Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Percakapan di sore hari
Kemarin nonton podcastnya Marchella P, dia ditanya, kenapa suka menulis? Dan dia jawab karena dia butuh wadah untuk menuangkan apa yang ada di kepalanya. Bagi dia platform itu adalah tulisan. Menulis adalah terapi.
Pertanyaan yang sama juga ditanyakan Iyas ke Isyana di one on one, dan Isyana juga jawab hal yang sama. Karena dia cuman punyya platform musik untuk berkomunikasi.
Komunikasi adalah bentuk aktivitas yang hanya bisa dilakukan manusia dengan cara yang membutuhkan jutaan tahun evolusi bagi spesies lain. Komunikasi bagi manusia bukan sekedar komunikasi, tapi bercerita. Tidak ada makhluk lain yang bisa melakukannya sebaik kita. And that’s put us way higher than other species.
But, why I do this? Why I write?
Karena dunia menjadi tempat yang sepi. Tidak ada yang bersedia bercerita di dunia yang serba gampang terkoneksi, tapi masing-masing hidup dengan kotak kecilnya.
Hmmm…. Sebenarnya tidak sesederhana itu juga.
Menulis sama seperti musik bagi isyana, bagiku adala terapi. Sesuatu yang membuatku nyaman, sesuatu yang bisa membuatku memahami diriku sendiri. Menulis seperti memetakan berbagai cabang pikiran yang ada di dalam otak. Memetakan ide. Merumuskan masalah. Menulis adalah caraku berkomunikasi efektif dan holistik dengan diriku sendiri dan orang lain.
Itulah kenapa mungkin aku akan sangat bahagia hidup di tahun 1800an, ketika dunia belum mengenal telpon dan pesan singkat. Ketika semua orang saling berkirim kabar melalui surat dalam tulisan panjang dan niat. Ketika pertemuan adalah tentang mata bertemu mata. Bukan mata bertemu layar.
Kuno dan tradisional. And that’s okay. I get all that on me.
Bahasa adalah sesuatu yang lain. Bahasa yang beragam adalah bentuk keindahan yang unik. Dan setiap bahasa kontekstual adalah sesuatu yang sangat menarik. Setiap bahasa yang ditulis dan dilafalkan menguarkan gaya identik dan pengertian yang spesial bagi setiap yang membaca dan mendengarkan. Bahasa adalah bentuk komunikasi indah yang dimiliki setiap manusia.
Dan ketika aku punya ketertarikan dan kesenangan untuk mengolahnya, tentu saja aku akan berada disini, menyelam, dan berenang di dalamnya.
Jadi kalau ada yang bertanya, kenapa apa-apa ditulis?
Karena aku suka berenang.
Loh.
Ya, absurd.
Tapi sepertinya memang itu jawabannya.
1 note
·
View note
Text
meaningful
‘Kamu selalu memperlihatkan, bahwa apa yang ada di dalam hidup kamu, keluarga, teman-teman, dan kejadian dalam hidup kamu itu meaningful. Mungkin hal itu menakutkan untuk beberapa orang, membuat dia berpikir kalau dia tidak cukup berharga ada dalam hidupmu.’ Katanya lugas.
Wah wah kompleks sekali percakapan telpon santai sama sahabatku yang satu ini. Tapi memang pun, percakapan sama nindy uni adalah percakapan yang membutuhkan wire signal yang baik antar neuron prefrontal cortex, karena kita suka membahas hal-hal yang light menjadi deep. Which is sometimes it doesn’t necessary at all. ;)
Bagiku, setiap orang yang kupilih, hadir dalam hidupku. Dan kujaga untuk tetap ada dalam hidupku, adalah orang-orang yang memang meaningful. Orang-orang berharga yang secara individu mempunyai karakteristik unik masing-masing, yang kusyukuri keberadaannya. Eksistensinya.
