Text
Pertanian dan Siroh Nabi
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” [Quran Al-Mulk: 15]
Allah Ta’ala juga menjelaskan tentang faidah pertanian di banyak ayat. Di antaranya firman-Nya,
وَآيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ • وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ • لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أَفَلَا يَشْكُرُونَ
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? [Quran Yasin: 33-35].
Oleh karena itu tak heran pada jaman nabi pertanian menjadi salah satu objek yang sangat menarik untuk di dalami. Rasulullah pada saat hijrahnya membuat pertanian semakin dikenal karena terjadi akulturasi budaya.
0 notes
Text
Minggu Kedua
Minggu kedua PJJ saya fokus skripsian.
Tapi ternyata ga bisa, hampir setiap malam saya berteman dengan zoom, google meet, dan juga skype, sekarang buat saya aplikasi ini adalah teman. Kadang merasa bosan tapi harus bersabar.
Jadi saya tidak bisa fokus skripsian, setidaknya saya nyicil substansi sih dan sudah mengirimkannya ke dosen pembimbing. Tapi belum dikembalikan revisiannya.
Saya juga tetap rutin olahraga dan mulai berlatih memasak. Saya senang sekali kini bisa semakin jago memasak, menggoreng nugget adalah kegemaran saya.
Target saya selanjutnya di minggu ketiga adalah, skripsian.
0 notes
Text
Daring, Infinite Game, dan Drive To Survive
Seminggu ini menjadi minggu yang sangat berat untuk ku secara emosional. Bagaimana tidak, aku harus menghadapi kenyataan bahwa banyak program kerja BEM KM IPB yang saat ini ku pimpin harus ditunda pelaksanaanya karena penyebaran virus corona. Hingga akhirnya aku benar-benar memutuskan untuk lockdown juga. Hanya bersama ku dan pikiran ku.
Di awal minggu, aku dan badan pengurus harian BEM KM IPB melakukan beberapa uji coba untuk menentukan platform online yang akan digunakan sebagai media rapat daring. Selain itu kami juga bersama menyusun nota kabinet dan juga surat edaran yang ditujukan kepada seluruh keluarga mahasiswa IPB. Diluar itu aku yang belum mood untuk mengerjakan skripsi memilih untuk menghabiskan buku dan juga menonton netflix.
Buku yang ku pilih adalah The Infinte Game dari Simon Sinek. Buku ini menceritakan tentang perbedaan sebuah organisasi yang dipimpin dengan mindeset terbatas dan mindset tak terbatas. Organisi yang dipimpin dengan mindset tak terbatas tidak hanya akan lebih sukses namun juga lebih sustainable dan bertahan di era-era sulit. Hal itu lah yang kemudian menjadi pelecut ku untuk tetap menerapkan mindset itu segera ke organisasi yang sedang ku pimpin.
Serial Netflix yang ku habiskan adalah F1: Drive To Survive. Sebuah fil dokumenter yang menceritakan perlombaan formula one. Dari sini aku belajar bagaimana memimpin tim disaat sulit, bagaimana mengendalikan tim yang membangkang dan berbagai macam pesan kepemimpinan lainnya.
Target ku di minggu selanjutya adalah skripsian. Amin.
0 notes
Text
Review Buku : Good To Great
Buku ini merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan pada perusahaan perusahaan yang berhasil tumbuh melebihi ekspektasi di kelasnya masing masing, hasilnya kemudian dituliskan dan disarikan dalam buku ini, tema sentral dari buku ini yaitu perusahaan yang berhasil tumbuh melebihi ekspektasi memiliki ciri ciri khusus, yaitu fokus dan disiplin.
Buku ini terdiri dari 9 bab, dan berikut ini cuplikan per bab nya :
Bab pertama “Bagus itu musuh dari Hebat”, pada bab pertama ini pengarang menyajikan kriteria apa yang dimaksud dengan tumbuh melebihi ekspektasi, yang paling utama dari kriteria yang dipilih oleh pengarang dan tim adalah pertumbuhan dan sukses harus berkelanjutan dan melebihi rata rata industri. Perusahaan yang terpilih sesuai dengan kriteria tersebut adalah Abbott, Fannie Mae, Circuit City, Gillette, Kimberly-Clark, Kroger, Nucor, Phillip Morris, Pitney Bowes, Walgreens, dan Wells Fargo.
