ummihamidah
ummihamidah
Musafir
267 posts
self reminder | hamba biasa.
Don't wanna be here? Send us removal request.
ummihamidah · 7 years ago
Text
Saya meyakini bahwa setiap manusia itu unik. Setiap manusia berbeda, tak bisa disamakan. Tidak ada manusia yg mutlak hitam ataupun putih. Semua memiliki dua sisi, hanya saja kita sering memberi label pada sisi yang dominan. Sayangnya, perbedaan yang ada membuat cara pandang yang berbeda. Kalau sudah begini, label yg kita berikan sangat bisa jadi melenceng. Asumsi memang sungguh berbahaya. Walau kita memahami bahwa setiap manusia itu beda, bahwa kita tidak boleh menuruti asumsi negatif tanpa konfirmasi, tak bisa dibohongi bahwa hati punya otonomi yg otomatis. Maka dari itu, mengontrolnya dengan komunikasi terbuka sangat penting.
4 notes · View notes
ummihamidah · 7 years ago
Text
Apa yang Dipikirkan Yahudi Tentang Umat Islam?
@edgarhamas
Kisah pertemuan sejarah antara Yahudi dan Umat Islam pertama kali adalah ketika Rasulullah Muhammad ﷺ hijrah ke Madinah dan menjadi presiden Negara Madinah. Rasulullah ﷺ dengan kelihaian seni memimpin beliau dan kecerdasan diplomatik dan sosialnya membangun sebuah masyarakat multietnis dari berbagai suku bangsa, dan dari berbagai unsur agama. Kalau kamu pernah mendengar tentang “Piagam Madinah”, nah, itulah undang-undang pertama di muka bumi yang berisi keadilan bagi semua pihak, saling membantu dan berangkulan demi kebaikan semuanya.
Dan Yahudi, masuk ke dalam bagian undang-undang itu. Tercatat secara garis besar, Yahudi ikut membantu umat Islam ketika diserang musuh. Begitupula umat Islam akan membantu Yahudi dalam kebutuhan mereka.
Namun apa yang terjadi?
Suku-suku Yahudi satu persatu menjadi pengkhianat umat Islam. Mereka tidak menerima Nabi Muhammad ﷺ dilahirkan dari bangsa Arab. Jauh di lubuk hati mereka, mereka amat sangat yakin bahwa Rasulullah ﷺ adalah utusan terakhir, bahkan dalam Al Qur'an disebutkan, “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri..“ [QS Al Baqarah 146]
Namun keangkuhan. Itulah sifat yang menyebabkan mereka terjerembab begitu dalam, dibenci sebegitu kerasnya oleh Allah, dimurkai penghuni langit, dan dihinakan di antara umat manusia.
Mulai sejak itulah Umat Islam memahami, bahkan Al Qur'an telah berkali-kali menggambarkan karakter orang Yahudi, bahwa mereka adalah kaum yang paling keras permusuhannya atas umat Islam. Paling keras? Iya.
Memangnya Apa Yang Yahudi Pikirkan tentang Umat Selain Yahudi?
"Bunuhlah siapapun bangsa selain Yahudi yang kamu mampu membunuhnya!” tertulis dalam kitab Talmud mereka. Begitupula dalam Protokol zionis menyatakan, “Sesungguhnya para Ghayim —yakni umat selain yahudi— Tuhan ciptakan sebagai keledai untuk umat pilihan Tuhan. Setiap satu keledai mati, kita masih bisa mengendarai keledai yang lain.”
Semenjak dulu, satu hal utama yang menyebabkan Yahudi sangat dibenci oleh bangsa-bangsa di dunia adalah karena mereka mengklaim sebagai bangsa terbaik, bangsa di atas bangsa, “the choosen”, yang terpilih untuk menguasai bumi. Itulah mengapa ketika Rasulullah ﷺ datang membawa syariat Islam yang memerintahkan keadilan dan persamaan, yahudi menjadi kaum pertama yang menolak keras perintah itu.
Di Palestina sendiri, yang menjadi sasaran pembunuhan dan pembantaian Yahudi bukan hanya umat Islam. Kaum Nasrani juga mendapatkan perlakuan serupa. Contohnya saja kemarin dalam perayaan Natal 25 Desember 2017, ada banyak sekali bentrokan antara tentara zionis dengan umat Nasrani yang merayakan natal di jalan-jalan kota. Banyak diantara mereka yang terluka.
Apa yang Yahudi Takutkan tentang Umat Islam?
Tumblr media
Apakah yahudi takut pada umat lain? Jawabannya; mereka tidak takut pada siapapun kecuali umat Islam. Al Hasyr ayat 13 bahkan dengan terang menjelaskan pada kita, “Sesungguhnya dalam hati mereka, kamu (Muslimin) lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti.”
Seorang Politisi zionis suatu hari menyiarkan lewat radio pada tanggal 5 bulan September tahun 1976, “Yahudi dan kawan-kawannya harus menyadari bahwa; bahaya terbesar bagi israel adalah kembalinya ruh Islam pada jiwa kaum Muslimin. Setiap pemuja Israel harus melakukan pengorbanan terbesar untuk mengkerdilkan semangat keislaman kaum Muslimin. Jika Umat Islam telah kembali bangkit, bukan hanya israel yang akan kena imbasnya. Eropa pun akan kena!”
“Tidak akan mungkin kita bisa tenang, selama Umat Islam masih mempelajari sejarah mereka. Berarti pedang mereka belum disarungkan. Kita benar-benar akan hidup nyaman ketika Umat Islam mati selamanya”, kata Shimon Perez tokoh zionis israel dalam kampanye politiknya.
Bahkan, bisa dibilang, Yahudi sangat tahu sejarah antara mereka dengan umat Islam melebihi pengetahuan kita tentang sejarah kita sendiri. Sampai-sampai ketika tentara zionis memasuki Yerusalem tahun 1967, David Ben Gurion —presiden pertama israel— menyatakan, “ketika kita berhasil menguasai Yerusalem, kita akan mudah untuk menyerang Khaibar.”
Dimana Khaibar? Di dekat Madinah. Mengapa disebut Khaibar dalam pidato Ben Gurion? Karena ia tahu Nabi Muhammad ﷺ beserta para sahabat beliau pernah mengalahkan kaum yahudi di pertempuran Khaibar yang legendaris. Yahudi memiliki 8 benteng raksasa yang semuanya runtuh dan takluk pada pasukan Umat Islam pimpinan Rasulullah ﷺ.
Itulah mengapa slogan ini sangat ditakuti yahudi:
“Khaibar Khaibar ya Yahuud. Jaisyu Muhammad Huna Maujud!”
(Ingatlah Khaibar wahai Yahudi, ingatlah Khaibar. Tentara Muhammad telah hadir disini!)
Semoga dengan memahami tulisan ini, kita semakin memaknai bahwa perjuangan membebaskan Palestina adalah perjalanan yang panjang dan penuh kejutan. Perjuangan membelanya adalah jalannya para shahabat dan para pahlawan Islam sepanjang zaman. Saatnya tanyakan pada dirimu; maukah kamu jadi pahlawan pembebas Palestina selanjutnya?
Aamiin.
309 notes · View notes
ummihamidah · 7 years ago
Text
Membaca Timeline Sejarah Palestina dengan Jernih
@edgarhamas
Tumblr media
Membaca tentang Palestina selalu saja membuat kita antusias. Karena benar adanya, ia bukan hanya bicara tentang tanah lapang di tengah bumi yang sama seperti belahan bumi lainnya. Jauh lebih dari itu, Palestina, walaupun kecil ukurannya (hanya 2/3 dari luas Jawa Barat) namun sungguh sejarahnya penuh pesona. Begitu banyak shahabat Rasulullah ﷺ yang bercita-cita dimakamkan di bawah hamparannya dan tercapai citanya itu. Diantaranya Ubadah bin Shamit, Muadz bin Jabal, Shafiyah binti Huyai istri Rasulullah, Abu Ubaidah Ibn Jarrah dan banyak lagi, radhiyallahu anhum.
Palestina, selalu saja istimewa.
Dan kamu harus tahu, untuk mengetahui bahwa Palestina adalah bagian dari akidah kita, jangan mensetting ‘awal’ perjalanan bacaanmu dari episode Isra’ dan Mi’raj saja, walaupun benar bahwa peristiwa ini adalah momentum spesial yang mengubah arah sejarah manusia. Sebab nyatanya; Palestina adalah milik umat Islam jauh sebelum Rasulullah diutus. Palestina adalah tanah yang Allah berikan bagi penyembah-Nya yang shalih, bukan untuk yahudi yang dengan angkuhnya mengklaim Palestina milik mereka.
Apa yang Ada di Benak Yahudi?