Meskipun tidak semua hal yang terjadi juga meaningful, seringkali banyak yang awful. And that’s okay. That’s life. You go through low and high waves. You run and fall. There are sunny days and stormy rain. But still, everyone matters.
Bagi uni mungkin tafsir harfiahnya adalah ketakutan, tapi bagiku, kesimpulan sederhananya adalah. ‘He doesn’t like me enough to approach me more.’
Dan itu tidak mengapa. Semua orang berhak memilih. Semua orang berhak menentukan perasaannya sendiri. Melewati fase remaja berarti melewati fase ‘memaksa’.
Seperti doa anonymous yang ada di buku yang saat ini sedang aku baca:
‘Tuhan, beri saya keberanian untuk mengubah apa yang dapat dan harus diubah, ketenangan untuk menerima apa yang tidak dapat diubah, dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya.’
Keberanian, ketenangan, dan kebijaksaan. Ditempatnya masing-masing. Dikondisi masing-masing.
Dulu, mungkin akan bertanya-tanya. Kenapa? Kenapa bukan aku? Kenapa aku diciptakan tidak seperti Jessica Milla? Atau Dua Lippa? Pretty and gorgeous.
Dear love… setiap orang punya porsinya masing-masing. Tidak ada yang memaksamu untuk melakukan dan menjadi mereka.
Melakukan secukupnya, berusaha semampunya, dan menikmati. Menyadari dan menikmati mungkin adalah bagian tersulit dalam kehidupan. Kita lebih suka mempertanyakan, berandai, dan menghasilkan kekecewaan jika ‘orang lain’ yang pada dasarnya ‘eksistensi’ diluar kendali kita, tidak melakukan seperti apa yang kita inginkan.
Menyadari, menerima, dan melewatkan begitu saja adalah kegiatan sederhana yang tidak akrab dengan kehidupan sebagian besar dari kita.
Bagiku, melewati fase remaja, dan memahami itu adalah sebuah kenikmatan hidup. Bahwa semuanya berhak memilih, dan semuanya berhak menolak. Semuanya berhak berusaha, dan semuanya juga berhak menyerah.
Tidak perlu, dan tidak akan baik jika kamu memaksa seseorang yang tidak ingin berkendara denganmu, untuk berkendara denganmu. Berkendaralah dengan dia yang memang ‘voluntary, eagerly, desirely, sit in the car and driving around with you.’
So at the end of the day, you two can enjoy the ride and see the scenery. Loudly or quietly. And for sure, peacefully.
Dan sebelumnya, you try your best so you won't regret it tomorrow.
Try till you won't feel the pain.
And let it pass like sand between your finger.
You won't get your sand, but you got the whole sunset beach scenery.
And dear love, tomorrow the sun will rise again.
0 notes
Text
Dua sembilan adalah memahami tidak masalah untuk punya tujuan dan meraihnya tanpa menggebu. Dua sembilan artinya adalah mampu membagi tugas besar menjadi kotak-kotak kecil. Dua sembilan adalah memahami bahwa tidak masalah untuk melangkah tanpa berlari. Dua sembilan adalah pengingat bahwa masih ada sesuatu yang bisa diraih di depan, yang masih menunggu untuk di jemput. Dua sembilan adalah tentang tidak perlu menjadi tangguh dan mengendarai hidupmu sendirian. Dua sembilan adalah tentang menggenggam tangan mereka yang memelukmu dalam hangatnya kasih. Menyelimutimu dalam rengkuhan sayang.
Dua sembilan adalah tentang duduk di sofa sembari memperhatikan pacaran mata anak-anak kecil yang penuh rasa penasaran. Dua sembilan adalah tidak menyelesaikan buku yang tidak menarik di bab kedua. Atau tidak pernah mencapai babak kedua. Atau menelan satu buku dalam satu hari dan membekas di pikiranmu seumur hidup.