Penulis juga memberikan sebagian dari temuan studinya, dan yang bisa dijadikan catatan adalah banyak indikator yang digunakan seperti Kompensasi untuk CEO, Teknologi, Merger dan Akuisisi, serta Change Management Inisiatif, ternyata tidak memberikan pengaruh yang besar dalam membuat perusahaan menjadi hebat.
Malahan, Penulis memberikan bahwa yang paling berperan membuat perusahaan menjadi Hebat adalah 3 hal, yaitu yang disebut oleh penulis sebagai Disciplined People, Disciplined thought, dan Disciplined action.
Bab 2: Level 5 Leadership
Dalam bab ini, penulis memulai dengan mengidentifikasi dan lalu menganalisa dengan detail faktor faktor yang membedakan perusahaan bagus dengan perusahaan yang istimewa (Hebat). Dan yang paling berperan adalah kualitas dan pondasi kepemimpinan di perusahaan. Yang oleh penulis dinamakan “Level 5 leadership” sebagai karakteristik umum yang dimiliki oleh semua perusahaan Hebat. Apa yang dimaksud dengan level kepemimpinan yang puncaknya adalah pemimpin yang juga sebagai pengambil keputusan strategis.
Bab 3: Pertama adalah “Siapa”, baru “Apa”
Faktor berikutnya yang di identifikasi oleh Penulis sebagai bagian dari proses “Good to Great” adalah sifat dasar dari tim pemimpin. Secara khusus, Penulis mengemukakan konsep bahwa proses mendapatkan orang orang yang high-quality dan high-talent harus dilakukan terlebih dahulu sebelum strategi dibuat. Dengan menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat, Penulis berkesimpulan bahwa akan banyak masalah yang membebani organisasi dapat diatasi dengan sendirinya. Sehingga, dia menganjurkan untuk perusahaan yang berubah dari good menjadi great, perlu meluangkan ekstra usaha dan waktu dalam mencari karyawan dan pengambil keputusan.
Penulis juga menekankan pentingnya pengelolaan hal hal yang berkaitan dengan kepegawaian. Dia menyarankan untuk memindahkan karyawan yang mungkin gagal ke posisi yang baru, dan tidak ragu ragu untuk mengganti karyawan yang tidak berkontribusi. Dan dia juga menekankan bahwa keputusan untuk menerima karyawan baru ditunda sampai kandidat yang benar benar cocok ada. Dengan menjalankan dua hal ini, Penulis klaim akan menghemat waktu, uang, dan tenaga di jangka panjang.
Bab 4: Hadapi Fakta menyeramkan (tapi Jangan pernah menyerah)
Salah satu elemen penting lainnya dalam perusahaan yang berhasil menjadi “great” adalah kemauan untuk mengidentifikasi dan menilai fakta fakta yang ada di perusahaan dan di lingkungan bisnisnya. Dalam kondisi pasar sekarang, perubahan trend adalah hal yang niscaya, dan ketidakmampuan untuk mengikuti perubahan pada umumnya berujung kepada kegagalan perusahaan (Xerox, Sony, Nokia).
Penulis memberikan panduan 4 langkah untuk membangun kesadaran dan mengidentifikasi masalah:
Mulai dengan pertanyaan pertanyaan, bukan dengan jawaban
Lakukan dialog dan kemukakan argumen, bukan dengan pemaksaan.
Lakukan “autopsi” tanpa menyalahkan
Buat mekanisme “tanda bahaya” yang merubah informasi menjadi informasi yang tidak bisa diabaikan.
