Text
Langit
Lantunan adzan maghrib baru saja usai.
Setelah mencuci muka dan berwudhu, aku mendongak ke langit.
Langit nan bersih. Cantik dengan semburat senja yang belum sepenuhnya gelap. Semakin cantik dengan bulan yang bersinar sangat terang.
Entah ini melebih - lebihkan atau tidak, tapi bulan di langit senja hari ini sangat terang dan indah. Meski dia sendirian, meski berjauhan dari bintang-bintang disekitarnya.
Oiya, bintang pun nampak sangat indah. Meski jarang tapi kilaunya terang semakin melengkapi pemandangan langit yang kutatap senja ini.
Menjelang malam perasaan manusia memang menjadi lebih sensitif. Ada naluri mencari ketenangan, mencari tempat penghilang lelah setelah seharian beraktivitas.
Benar, aku memilih langit. Seingatku, kebiasaan ini kutemukan saat di pondok. Menjelang maghrib, disamping asrama, langit senja sangat indah menggoda mata untuk terus-terusan memandangnya. Sejak itu aku menemukan rasa tenang yang berbeda. Karena itu juga, langit malam hari dan dini hari sampai tertib matahari, ikut-ikutan menjadi kegemaranku. -Jangan tanya bagaimana dengan langit pagi dan siang ya. Mereka tetap indah, aku juga suka. Mereka menyemangati aktivitasku.-
Kembali ke langit senja hari ini. Terimakasih. Terimakasih untuk menyadarkanku akan keagunganNya sekali lagi. Polesan indah yang sangat nyata menghadirkan senyumku, membangkitkanku dari raguku.
Terimakasih Engkau yang Maha Indah dan yang Maha Menyukai Keindahan, Engkau yang memberi pesan pada hambaMu dengan berbagai cara. Terimakasih :)
0 notes
Text
Sepatu Orang Lain
Saat kita bermimpi untuk berdiri di atas sepatu orang lain, ada orang-orang yang mendambakan dirinya berada di atas sepatu kita. Saat kita membenci mati-matian sepatu yang kita injak, ada orang-orang yang yakin betul bahwa mereka akan bahagia jika memilikinya.
Dunia adalah telaga mahaluas yang tak pernah hilangkan haus, apalagi bikin puas. Barangkali kita hanya perlu selalu ingat: mencoba lakukan yang terbaik, sudah cukup baik. Memiliki apa-apa yang kita butuh, cukup membuat kita merasa utuh.
...
9 Juli 2019
957 notes
·
View notes
Text
Tugas kita adalah berjuang sekeras-kerasnya. Sehebat-hebatnya. Berhasil atau tidak, terserah Allah. Tugas kita adalah menanam dan merawat. Berapa banyak yang akan kita panen, terserah Allah.
2K notes
·
View notes
Photo
Rayna Romeesa Humairo (15 hari) Padahal pengennya moto pake baju bagus. Tapi, poto yang bagus malah yang ngga kena bajunya 😂😂 @iff_wardah
0 notes
Photo
Mari berjalan beriringan. Berjalanlah disampingku dan aku akan berjalan disampingmu Tarik aku jika aku melambat Akan kutarik jika aku lebih cepat Tarik tanganku jika aku melenceng dari jalan kita Akan kutarik tanganmu jika hanya aku yang bertahan Mari berjalan berdampingan. Bukan aku didepan dan kamu dibelakang atau aku dibelakang dan kamu didepan Saling mengingatkan Saling menguatkan Mari saling melengkapi. Aku kanan kamu kiri atau kamu kanan aku kiri Jika kurang saling berbagi Jika lebih saling menambahi Kita dipertemukan berdampingan, semoga kita tidak dipisahkan kecuali tetap di jalan beriringan Surabaya, 2 April 2017 M/5 Rajab 1438 H
1 note
·
View note
Photo