Dua sembilan adalah tentang merayakan orang tua. Menyadari setiap hari bersama mereka begitu berharga. Menikmati amarah-amarah kecil mereka. Menikmati keberadaan mereka. Menikmati sarapan mie telur di meja makan dengan pipaw yang kesana-kemari di atas meja. Dua sembilan adalah tentang merayakan tawa, senyum, atau sekedar memanggil mereka karena ingin mendengar mereka menjawab, ‘Apa nak?’.
Dua sembilan adalah tentang belajar menerima bahwa tidak semua orang menyukai kita. Dan tidak mengapa jika ‘kita’ tidak menyukai kita. Dua sembilan adalah tentang berhenti lari maraton, dan memilih jalan kaki sebagai cara kita hidup. Pun juga berhenti menjadi telur dadar dan keluar dari sangkar dementor ketiadaan. Dua sembilan adalah tentang rasa yang ingin ditemukan. Adalah tentang mulai mengganti isi keranjang belanjaan dari baju-baju lucu menjadi minuman fiber colagen ekstrak sayuran. You gotta love your skin and gut. :)
Dua sembilan adalah perayaan. Merayakan dua awal yang terakhir di hidup ini. Dua yang layak untuk dirayakan setiap hari. Tidak setiap waktu. Dua sembilan adalah tentang membalas pesan satu persatu. Tidak melewatkan banyak yang lain.
Dua sembilan adalah tentang menyayangi yang menyayangi.
Melepaskan yang melepaskan.
Merelakan yang merelakan.
Menyingkirkan yang tidak diperlukan.
Mengutamakan yang perlu Di Utamakan.
Dua sembilan adalah perayaan.
Selamat merayakan dua sembilan.
Dua sembilanmu berharga.
Meski ia juga seringkali biasa-biasa saja.
0 notes
Text
Malam dua tiga
Minta mama papa nginep
Obrolan meja makan selalu jadi penutup hari terbaik
Terlalu capek untuk tidur
Kemudian nyuci keset dan bersihin dapur sampai cling
Gosok-gosok stainless
Bikin mi keju pedas dan telur
Oh I like the team today.
0 notes
Text
Tools to Manage Dopamine and Improve Motivation & Drive, Huberman Lab
Part I: Managing Dopamine to Sustain Motivation
It can also enhance our depth of focus and lower our threshold for taking action toward specific goals.
Dopamine is about wanting, not about having
serotonin associated with feelings of well-being about what we already have
when dopamine levels are low, we feel unmotivated, derive less pleasure from pursuits and feel physically tired.
baseline dopamine levels are influenced by many factors, including genetics, behaviors, sleep, nutrition and the level of dopamine you experienced on previous days.
It is critically important to maintain sufficient levels of baseline dopamine to sustain day-to-day motivation. We don’t want the baseline too low or too high.
Viewing early morning sunlight for 10-30 minutes daily. it will also increase levels of gene expression for certain dopamine receptors
1-3 minute cold shower, as cold as you can safely tolerate, as well; this is known to increase baseline dopamine for hours dramatically.
eat tyrosine-rich foods such as red meats, nuts or hard fermented cheese
Avoid viewing bright lights between 10 p.m.-4 a.m
drastically reduce the amount of circulating dopamine in your system
Ingest caffeine (approximately 100-400mg) in the form of coffee, tea or whatever form you prefer. Don’t do this too close to sleep. I avoid caffeine after 2 p.m., with rare exceptions.
Part II: Managing Dopamine Peaks
Use (Randomly) an Intermittent Reward Timing (RIRT). This is the most powerful schedule for dopamine release and staying motivated. celebrate your wins, but do not celebrate every win.
Remember that Dopamine is Subjective. Remember, the brain does not know external rewards. The prefrontal cortex (the executive control portion of your brain) is part of the dopamine pathway and provides subjective, top-down control (a “belief effect”) for motivation levels.