Yahudi dengan sombong dan gampangnya berkata, “kami lebih berhak atas Palestina, karena kami bangsa pilihan Tuhan sementara yang lain hanya keledai dan monyet. Darah kami adalah darah para Nabi yang berasal dari Ibrahim”, kira-kira begitulah ringkasan pemikiran mereka yang ada di protokol zionis, talmud, dan taurat yang sudah diobrak abrik isinya.
Padahal Al Quran dengan tegas merekam dialog antara Allah dan Nabi Ibrahim, tatkala Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.”
Nabi Ibrahim berkata, “dan juga dari anak cucuku?”, maka Allah menjawab, “Janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang yang zalim.”
Para mufasir menafsirkan ayat ini, bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim adalah; yahudi.
Episode kepemilikan Umat Islam atas Palestina nyatanya dimulai sejak Nabi Adam diturunkan ke alam dunia. Nabi Adam mendapat perintah dari Allah untuk membangun dua masjid pertama di muka bumi. Yang dibangun lebih dulu adalah pondasi Ka’bah di Makkah. Selang 40 tahun kemudian, Nabi Adam membangun masjid kedua di muka bumi. Masjid inilah yang kita kenal sekarang dengan nama Masjid Al Aqsha. Ya, sejak awal manusia di muka bumi, Al Aqsha adalah masjid! Bukan kuil, bukan tanah kosong, apalagi kandang kuda.
Nah, sekarang kita meloncat beribu tahun setelah Nabi Adam menuju zaman Rasulullah ketika Isra dan Miraj.
Menurut kamu, apa yang membuat Isra Mi'raj menjadi momentum yang sangat agung dan mulia?
Peristiwa Isra Miraj, dulu ketika kita masih kecil, selalu dominan tentang kisah Rasulullah Muhammad ﷺ naik ke langit tertinggi, bertemu para Nabi dan mendapat perintah shalat dari Allah. Benar. Memang begitu kenyataannya.
Namun sejatinya, semakin dewasa kita, seharusnya makin memaknai lebih detil apa yang terjadi di peristiwa Isra dan Miraj yang sangat sayang jika pemahaman saat ini sama dengan pemahaman kita di masa belia.
Salah seorang Ulama mengemukakan judul yang sangat bagus untuk menggambarkan rahasia Isra Miraj, yaitu; Sebuah Estafeta Kepemimpinan yang Baru.
Salah satu alasan, mengapa Allah memperjalankan Nabi Muhammad dari Makkah ke Baitul Maqdis dulu, baru ke langit, adalah karena Baitul Maqdis menjadi satu latar utama ‘serah terima kepemimpinan umat manusia’ dari nabi-nabi sebelumnya kepada Nabi Muhammad. Dan serah terima ini, disimboliskan dengan dijadikannya Nabi Muhammad sebagai imam shalat ratusan ribu Nabi dan Rasul di malam agung itu.
Ratusan ribu Nabi dan Rasul?
Benar. Bukan hanya mengimami Nabi-nabi Ulul Azmi yang lima sebagaimana kita diajari waktu kecil. Melainkan mengimami shalat “124 ribu Nabi dan 315 Rasul”, sebagaimana hadits Abu Umamah dari Abi Dzar. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani.
“Dengan dijadikannya Nabi Muhammad sebagai Imam shalat para nabi”, tutur DR Yusuf Qardhawi, “menjadi isyarat bahwa kepemimpinan umat manusia telah berpindah kepada umat yang baru dan Nabi yang baru ﷺ, kenabian yang sifatnya untuk semesta raya, bukan lagi yang terbatas pada satu kaum di ruang dan waktu yang berbeda. Kenabian ini untuk seluruh warna kulit manusia, segenap zaman, dan sampai hari akhir nanti.”
Isra Mi’raj Jadi Penegas; Pemimpin Baru Muncul, Bukan Lagi dari Bani Israil.
Ya. Kepemimpinan telah digantikan. Bukan lagi nabi-nabi dari Bani Israil. Allah telah menjadikan nabi terakhir dari bangsa Arab, untuk seluruh manusia bahkan semesta raya seluruhnya. Dengan momentum Isra Mi'raj ini, semakin terang bahwa Yahudi tidak berhak memiliki Palestina. Karena Rasulullah ﷺ diangkat menjadi pemimpin seluruh Nabi dan Rasul di atas tanah Palestina! Dan umat Rasulullah ﷺ adalah kita, Umat Islam.
Bagaimana keadaan Masjid Al Aqsha ketika Rasulullah melakukan Isra Mi'raj?
Keadaan Al Aqsha sangat memprihatinkan. Saat itu Al Quds dijajah oleh Romawi Timur dan diganti namanya menjadi kota Elia Capitolina. Bagian tengah Masjid Al Aqsha dijadikan tempat sampah kota, dan dibiarkan tidak terurus. Banyak sekali bangunannya runtuh karena peperangan dan perusakan yang dilakukan Romawi. Agar lebih jelas, akan kami ilustrasikan dengan gambar.
Tumblr media
(sumber : Abdullah Al Ahmar Instutute for Ma’arif Maqdisiyah)
Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa saat peristiwa Isra Mraj, Al Quds atau Baitul Maqdis berada dalam jajahan Romawi Timur, dan dalam keadaan yang 180 derajat berbeda dengan kondisinya sekarang. Sebab pada faktanya, Al Aqsha mengalami rekonstruksi berkali-kali sebab usianya yang sangat panjang semenjak Nabi Adam hingga kini.
Apa Usaha Rasulullah Muhammad untuk Membebaskan Palestina?
Ini sangat jarang dibahas secara khusus dalam buku-buku Sirah Nabawiyah Rasulullah. Padahal, banyak sekali fakta yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad sangat bersungguh-sungguh untuk membebaskan Palestina yang saat itu dijajah Romawi. Usaha itu meliputi; Pengiriman Utusan ke Raja Heraclius agar memeluk Islam, Perang Mu’tah –sebuah pertempuran pertama antara umat Islam melawan Romawi-, Perang Tabuk, hingga bahkan wasiat terakhir Rasulullah adalah ekspedisi Usamah yang bertujuan untuk membebaskan Palestina.
Perang Mu’tah (September 629 M) antara 3000 pasukan Muslimin melawan 200.000 tentara Romawi Timur.
Tumblr media
Dalam pertempuran ini, 3 panglima muslim gugur, yakni Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah, radhiyallahu ‘anhum. Kepemimpinan pasukan muslimin diambil alih oleh Khalid bin Walid. Hasil dari pertempuran ini adalah; seri. Namun efeknya besar; Romawi ketakutan, bagaimana mungkin 3000 pasukan bisa seri melawan 1/5 juta manusia. Faktanya, Mu’tah berada 88 kilometer dari Al Quds. Sangat dekat.
Perang Tabuk (Oktober 630 M/ 8 H) antara 30.000 pasukan Umat Islam melawan 500.000 tentara Romawi.
Tumblr media
Pertempuran ini berujung pada tidak bertemunya kedua belah pihak, namun memberikan sinyal pada Romawi bahwa Umat Islam telah menjangkau wilayah terdekat menuju Palestina. Jarak antara Tabuk dan Al Quds adalah 397 kilometer. Sangat dekat.
Ekspedisi Usamah bin Zaid (Mei 632 M/ 11 H) adalah perintah terakhir Rasulullah sebelum wafatnya (Juni 632 M/ Rabiul Akhir 11 H) untuk membuat pasukan yang dipimpin seorang sahabat beliau berusia 17 tahun, Usamah bin Zaid, guna membebaskan Palestina dari cengkraman Romawi Timur.
Bersama Usamah, ada 3000 sahabat Rasulullah diantaranya Abu Bakr dan Umar bin Khattab.
Dari 3 momentum besar itu, kita seperti diberi sinyal oleh Rasulullah, bahwa pembebasan Palestina adalah ruh perjuangan yang tidak boleh mati. Keadaan kita bahkan sama dengan masa Rasulullah, dimana Palestina sedang dijajah oleh kekuatan yang zalim. Bahkan sebelum wafat pun, Rasulullah membangun pasukan pembebasan Palestina. Bukan main perhatian beliau agar tanah suci itu terbebaskan.
Selanjutnya di bawah kepemimpinan Abu Bakar, perjuangan pembebasan Palestina tetap dilanjutkan. Perintah pertama Abu Bakar adalah, “lanjutkan pemberangkatan pasukan Usamah!”. Bahkan beliau melakukan langkah sangat hebat; Mengutus 5 batalion raksasa Pasukan Islam yang menyebar di Persia dan Syam, finish akhirnya adalah Al Quds Palestina sembari berkata, “Ketahuilah wahai umat Islam, bahwa Rasulullah telah memerintahkan kita membebaskan Syam (kini Syam adalah Palestina, Yordania, Suriah dan Lebanon), maka aku akan melakukan hal yang sama sebagaimana Rasulullah lakukan.”
Akhirnya, Al Quds atau Baitul Maqdis dibebaskan oleh Umat Islam di masa kepemimpinan Amirul Mu’minin Umar bin Khattab setelah pengepungan sebulan sejak November 636 M sampai April 637 M.
