-gym-climbing-basics/
#FromTheExpert: Tips Panjat Rope Climbing (Indoor)
Apabila kamu ingin berolahraga tanpa pergi ke fitness center, panjat tebing bisa jadi alternatif yang seru, selain menawarkan tantangan tersendiri, kegiatan ini juga mengenai berbagai otot tubuh, mulai dari bicep, tricep, deltoid, dan otot besar lainnya dalam waktu bersamaan. Ada beragam jenis climbing GYM, ada yang memiliki area bouldering dan panjat konvensional, ada juga GYM yang menawarkan di outdoor.
Sebelumnya mari kita kenali dulu bedanya;
BOULDERING
Merupakan kegiatan panjat yang tidak memerlukan penggunaan harness atau rope. Permukaan dari tembok panjat juga menyerupai bebatuan besar yang mementingkan aspek jimnastik yang memerlukan kelincahan dan kekuatan tenaga penuh. Tinggi maksimum dinding panjatnya hanya mencapai 4,5m namun tingkat kesulitannya merupakan yang tertinggi dibanding jenis olahraga panjat lainnya.
Area bouldering, tak hanya memerlukan kemampuan jimnastik tetapi juga kemampuan problem solving
TOP ROPE CLIMBING
Tipe panjat inilah yang cocok bagi pemula, karena kamu dikaitkan menggunakan rope, harness dan di sisi lain didukung keselamatannya oleh staf yang terlatih atau disebut belayer yang bertugas untuk menahan rope kamu apabila melorot kebawah.
Tugas belayer terlihat mudah, namun pada pemanjatan berdurasi lama, sangat sulit untuk mempertahankan stamina untuk menahan
LEAD CLIMBING
Saat kamu sudah mulai handal top-rope climbing, tantangan selanjutnya ialah mencoba lead climbing. Pada tingkatan ini kamu akan dikaitkan pada ujung rope dan tetap dibantu oleh seorang belayer namun bedanya di sini kamu ditantang untuk mengkailkan rope ke quickdraws (semacam penyambung tali) yang telah menggantung di dinding GYM. Sehingga saat terpeleset kamu akan terjengkang cukup jauh dan menggantung pada rope yang tersangkut pada quickdraws yang kamu sangkutkan sebelumnya.
TIPS UNTUK PEMULA
Untuk pemula kamu bisa mulai berlatih dengan top-rope climbing. Berikut poin-poin yang menurut Naldo, pemilik dari GYM Peak to Peak Climbing, perlu kamu perhatikan agar mampu menguasai top-rope climbing tanpa resiko cedera.
Naldo memiliki semangat untuk menyebarkan “virus” olahraga climbing di Indonesia, setelah menggelutinya di Singapura
1 . MEMAHAMI CLIMBING HOLDS GRADE
Yosemite Decimal Rating System merupakan pengukur kesulitan panjatan yang skalanya berkisar dari 5.8 – 5.15. Skala ini digunakan untuk climbing indoor maupun outdoor. Umumnya untuk pemula disarankan untuk menelusuri jalur holds yang berkisar di tingkatan 5.8 – 5.9.
Fun fact Untuk bouldering memiliki sistem sebutan yang berbeda atau disebut juga Vermin atau disebut V Scale yang berkisar dari V0-V16. Nama Vermin sendiri juga diambil dari penemunya yakni Verm Sherman, yang menemukannya di Texas, Amerika Serikat.
2 . PEMOSISIAN BADAN YANG EFISIEN
Keseimbangan Dalam hal ini, pemusatan keseimbangan dapat di arahkan pada bagian core badan atau di area pusar.
Utamakan kaki bukan lengan Walaupun memiliki otot bicep yang kuat, bukan berarti kamu harus menjadikannya alat satu-satunya untuk memanjat, malah perannya harus diminimalisir dan semua upaya memanjat harus banyak dari kaki.
Beban terberat harus ditumpukan pada kaki bukan tangan
Pengaturan postur saat panjat Perlu diketahui, ketentuan postur tubuh tergantung pada kemiringan panjatan, dalam hal ini umumnya climbing GYM menawarkan pemula untuk memanjat dinding rata, sehingga idealnya pinggul mendekat ke arah tembok. Teknik ini sejalan dengan prinsip kalau dalam memanjat kita mengupayakan untuk mengikuti pola gravitasi bukan melawannya, korelasinya ialah: Apabila kamu tidak mendekatkan pinggul ke tembok maka tarikan gravitasi akan memberatkan lengan sedangkan bila sebaliknya, tarikan gravitasi akan terdistribusi ke bagian kaki sehingga tidak menghabiskan banyak stamina.
3 . TEKNIK PERNAPASAN
Dalam olahraga panjat, rute menanjak disebut problems oleh karena itu jelas olahraga ini tidak hanya mengharuskan kamu untuk sekedar kuat namun memiliki fokus dan nalar yang juga bagus. Namun apabila napas kita tersengau-sengau maka secara otomatis badan kita akan menjadi intens dan fokus akan mudah terpecah, alhasil problems tidak dapat dipecahkan dan stamina terbuang percuma.
Bernapas saat sebelum memanjat
Menurut Justen Sjong, pemanjat kelas dunia pernapasan yang baik harus dijadikan kebiasaan. Dimulai dengan menarik napas dari mulut dan menghembuskannya kembali dari mulut setelah menahannya selama beberapa detik, kamu harus merasakan segenap badan terdekompresi atau lebih relaks.
Bernapas saat sedang memanjat dari satu holds ke holds selanjutnya
Seorang pemanjat yang piawai dapat mengatur napasnya dan relaks pada posisi tersulit sekalipun, oleh karena itu kamu harus mendisiplinkan diri untuk berhenti sejenak dan mengalihkan perhatian ke pemandangan yang netral (bukan ke arah atas atau bawah) dan kembali melakukan teknik pernapasan yang dilakukan sebelum memanjat.