Telling yourself you are moving toward your goals is a huge stimulator of dopamine release — and under your control. Of course, you can’t lie to yourself and say you’ve won when you lost, but as you progress toward milestones, register it in your mind. Spotlighting. Dopamine interacts with the visual system. focusing your visual attention on a specific point (or “spotlight”) will help maintain focus during bouts of goal work. When you focus on a particular point, a medley of neurochemicals (dopamine, epinephrine and others) are recruited and put you into a state of readiness and clear focus. Don’t Layer Too Many Sources of Dopamine. When we layer too many sources of dopamine (e.g., preworkout energy drinks, plus music, plus friends/social connections, plus nootropics also known as “smart drugs,” etc.), it can increase dopamine and our energy and motivate us to work hard toward a goal. But stacking all these dopamine-triggering sources causes a crash afterward, ultimately undermining our longer-term motivation and continued drive. Instead, try to do some workouts without music or with just caffeine. Change it up.
0 notes
Text
berbicara yang baik pada diri sendiri
Hari ini setelah visit yang lumayan lama dan capek akhirnya aku memilih untuk pulang. Tidak ke sekumpul, tapi ke rumah sendiri. Memutuskan untuk buka puasa seadanya, telur ceplok, bakmi, dan tahu cabe garam.
Kemudian tanpa dinyana muncul keinginan untuk solat di mesjid martapura. Aku rindu solat di mesjid. Rindu solat di mesjid dimana langit-langitnya tinggi, dipenuhi orang-orang yang tidak ku kenal, dan berada di keramaian tapi sendiri. Rasanya nyaman, adem, tenang.
Walaupun bacaan solatnya lebih lama dibandingkan kalo solat di rumah sekumpul. Yang berarti juga bisa sujud lebih lama. Sujud adalah gerakan kesukaanku di dalam solat. Ketika bersujud rasanya dekat sekali dengan yang Maha. Dekat sekaligus kerdil, rasanya tepat sekali bermanja-manja dengan Sang Maha di posisi itu.
Hari ini ada banyak sekali insight yang kudapat. Sebagian terekam, tercatat, dibekukan dalam catatan kecil di notes hp, voice note, dan buku catatan. Sebagian menguap hilang begitu saja.
Dari sebagian yang berhasil kubekukan adalah;
Satu
Konsep doa yang berubah. Beberapa waktu terakhir, saat berdoa, doaku sangat spesifik, menyebutkan nama, menyebutkan siapa, apa yang kuminta, dan tetntu saja tidak ketinggalan kata ‘segera’. Minta mau yang itu, sekarang juga. Begitu dialogku dengan Tuhan.
Tapi hari ini berubah, hari ini aku meminta, Allah menghapuskan rasa khawatir di dalam hatiku, menghapuskan keraguan bahwa Dia tidak mencintaiku, menghapuskan ragu dan takut kalau-kalau Dia tidak memberiku yang terbaik. Kalau-kalau Dia lupa. Kalau-kalau Dia marah padaku. Hari ini aku berdoa, semoga Allah melapangkan hatiku, mengangkat bebanku, dan memberiku hati yang tenang. Tenang dan yakin, bahwa setiap yang hidup dan mati, setiap benda hidup dan mati sudah diatur dan dipelihara olehnya.
Seperti satu artikel yang kubaca di twitter kemarin, bahwa paus ocra membutuhkan puluhan ton makanan sehari, dan Allah tetap penuhi rezekinya. Seperti juga satu episode young sheldon yang menceritakan Marry si katolik taat yang tiba-tiba kehilangan esensi kepercayaannya pada Tuhan. Yang kemudian Sheldon, anaknya, seorang manusia hampir Atheis, menjelaskan padanya bahwa dunia ini tersusun dengan cara yang sangat presisi, menyebabkan satu pergeseran ketidaksempurnaan hitungan penciptaan, dapat menyebabkan dunia hancur dalam ledakan. Sheldon percaya, yang menciptakan hal sepresisi itu hanya bisa dilakukan oleh Tuhan.