Umar sendiri yang datang untuk menerima kunci Al Quds dari penguasanya saat itu. Al Quds saat itu bernama Elia. Kota itu dipimpin Uskup tinggi bernama Patrick Sophronius, Ada sebagian besar orang Kristen disana dan fakta pentingnya; tidak ada satupun orang yahudi.
Umar bin Khattab menyebut pembebasan Baitul Maqdis sebagai “Fathul Futuh” Pembebasan terbesar. Sebab kota itu adalah milik Umat Islam, dan disanalah sahabatnya, Rasulullah Muhammad ﷺ mengimami para nabi dan rasul sebelum naik ke langit. Pada hari bebasnya Baitul Maqdis jugalah Bilal bin Rabah kembali melantunkan adzan merdunya setelah lama tak bisa melakukannya sejak Rasulullah wafat. Dalam suatu kesempatan Umar berkata tentang Baitul Maqdis :
عمر بن الخطاب: ”نعم المسكن بيت المقدس، القائم فيه كالمجاهد في سبيل الله، وليأتين زمانٌ يقول احدهم ليتني لبنة في بيت المقدس“
“Sebaik-baik tempat tinggal adalah Baitul Maqdis. Orang yang tinggal di dalamnya seperti nilai mujahid di jalan Allah. Dan akan datang suatu zaman ketika seseorang akan berkata; seandainya aku adalah salah satu bata dari bata-bata Baitul Maqdis.”
Baiklah, sampai disini sebenarnya sudah cukup panjang. Terlalu panjang jika kita terus menerus berjalan mengarungi sejarah palestina yang masih sangat-sangat jauh untuk dijelajahi.
Kita padahal belum berbicara bagaimana perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi yang heroik melawan pasukan 22 negara Eropa. Pasukan Salib menjajah Palestina tahun 1096 M, yakni 6 abad setelah Umar membebaskannya. Selama 90 tahun orang Nasrani menjadikan Masjid Al Aqsha sebagai kandang kuda pasukan Salib dan mengganti kubah Al Aqsha dengan salib raksasa. Hingga akhirnya tahun 1187 M, Shalahuddin bersama 13 ribu pasukannya mengalahkan 60 ribu pasukan salib di pertempuran Hitthin, untuk kemudian membebaskan Palestina yang kedua kalinya.
Sekarang, umat Islam merasakan penjajahan atas Palestina yang ketiga kalinya. Dan parahnya, yang menjajah Palestina adalah kaum yang paling keras permusuhannya dengan Umat Islam.
Siapa mereka? Yahudi.
Darimana kita tahu bahwa mereka sangat membenci umat Islam? Dari firman Allah dalam surat Al Maidah 82, “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” MasyaAllah.
Penutup; Sinyal Sejarah Sedang Berbicara Padamu
Kamu tahu? Ada sinyal yang sama, yang didengungkan sejarah padamu sebagaimana ia memberi sinyal pada Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al Ayyubi. Sinyal yang sama dan keadaan yang sama, yang membuat kamu hidup di titik sejarah dimana Umar dan Shalahuddin hidup.
Apa itu?
Baik Umar bin Khattab, maupun Shalahuddin Al Ayyubi, dan kita, sama-sama hidup ketika Palestina dijajah oleh kekuatan yang zalim. Umar menyaksikan Romawi menjajah Palestina. Shalahuddin menyaksikan dengan pedih pasukan Salib menyembelih umat Islam di Palestina. Dan kita, menyaksikan dengan mata kepala sendiri, zionis yahudi membunuhi anak-anak tak berdosa, mengebom masjid dan sekolah, meluluh lantakkan perumahan dan rumah sakit.
Sejarah sedang memberi sinyal. Apakah kita adalah generasi yang ditakdirkan untuk membebaskan Palestina? Sebab saat ini dunia Islam sedang bangkit. Di saat yang sama, kezaliman yahudi makin menjadi-jadi dengan membuat Al Quds sebagai ibukota mereka.
Namun ingat; fajar mentari terbit biasanya setelah malam gelap gulita. Gelombang laut akan tsunami setelah didahului dengan air surut.
Inilah saatnya kita merebut takdir sejarah kita. Jangan sampai kita lewatkan, jangan sampai kita tak peduli. Jangan sampai kita malah membuang muka dan mengoceh mengabaikan Palestina. Sebab bahaya, jika Allah akan ganti kita dengan yang lainnya, “dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).” (QSbMuhammad : 38)
Jangan pernah bosan membela Palestina!
(disampaikan dalam Diskusi Online bersama rekan perjuangan G10 Palestina. Komunitas G10 ini —Gerakan 10 juta untuk Palestina— komunitas sederhana yang dirintis mengajak rekan-rekan mahasiswa untuk mulai ikut serta dalam Pembebasan Palestina melalui infaq rutin)
1K notes · View notes
ummihamidah · 7 years ago
Text
Generasi Shalahuddin
@edgarhamas
“Kaifa Abtasim, wal Qudsu asiir? Bagaimana aku bisa tersenyum, sedangkan Al-Quds terjajah?”
(Shalahuddin Al-Ayyubi, 1137-1193 M)
***
Tumblr media
Pemuda itu, saat itu tidak segagah namanya. Ia tak begitu besar, bahkan bisa dibilang seperti anak ingusan. Padahal ayahnya telah lama mendidiknya untuk menjadi pejuang handal yang siap menghadang satuan-satuan musuh dari Barat. Ya, hari-hari itu adalah hari yang sulit bagi Muslimin, dihimpit pelbagai kesusahan dari dalamnya, dan bahaya dari 22 negeri Eropa.
22 Negara yang tidak pernah akur, namun jika berhadapan dengan Umat Islam, mereka akan saling bersatu padu.
Dia, dia adalah anak seorang gubernur. Lahir di Benteng Tikrit dan tumbuh besar disana, mengenyam kehidupan dan diajak berjalan melihat keadaan kaum muslimin di penjuru Arab, menyaksikan banyak peristiwa yang memilukan; kaum muslimin yang hidup berpecah-pecah, ulama yang rela berfatwa salah demi nama harum di hadapan khalifah, dan pasukan Salib utusan Eropa yang mencabik-cabik kedigdayaan Al-Quds, Palestina.
Namun ia takut dengan darah, ia takut dengan perang. Ia lebih suka berdamai. Ia khawatir sebilah pisau melukai kulitnya, ia berlindung dibawah ketiak ayahnya ketika datang kabar Pasukan Salib membantai daerah Muslimin. Ia dikelilingi keresahan dan kegalauan. Padahal Ia anak panglima, ia anak yang dibesarkan di bawah kewibawaan penghuni benteng raksasa Tikrit, tapi sampai beranjak masa remajanya, ia tumbuh jadi remaja yang akut, takut, dan limbung saat berhadapan dengan kata jihad dan perang.
Nama kecilnya Yusuf, ya; Yusuf. Ia masih takut dengan darah sampai akhirnya Sang Paman, Asaduddin Syirkuh mengajaknya, lebih tepatnya, memaksanya untuk melihat langsung bagaimana situasi perang, mengajarinya memanah, berkuda, mendidiknya dengan tegas dan wibawa. Asaduddin adalah panglima besar yang semangat jihadnya menginspirasi pemuda-pemuda muslimin di era Abbasiyah untuk berdiri di garda depan, memasang kuda-kuda, menyiapkan surat wasiat seandainya esok hari mereka telah syahid di tangan pasukan Salib.
Nyali Yusuf tumbuh, ia dipaksa keluar dari ketakutaannya. Ia dipaksa beranjak dari kegelisahannya, Ia dipaksa Pamannya untuk melihat realitas yang ada; bahwa ummatnya kini terguling-guling dalam ketidakpastian, bahwa sekarang mentari Al-Aqsho sedang dihijabi kabut-kabut samar yang menutupi kesucian dan terangnya semasa dulu. Semenjak 1092 M, perintah Paus Urbanus II dari Roma telah menggiring ratusan ribu pasukan beringas bersalib nan berpakaian lusuh dari 22 negeri Eropa yang kebanyakannya preman-preman dan narapidana penjara. Mereka datang dan tumpahkan darah 70 ribu jiwa muslimin tak berdosa hanya dalam waktu 4 hari 4 malam.
Ketakutan dan kata damai yang bersemayam di hatinya dahulu, senyum indah dan kenyamanan yang ia alami dahulu, berubah drastis.
Kini Yusuf hidup dibawah kilatan pedang, siangnya ia habiskan di atas kudanya, matanya telah tajam melihat, meresapi makna jihad, mengulang hafalan qur’annya di bawah terik matahari.
Asaduddin Syirkuh, pamannya, telah berhasil mendidiknya, lalu membawa Yusuf ke sebuah tempat yang akan jadi pijakan pertamanya menyatukan muslimin, menuju Aqsha! Membebaskan Al-Quds!