Bab 5: Konsep Landak (Sederhana dalam 3 lingkup)
Dalam bab ini, Penulis menggunakan perumpamaan landak untuk menggambarkan hal yang sepertinya bertentangan, bahwa kesederhanaan akan membawa kepada kesuksesan. Jika dihadapkan kepada predator, landak hanya menunduk dan melingkarkan badannya bagai bola, adalah perilaku yang simple tetapi efektif. Walaupun pemangsanya sangat pintar seperti misalnya musang dan rubah, sangat sedikit yang bisa menanggulangi strategi yang simple yang digunakan oleh Landak secara terus menerus.
Atas dasar itu juga, strartegi yang mengantarkan kita kepada kesuksesan (Good to Great) adalah bukan dengan sukses melakukan banyak hal, tetapi dengan melakukan satu hal lebih baik dari orang lain di seluruh dunia. Butuh waktu untuk menemukan “konsep landak” dari satu perusahaan, tetapi mereka yang berhasil menemukannya akan mendapatkan sukses. Dalam rangka mempercepat proses identifikasi ini, Penulis menyarankan untuk menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tentukan apa yang dapat kamu lakukan terbaik sedunia dan apa yang kamu tidak bisa menjadi yang terbaik.
Tentukan apa yang menggerakkan roda ekonomi kamu.
Tentukan hal apa yang membuat kamu sangat antusias.
Bab 6: Budaya Disiplin
Salah satu karakter yang menentukan dari perusahaan yang berhasil menjadi perusahaan “besar” adalah budaya disiplin dalam organisasi. Tetapi yang dimaksud dengan budaya disiplin oleh Penulis disini bukanlah jenis budaya disiplin ala militer yang otoriter. Maksudnya budaya disiplin disini adalah budaya dimana setiap manager dan karyawan bekerja dengan semangat tinggi pantang menyerah, dimana setiap anggota organisasi bertindak sebagai pemilik, sehingga ketika perusahaan sukses, itu dirasakan sebagai sukses oleh mereka sebagai pribadi.
Walaupun disiplin ini akan tercermin dalam kualitas kerja karyawan, tetapi manfaat terbesarnya adalah bahwa semua karyawan akan fokus dan berusaha sesuai kemmapuan terbaik mereka untuk mencapai tujuan yang di bentuk pada bab 5, yaitu konsep landak. Sehingga karyawan yang disiplin ini akan membuat tujuan dari konsep landaknya tercapai.
Satu hal lagi, yang penting adalah perusahaan harus membekali karyawan untuk mencapai tujuannya dengan sarana dan wahana yang memadai.
Bab 7: Akselerator Teknologi
Sekarang ini, banyak bisnis yang mengandalkan teknologi untuk meningkatkan efesiensi, mengurangi biaya dan memaksimalkan keunggulan kompetitif. Tetapi Penulis mengingatkan bahwa teknologi bukanlah obat mujarab untuk semua masalah perusahaan. Hal ini bisa dilihat pada saat krisis ekonomi di awal tahun 2000an yang dikenal dengan “tech buble”.
Penulis berkesimpulan bahwa perusahaan yang berhasil “besar” selalu menganalisa semua teknologi baru dengan hati hati sama seperti menganalisa keputusan bisnis. Dan teknologi yang diterapkan adalah teknologi yang bersinergi dengan konsep landak dari perusahaan itu sendiri.
Bab 8: Roda gila dan lingkaran setan
Dalam bab ini, Penulis menggambarkan 2 lingkaran dimana keputusan bisnis biasanya terakumulasi menjadi baik atau buruk. Semuanya bertumbuh seiring berjalannya waktu. Walaupu anggapan populer bahwa sukses atau gagalnya bisnis itu datangnya tiba tiba, Penulis menyatakan bahwa sebenarnya benihnya telah ditanam dalam waktu lama dan terkumpul menjadi momentum yang menghasilkan perubahan ketika energinya mencukupi.
Penulis menggambarkan lingkaran bisnis yang menguntungkan sebagai efek roda gila (flywheel effect), ketika mengambil keputusan yang selaras dengan konsep landaknya, maka perusahaan menanam momentum positif, yang seiring berjalannya waktu akan berkembang. Dan jika lingkaran ini berjalan terus, maka perubahan dari good ke great akan menjadi kenyataan.