Meski banyak kalimat bijak sudah didendangkan Dan banyak kata motivasi yg telah dilantunkan Kalau tak ada aksi tak ada pergerakan Kandas tinggal nama sebuah harapan . . Walau sering berpikir bahwa ada hal tersiakan Tapi tak ada hirau tak ada upaya memanfaatkan Ada impian kelabu yang harus diputihkan . . . Bila terus menerus tak ada perubahan Sikap pada impian yang tak sesuai keadaan Akan seperti lagu yg tak jelas nadanya.. Tak nyaman didengar Tak enak dinyanyikan.. Tak akan menghasilkan apapun apalagi sesuai harapan . . Kalau lagumu sudah dimulai.. Selesaikan dengan baik.. #perbaikidiri #talklessdomore #quotetomyself
1 note
·
View note
Quote
Hanya belajar saling melepaskan, dan menerima ketentuanNya
0 notes
Quote
Apa sih rindu itu? Ingin bercengkrama. Ingin bertemu. Ingin berbincang. Ingin saling ada. Sekedar ingin melihat. Melihat batang hidungnya. Melihat ujung jarinya. Atau sekedar ingin melihat punggungnya dari kejauhan. Banyak sekali makna rindu. Entah penyebab rindu itu rasa atau kenangan. Meski keduanya berkaitan pula. Adakah rasa rindu itu padamu? Pernahkah menghampirimu meski sesaat? Rindu padanya yang belum hakmu merindukannya? Pertanyaan diatas kutujukan untuk diriku sendiri. Mendengar pertanyaan-pertanyaan itu saja rasanya sudah pilu. Maka jawabannya mudah sekali ditebak. Pasti ada. Pasti pernah. Dan ini memang belum saatnya. Lalu harus bagaimana sikap menghadapi kepiluan pertanyaan akan kerinduan yang jawabannya semakin memilukan ini? Menghibur diri. Menyibukkan diri. Lebih rindui Allah dan rasulNya. Banyak hal yang bisa dilakukan daripada terlarut dalam kegelisahan tak jelas arahnya. Mudah sekali menjawabnya. Iya, sangat mudah. Bagaimana dengan menerapkanya. Sangat susah. Lalu muncul lagi pertanyaan berikutnya. Yang lagi-lagi ini untuk diriku sendiri. Apakah makna rindumu itu seperti yang kau sebutkan diawal? Kali ini tak ada kepiluan. Alisku bahkan mengernyit. Tidak. Bukan itu semua makna rinduku. Entah apa. Akhirnya pertanyaan-pertanyaan itu ditutup dengan sebuah pertanyaan menohok. Lantas apakah yang kau rasa itu rindu? --- Hanya sesekali aku tersenyum ketika teringat sesuatu tentangnya. Kadang pula aku tertawa ketika teringat tulisannya. Kadang juga pilu bercampur cemas ketika aku teringat obrolan terakhir dengannya. Tidak lebih dari itu. Bahkan semakin mengingat banyak hal tentangnya, aku semakin ingin pergi. Semakin ingin menjauh darinya. Aku semakin ingin menguji diriku apakah ini akan bertahan lama. Sanggupkah aku hanya menunggunya. Walau dibalik semua itu, aku selalu menunggu waktu-waktu tak terduga bertemu dengannya. Yang tak tahu kapan, dimana, dan seperti apa itu akan terjadi. Lalu apa aku merindukannya? Allah lebih tahu tentang ini daripada diriku. Aku tidak yakin aku merindukannya. Begitu pula aku tidak yakin bahwa aku tidak merindukannya. Kuserahkan saja urusan ini pada Pemilik Hati. Akan Dijadikannya seperti apa bentuk hati, rasa hati, warna hati, semua atas kuasaNya. Cukuplah aku menanti dan mengusahakan yang dapat kulakuan selain urusan hati. --- Urusan hati ini hanya pada sesama manusia. Tidak perlu lah dilebih-lebihkan, tapi jangan pula dikurang-kurangkan.