4 . MENTAL
Kata “Terjatuh” merupakan hal paling mengerikan bagi pemanjat pemula, rasa paranoid yang berlebihan ini sering membuat pemanjat tidak yakin untuk melepas genggaman di saat posisi terjebak di tengah problems, padahal dalam top-rope climbing sudah ada belayer yang memastikan kalau kamu “jatuh dengan selamat” karena ujung rope lainnya ditahan oleh seorang profesional.
Untuk hal ini hanya pengalaman dan waktu yang dapat mengatasinya, namun mempercayakan keamanan pada perlengkapan kamu juga merupakan hal yang mesti dilakukan agar tingkat ketakutan dapat dikurangi.
5 . MENGENAL TIPE-TIPE CLIMBING HOLDS
Sebagai pemula, kita perlu mengetahui jenis-jenis cara mencengkram holds yang baik dan benar berdasarkan bentuknya masing-masing.
Jug
Hold ini bentuknya mudah karena bentuknya seperti mangkok, sehingga bisa digenggam dengan sempurna. Untuk jenis hold ini walaupun mudah tapi tangan akan cepat lelah jika pemanjat melakukan over gripping atau menggenggam terlalu kuat.
Salah satu posisi untuk beristirahat
Crimp
Hold yg kecil dan berpermukaan rata sehingga hanya bisa digengganm 1 atau 2 buku jari saja. Jari-jari perlu dilatih agar lebih kuat. Ketika memegang crimp, pemposisian kaki perlu diperhatikan agar tidak terpeleset dan menyebabkan cidera akibat beban berlebih pada jari.
Crimp, menempatkan beban pada ujung-ujung jari
Slopers
Hold dengan grip sangat minimum biasanya berbentuk bulat, hanya dapat dipegang dengan mengandalkan daya gesek kulit dan tegangan otot saja. Perlu posisi badan yang sangat dekat dengan dinding panjat dan otot perut yang kuat untuk menggunakan hold jenis ini.
Pinch
Hold vertikal yang mengandalkan kekuatan mencubit antara jempol dan jari telunjuk kita. Maka dari itu disebut pinch. Ada berbagai ukuran dengan kesulitan yg berbeda, dari mudah hingga sangat sulit.
Pinch, memerlukan kekuatan jari-jemari yang cukup tinggi
6 . MENGENAL PERLENGKAPAN PANJAT
Kenakan pakaian yang cukup longgar dan bisa ditarik alias stretch agar nyaman saat ditempelkan dengan perlengkapan panjat. Pastikan juga kamu tidak masalah kalau pakaian ini terkena kapur atau permukaan kasar saat memanjat.
[images id=”10763″]
Naldo, menggaris bawahi, dalam hal pemilihan sepatu, jangan memilih ukuran yang “senyamannya” saja, tapi pilih ukuran yang membuat kaki kamu menekuk 45 derajat, agar cengrakaman permukaan kaki saat memanjat lebih menggigit.
Telapak kaki menekuk
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/story/fromtheexpert-membelah-kemacetan-jakarta-secepat-bike-messenger/
#FROMTHEEXPERT: Membelah Kemacetan Jakarta Secepat Bike Messenger
Ada beragam alasan mengapa Jakarta selalu macet dan padat, namun penyebab yang absolut, ialah timpangnya rasio kendaraan bermotor dengan lebar jalan yang tambah parah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu kesadaran untuk menggunakan kendaraan umum atau moda transportasi seperti sepeda perlu lebih dibudayakan. Seorang teman, Jeje dari Westbike Messenger Service (WMS), coba membuktikan kecepatan tempuh sepeda di tengah tidak menentunya kepadatan lalu lintas Jakarta dengan mengajak saya membuntuti aktifitasnya sebagai kurir sepeda Ibukota. Berikut hal-hal yang saya temukan;
Dalam istilah kurir persepedaan, pengaturan harga hanya didasari oleh dua hal, jauh atau dekat
HEMAT WAKTU (AMAT SANGAT)
Total waktu tempuh di daerah yang umumnya memerlukan waktu lebih dari 1 jam, dipercepat ke dalam tempo 30 menit saja. Tentunya hal ini dapat terjadi karena Jeje, sudah piawai mencari jalan alternatif.
Dengan bersepeda, kamu bisa melihat daerah yang sama dalam perspektif yang berbeda
Pasar Baru, salah satu jalan pintas yang diambil saat akan mengantrakan paket
BERNAVIGASI SECARA LEBIH PRAKTIS
Dengan menggunakan sepeda, secara undang-undang kamu diperbolehkan untuk mempergunakan trotoar atau jembatan penyeberangan lho, sehingga tidak ada istilah terjebak macet pada saat hanya ingin memutar.
Fun Fact
Sebagai seorang bike messenger, Jeje mengaku pernah menyisir Jakarta dari satu ujung ke ujung lainnya, untuk memenuhi puluhan antaran makanan segar, yang akan rusak apabila tidak sampai ke tangan pemesand alam tempo kurang dari 1 jam.
WAJIB: MEMAHAMI JALAN
Sepanjang perjalanan saya mengikuti Jeje, sangat jelas bahwa jalan-jalan yang dilalui bukanlah jalan yang biasa direkomendasi aplikasi GPS Google Map atau Waze, oleh karena itu diperlukan memori yang baik dalam menghapal jalan, namun bila belum terbiasa, menggunakan jalan konvensional juga tidaklah selambat saat menggunakan kendaraan bermotor di saat jam padat, jadi tidaklah sepenuhnya buruk.
Selain faktor kecepatan, naik sepeda pastinya juga memberikan keuntungan dari segi kesehatan
Fun Fact
Seorang bike messenger dengan tas messenger bag-nya dapat memaksimalkan pengiriman sampai 80 paket dalam satu kali jalan!