Pada kutub yang satu lagi, Penulis menggambarkannya dengan lingkaran setan, dengan ciri ciri pengambilan keputusan yang reaktif, fokus yang melebar kemana mana nggak jelas, ikut ikutan trend yang lagi hangat, keseringan bongkar pasang pemain (pemipin maupun karyawan), de-motivasi, dan hasil yang mengecewakan.
Bab 9: Dari “Good to Great” menuju “Built to last”
Dalam penghujung buku ini, Penulis menghubungkan buku ini dengan karyanya sebelumnya yaitu “Built to last” yang merepresentasikan hasil penelitian selama enam tahun kepada faktor faktor apa saja yang menentukan suatu perusahaan baru dapat bertahan dalam jangka waktu panjang. Yang pertama sekali, perusahaan membutuhkan nilai nilai dasar untuk mencapai sukses jangka panjang yang memungkinkan mereka mencapai status perusaahaan “istimewa”.
Perusahaan perlu memiliki tujuan lebih dari sekedar mencari profit, untuk bisa berubah dari hanya sekedar perusahaan bagus. Dan menurut Penulis, tujuannya tidak perlu spesifik, bahkan jika dibilang tujuannya “terbuka” seperti “menjadi terbaik di bidangnya”, itu juga cukup asalkan para anggota team juga berdedikasi untuk tujuan yang sama.
Begitulah isi dari 9 bab yang ada dalam buku good to great, buku ini sangat menarik dan saya rekomendasikan untuk para pemimpin yang ingin mengarahkan tim nya dari baik menjadi hebat.
2 notes
·
View notes
Text
48 Hukum Kekuasaan
Review Buku
The 48 Law of Power
Oleh Robert Greene
Buku ini merupakan e-book pertama yang habis ku baca tanpa pernah memiliki buku fisiknya. Membaca buku ini di awal membuat ku merasa tak nyaman, ya bagi pembaca yang menyenangi kekuatan niat baik dan moral luhur buku ini akan nampak sangat jahat dan kejam, namun ada banyak hal yang bisa dipelajari oleh para kita semua supaya bisa mengenali berbagai macam politik kotor dan keji yang bisa di terjadi di berbagai bidang (dari politik hingga pertemanan) Setidaknya, Robert Greene mampu menyajikan banyak tips dan pemikiran unik tentang cara meraih kekuasaan yang mungkin belum pernah terpikir oleh kita. Nah ini dia ke 48 hukum tersebut
Hukum 01 : Jangan pernah terlihat lebih baik dari atasan anda. Hukum 02 : Jangan pernah terlalu mempercayai teman! Tetapi pelajarilah cara memanfaatkan musuh! Hukum 03 : Sembunyikan niat anda. Hukum 04 : Senantiasalah bicara lebih sedikit daripada yang diperlukan. Hukum 05 : Begitu banyak hal tergantung dari reputasi! Jagalah reputasi anda dengan nyawa anda! Hukum 06 : Carilah perhatian! Berapapun harga yang harus dibayar! Hukum 07 : Mintalah orang lain bekerja keras bagi anda! Tetapi senantiasalah terima pujian atas kerja keras mereka. Hukum 08 : Usahakan agar orang lain mendatangi anda! Pergunakan umpan bila perlu! Hukum 09 : Raihlah kemenangan lewat tindakan anda! Jangan pernah menang lewat perdebatan! Hukum 10 : Infeksi! Hindarilah orang-orang yang tidak bahagia dan sial! Hukum 11 : Usahakan agar orang lain tetap tergantung kepada anda. Hukum 12 : Pergunakan kejujuran dan kemurahan hati selektif untuk memperdaya korban anda. Hukum 13 : Saat meminta bantuan, pancinglah kepentingan orang lain. Jangan pernah pancing belas kasihan atau rasa syukur mereka. Hukum 14 : Berperanlah sebagai seorang teman, bekerjalah sebagai seorang mata-mata. Hukum 15 : Hancurkan musuh anda secara total! Hukum 16 : Pergunakan ketidakhadiran anda untuk meningatkan respek