Tempat kemenangan itu bermula dari; Mesir, yang tahun-tahun itu Kerajaan Syiah Fathimiyah kehilangan taringnya disana. Berbagai cara mereka lakukan agar kekuasaannya bertahan, termasuk mengundang pasukan salib Eropa untuk membantu sang raja yang terlalu rapuh untuk berkuasa. Bukannya membantu, justru pasukan salib datang dan memperkeruh suasana Mesir.
Asaduddin dan Yusuf diperintahkan oleh Sultan Nuruddin Zanki, untuk berangkat bersama pasukan terbaiknya menuju Mesir, guna memperbaiki suasana dan menghadang ekspansi pasukan salib yang ingin merebut Bumi Islam. Disanalah Allah anugerahkan keberanian besar, Allah anugerahkan azzam membara dan membuka mata Yusuf untuk melakukan langkah besar yang bukan sekedar mengusir pasukan salib, tapi lebih dari itu: membebaskan Quds yang 80 puluh tahun berada dalam kepiluan dan jajahan Kerajaan Salib yang dipimpin Raymond saat itu.
Kemenangan diraih, Asaduddin dan Yusuf berhasil memimpin pasukan terbaik dan menampar pasukan salib dari laut tengah, memukul mundur mereka sampai pantai-pantai Eropa Selatan. Rakyat Mesir mencintainya. Yusuf, ia telah merebut hati rakyat Mesir dan membuat mereka mengangkatnya jadi pemimpin sejati. Ia, Yusuf, menemukan jalannya, ia menemukan tempatnya, ia menemukan markasnya untuk membangun kekuatan besar membebaskan Al-Aqsha.
***
“Ketika Allah menganugerahkanku bumi Mesir, Aku yakin Dia juga bermaksud Palestina untukku”
Begitu salah satu kalimatnya yang terjelma menyejarah hingga kini. Dengan segala upaya, pendidikan ketentaraan dan tarbiyah ruhiyah yang menggebu-gebu, Yusuf yang telah menjadi sultan di Mesir menjadikan Al-Aqsha sebagai slogan-slogan kebangkitan ummat Islam. Ia berkeliling dari kerajaan dan kekhalifahan Muslimin yang terpecah-pecah kemudian menyatukannya.
Namanya mulai mencuat sebagai singa yang mengancam keberadaan Salib di kubah-kubah Al-Quds. Angin menyebarkan namanya dan kaum muslimin menyambut panggilan Jihad darinya, kuda-kuda seluruh Arab disiapkan begitu sejahtera, anak-anak muda ditempa pendidikan Qur’an sedemikian rupa. Masjid-masjid sungguh jadi tempat para Ulama mendengungkan Jihad yang menyala-nyala. Para Ibunda melepas kepergian suami dan anak lelakinya untuk berbaris bersama Yusuf, menuju satu tujuan, menuju kemulian: mengganti salib di kubah Al-Aqsho menjadi bendera tauhid yang gagah berkibar-kibar!
Tumblr media
Hittin, lembah dekat Al-Quds itu, jadi saksi 13.000 pasukan pimpinan Yusuf melawan 60.000 pasukan salib pimpinan Reynald De Chatillon dan Guy De Lusignan. Muslimin menang, telak. Beranjak dari Hittin, pasukan Muslim berbaris lurus berkilo-kilo dengan gagah.
Manjaniq (sejenis alat perang pelempar batu berapi yang populer di abad pertengahan) dipasang bershaf, bersiap dengan batu api. Pasukan panah berjajar, busurnya ditarik dan dan anak panah diterbangkan menutupi langit. Yusuf, bersama 13.000 pasukan –ada yang mengatakan 60.000, ada yang mengatakan 240.000- muslimin telah meneguk janji kemenangan, mereka jadi saksi nyata Al-Quds kembali ke pelukan kaum muslimin pada tanggal 27 Rajab, di tahun 1187 Masehi.
Kemenangan itu menyebar di saentero Arab dan membangkitkan kaum muslimin dari malunya yang sungguh tak tertahankan. Yusuf, yang saat itu telah mendirikan Kerajaan Ayyubiyyah di Mesir telah mengangkat wajah Ummat Islam dan membuat Eropa malu. Di Eropa, namanya pun bekibar gagah, disegani dan dihormati karena masih sempat-sempatnya mendatangkan dokter untuk mengobati penyakit kusta Raymond, Raja Kerajaan Kristen yang bercokol di Yerusalem, dan merawat Richard The Lionheart Raja Inggris ketika diserang wabah. Kawan, saksikanlah lelaki itu, Eropa memanggilnya; Saladin The Wise.
Kaum Muslimin mengenangnya; Shalahuddin Yusuf bin Najmuddin Al-Ayyubi; Shalahuddin Al Ayyubi.
***
Sebenarnya dalam tulisan ini, kita membahas tak sekedar biografi seorang tokoh. Memang benar kata Thomas Carlyle “Sejarah tidak lain tidak bukan adalah kumpulan biografi orang-orang besar yang menciptakannya”. Namun saya mengajak pembaca dan kawan sekalian untuk menelaah dan mendalami sebuah pertanyaan; “Bagaimana Shalahuddin tercipta? Apakah dia datang secara tiba-tiba, atau ditempa menjadi seseorang paling berharga?”
“Shalahuddin bukanlah seseorang, ia adalah sebentuk besar generasi. Ya, Generasi Shalahuddin!”, kata Ustadz Adian Husaini dalam salah satu talkshow beliau. Saya dan tentu kawan-kawan mengangguk mengamini pernyataan ini.
Saya pernah mempelajari sebuah buku tentang proses kembalinya Al-Quds menuju pelukan kaum muslimin. Dibalik kegagahan Shalahuddin dan kegemilangan Satria-Satria Hittin yang menampar kedigdayaan Salib, ada banyak elemen yang ikut andil dan punya pengaruh besar menyiapkan orang-orang sehebat itu.
Yang ada bukanlah Shalahuddin saja dan orang-orang mengikutinya, lalu bersatu dan menang. Tidak! Melainkan sebentuk generasi yang dipersiapkan berpuluh tahun, tepat sejak Al-Quds dijajah oleh Kaum Salib di tahun 1096 Masehi.
Tepat setelah mendengar kabar kejatuhan Quds di tangan pasukan Salib itu, para Ulama mendengungkan Jihad, mendidik anak-anak, memenuhi masjid-masjid. Karena para Ulama sadar, dibalik jatuhnya Quds di tahun 1096, mempunyai sebuah nilai dalam; bahwa Allah ingin ingatkan umat Islam atas kelalaian mereka dan keberpecah-belahan mereka.
Adalah deretan nama ini yang merintis pendidikan generasi Shalahuddin: Imaduddin Zanki, Nuruddin Mahmud, Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, dan penguasa Sholeh juga Ulama jenuis lain mempersiapkan serentak, sebuah angkatan raksasa manusia untuk dikemudian hari menjadi tentara terbaik dalam pembebasan Quds. Sebuah langkah visioner! Sebuah gerak tepat merespon kejatuhan.
Urusan Sejarawan Eropa dan Arab yang terkagum-kagum dengan kejeniusan taktik perang Shalahuddin itu nomor sekian. Dibalik kejeniusan dan briliannya Salahuddin, tentulah pasukannya juga pastinya pasukan terbaik, dengan keshalihan tingkat tinggi, dengan ketaqwaan yang menjadi-jadi, dengan kualitas tahajjud yang tak kenal absen di malam hari.
Itulah sebentuk besar generasi. Generasi, bukan hanya satu orang. Kita menamainya “Generasi Shalahuddin”, dan nama itu juga yang akan kita dengungkan ke penjuru bumi Muslimin hari ini. Bahwasanya bukan satu orang tampil kedepan, lalu membuat takjub manusia dan kemudian mengikutinya. Tapi… “Ia adalah sebentuk besar generasi. Ya, Generasi Shalahuddin!”, lagi-lagi mengamini kata Ustadz Adian Husaini.
527 notes · View notes
ummihamidah · 7 years ago
Text
Kita pandai berkata-kata, tapi tidak pernah mahir dalam berbuat. Kita bisa menuliskan semua kata bijak, tapi belum tentu kita mampu bijak dalam bertindak.
Kata-kata terbaik yang bisa kita ciptakan adalah perbuatan baik.
©kurniawagunadi
3K notes · View notes
ummihamidah · 7 years ago
Text
Business is NOT just Business
“We didn’t do anything wrong but somehow we lost” - Nokia CEO ended his speech
Kata kata ini menjadi fenomenal ketika CEO Nokia pada waktu itu menangis dalam konferensi akusisi Nokia oleh Microsoft. Diakhir pidatonya, Stephen Elop dengan penuh emosi, keheranan dan kekecewaan mengatakan kalimat tersebut.