Jika Allah memperhatikan kebutuhan paus ocra, jika Allah menata alam semesta dengan presisi sempurna, jika Allah menciptakan semesta semudah jentikan jari, maka sangat-sangat mudah bagiNya untuk memeliharaku, menjagaku, menata hidupku.
Ada rahasia yang memberikan keuntungan untukku, yang sekarang sedang diproses, dan aku hanya perlu bertenang, menari dalam duniaku, tanpa perlu mengkhawatirkan kalau dia lupa.
Masih mau nulis tapi ngantuk banget. Nanti di sambung lagi abis sahur.
NB: pipaw belum pulang abis berantem sama kucing devi :l
0 notes
Text
Why do I start to write again...
Ini diawali dari penemuan atas harta karun berharga berupa blog yang ditulis tahun 2011. Yup 12 tahun yang lalu, yang ternyata sudah kuubah jadi private sejak bertahun-tahun lalu. Lama, usang, kemudian terlupakan. Dan ketika aku menemukannya lagi, and thank God still remember the password, aku menemukan bahwa menulis pengalaman, hal-hal kecil, journaling, it could be trashy quality, but also... the best way to pack memories.
Membaca ulang blog itu membuat aku belajar, belajar dan bersyukur bahwa aku pernah melewati waktu-waktu itu. Fase-fase dalam hidup yang saat itu kupikir tidak penting, menyakitkan, menyenangkan, biasa saja, tapi setelah dilihat 12 tahun kemudian. Semua itu sangat bermakna. Even the writing quality once again, trashy.
Whatsoever... Menulis adalah sumber endorfin buatku, dan menulis membuatku menemukan struktur. Menulis adalah caraku bermeditasi. Menjadi tenang dalam riuh, dan menemukan. Menemukan jawaban pertanyaan pertanyaanku sendiri. Menulis adalah tentang menjadi aku. Dan aku merindukan diriku yang menulis.
So, even its trashy. But I know I grow better by the time. I would try my best to write regularly.
Hari ini aku pulang untuk buka di rumah mama. Rumah yang baru di renovasi sama papa. Kita cuman buka bertiga dan rasanya aneh. We decide that my siblings wont come home this ramadhan, since we will visit them after ied fitri. Tapi tetep aja, rumah bertiga aja itu ternyata sepi ya.
Anggrek mama mekar, bunganya ada delapan. Cantik, tenang, dan anggun.
Tidak. Tidak seperti aku. 🙂
Im chaotic and wild, kembang kucai adalah representasi sebenar benarnya. 🤏🏼
0 notes
Text
yang dipetik dari kelas menulis hari kesatu
Sebelumnya aku berpikir bahwa menulis adalah pekerjaan lepasan. Setelah mengikuti kelas kaizen writing hari ini aku belajar bahwa menulis adalah kegiatan yang tidak lepas, bebas, atau mengambang. Menulis membutuhkan kedisiplinan, batas, dan juga wadah yang ril. Untuk menghasilkan sebuah tulisan yang tamat dibutuhkan target kapan tulisan itu akan tamat, sekaligus lahir menjadi buku (dalam hal ini draft).
Menulis juga tidak bisa sembarangan waktu dan sembarang tempat dan sembarang apa yang mau ditulis. Menulis membutuhkan kedisiplinan dan fisik yang bugar. Untuk menjadi penulis yang produktif kita harus bisa menentukan batas kapan tulisan ini akan selesai, kemudian berapa jumlah produksi kata dalam sehari. Kemudian juga harus tahu kapan waktu untuk menulis. Waktu dimana otak paling lancar, paling encer, paling happy dalam mengembangkan imajinasi. Jadwal yang teratur membuat kita dapat mengendalikan dimensi waktu agar pikiran tidak hanya fokus pada menulis, tapi juga diimbangi dengan kegiatan kehidupan yang lain.