dan penghormatan. Hukum 17 : Usahakan agar orang lain selalu merasakan teror. Kembangkan aura tak bisa ditebak! Hukum 18 : Jangan bangun benteng untuk melindungi diri sendiri! Isolasi adalah sesuatu yang berbahaya! Hukum 19 : Ketahuilah siapa yang anda hadapi. Jangan singgung perasaan orang yang salah! Hukum 20 : Jangan berkomitmen kepada siapapun! Hukum 21 : Berpura-puralah menjadi orang tolol untuk menangkap seseorang yang tolol. Berilah kesan bahwa anda lebih bodoh daripada sasaran anda. Hukum 22 : Manfaatkan taktik menyerah. Ubah kelemahan menjadi kekuasaan! Hukum 23 : Himpun kekuatan anda! Kualitas selalu mengalahkan kuantitas! Hukum 24 : Berperanlah sebagai seorang penghuni istana yang sempurna. Pelajari seni berbicara. Hukum 25 : Ciptakan kembali diri anda sendiri. Jangan terima peran-peran yang telh diberikan masyarakat kepada anda. Hukum 26 : Jagalah agar kedua tangan anda tetap bersih. Pergunakan kambing hitam jika perlu. Hukum 27 : Permainkan kebutuhan orang lain untuk mempercayai sesuatu untuk menciptakan pengikut setia. Hukum 28 : Bertindaklah dengan berani! Hukum 29 : Buatlah rencana hingga tuntas! Hukum 30 : Berilah kesan bahwa prestasi anda tampaknya mudah sekali dicapai. Hukum 31 : Kendalikan pilihan-pilihan anda. Suruh orang lain bermain dengan kartu yang anda bagikan. Hukum 32 : Bermainlah sesuai fantasi orang lain. Hukum 33 : Ketahuilah kelemahan setiap orang. Hukum 34 : Jadilah bangsawan dengan cara anda sendiri. Bersikaplah bak serang raja agar diperlakukan seperti seorang raja. Hukum 35 : Kuasailah seni memilih waktu yang tepat. Ketergesaan mengungkapkan kurangnya kendali terhadap diri anda sendiri dan terhadap waktu. Hukum 36 : Sepelekan hal-hal yang tak bisa anda miliki. Mengabaikan mereka adalah pembalasan dendam terbaik. Hukum 37 : Ciptakan tontonan yang memikat. Gambaran yang mencolok dan gerak-gerik simbolis menciptakan aura kekuasaan bagi anda. Hukum 38 : Berpikirlah sesuka anda, tetapi bersikaplah seperti orang lain. Hukum 39 : Aduk-aduk air untuk menangkap ikan. Hukum 40 : Bencilah segala hal yang diperoleh dengan cuma-cuma. Hukum 41 : Hindarilah mengambil alih posisi seseorang yang hebat. Hukum 42 : Serang si Gembala! Maka domba-dombanya pasti berhamburan. Hukum 43 : Kenalilah hati dan pikiran orang lain. Hukum 44 : Perdaya dan pancing amarah orang lain dengan efek cermin. Hukum 45 : Sampaikan ceramah tentang kebutuhan untuk berubah, tetapi jangan pernah lakukan reformasi dalam terlalu banyak bidang kehidupan dalam waktu singkat. Hukum 46 : Jangan pernah terlihat terlalu sempurna. Hukum 47 : Jangan melebihi sasaran yang telah anda tentukan. Dalam hal kemenangan, belajarlah untuk tahu kapan anda harus berhenti. Hukum 48 : Jadilah seperti uap yang tak berbentuk. Tetaplah beradaptasi dan bergerak. Itulah sekilas inti bab dari buku menarik karya Robert Greene ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
0 notes
Photo