Selalu tepat waktu merupakan salah satu kode kerja yang dipegang teguh seorang bike messenger
youtube
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wia.id/story/adaywith-jessy-kusno-creativity-content-creating-nature/
#ADayWith Jessy Kusno: Creativity, Content Creating, Nature
Setiap saat kami memiliki kesempatan untuk bertemu dengan individu-individu menarik, salah satunya adalah Jessy Kusno, salah satu influencer yang harus juggling dengan perannya sebagai seorang content creator sekaligus seorang profesional yang bergerak di bidang pemasaran digital di situs penyedia kelas-kelas kebugaran premium GuavaPass.
Kami mengikuti Jessy ke beberapa titik sembari menanyakan perjalanan karirnya
Bisa ceritakan keseharian seorang Jessy?
Saya seorang morning person sehingga saya percaya, cara mengawali hari sangatlah menentukan produktifitas seseorang, oleh karena itu, memastikan hal-hal kecil seperti merapikan tempat tidur, memasak sarapan, dan waktu singkat untuk me time sebelum beraktifitas adalah ritual wajib setiap paginya.
Setelah semua ritual pagi selesai, saya langsung bergegas untuk menghadiri berbagai meeting. Sekedar berbagi; banyak orang yang kerap mempertanyakan sebenarnya apa profesi yang saya tekuni, karena kebanyakan orang lebih terbuai dengan feed Instagram @jkusno yang “kelihatannya” selalu berlibur ke destinasi-destinasi Instagram-able tetapi tidak banyak yang tahu, sebenarnya saya selalu berada dalam posisi dikejar deadline dalam waktu yang bersamaan, sampai terkadang saya sendiri kewalahan 🙂 namun di social media saya lebih suka membagikan hal-hal yang sifatnya inspiratif dibanding mempertontonkan kesulitan yang saya hadapi selama menangai pekerjaan. Jadi di kemudian hari apabila kalian melihat saya morat-marit di sebuah mall di siang hari misalnya, mungkin saya sedang mengejar satu sesi meeting ke meeting lainnya 🙂
Bagaimana ceritanya bisa terjun di dunia influencer dan content creator?
Mungkin semua fondasinya sudah terbentuk semenjak aktif bantu projek teman-teman sekolah dan kampus, mulai dari bantu mempromosikan acara sampai jadi model untuk beberapa projek. Dari satu projek ke projek lainnya, saya diperketemukan dengan beragam peluang sehingga terus bersambut sampai hari ini. Intinya saya sudah jatuh hati dengan dunia digital marketing ini sedari muda dan cukup beruntung kecintaan tersebut bisa berubah menjadi profesi.
Kapan atau dimana tempat yang paling memberi inspirasi?
Tidak ada titik atau waktu yang pasti terkadang semuanya terasa mengalir begitu saja, entah itu saat sedang kejebak macet atau saat sembari mendengarkan lagu. Tetapi salah satu metode yang saya bisa sarankan terkait inspirasi dan kreatifitas ialah fokus dan nikmati prosesnya, karena dalam proses menciptakan karya apapun, pasti akan selalu ada hal yang perlu diperbaiki dan kita tidak boleh takut melakukan kesalahan, karena “What doesn’t kill you, makes you stronger, right?”.
Coba ceritakan proses pembuatan konten ala Jessy Kusno, yang identik dengan konten-konten traveling yang banyak berhubungan dengan nature?
Alam adalah bagian besar dari hidup saya yang tidak bisa dipisahkan, oleh karena itu saya banyak melibatkannya di berbagai projek perusahaan saya atau sekedar untuk membagikannya lewat Instagram pribadi saya.
Kreatifitas dan inspirasi bisa datang paling banyak dari nature alias alam
Proses kreatifnya bisa dimulai dengan punya keinginan untuk mengenali lebih jauh destinasi itu sendiri, karena menurut saya apabila kita ingin menjadikan alam sebagai background, kita sendiri harus mengenal seluk beluk tempat tersebut dan berusaha untuk menjadi satu dengannya, jadi pada tahap langkah awal, selalu saya awali dengan riset, riset dan riset, entah itu lewat teman yang sudah pernah pergi ke tempat tersebut atau sekedar mencari inspirasi lewat Instagram.
Tidak sedikit ide konten yang didapat dari sekedar jalan-jalan atau me time bersama alam
Traveling mungkin menjadi favorit mayoritas dari kita, apalagi millenials namun alam alias mother nature belum tentu semua orang suka (percayalah bahkan untuk tempat dengan pemandangan surga seperti Sumba sekalipun) entah karena alasan ribet atau hal lainnya.
Walaupun kadang membuat konten berlatar alam kadang menantang, karena ketidakpastian cuacanya, hasilnya selalu memuaskan
Hal lain yang patut diperhatikan, ialah fokus pada hal kecil karena sebenarnya proses penciptaan konten sudah bisa dimulai semenjak kamu mulai bergegas, misalnya saat kita sedang naik kereta menuju suatu destinasi, kita bisa mengabadikan momen-momen yang kita temui selama perjalanan yang pastinya akan menjadi pelengkap konten utama kamu.
Sebagai seorang content creator yang aktif berkelana dengan alam, Jessy cenderung memilih fesyen bergenre Athleisure
Dengan being one with nature, proses kreatif dalam membuat konten akan jauh menjadi lebih mudah menurut saya
Di sisi lain menurut saya menciptakan suatu konten traveling bukan sekedar untuk memproduksi karya fotogenik di feed Instagram tetapi juga untuk bertemu pada diri kita sendiri yang sebenarnya; mengutip dari Cloud Atlas 🙂
Dont forget to have fun 🙂
What’s next for you?
Pada akhirnya untuk saya its all about sustainability dan legacy, entah itu akun Instagram saya @Jkusno, peran digital marketers di GuavaPass atau sebagai direktur di perusahaan saya sendiri, KJ Associates (Holistic Marketing). Dan legacy yang saya ingin tinggalkan adalah karya-karya inspirastif yang bukan sekedar menonjolkan penampilan cantik dan hal-hal material yang semu.