Selanjutnya peta cerita, sebuah peta yang berbentuk pohon ide/post it paper adalah wadah yang terukur dan terstruktur untuk menciptakan cerita yang utuh. Dimulai dari 3 lembar kertas yang mewakili, set up, konflik, dan resolusi.
Metode ini disebut sebagai drama 3 babak. Setup, latar belakang dari cerita, background, dan gambaran awal karakter dan kejadian. Setup juga mengandung tujuan; tujuan karakter, tujuan kejadian, dan tujuan cerita. Di setup, pembaca akan disuguhkan pengantar yang mendongengkan siapa yang menjadi tokoh dan apa tujuan tokoh tersebut.
Bagian kedua adalah konflik. Konflik mengandung penghalang-penghalang yang menarik tokoh dari tujuan awalnya. Penghalang tersebut menciptakan dinamika cerita. Konflik memfasilitasi ketegangan antara kehidupan lama dan status quo dari karakter ke kehidupan baru atau tujuan yang ingin dia capai.
Yang terakhir resolusi, resolusi adalah penyelesaian dari cerita. Resolusi menunjukkan pada akhirnya ada dua opsi. Si karakter mendapatkan apa yang dia inginkan atau malah mendapatkan apa yang dia butuhkan. Dia mengambil keputusan itu dari ‘wound’ atau luka-luka yang telah dia alami di bagian pertama dan kedua cerita. Keputusan itu adalah bukti konkrit bahwa dia bertumbuh atau malah sebaliknya memutuskan untuk layu, atau malah hanya hidup seperti air mengalir dan tidak melakukan perubahan.
Peta cerita dan kalkulator komitmen membuat karakter menjadi punya ruang dan waktu yang bisa di kendalikan dan dikembangkan sendiri. Sedangkan kita penulis, masih punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang lain.
Aku senang sekali dengan kata-kata yang diucapkan Mbak Dee, bahwa jangan sampai kita diperbudak dengan ide. Karena ide itu bentuknya fluid, jadi dia gampang kemana-mana. Sedangkan buku bentuknya konkrit, jadi kitalah yang harus menentukan wadah seperti apa yang akan kita sajikan sebagai bentuk kelahiran ide tersebut. Ide cerita adalah ruh, sedangkan buku adalah bentuk fisiknya.
Sangat wajar jika diperjalanannya, kita akan menemui bosan, bingung, overtired, atau malah jenuh dan mau berhenti. Tapi tetap, harus ada target tamat. Kata tamat yang juga berarti lahir. Lahirnya sebuah karya. Terbentuknya sebuah fisik konkrit dari ide.
Di sela-sela itu aku juga belajar, bahwa menulis, berarti adalah proses untuk mengatur waktu, dan juga mengatur kegiatan. Menulis dipagi hari sembari menyesap kopi dan menikmati kembang kicep selama 30 menit. Kemudian dilanjutkan 30 menit sebelum tidur.
Disela itu aku belajar, bertemu pasien, menampung ide, membekukan ide, berolahraga, dan berinteraksi. Aku juga bisa menulis hal-hal ilmiah yang konkrit (yang di dalamnya bisa dikembangkan menjadi ide cerita pun).
Life is balance. Karena sesungguhnya hidup adalah tentang homeostasis. Apa yang kita lakukan sehari-hari adalah upaya dari seluruh bagian dalan diri kita untuk berada dalam range homeostasis. Keadaan paling seimbang, paling aman, paling nyaman, untuk tubuh terus menjaga eksistensinya.
Hidup adalah narasi yang fluid, dan hidup juga adalah ilmiah yang konkrit. Dinamika menciptakan keseimbangan.
Dan beruntunglah orang-orang yang menyadarinya.
(Word count: aku menulis ini dalam 30 menit dan berhasil memproduksi 500 kata. Berarti jika aku meluangkan 1 jam/hari maka produksi kataku adalah 1000 kata/hari. Jika targetku adalah buku dengan 50.000 kata. Maka target buku itu tamat ditulis adalah 10 minggu).
0 notes