Bagaimana mungkin terjadi? ketika kita tahu bahwa Nokia adalah perusahaan raksasa kelas dunia yang leading dalam bisnis mobilephone. Rasa rasanya tidak mungkin perusahaan besar seperti itu bisa mengalami kemunduran dan sampai pada akhirnya diakusisi perusahaan lain. Saya masih ingat betul bagaimana semua orang memakai Nokia pada jaman SMP dan SMA, tapi ternyata kejayaan dan posisinya dipuncak tidak bertahan lama. Rasa aman (ketika dipuncak tertinggi) dan ketidakmampuan melihat masa depan, dua faktor ini yang menjadikan perusahaan raksasa itu pada akhirnya kalah.
Sejalan dengan hal tersebut, akhir akhir ini saya juga sedang terusik dengan bagaimana rakusnya manusia dan kapitalisnya kiblat bisnis dunia saat ini (sebenarnya udah lama, cuma agak jengah aja sekarang). Prinsip ekonomi yang pertama dan paling familiar dengan kita adalah menggunakan modal sekecil kecilnya untuk keuntungan sebesar besarnya. Prinisip ekonomi yang utama pun sudah menggambarkan sesuatu yang salah. Dengan sifat rakus manusia dan tidak pernah merasa cukup, ditambah dengan kiblat yang salah dalam menjalankan bisnis, bisnis hanya dimaknai sebatas modal dan revenue, untung dan rugi, dan ukuran hal lain yang sifatnya materi maka disitu juga saya merasa suatu bisnis sudah disorientasi. Menjalankan bisnis tidak lebih dari pencapaian revenue dan profit. Sangat dangkal. Sehingga wajar jika banyak yang menghalalkan segala cara dalam menjalankan dan memenangkan bisnisnya.
Dalam era globalized insdustry seperti jaman sekarang, setidaknya ada 4 tantangan utama,  VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Kita perlu menyadari bahwa beberapa parameter dan behaviour bisnis akan berubah. Sebuah kegilaan jika kita mengharapkan sesuatu hasil yang baru namun dengan menggunakan cara yang sama dan diulang ulang. Kita harus sadar bahwa flat is the new growth while other is sinking, volatile is the new steady, disruptive is the new change, data is the new dollar dan parameter parameter pada fast paced life (hidup serba cepat).
Menjadi semakin kompleks dari kedangkalan memaknai aktivitas bisnis sebatas mengejar materi, rasa tamak manusia, dan kondisi global yang kian tak menentu. Padahal menurut saya dalam Islam sudah sangat sempurna digambarkan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah dan sudah seharusnya segala aktivitas yang dilakukan dalam hidup memilki makna yang lebih dari sekedar menjalankan apalagi sebatas materi duniawi. Memaknai bahwa kegiatan berbisnis tersebut niat awalnya adalah untuk beribadah kepada Allah, menyediakan kebutuh umat, menolong banyak orang dan segudang alasan lain yang lebih dari sekedar materi yang mendorong pelaku bisnis untuk terus berinovasi menciptakan karya terbaik, memiliki karakter unggul, dan tidak terjebak pada perspektif sempit “how to get profit” tapi “how to give the best to customer”. Sesederhana makna memberi dan menerima, semakin banyak dan semakin baik yang diberi maka insya Allah akan semakin banyak yang diterima.
Menjalani bisnis dengan niat dan usaha yang baik dan benar juga secara tidak langsung akan menjadikan seseorang memilki karakter unggul, yang utama adalah kesabaran dan silaturahim (networking). Ini juga hal yang saya katakan pada teman kuliah saya dulu, seorang berkebangsaan Perancis, yang tiba tiba mengontak saya minggu lalu dan meminta sudut pandang saya terkait bisnisnya (mudah mudahan dia tidak meminta saran pada orang yang salah hehe). Dia sudah mendirikan perusahaan instrumen elektrikal, dan pada fase awal ini kesulitan mendapatkan project. Saya tidak tau apa yang saya harus berikan kecuali beberapa insight pengalaman saya yang “gagal” dalam berbisnis dan values lain yang lebih berharga daripada uang ketika menjalankan bisnis. Kesabaran dan networking. 
Kita sebagai muslim banyak belajar dari bagaimana Rasulullah dan para sahabatnya tentang berbisnis. Bagaimana Rasulullah dan para sahabat berbisnis dan menjadi pebisnis unggul dengan kesuksesan dan juga karakter yang baik. Bagaimana kekayaan dan keuntungan perniagaan mereka tidak menjadikan mereka tamak malah membuat mereka semakin dermawan. Dan bagaimana dakwah Islam pada saat itu banyak dibantu dari segi materil dan finansial oleh para sahabat sahabat Rasulullah yang notabene seorang pebisnis. Harta harta mereka menjadi sesuatu yang berandil besar dalam menolong dakwah Islam pada masanya hingga dalam mengalahkan musuh musuh kaum muslimin. Harta harta mereka bahkan ada yang menjadi wakaf produktif yang bermanfaat sampai sekarang untuk orang banyak dan pahalanya mengalir terus ke yang mewakafkan. Salah satunya adalah sumur Ruma, yang dulu dibeli kemudian di wakafkan oleh Utsman bin Affan RA untuk hajat hidup kaum muslimin dan setelah 1400 tahun sumur tersebut masih produktif memenuhi hajat hidup masyarakat di sekitarnya. Sumur tersebut sekarang dikelola oleh Kementrian Pertanian Arab Saudi untuk mengairi perkebunan disekitarnya. Atau dari dalam negeri masyarakat Aceh mengenal nama Abdurrahman Al Habsyi (Bugak Asyi), yang pada tahun 1850 mewakafkan sebidang tanahnya di Mekah. Beberapa waktu berselang pemerintah Arab Saudi merealisasikan rencana perluasan masjidil haram yang juga mencakup tanah Wakaf tersebut. Kemudian pemerintah Arab Saudi memberikan uang pengganti kepada ahli waris tanah tersebut yang kemudian oleh Ahli Waris uang tersebut dibelikan sebidang tanah di kawasan Ajyad (masih di Mekkah). Kemudian datanglah seorang pengusaha yang ingin mendirikan hotel di kawasan tersebut, dan dengan kesepakatan bagi hasil dan keuntungan yang didapat akan diwakafkan maka berdirilah di tanah tersebut Hotel Ajyad dan Burj Ajyad, yang dari keuntungan tiap tahunnya diwakafkan untuk dibagi secara mereta sebagai tambahan uang untuk bekal Haji Jamaah Asal Aceh. Suatu perniagaan dengan keuntungan yang sangat besar dan keuntungan yang abadi, dunia dan akhirat. Dan izzah Ummat Islam dunia saat ini dapat diangkat dengan 2 hal, ilmu dan harta. And that’s why Business is not just about business.
66 notes · View notes
ummihamidah · 7 years ago
Text
Muhasabah
Dunia adalah ladang amal sebagai persiapan manusia menuju kampung akhirat, maka seyogyanya manusia harus memperhatikan ibadah - ibadah fardhu yang diwajibkan kepadanya seperti seorang pedagang memperhatikan modal hartanya dan memperhatikan ibadah - ibadah sunnahnya seperti seorang pedagang memperhatikan keuntungan tambahan atas modal hartanya. Dan seyogyanya manusia memperhatikan maksiat dan dosa seperti layaknya kerugian dalam perdagangan.
Seorang Muslim harus selalu bermuhasabah di setiap harinya atas amal yang telah dilakukan sepanjang harinya, apabila ia melihat kekurangan di dalam melakukan amalan fardhunya, maka dia harus mencela dan menyatakannya jelek lantas bergegas menutup kekurangannya tersebut. Jika dia meninggalkan ibadah yang boleh di qadha’ maka dia segera meng-qadha-nya. Apabila ia melihat kekurangan dalam melakukan amalan sunahnya, maka dia akan menggantinya dan menutup kekurangannya. Apabila dia melihat kerugian akibat menerjang larangan - larangan, maka dia segera memohon ampunan, menyesal, kembali kepada Allah SWT dan mengerjakan kebaikan yang menurutnya mampu memperbaiki apa yang telah dia rusak.
Adab terhadap diri sendiri, Minhajul Muslim
87 notes · View notes
ummihamidah · 7 years ago
Text
Pada Dini Hari di Stasiun Jatinegara
Pagi ini, mataku terpaut pada seorang office boy. Mondar mandir di hadapanku, menyusuri area memastikan tak ada sampah yg tidak pada tempatnya. Awalnya biasa saja, hingga ketika toilet ramai pengunjung, ia bolak balik mengeringkan lantai. Pada sela2 pekerjaannya ia bersenandung, terdengar samar seperti orang sedang salawatan. Rupanya ia juga suka menggoda kucing, beberapa kali terlihat bermain dengan kucing. Karena OB ini tampak girang, akhirnya kulihat penampakannya. Ya, memang sangat girang, santai, dan raut muka default senyum. Ia sangat ramah kepada para penumpang kereta yg baru saja turun, menunjukkan arah toilet, mushola, atau bahkan tempat ngecharge hp. Beberapa kali ia juga menggoda batita yg sedang bermain. Tiba2 aku menitikkan air mata. Pikiranku langsung melayang. Bahwa kemuliaan seorang manusia bukan terletak pada gelar akademis, tahta kekuasaan, ataupun banyaknya harta. Pedomannya adalah bagaimana iman dan takwanya. Bagaimana ia berjuang menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hamba yang beruntung selalu mampu melihat hikmah dari segala musibah. Mampu melihat nikmat dalam ujian. Mampu bersabar dalam takdir. Dan mampu terus optimis pada perjalanan hidup. Beberapa tindakan OB itu masih terus mencuri perhatianku. Makasih mas, sudah menjadi objek Tuhan untuk kembali menyadarkan saya.