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wearinasia.com/story/from-the-expert-contekan-membuat-foto-makanan-untuk-ig-story-tv-dari-food-photographer/
From The Expert: Cara Membuat Konten Vertikal Food di Instagram
Berkat Instagram Story dan TV kita menjadi fasih menikmati foto dan video secara vertikal. Namun menurut saya (Herry Tjiang, profesional di bidang food photography), bila kamu ingin menghasilkan konten (foto atau video) berkualitas bak seorang Food Instagram influencer, ada beberapa tips dan trik yang bisa diaplikasikan walau sekedar bermodal kamera dari smartphone.
RASIO & PRINSIP PENGAMBILAN FOTO DAN VIDEO VERTIKAL
Sebelum merekam atau mengambil foto, kamu harus tahu bahwa format konten di IG Story atau TV menggunakan rasio layar 16:9 sehingga pengambilan gambar pun dilakukan secara vertikal agar tidak ada bagian gambar yang terpotong oleh frame. Jadi hindari prinsip untuk mengambil video atau foto secara konvensional (horizontal) dengan harapan melakukan crop sisi kiri-kanan gambar nantinya, karena gambar bisa saja terpotong tidak proporsional sehingga komposisi foto atau video menjadi berantakan.
PENCAHAYAAN
Menggunakan kamera apapun, pencahayaan sangat menentukan apakah foto atau video kamu berhasil atau tidak. Flash tidak perlu dinyalakan karena akan membuat foto atau video terasa flat, bila memerlukan bantuan cahaya, kamu dapat menggunakan pencahayaan alami, misalnya dengan memfoto di area restoran atau cafe yang memiliki cahaya yang cukup. Namun pada umumnya pencahayaan di restoran atau cafe terbatas, sehingga kadang untuk keperluan foto kita harus menggunakan shutter speed atau bukaan kamera yang lebih lama oleh karena itu gimbal atau stabilizer bisa jadi pilihan.
Fun fact:
Gunakan aplikasi seperti Pro-Cam (untuk I-Phone) yang memungkinkan kamu untuk mengatur shutter speed smartphone bak kamera DSLR.
Memaksimalkan cahaya alamiah yang ada untuk fotomu jauh lebih baik ketimbang melibatkan flash
BOKEH
Smartphone terkini banyak memiliki fitur built in yang dapat menghasilkan hasil foto bokeh, sebuah hasil foto yang memburamkan objek disekitar objek utama. Namun terkadang ada beberapa kamera smartphone yang memburamkan area yang kurang tepat, sehingga satu-satunya cara untuk mengoptimalkan pengambilan gambar ialah menjaga jarak antara objek utama dengan objek lainnya yang berperan sebagai background.
APLIKASI
Kamu tidak selalu harus menggunakan aplikasi foto bawaan dari smartphone atau mengambil gambar langsung dari Instagram, alih-alih bisa menggunakan aplikasi fremium seperti VSCO, Adobe Lightroom, dan aplikasi lainnya yang membebaskan kamu untuk lebih mengambil alih beragam pengaturan selama mengambil gambar.
ANGLE
Ada berbagai angle atau sudut foto atau video yang bisa kamu buat:
Aerial dari atas (flat lay)
Untuk menghasilkan foto semacam ini, komposisi dan pencahayaan menjadi tantangan terbesar. Untuk komposisi kamu bisa menggunakan garis rule of third untuk membantu penataan makanan agar serasi di dalam foto.
Ambil waktu yang cukup untuk menata makanan agar simetris
Untuk flat lay, mengambil gambar dari sudut bird eye view adalah keharusan
2. Angle 45-60 derajat
Persiapkan objek sebagai foreground (objek di depan objek utama) dan background (objek di belakang objek utama) sebagai objek bantuan dalam menceritakan cerita utama.
Pengambilan gambar dengan shutter speed berdurasi lama memerlukan kestabilan oleh karen itu menggunakan gimbal bisa jadi alternatif yang efektif
TRANSISI & MOVEMENT
IG Story hanya berdurasi 15 detik namun bukan berarti dalam menceritakan cerita dibalik sebuah menu makanan kita tidak memerlukan intro dan penutup, oleh karena itu diperlukan transisi scene yang mulus, misalnya peralihan dari scene intro yang memperlihatkan keadaan restoran sampai ke menu utama, diperlukan transisi dan pergerakan kamera yang mulus.
Sedangkan untuk memperlihatkan visual yang menggungah, kamu dapat menambahkan unsur slow motion, bila memungkinkan gunakan kecepatan minimum 60 FPS (jumlah frame dalam satu detik, dimana semakin banyak kuantitasnya akan lebih baik untuk efek video slow motion).
Fun fact
Untuk kamera smartphone iPhoneX, Galaxy S9, dan Galaxy S9+ kamu bisa mendapatkan 960 FPS pada resolusi 720p.
[image id=”10538″]
Saya sendiri sering menggunakan aplikasi sederhana seperti SnapSeed apabila hanya memiliki waktu yang pendek untuk mengedit. Beberapa filter bawaan sudah bisa jadi andalan.
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wearinasia.com/story/camping-di-pulau-pribadi-seharga-puluhan-miliar-bermodal-tiket-cuma-rp25-000/
Camping di Pulau Pribadi Seharga Puluhan Miliar Bermodal Tiket Cuma Rp25.000,-
Bagi yang sedang mumet dan perlu weekend getaway dan berkocek pas-pasan, kamu bisa cek Pulau Dolphin yang merupakan salah satu pulau di Pulau Seribu. Pulau mungil ini bisa diakses dari Pusat Perikanan Muara Angke dengan transit di Pulau Harapan. Alasan saya suka dengan pulau ini ialah, karena jaraknya tidak jauh dari Ibukota sehingga ongkos menjadi lebih murah dan perencanaannya lebih sederhana bila ingin sekedar ingin menginap 1 malam.