Pengumuman SBMPTN 2017 beberapa hari yang lalu membawa memori ku pergi jauh ke tahun 2016. Dan kini ku siap menceritakan kisah ku. ------------------ Sore itu, laptop sudah terpasang di ruang keluarga ku. Hari ini adalah hari pengumuman SBMPTN 2017. Papah dan sepupu ku yang penasaran dengan hasilnya segera mendekat untuk menemani ku. Mamah memilih diam di kamar, berdoa tanpa putus untuk anaknya. kakak kedua ku sedang bermain gitar dengan wajah jumawa. Sialnya hari pengumuman SBMPTN 2016 bertepatan dengan hari pengumuman seleksi Beasiswa LPDP, dan kakak kedua ku baru saja mendapat kabar kalau ia berhasil mendapatkan beasiswa tersebut. Kini tinggal aku, anak terakhir di keluarga ini, ingin membuktikan bahwa ia tidak kalah hebat dengan pendahulunya. Dokter, menjadi dokter adalah jawaban ku untuk bisa menyaingi pencapaian kedua kakak ku. Aku adalah satu dari sekian banyak siswa SMA di Indonesia yang terdoktrin oleh pelajaran sejarah yang membuat kami mengingat tagline "MAU JADI KEREN? STOVIA AJA". Karena itu, pendidikan kedokteran lah pilihan pertama ku pada SBMPTN kali ini. "Ayo mas buka pengumumannya, bismillah" kata papah, yang kemudian ku iya kan. Setelah membuka website pengumuman SBMPTN, aku segera memasukan nomer pendaftaran dan tanggal lahir ku. Kemudian ku beranikan diri untuk membuka hasilnya. HIJAU! Aku senang bukan main ketika melihat warna yang ada pada website pengumuman adalah warna hijau! Kemudian ku baca satu persatu kata yang tertera "SELAMAT!! ANDA DITERIMA DI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN IPB". Aku gagal jadi dokter. Bingung. Papah memberikan pelukan selamat kepada ku, mamah akhirnya keluar dari kamarnya sambil menahan air mata. Aku tau, mamah menangis bukan karena senang, tapi karena sedih anaknya tidak menjadi dokter. Sejak awal, mamah lah yang selalu menyemangati ku untuk mengejar cita-cita untuk menjadi dokter. Melihatnya menangis aku pun tak kuasa menahan tangis, tapi kemudian aku teringat bagaimana sulitnya menembus SBMPTN dan harusnya aku bersyukur. Hati ku campur aduk. --------------- Hari-hari berikutnya ku lalui dengan berat hati. Aku masih dihantui kegagalan. Aku masih tidak terima dengan penolakan ku. Aku bahkan tidak tau apa itu manajemen sumberdaya perairan. Instagram menjadi musuhku, sakit sekali rasanya saat melihat keberhasilan teman-teman ku yang berhasil. Papah dan mamah tau bahwa aku masih sakit hati, namun mereka berdua tau, menasehati seseorang yang baru saja merasakan sakit hati merupakan kesia-siaan. Mereka membiarkan ku untuk menikmati rasa sakit ini. --------------- Hampir 1 tahun berlalu semenjak peristiwa itu, aku menatap layar handphone ku. Tidak untuk melihat hasil SBMPTN 2017 (aku memenuhi janji ku dengan diri ku tahun lalu, untuk mencoba lagi di SBMPTN 2017), melainkan untuk melihat notifikasi Line di HP ku. Zahra sudah mengunggah foto yang diambil tadi sore, gumam ku. Foto ini diambil saat menyelesaikan ujian praktikum Avertebrata Air. Tidak hanya itu, foto ini menggambarkan 6 bulan pertama diri ku yang kini berada di jurusan manajemen sumberdaya perairan dan mereka lah kelak yang akan menemaniku 3 tahun kedepan. Aku tak menyangka diri ku malah merasa nyaman berada disini, padahal ini bukan impianku. Aku yang setahun lalu masih berupaya untuk pergi dari tempat ini, malah ingin tetap berada di tempat ini. Asrama C4 MPKMB 53 KESAN PERTAMA BEM PPKU khususnya Departemen Adkesmah Expose P07 bersama responsi P07.2 Bagipangan Adalah hal-hal luar biasa yang ku lalui di tahun pertama ku dan membentuk diri ku saat ini. Aku yang awalnya menyesal, kini malah dibuat sangat bersyukur oleh kegagalan ku menjadi dokter dan kegagalan ku di SBMPTN 2016 & 2017. Bagaimana bisa? "Mas, kamu itu harus berprasangka baik kepada