0 notes
ummihamidah · 8 years ago
Text
Anak-Anak Subuh
Ada anak lelaki yang hampir setiap subuh ikut berjamaah, ia berdiri dan duduk persis di sebelah Ayahnya. Meniru semua gerakan Ayahnya, si Ayah sholat sunnah ia ikut, begitu seterusnya.
Ada anak usia sekitar tiga tahun yang kadang-kadang ikut Ayahnya ke masjid. Wajahnya terlihat baru bangun tidur, masih pakai diapers pula. Berdiri persis di samping Ayahnya mengikuti Ayahnya sholat sunnah sebelum subuh. Sampai gerakan sujud nggak bangun lagi, hingga Ayahnya selesai sholat, ternyata ia tertidur sambil sujud.
Ada lagi anak yang usianya juga sekitar tiga tahun. Juga berdiri di sebelah Ayahnya, namun pada saat sholat subuh tak berapa lama setelah takbir dan Imam membaca alfatihah, ia ngeloyor meninggalkan barisan. Hingga sholat subuh usai, biasanya ia duduk di pojok masjid menunggu Ayahnya selesai.
Ada pula Ayah yang membawa anaknya ke masjid dalam kondisi masih terlelap. Di gendong turun dari mobilnya, sampai ke masjid dan bahkan hingga jamaah bubar si anak tetap terlelap. Meski sang Ayah sudah mencoba membangunkannya. Maklum, masih usia dua tahun.
Yang menarik ada anak yang rajin ke masjid padahal tidak ada Ayahnya. Entah bagaimana ibunya mendidik, menarik pastinya. Meski tanpa Ayah yang sudah lama meninggal, ia tetap rajin ke masjid.
Selama masih ada barisan anak-anak yang berangkat ke masjid di subuh hari, meskipun dengan berbagai kepolosan perilakunya, maka masih jelas masa depan agama ini.
Selama masih ada orang tua, terutama para Ayah yang berupaya mengajak serta anak-anaknya sholat subuh berjamaah di masjid, akan kokohlah barisan pejuang agama Allah. Negara pun akan selamat.
Khawatir lah bila sudah tidak ada kalangan muda dalam barisan jamaah subuh di masjid-masjid, bagaimana nasib ummat ini di masa datang?
Ada riwayat yang terbaca, salah satu rahasia kehebatan para pejuang Aceh, yang membuat penjajah kesulitan mengalahkan rakyat Aceh adalah, Teuku Umar dan para panglima memilih pasukannya dari masjid-masjid di waktu subuh.
Mereka yang bangun subuh adalah para pejuang. Orang-orang yang bersungguh-sungguh, yang telah bisa mengalahkan rasa lelah dan malasnya, tak turuti kantuknya, menguasai egonya.
Kagum kepada para orang tua yang tak lelah mengenalkan, mengajarkan dan memberi contoh kepada anak-anaknya untuk sholat berjamaah subuh di masjid. Kelak anak-anak ini menjadi pribadi yang tangguh raga dan jiwanya.
Tak perlu khawatir, bila subuh saja bisa dikuasai, kelak masa depan bisa digenggam. @bayugawtama
1K notes · View notes
ummihamidah · 8 years ago
Text
T.T
untitled
Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. 
(Al Qashash: 83)
Hingga beberapa kali, saya masih menitikkan air mata ketika membaca ayat ini. Semoga kita kelak diizinkan oleh Allah untuk pulang ke negeri akhirat. Betapa sedihnya bila di dalam surga yang seluas langit dan bumi itu, tidak ada satu petakpun tempat buat kita.
Tentang ayat ini, saya teringat pada Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Laki-laki yang shalih, dan ambisius. Dalam banyak sumber, diceritakan bahwa Umar bin Abdul Aziz adalah laki-laki yang rapi, wangi, menarik dan selalu menjadi trend setter. Namun, ketika beliau menjadi khalifah, beliau melupakan semua kemewahan dan bekerja dengan sangat keras.
Saat beliau dilantik menjadi khalifah, kata yang pertama terucap dari beliau adalah:
“Innii, akhaafunnaar….sesungguhnya aku takut pada neraka”
Beliau mengawali masa pemerintahan di usia 35, wafat di usia 37. Namun dalam waktu 2 tahun, beliau berhasil membuat petugas penyalur zakat kebingungan karena tidak ada lagi penduduk yang layak menerima zakat. Beliau bekerja dengan amat keras. Meski sepeninggal beliau, peradaban kembali mundur seperti semula, namun beliau mampu memberi contoh bahwa di dunia ini ada pemimpin yang sanggup bekerja dengan sangat keras untuk melakukan perubahan.
Menjelang beliau wafat, beliau membaca Al Qur’an. Dan surat Al Qashash ayat 83 adalah ayat yang terakhir beliau baca.
Dua tahun. Masa yang sangat singkat dalam umur peradaban. Tapi sejarah mencatat betapa indahnya kepemimpinan yang diawali dengan Inni Akhaafunnaar, lalu ditutup dengan:
Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. 
Dalam carut marutnya negeri hari ini, saya tiba-tiba merindukan Umar bin Abdul Aziz. Semoga Allah memberkahi negeri ini dengan menghadirkan banyak pemimpin yang takut kepada neraka dan mengakhiri kepemimpinan dengan sebaik-baik tempat, kembali di negeri akhirat.
32 notes · View notes
ummihamidah · 8 years ago
Quote
dipake ibadah ato enggak, waktu kita tetep habis, dan rezeki kita juga nggak bakal berkurang. Alasan apa lagi yang dicari?
(via deamahfudz)
28 notes · View notes
ummihamidah · 8 years ago
Quote
yang selalu saya ingatkan kepada diri sendiri: ada yang lebih penting daripada mengikuti passion, yaitu menjadi bermanfaat.
kata Nabi, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat. (via prawitamutia)
982 notes · View notes
ummihamidah · 8 years ago
Quote
Kalau orang dibilang gila karena mempercayai firman Allah dan hadits Rasulullah, maka saya bangga dibilang gila. Bahkan Rasulullah, para sahabat, Shalahudin Al Ayyubi, dan Muhammad Al-Fatih dibilang gila. Nggak masalah.
Ust. Felix Siauw Ngefans bgt sama ustad yang satu ini. Menjadi muslim pada usia dewasa muda dengan proses berpikir yang panjang, dengan petualangan panjang. Keimanan oleh akal. Ah, tak meragukan jika semangat islamnya setinggi itu. Ya, beliau menemukan Islam oleh perjuangan dan perjalanan akalnya. Semoga Allah menambahkan kekuatan pada tekad dakwahmu, stad. Walau banyak halangan di luar sana. Walaupun kau dianggap sebagai manusia berbahaya dan penuh ancaman bagi negeri ini. Ah, entah dilihat dari logika apa tuduhan tersebut. Bagaimana mungkin ajaran langit membahayakan bumi. Apapun yang terjadi, bumi ini senantiasa menanti tegaknya kalimat2 langit. Bumi ini selalu menanti untuk dimakmurkan. Semoga Allah mencatatmu sebagai salah satu jundi penakluk Roma.
0 notes
ummihamidah · 8 years ago
Text
Kematian
Sore kemarin saya dikejutkan dengan salah satu pesan sepupu saya di WA keluarga.
“Om, tante, Ayah udah gak ada”
Singkat, padat dan tidak jelas. Akhirnya group WA keluarga kami menjadi ramai sore itu, semua anggota keluarga bertanya. Dan benar pada akhirnya sepupu saya menjelaskan ya bahwa Ayahnya (Om saya) sudah meninggal.
Kemudian hari ini saya dengan berat hati memohon maaf kepada dua orang teman saya karena seharusnya saya sudah jadwalkan hari ini akan datang ke walimah mereka, pun sepupu saya yang lain dengan berat hati harus mengadakan acara pengajian dan aqiqah putrinya tanpa kehadiran keluarga besar kami karena keluarga besar semua berfokus hari ini untuk acara pemakaman. Di detik detik ini saya mulai berpikir, dalam detik yang sama diluar sana ada orang yang berbahagia, namun diluar sana pun ada orang yang sedang meratapi kesedihan dan bersabat terhadap perihnya ujian. Mungkin itu kenapa ketika kita berbahagia harus bersyukur dan tidak boleh berbahagia terlalu berlebih, dan ketika bersedih juga harus bersabar dan tidak boleh bersedih dengan berlebih.