Persiapan
Jadi kamu ingin bersantai di pulau dengan kocek terbatas bukan? Itu artinya ada beberapa perlengkapan yang musti kamu persiapkan agar bisa tetap menghemat pengeluaran. Berikut daftar barang bawaan yang saya bawa bersama dua orang teman seperjalanan:
Makanan: 2 bungkus sosis instan, 3 tuna kalengan, 5 pop mie untuk 3 orang
Kompor kecil+ gas kecil: Saya bawa kompor camping karena mungil dan mudah dibawa
Tenda: Namanya juga camping, jangan lupa bawa tenda yang nyaman, yang tidak terlalu panas di siang hari namun tetap hangat di malam hari, dan yang terpenting, beratnya harus enteng.
Peralatan masak: Bawa perlengkapan masak yang praktis namun yang bisa melayani beragam kebutuhan kamu, mulai dari masak air untuk buat mie instan sampai kopi.
Peralatan snorkle: Salah satu hiburan yang menarik di trip ini adalah snorkle dan coba-coba belajar free diving (harus ditemani teman yang sudah berpengalaman)
Berangkat
Saya sampai di Muara Angke pada PK08:00WIB, walaupun awalnya dikira terlambat, ternyata kapal baru mulai berlayar di sekitar PK08:30WIB. Kapal yang ditumpangi memang tidak ber-ac namun cukup nyaman karena penumpang tidak terlalu ramai. Perjalanan berdurasi sekitar 2 jam-an, bisa dihabiskan dengan baca buku atau selonjoran sampai terlelap bersama hembusan angin laut.
Kapal menuju Pulau Harapan, dari Muara Angke
Pemandangan di daerah Muara Angke
Transit + snorkling di tengah perjalanan
Sesampainya di Pulau Harapan, kita akan naik ke kapal nelayan untuk menuju ke Pulau Dolphin tetapi sepanjang perjalanan ada titik-titik snorkling yang disarankan sang-nelayan untuk diselami. Keindahan alam bawah airnya bisa dilihat sendiri di dua foto di bawah ini
Air pada hari itu sangatlah jernih, sulit dipercaya ini tidak jauh dari Jakarta
Halo sobat kecil
Fun fact
Cerita punya cerita, tanpa menunjuk langsung ke arah pulau yang dimaksud, nelayan yang saya tumpangi menceritakan kalau ada pulau pribadi yang dimiliki oleh keluarga Cendana. Namun kondisinya saat ini kurang terawat menurut sang nelayan.
Sampai tujuan: Pulau Dolphin
Sampai di pulau saya langsung memilih sudut yang nyaman untuk mendirikan tenda dan “dapur”. Posisi tenda hanya 5 langkah dari laut! Sebuah sensasi bernilai jutaan rupiah per malamnya apabila dirasakan via risor-risor mentereng 🙂
Pulau Dolphin
Di pulau ini hanya ada 2 penghuni tetap, yakni seorang bapak dan anaknya yang sudah dua generasi hidup di daerah Pulau Seribu, bahkan kedua pria itu juga bertemu jodohnya di pulau tetangga. Untuk kehidupan sehari-hari, kedua penghuni ini membuka warung dan mendapat pemasukan dari tiket masuk pulau.
Pulau tergolong sepi pada hari itu
“Fasilitas” di kisaran pulau
Mendirikan tenda
Saat tenda sudah terpasang dengan rapi, kami menikmati sore hari dengan memasak beberapan bahan makanan yang sudah dibawa bersandingkan kelapa muda segar yang merupakan hasil “pekarangan” pulau tersebut.
Jangan lupa bawa alas untuk bersantai
Utamakan barang bawaan yang sederhana namun memiliki banyak fungsi, seperti set alat masak yang penyimpanannya bisa ditumpuk-tumpuk ini
Malam di pulau paling asik dihabiskan dengan membakar api dan mendengarkan musik dengan ditemani suara dari desiran ombak. Udara cukup pengap di malam hari, sampai-sampai teman saya ada yang memutuskan untuk tidur di depan tenda.
Hari kedua
Cuaca di pulau tidak terlalu panas berkat pepohonan yang rindang, oleh karena itu saya memutuskan untuk mengenakan snorkle dan fin untuk coba belajar free diving dengan seorang teman. Untuk sampai ke sisi yang cukup dalam pantai, kamu bakal melewati deretan bulu babi, jadi harus berenang dengan hati-hati.
Tag teman kamu yang ingin kamu ajak kesini
Tarif
Tiker masuk pulau: Rp25.000,-
Tiket pergi kapal: Rp65.000,-
Tiket pulang kapal: Rp250.000,- (saya naik kapal yang mengarah balik le Marina Ancol, memiliki fasilitas AC dan lebih cepat)
Anggaran untuk makan: Rp100.000,-
Kebahagiaan: Priceless 🙂
Fin yang lebih panjang, mempermudah kita saat free diving
Pulau serasa milik pribadi
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wearinasia.com/story/4-destinasi-yang-wajib-didatangi-saat-ke-nepal/
4 Destinasi yang Wajib Didatangi Saat ke Nepal
Nepal, merupakan negara yang terletak di kawasan pegunungan Himalaya, negara ini adalah negara yang terkurung daratan di Asia Selatan, meski ukurannya mungil, namun negara ini memiliki banyak gunung tinggi dan tempat wisata yang layak menarik perhatian saya sehingga saya memperluas cakupan libur saya, yang tadinya hanya ingin berkutat di Annapurna Base Camp saja, menjadi sampai ke sisi lain kota Kathmandu.