Allah, percaya deh Allah lebih tau yang terbaik untuk makhluknya. Tetaplah berpikiran terbuka untuk masa depan kamu, yang bisa jadi sukses itu bukan cuma dokter loh." Kata-kata papah inilah yang selalu menjadi pedoman ku untuk tetap melangkah dan berkontribusi di kampus ini. Sungguh Allah lebih tau yang terbaik untuk makhluknya. Aku menerima dengan sepenuh hati kegagalan ku, aku berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan IPB sebagai inkubator kesuksesan diri ku kelak karena kini aku percaya tidak harus jadi dokter untuk jadi sukses. -------------- Untuk kamu yang masih merasa salah jurusan, bebaskan lah diri mu dari penyesalan! Bebaskan lah segala bias di pikiran mu yang mengatakan bahwa hanya jurusan ini jurusan itu lah yang akan sukses! Tancapkan dalam hati mu keyakinan bahwa kamu akan tetap menjadi berlian di manapun kamu berada! Percayalah, jalan ini adalah jalan terbaik yang Allah berikan untuk kamu. -------- Dari ia yang pernah gagal Bogor, 15 Juni 2017
1 note
·
View note
Photo

Tulisan ini saya buat setelah saya membaca tweet dari seseorang yang kurang lebih isinya adalah pemberian streotyppe yang kurang baik bagi mereka yang gemar membaca di Indonesia. Dan tulisan ini saya buat untuk mendukung tweet tersebut karena saya mengalami hal tersebut saat kecil.
Papah mengajarkan saya untuk membaca buku sejak kecil, setiap pagi hari keluarga kami memang selalu duduk bersama di taman untuk membaca bersama. Yang dibaca bisa apa saja, papah lebih sering membaca koran, kedua kakak ku membaca komik atau buku pelajarannya, dan aku membaca majalah bobo. Kegiatan ini dilanjutkan saat malam hari menjelang tidur, mamah selalu menyempatkan dirinya untuk membacakan ku berbagai buku untuk menemani ku tidur. Pokoknya saya senang sekali saat itu bisa membaca buku.
Kebiasaan membaca ini kemudian saya bawa ke sekolah dasar, saat teman teman yang lain memilih untuk bermain petak umpat, saya memilih membaca buku. Ketika teman-teman yang lain bermaiin bola, saya masih membaca buku. Dan kemudian mulailah teman-teman SD saya memanggil saya Cari Perhatian, Sok pintar, Kutu Buku dan sebagainya, hal ini diperparah dengan ketertarikan guru-guru kepada saya yang menyebabkan mereka semakin cemburu. Kejadian ini terus berlangsung sampai saat saya lulus SD,tak hanya diejek, tak jarang saya dipukuli karena mereka mengecap saya sebagai kutu buku cengeng yang tidak mungkin melawan mereka, untungnya saya selalu punya keluarga yang memberi support kepada saya sehingga saya tetap bisa melanjutkan hobi saya ini sampai sekarang. Bukti bahwa tidak hanya saya yang merasakan hal ini menandakan bahwa ini adalah tantangan mentalitas bangsa Indonesia,yang masih sering nyinyir saat ada orang yang melakukan hal yang tidak bisa dilakukan dirinya. Masih ingat apa yang terjadi pada Demian baru baru ini? Mungkin memang bangsa ini belum mampu menerima perbedaan, mungkin memang bangsa ini belum mampu memberikan lingkungan yang mendukung siapapun untuk mengembangkan diri mereka, tapi kita bisa memulai dari diri kita sendiri bukan? Mulailah untuk mendukung mereka yang ingin mengembangkan hobi mereka, jika memang diri ini tak mampu untuk mengucapkan dukungan, jangan memperparah keadaan dengan mengucapkan sindiran, bedakan mana kritik untuk membangun dan mana kritik untuk menjatuhkan.
Salam WAW!
0 notes