Singkat cerita hari ini saya mengantar jenazah om saya ke pemakaman, ini bukan pertama kalinya saya ke pemakaman dan melihat jenazah anggota keluarga diturunkan ke liang lahat. Namun kali ini entah ada yang berbeda, banyak hal yang mulai berubah dan pikiran saya yang mulai “berpikir” tentang hidup dan mati.
Bahkan ketika usia saya 14 tahun (SMA kelas X) pertama kalinya dalam hidup saya, saya turun ke liang lahat pada prosesi pemakaman kakek saya. Waktu itu tidak tau kenapa saya berdiri dibaris paling depan ketika keranda di letakkan disisi liang yang terbuka. Ketika semua anggota keluarga matanya memerah sambil menahan isak tangis, saya tidak meneteskan air mata sedikitpun. Sambil berkata dalam hati “Saya harus kuat dan tidak boleh menangis”. Dan tiba saat jenazah akan diturunkan, satu, dua anggota keluarga laki laki turun ke liang lahat untuk menerima jenazah, namun kurang 1 orang lagi yang turun (minimal 3 orang, untuk menahan bagian kepala, badan dan kaki). Tiba tiba Pak De saya menunjuk saya dan menyuruh saya turun ke lubang. Saya pun turun, bergabung bersama 2 anggota keluarga lain dan menurunkan jenazah kakek saya ke kubur. Sampai pada akhirnya 2 orang tersebut naik kembali setelah jenazah dihadapkan ke arah kiblat, tibalah saya sendiri dengan jenazah kakek saya di kubur. Apa yang saya rasakan didalam benar benar luar biasa, ada ketakutan, ada rasa tidak nyaman, ada rasa sepi menyelimuti. Saya buka satu persatu tali pengikat kafannya dan kemudian saya adzankan dan iqamahkan ditelinga jenazah kakek saya dan kemudian saya naik kembali. Dan papan mulai disusun menutup jenazah sebelum pada akhirnya tanah mulai diuruk untuk menutup kubur, doa dipanjatkan dan pesan dan titipan keluarga diumumkan ke para pengiring yang hadir.
Pun ketika umur saya 17 tahun, kedua kalinya saya masuk ke liang kubur untuk meletakkan jenazah keluarga. Kali ini nenek saya. Hal yang sama, saya tidak menangis dan meneteskan air mata sedikitpun. Bukan karena saya tidak sedih, saya sungguh kehilangan tapi saya terus memaksa diri saya untuk tidak menangis, untuk kuat dan untuk tetap sadar bahwa semua orang akan menemui ajalnya dan gilirannya.
Namun ada yang berbeda untuk kali ini, hari ini saya berdiri disudut ujung liang kubur. Ketika jenazah om saya ingin diturunkan semua orang menoleh kanan kiri, siapa yang akan turun kebawah, ke liang kubur. Beberapa anggota keluarga mulai mengarahkan pandangan ke saya seolah berkata “fizh tolong bantu untuk turun”. Namun saya tidak bergeming, saya punya alasan kuat, om saya punya 2 anak laki laki yang juga hadir. Yang satu duduk dibangku SMA dan yang satu lagi berkuliah. Saya mempersilakan kedua sepupu saya untuk turun, memberi penghormatan dan bakti untuk ayahnya untuk terakhir kali. Mereka sudah cukup umur, bukan anak anak lagi dan harus belajar mengemban amanah keluarga pikirku. Akhirnya mereka turun ke kubur dengan 1 tambahan anggota keluarga lagi. Setelah jenazah dihadapkan ke kiblat, anaknya kemudian mengadzankan dan iqomah di telinga jenazah ayahnya. Lalu papan dipasang menutupi jenazah dan tanah mulai diuruk kembali menutup kubur.
Setelah kubur tertutup rapat, Abi saya maju memberi pesan dan titipan keluarga. Dan salah satu kalimat awal yang beliau ucapkan adalah “Hari ini kita melihat keluarga dan teman kita kembali ke Pencipta-nya, dan kita disini juga akan segera menyusul cepat atau lambat. Kita disini menunggu waktu untuk dipanggil oleh Allah”. Dari awal semuanya masih baik baik saja dan saya tidak sedikiti pun meneteskan air mata, namun ketika mendengar Abi saya mengingatkan seperti itu, tidak terasa air mata saya mengalir. Saya yang tidak pernah menangis di pemakaman akhirnya menangis karena kalimat itu. Bagaimana tidak seolah saya benar benar melihat nyata pada nisan itu tertulis nama saya dan didalam kubur adalah saya yang dibalut kain putih. Bayangan inilah juga yang menjadi andalan saya menangis ketika tahajud. Saya bayangin ketika saya solat dan ternyata didepan saya persis ada jasad saya apakah saya akan mengakhirkan hidup menjadi orang yang beruntung seperti dalam Al - Quran atau saya orang yang merugi (naudzubillah min zalik) , sejauh apa bekal yang sudah disiapkan? dan akankah ketika kematian itu datang diperlihatkan surga atau neraka kepada kita oleh Allah? yang mana itu akan menandakan menjadi tempat kita nantinya. Karena kita terlahir sendiri dan akan mati, kembali pada Allah dan dihisab secara sendiri sendiri.
Kedua karena saya tertampar oleh kata kata Abi saya, dan itu menyadarkan saya bahwa cepat atau lambat mereka (Abi dan Ummi saya) akan juga menyusul om saya. Saya mulai harus bersiap kehilangan.
Ketiga karena sungguh Abi saya telah membuat payah saya sebagai anak pertama. Mungkin ini yang disebut keberadaanya berkah, tanpa perlu menjadi dikenal banyak orang atau publik figur, kehadiranya menjadi jawaban dari permasalahan orang disekitarnya. Keluarga besar saya seringkali menaruh amanah terkait hal hal seperti ini (doa, tausiyah, acara keluarga dll) biasanya ke Abi saya dan seolah setelah ini saya sebagai anak pertamanya dan laki - laki harus mulai andil untuk perkara ini umumnya dan mengurus urusan keluarga benar benar tidak main main.
Cukup saya menahan isak tangis yang berujung pada air mata yang mengalir, sambil berdiri disudut kubur dan Abi saya yang melanjutkan pesannya kepada pengiring yang hadir. Padahal saya tidak pernah menangis pada siang hari dipemakaman, didepan orang pun siang hari ketika ada masalah yang hadir. Sampai pada akhirnya saya tidak cukup kuasa menahan tangis karena otak saya tiba tiba mengingatkan saya tentang ini :
Tatkala menjelang wafat, Abu Bakar RA berkata :
Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya. - (Qaf : 19)
Semoga menjadi pengingat kita semua bahwa hidup ini menunggu giliran satu persatu, ditinggalkan orang - orang disekiar dan orang - orang terkasih dan pada akhirnya kita sendiri yang akan dijemput oleh giliran tersebut dan kembali pada Allah pun sendiri. Bahwa ada perkara yang lebih penting terkait mempersiapkan menjemput jodoh terbaik, mencari rezeki terbaik, dan perkara dunia, yaitu utamanya adalah mempersiapkan kematian dengan amal amal terbaik. Maka jika berbahagia, bersyukurlah dan jangan berlebihan. Ketika bersedih, bersabarlah dan jangan berlarut - larut. Semoga Allah jadikan kita orang - orang yang senantiasa mengingat kematian, sehingga senantiasa kita meningkatkan bekal baik kita menghadapi kematian dan agar dunia tidak terasa disempitkan dan dada tidak terasa disesatkan karena perkara perkara dunia yang sedang melanda kita.