Yang perlu diketahui saat mendarat
Setelah tiba di bandara Tribhuvan pada 15 Mei 2018, kamu akan diminta untuk membuat visa on arrival di sana dengan harga $25. Harga visa ini hanya untuk 15 hari saja. Selanjutnya setelah melewati imigrasi, saya akhirnya berjalan untuk mendapatkan ijin jika naik gunung. Harga permit-nya 4000NPR satu orang (nilai tukar NPR terhadap Rupiah ialah 1 NPR = Rp330,-).
1.THAMEL, KATHMANDU: SURGA UNTUK BERBELANJA ATAU SEKEDAR BEREKSPLORASI
Perjalanan di hari pertama saya mulai dengan berkekeling di Thamel, daerah belanja yang sangat menggoda, terlebih lagi untuk para wanita seperti saya yang hobi belanja. Pernak-pernik khas Nepal sampai perlengkapan mountaineering berjejer di sepanjang jalan layaknya penjual kain di daerah Pasar Baru, Jakarta dan menariknya, semua barang bisa ditawar tanpa harus takut kena marah pedagang di sana. Di daerah ini juga banyak masakan-masakan khas Nepal untuk kamu yang suka mendalami budaya suatu daerah lewat kulinernya, tetapi untuk yang suka cari aman, ada juga restoran khas barat yang bisa dicicip.
Thamel, surga belanja para pendaki
Menurut saya walau tidak ada intensi untuk membeli apa-apa daerah ini tetap menarik untuk dikunjungi, karena di sini tersaji secara gamblang keseharian para penduduk Nepal dengan segala kesederhanaan dan keramahannya. Daerah ini dapat dijelajahi dengan berjalanan kaki atau menggunakan semacam becak, kalau saya memilih untuk keliling-keliling dengan berjalan kaki.
2. POKHARA – MBC – ABC
Salah satu gunung yang menjadi tujuan utama adalah Annapurna Base Camp. Gunung ini merupakan salah satu jalur yang ramai dilewati jika kamu ingin menikmati keindahan pegunungan Himalaya. Trek yang dilalui terbilang mudah karena jalanan sudah dibuat tangga jadi lebih memudahkan kalian untuk berjalan.
Bendera warna-warni ini berisi doa dari penduduk setempat agar orang-orang yang melewatinya selamat sampai tujuan
Untuk rutenya dimulai dari Pokhara, jadi dari ibukotanya, harus mencari bus turis yang memiliki tujuan ke Pokhara. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 7-8 jam. Setibanya di sana, saya lanjut dengan mengendarai jeep offroad sampai ke perbatasan Kimche. Sebenarnya bisa saja apabila ingin mengambil jalur manapun karena untuk pergi ke ABC ini banyak rutenya. Tapi karena alasan untuk mengemat waktu jadilah saya menyewa jeep. Harga jeep saat itu NPR 7000. Sekedar informasi, jika kalian naik jeep maka akan menghemat waktu sampai 3 jam kalua kalian berjalan kaki.
Setibanya di Kimche, lalu saya mulai trekking mengikuti jalur pendakian dan tiba di wilayah berikutnya yaitu Ghandruk. Perjalanan ini memakan waktu 45 menit. Setelah itu, saya melanjutkan perjalan ke Chomrong. Total perjalanan yang sudah ditempuh 8.5 jam. Keesokan harinya, saya mengambil rute dengan melewati 3 wilayah yakni Chromrong, Sinuwa dan Bamboo. Total perjalanan yang ditempuh 9 jam, yang sudah termasuk waktu istirahat di tea restaurant.
MBC, Machhapuchhre Base Camp, dikenal juga dengan sebutan fish fail mountain
Di hari berikutnya, perjalanan dimulai dari Bamboo lalu ke Dovan, Himalaya, dan di akhiri dengan Deurali. Total perjalanan yang ditempuh mencapai 7 jam, tak ayal keesokan harinya kaki saya terasa sedikit sakit karena tanjakan yang dilalui amat menguras tenaga.
Deurali, titik foto buat kamu yang tidak kuat sampai ABC
Selepas dari Deurali saya melanjutkan perjalanan ke Machhapuchre Base Camp atau biasa disebut MBC. Karena baru melewati 1 wilayah maka setelah meletakkan barang-barang di penginapan MBC maka saya melanjutkan lagi sampai ke Annapurna Base Camp atau ABC. Perjalanan dari MBC ke ABC itu cuma memakan waktu 2 jam saja. Jadi bagi kalian yang sampai di MBC terlalu pagi semisal jam 12 siang, jangan tunggu lama dan manfaatkan untuk bergegas ke ABC. Setelah touchdown ABC saya kembali ke MBC karena semakin tinggi, semakin jarang penginapan yang tersedia.
Bersama suami mencapai ABC 🙂
Di MBC inilah kamu dapat menikmati deretan pegunungan Annapurna yang dipenuhi dengan salju. Kala itu suhu udara 3 derajat celcius. Tapi tenang saja, lanskap masih bisa dijadikan latar untuk berfoto-foto namun karena saya pergi di bulan Mei, keadaan gunung sudah berubah ke arah musim hujan jadi kapan waktu kabut akan menyelimuti pegunungan.
Saat menelusuri perjalanan Deurali – MBC saya disajikan pemandangan mayestik ini
Setelah puas di atas gunung, maka saya turun kembali ke Pokhara. Waktu tempuh untuk perjalanan turun hanya 3 hari. Tidak selama ketika naik ke atas gunung. Setelah kembali ke kota, maka saya mulai mengunjungi tempat wisata yang tidak kalah menariknya.
Insider tips
Walau daerah pendakian terdengarnya ekstrism, menurut saya pilihan menggunakan porter atau tidak sangatlah opsional karena apabila takut tersasar, kamu sebenarnya cukup menanyakan orang lokal yang ramah atau memfoto peta-peta yang tersebar di beberapa penginapan atau tea house.
Pemandangan gunung via MBC, yang indah yang sulit dideskripsikan dengan kata-kata
3. SWAYAMBUNATH STUPA: BUDHA DAN DR. STRANGE
Saya mengunjungi Swayambunath Stupa yang terletak di kota Kathmandu. Saking lumrahnya destinasi ini dikunjungi turis, supir taksi pun sudah bisa menebak tujuan saya saat saya baru tanya-tanya sejenak. Stupa ini merupakan kuil terbesar di Nepal. Nama lainnya adalah Buddha Eyes dimana ada 4 mata sang dewa yang akan mengawasi kota Kathmandu dari 4 penjuru mata angin yaitu utara, selatan, barat dan timur.
Setelah dari stupa, saya berkunjung ke Kathmandu Durbar Square, royal palace yang masuk daftar UNESCO World Heritage. Di sekitarnya pun banyak tempat belanja yang menjual beragam oleh-oleh khas Nepal.
Wwayambunath, mata Buddha di atas kuil dipercaya melindungi negeri ini
Selanjutnya, saya ke lokasi syuting Dr Strange, dimana kuil ini terkenal dengan namanya yaitu Pashupatinath Temple. Kuil ini terlihat asri disbanding kuil lainnya karena banyak taman yang ditata. Selain itu, kuil ini juga seringkali dijadikan tempat sembahyang.
Tarif
Tiket pulang pergi Jakarta-Nepal: Maskapai Malaysia Airlines Rp4,5juta namun apabil melakukan pemesanan dari jauh-jauh hari harga tiket bisa hanya Rp2juta.
Porter: Saya sendiri tidak menggunakannya namun bila kalian ingin, perharinya 3000 NPR
Permit atau ijin: 4000 NPR/orang
Penginapan: 200 NPR/malam dan 1000 NPR/malam sepaket dengan makanan. Perlu diingat semakin dekat lokasi penginapan dengan puncak tarif menginap permalamnya akan semakin mahal dan untuk mandi air hangat kamu harus merogoh kocek 200 NPR ekstra
Internet: 200 NPR
Uang saku: Di destinasi ini idealnya perorang membawa sekitar Rp8juta
0 notes
Photo
New Post has been published on https://wearinasia.com/story/gunung-gede-mendaki-bersama-langganan-penakluk-annapurna-acentris-dari-jalanpendaki-com/
Gunung Gede: Mendaki Bersama Langganan Penakluk Annapurna, Acentris Dari Jalanpendaki.com
Setelah berkali-kali gagal merealisasikan rencana mendaki tek-tok (naik dan turun di hari yang sama) Gunung Gede, karena jadwal jarang sinkron, akhirnya kami dari Wearinasia, pergi bersama seorang sahabat, Acen, penulis sekaligus adventure travel consultant yang beken dengan blog www.jalanpendaki.com -nya.
Pada awalnya ide dari perjalanan memang sekedar tek-tok, namun karena kami juga sudah lama tidak bersantai di atas gunung akhirnya kami memutuskan untuk menginap selama semalam di kaki gunung Gunung berketinggian 2,958 m ini, tepatnya di alun-alun Surya Kencana. Adapun persiapan yang kamu harus perhatikan sebelum mendaki di Gunung Gede ialah:
Perhatian pada perlengkapan
Suhu di Gunung Gede berkisar 5°C di malam hari dan 18°C di pagi hari oleh karena itu disarankan mengenakan pakaian yang cukup untuk menahan suhu yang cukup dingin. Pakaian yang cepat kering dan ringan juga menentukan saat mendaki, oleh karena itu pilih pakaian yang berbahan dasar Polyester. Ada tiga pembagian layer untuk pakaian, pertama base layer (yang menempel langsung dengan tubuh), mid layer (tidak terlalu tebal namun dapat membantu base layer untuk mempertahankan temperatur tubuh), dan shell layer (saat kondisi berangin atau hujan).
Jangan lupa daftar online H-30
Pendaki diminta untuk mengisi formulir pendaftaran secara online dengan melampirkan surat keterangan kesehatan dan fotokopi kartu identitas guna mendapatkan SIMAKSI (Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi). Awalnya saya merasa rumit namun Acen menjelaskan kalau ini gunanya untuk menjaga daerah konservasi dari pendaki ilegal dan memudahkan petugas memantau pendaki apabila terjadi hal-hal yang di luar dugaan (pendaki hilang misalnya).
Pilih jalur pendakian
Gunung Gede memanjang melewati Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Cianjur sehingga memiliki tiga pintu masuk yakni jalur Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana. Tim kami memilih untuk mengambil jalur via Gunung Putri karena berdasarkan informasi dari Acen, jalur ini memiliki pemandangan alam yang lebih cantik jika dibanding Cibodas.
Fun fact
Seperti mayoritas destinasi alam di Indonesia yang sering dibumbui kisah mistis, tidak terkecuali Gunung Gede. Konon katanya bila kamu buang air kecil di tempat keramat, maka kamu bisa didatangi oleh sosok astral dalam wujud Raja Jawa yang dikawal dua harimau. Namun benar atau tidaknya? Tidak ada yang tahu, namanya juga mitos.
PENDAKIAN
Kami memulai perjalanan pada PK08:00WIB, suasana saat itu sangat sepi sedari kami memarkirkan mobil di salah satu rumah penduduk, mungkin karena pada saat itu masih hari-hari awal di bulan puasa. Untuk tarif parkir sendiri kami diminta warga setempat untuk merogoh kocek Rp50.000/malam.
Jalanan menanjak menuju pos penjagaan
Sebelum mendaki kami mendaftar ulang dan berdoa sejenak untuk keselamatan pendakian
Setelah jalan dengan posisi menanjak selama sekitar 10 menit, kami sampai di kantor penjagaan untuk mendaftar ulang sesuai dengan SIMAKSI yang sudah terdaftar secara online sebelumnya. Sebelum bergegas naik, petugas mengingatkan agar kami untuk membawa turun semua sampah-sampah selama pendakian, karena rupanya daerah Gunung Gede sempat dibanjiri sampah sampai 1 ton beratnya sehingga wajar saja para petugas terus mengingatkan pendaki.