199 notes · View notes
ummihamidah · 8 years ago
Text
80 minutes for fully charged soul
Sembilan bulan sudah saya tak menginjakkan kaki di rumah. Jangan tanya bagaimana rasanya menahan rindu. Perih-perih sedap. Ketika kemudian memutuskan membeli provider yg memberikan gratisan nelpon, di situ saya merasa lega. Yes, bisa lama ngobrol sama ibu bapak, wkwk.. Karena sejujurnya saya bukan tipe anak yg sering telpon orang tua. Selain bandel numpuk tugas, ternyata saya juga demen numpuk rindu, aiih lebay. Ya pokoknya hari ini saya senang. 80 menit saya lihat call history di handphone. Lama yaa. Tapi terasa sangat singkat. Di tengah hujan lebat di posko warga, saya ngobrol ngalor ngidul dengan ibu dan bapak. Dari mulai basa basi wajib, kabar rumah, kabar keluarga, kabar tetangga, kabar desa, curhatan ibu tentang keluhan nyeri sendi yg dari gejala tersebut suspek asam urat, bapak yg masih sering pilekan, kakek yg secara ajaib, langsung bisa jalan menjenguk bapak yang cuma batuk pilek, padahal sebelumnya kakek terbaring lemah di tempat tidur, aku yang nrocos menceritakan pengalaman praktik, cerita pada bapak tentang antusiasmeku pada salah satu cabang ilmu keperawatan, bicara tentang harapan dan impian ke depan, guyonan tentang jodoh, dan beberapa candaan yang sukses membuatku ingin memiliki pintu kemana saja milik doraemon. Ya. Really want to hug theme… Ulululu.. Miss them so much.. Hingga ketika hp mulai terasa panas, perut sudah pegal tertawa, dan rindu ini makin menggunung, aiiih lagi2 bapak selalu menutup percakapan dengan ‘damn good statement’,
“Iya nak, ditahan dulu kangennya, sebentar lagi juga selesai. Bapak ibu selalu mendoakanmu setiap tengah malam. Semoga kamu selalu istiqomah pada hal-hal baik, semoga dilancarkan segala yg sedang dilakukan dan dicita-citakan. Ingatlah terus, sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat. Jangan pernah tinggalkan shalat. Manusia diharuskan berencana, berusaha, dan berdoa. Tapi, ketentuan Allah tetaplah yg akan terjadi pada diri kita.” Kalo dalam bahasa indonesianya kayak gitu kira-kira.
“Nggih, pak”
“Kamu juga doain bapak sama ibu lho. Kan kita selalu doain kamu hahahaha, semoga jodohnya rumahnya ngga jauh2 ya um..hahaha..” Si bapak mah tetep aja doyan becanda.Tapi kuamini dalam hati lho pak, hehehe. Iya, semoga dekat ya pak, biar bisa nemenin masa lansia yg penuh bahagia.
Ah.. Sampai sekarang aku yakin, semua hal-hal baik yang terjadi dalam hidupku, pastilah karena mereka. Pastilah karena Allah menjawab kalimat-kalimat indah yang selalu mereka langitkan untukku pada sepertiga malam.. Ya Allah, terima kasih telah menciptakan bapak dan ibu. Semoga mereka senantiasa dalam naungan kasih sayang-Mu.. Oh Allah, sure, i couldn’t ask for more. Thank you, alhamdulillah.
1 note · View note
ummihamidah · 8 years ago
Text
Berulang kali aku memaksa meyakinkan hati bahwa ini hanya kekaguman akan karakter seorang hamba. Di manapun yang namanya kekaguman, cukuplah dijadikan dorongan untuk meniru apa-apa yang baik. Tak perlulah berlebihan menganalisa kondisi hati. Apalagi sampai berkesimpulan merasakan virus 'baper'. Ah, hati- hati!, apa yg kita persepsikan akan sangat berjasa dalam segala pemikiran dan sikap kita. Nanti ada kalanya menanggapi benih2 antah berantah yg suka tumbuh di hati. Ada waktunya. Dan menyuburkan benih pada waktu yg tepat dan tentunya tempat yg tepat akan lebih makmur, panen hasil. Lain hal jika kita menanam pada momen yg tidak tepat, yang terjadi adalah salah menumbuhkan. Tahu2 malah gulma yg makin subur. Tentu tak ada yg sudi memanen gulma. Begitu juga dgn diri ini. MAKANYA PAKSA UNTUK MENAHAN DIRI, KONTROL HATI. ALIHKAN PADA HAL YANG LEBIH PRIORITAS. Walaupun, rumput-rumput rasa itu bisa dibilang wajar, lantas tak berarti harus selalu diberikan lampu hijau kan?. Bisa-bisa terjadi kecelakaan nanti. Pakailah juga lampu kuning dan merah. Biar lalu lintas tetap lancar. Minggu, 30 April 2017 Efek hujan, langit mendung, kosan sepi, semedi depan laptop. Ya Allah, mau kasih inovasi apa ya untuk intervensi ke balita2 ini? *sambil bolak balik buku NIC.
0 notes
ummihamidah · 8 years ago
Text
HADIAH YANG TERTEBAK
“Ah, gapapa bajunya ngetat. Yang penting kan udah pake kerudung”
“Nanti lah pake kerudung lebar mah, kalau ilmu agamanya udah mantep.”
“Aku gak cocok kalo pake yang lebar gitu, aku bukan ukhti-ukhti gitu, cewek biasa aku mah”
Semoga kisah ini bisa memberikan gambaran bagi teman-teman akhwat yang senang berpakaian ketat.
Tumblr media
Sore itu begitu cerah. Cahaya matahari senja, masuk ke dalam ruang tamu. Cahayanya jatuh kepada kirana, seorang anak perempuan kecil yang imut, yang sedang asyik bermain dengan mainannya di atas karpet.
“Bu, besok kan hari ulang tahunku. Ibu sudah menyiapkan kado belum?” Kirana memandang ibunya yang sedang duduk di sofa, sambil memegang boneka beruangnya.
“hahaha, nak. Pintar sekali kamu. Sebentar yah.” Ibu berdiri, seraya masuk ke kamarnya. Beberapa saat kemudian, ibu kembali, membawa 2 buah bingkisan.
“Ini nak, ibu sudah menyiapkannya untukmu. Tapi baru boleh dibuka besok yah.” Ibu tersenyum, sambil kedua tangannya memegang hadiah ulang tahun kirana.
Kirana memandang hadiah itu dengan penuh rasa penasaran, dan lalu “Ah, ibu. Aku bisa menebak hadiah ibu. Itu kan jerapah-jerapahan ya bu?”
Ibunya terkaget, kirana bisa menebak salah satu kado ulang tahunnya besok.
“Kok kamu bisa tau nak?” Ibu heran.
“Yaiyalah bu, kadonya udah keliatan bentuknya bu, ketebak kalau itu isinya jerapah. Pintar kan aku yah bu?” Kirana bangga, sambil menepuk-nepuk dadanya.
“Hmm, kira-kira jerapahnya warnanya apa yah? Mukanya kayak gimana yah? Hmm, ah, aku tidak sabar membukanya besok” Kirana tersenyum sembari berimajinasi tentang hadiahnya, karena dia tau belum saatnya dia membuka kado tersebut.
Ibu menggelengkan kepala, tidak menyangka anaknya bisa menebak hadiah tersebut. Ibu memang sadar, kalau kadonya itu memang mudah ditebak. Karena memang saat membungkusnya, ibu kekurangan bungkus kado, sehingga ibu hanya sekedar menutup hadiahnya sealakadarnya, yang penting tertutup.
“Ibu, kalau yang ditangan kiri ibu, itu apa?” Kirana bertanya sembari menunjuk kado yang dipegang oleh tangan kanan ibunya.
“Oh, ini? Apakah kamu bisa menebaknya?” Tanya ibu pada kirana.
Kirana mencoba memandang hadiah yang dipegang ibunya. Seberapa kali pun Kirana memandang hadiah tersebut, kirana tak bisa menebak hadiah tersebut. Berbentuk box, berbeda dengan hadiah sebelumnya yang nampak jelas bentuknya.
“hmm, Boneka ya bu? Hmm, atau permen? Hmm, atau alat gambar ya bu?” Kirana menjawab asal-asalan.
“hahaha, bukan kirana. Ternyata kamu enggak tau ya?” Ibu nya tertawa, sembari membercandai kirana.
“Ia bu, aku gak bisa nebak. Bentuknya gak keliatan. Cuman kotak besar saja.” Kirana menjawab candaan ibunya.
Ibu kembali tersenyum. Ibu senang, Kirana tidak tahu tentang kado yang akan dia dapatkan besok. Ibu tahu kirana takkan bisa menjawabnya, karena ibu membungkus kado itu dengan bungkus kado yang sangat banyak, dan ibu menutupnya dengan box besar, sehingga tidak nampak bentuk aslinya. Karena hal tersebut juga, ibu jadi kekurangan bahan untuk membungkus kado jerapah Kirana.
“Yasudah nak, tenang, nanti juga kamu akan dapat kok. Tinggal menunggu waktunya saja. Nanti kalau waktunya udah pas, kamu boleh buka hadiahnya ya besok” Ibu tersenyum
“Iah bu, siap!” Kirana menjawab sambil mengangkat tangannya, melakukan gerakan hormat, seolah ibunya adalah Panglima perang besar yang siap memerintah.
Ibu tertawa melihat kirana, kirana pun tertawa karena melihat ibunya yang tertawa. Sore itu, matahari begitu hangat, tapi suasana keluarga itu jauh lebih hangat.
Setiap wanita adalah hadiah terindah bagi pasangannya. Dan banyak dari kita, yang kadang lupa, bahwa perintah menutup aurat datang bukan untuk memberatkan, tapi untuk menjaga kemuliaan wanita.
Kisah ini bukan hanya untuk wanita, pun untuk pria yang senang berpakaian minim.
BINGKISAN YANG TERTEBAK Bandung, 28 Maret 2019
144 notes · View notes