Perjalanan sampai Surya Kencana
Untuk mencapai puncak Gunung Gede ada 5 pos yang perlu dilewati, 4 pos awal hanya berbentuk bangunan sederhana, yang kerap kami jadikan untuk beristirahat sejenak sekaligus mengkonsumsi snack. Sepanjang perjalanan cuaca kerap gerimis dan berhenti sejenak dan gerimis lagi.
Perjalanan dari pos penjagaan ke pos pertama
Sepanjang perjalanan Acen berbagi cerita perjalanannya di dunia mountaineering
Perjalanan kami jalani dengan sangat santai, saat melewati pos 1, pemandangan sekitar saat itu sungguh asri dan diselimuti kabut sehingga terlihat seperti hutan-hutan pada film misteri. Perjalanan menanjak terasa tidak ada habisnya, sehingga diperlukan stamina dan kekuatan otot yang cukup agar tidak ambruk di tengah jalan. Menurut Acen tingkat kesulitan Gunung Gede via Jalur Gunung Putri boleh dibilang menengah karena walaupun tidak terlalu tinggi tetapi treknya menanjak dan memiliki banyak akar pohon yang menjadi rintangan.
Kapasitas carrier tergantung bagaimana kita mengatur isi ransel
Pada kisaran PK18:45WIB kami sampai di Surya Kencana, disambut dengan gerimis yang semakin intens. Perlu waktu sekitar 20 menit lebih untuk mencari area camping karena Surya Kencana diselimuti kabut yang sangat tebal, dengan bantuan headlight pun jarak pandang hanya bisa mencapai sekitar 5 meter kedepan tak ayal kami tidak bisa menemukan area camping yang sudah direncanakan Acen sebelumnya, yakni area yang bentuknya semacam gua. Tak lama setelah tenda didirikan, gerimis berubah menjadi guyuran hujan.
Kesulitan pendakian dikontribusi oleh dataran yang dipenuhi akar pohon yang basah karena gerimis
Setelah makan malam seadanya, kami bertiga mencoba untuk beristirahat namun udara cukup menusuk tulang dan posisi tenda kurang ideal karena dilandasi bebatuan (akibat dari mendirikan tenda terburu-buru karena hujan) alhasil saya sulit untuk terlelap.
Pemandangan highlight
Saat matahari pagi muncul, kabut masih menyelimuti permukaan Surya Kencana namun pemandangannya tetaplah se-impresif yang saya bayangkan, hamparan area yang ditumbuhi Edelweis perlahan-lahan terbuka selimut kabutnya seiring matahari terbit. Tangan pun tak bisa tinggal diam untuk tidak mengabadikan keindahan hakiki tersebut. (simak hasil videonya, pada akhir artikel ini).
Sinar matahari terbit terselimuti tebalnya kabut pada pagi itu
Perlahan namun pasti keindahan Edelweis mulai kasat mata
Setelah selesai mengabadikan momen dan makan sarapan di depan tenda, saya dan Acen bergegas menuju puncak Gunung Gede, kemiringannya luar biasa sehingga cukup menguras tenaga. Sesampainya disana 3 kawah Gunung Gede dan Puncak Pangrango masih tertutup kabut, padahal kami mencapainya sekitar jam 10 pagi, tetapi setidaknya keberhasilan mencapai ketinggian 2958 mdpl sudah dapat memberikan rasa puas tersendiri, walau mungkin untuk Acen yang sudah sering bolak-balik puncak Annapurna, pendakian ini bukanlah pencapaian.
Take nothing but pictures, Leave nothing but footprints, Kill nothing but time – Kutipan favorit Acen
Santap pagi sebelum mampir sejenak ke puncak Gede
Setelah sekitar 10 menit diatas puncak, kami turun dan mulai mengepak tenda dan perlengkapan untuk bergegas turun. Tetapi apesnya kami diguyur hujan yang sangat lebat saat perjalanan ke bawah, sekedar untuk bayangan seberapa derasnya hujan yang mengguyur Surya Kencana, tinggi air melebihi tinggi mata kaki, saking derasnya sepatu kedap air pun tidak bisa membendungnya.
Perjalanan turun kami tempuh dalam tempo yang relatif cepat hanya sekitar 5 jam, untuk sampai ke pos penjagaan, tepatnya pada PK15:00WIB, karena kami menempuhnya dengan kecepatan yang semi berlari. Selama turun kami mulai bertemu dengan para pendaki lainnya, yang sehari sebelumnya merupakan pemandangan langka.
Saya pikir berat carrier akan berkurang drastis saat akan turun gunung, ternyata sama saja, karena kami membawa semua sampah turun
Banyak yang bilang efek naik gunung ialah kapok alias jera tetapi jera yang membuat candu, bila mengingat sepak terjang Acen di dunia mountaneering, hal ini ada benarnya juga, karena ia kerap berjanji untuk “cuti” naik gunung namun tidak lama dari itu, dirinya sudah sampai ke puncak gunung lainnya. Mungkin gunung punya daya tariknya tersendiri yang hanya bisa terasa candunya, setelah menyerap keindahannya dengan mata kepala sendiri.
Tarif selama pendakian
Tiket masuk beserta asuransi: Rp29.000,- pada hari kerja dan Rp34.000,- pada hari libur untuk 2 hari 1 malam
Konsumsi: Alokasi pangan bisa beragam namun dengan bermodal Rp100.000,-/orang sudah cukup berdasarkan pengalaman kami. Konsumsi yang kami bawa makanan kaleng seperti Tuna, snack, roti, dan selai kacang
Parkir mobil: Rp50.000,-/malam
0 notes