0 notes
Photo
Ketika yang baru tak bisa buang kesedihan. Yang lama pasti mampu bangkitkan kenangan. Ketika yang baru tak sanggup buang air mata. Yang lama pasti mampu bangkitkan tawa. Yang baru datang memberi warna. Yang lama hanya mempertahankan lukisan yang indah. Yang baru menyentuhkan emosi baru. Yang lama mengabadikan masa tanpa ragu. Entah seberapa lama atau baru. Sia-sia atau berartinya harus dipertimbangkan dengan benar. Yg baru tak selamanya menyenangkan. Yang lama tak selalu menyedihkan. Throwback atau flashback, terkadang itu perlu. Menatap kedepan menghadapi banyak rintangan baru, itu keniscayaan. #notetomyself (di Taman Aloon Aloon Tulungagung)
0 notes
Quote
Hanya pernah berada di barisan yang sama. Sekarang, melihat kenyataan bahwa mereka seolah lupa Terasa pilu sembilu aku dalam dosa Salahku kah Apa yang kulakukan saat mereka berdampingan denganku Tidak kah memberi kekuatan Hingga dengan mudahnya mereka melupakannya Ini bukan soal aku Bukan pula soal kenanganku dengan mereka Tapi, ini tentang kewajiban yang terlupa Kewajiban yang telah mereka ketahui bersamaku yang telah mereka lupakan Tersayat ketika melihat betapa bangganya mereka Selalu tak habis pikir kemana mereka yang anggun dengan keiffahannya Satu sisi, tak ingin lagi untuk ku bertemu mereka Rasa malu pada diri sendiri dan padaNya Disisi lain, aku ingin membersamai mereka lagi Berupaya membangkitkan memory mereka tentang kewajiban itu Tapi, apa dayaku Berdiam menahan sembilu yang terukir dalam Hanya bisa menatapi kebanggaan mereka dengan rasa tak percaya Kadang aku sanggup meyakinkan diriku Bahwa itu memang jalan hidup yang mereka pilih Mereka mengikuti lingkungan mereka beradaptasi Namun, tetap saja Apa aku harus tetap diam Ketika melihat kemungkaran dan hanya sanggup mendoakan mereka Ketika menyadari kelemahan iman ini dan tetap tak melakukan apa-apa Mereka hanya pernah berada di barisan yang sama denganku. Berpura-pura tak terjadi apapun, sungguh membuatku semakin rapuh
Kun- manusia bernilai lebih
0 notes
Photo
Saat melibatkan Allah dalam setiap impianku, aku percaya tidak ada yang tidak mungkin . . Allah itu sangat dekat. Maka, mendekatlah
0 notes
Quote
Teman butuh itu fakta. Ketika teman sedang butuh tapi bukan pada kita, itulah guna teman yang lain. Bersyukur lah ketika temanmu banyak temannya. Bisa jadi apa yang dia butuhkan tidak ada pada dirimu. Maka dia butuhkan teman yang lain. Merasa kecil hati tidak membuatnya membutuhkanmu, hanya membuatmu membutuhkan teman. Teman itu tempat berbagi. Ketika hati tak sanggup menahan sendiri. Ketika butuh obrolan mengalir untuk meluruskan ide yang rumit. Berbagi itu tentang banyak hal. Tentunya hanya seorang teman tidak akan memiliki semuanya. Akan ada kelebihan dan keistimewaannya.
Obrolan mengalir sulit bagiku memulainya. Beberapa teman belum membuatku menciptakannya. Mungkin aku yang terasa kaku. Jujur, aku lebih nyaman berbicara dengan buku dan pena atau berbicara di depan kaca. Tapi ketika waktu berbagi itu ada, rasanya ingin kutumpahkan semuanya. Hingga aku bingung harus mulai dari mana. aku bukan seorang yang banyak tanya. Aku menganggapnya kekuranganku. Karena gara-gara hal itu, obrolan sering berhenti sepihak. Disebabkan aku tidak punya pertanyaan. Lebih tepatnya, aku takut bertanya. Kadangkala aku takut mendengar jawabannya. Maka, pantaslah obrolan alami yang mengalir itu jarang terjadi. Seringkali aku membutuhkan teman, tapi sesering itu juga aku menepisnya. Mungkin karena aku tak tahu bagaimana memulainya. Atau aku takut mengganggunya. Lalu, aku memilih mengambil pena atau menyentuh note. Menulis beberapa kalimat menenangkan diri. Menulis kalimat-kalimat mengganggu pikiran. Aku tahu itu sebenarnya belum menyelesaikan masalahku. Semua hanya masalah waktu bagiku. Hingga terlupakan atau terpecahkan tanpa kusadari. Lantas apa makna teman bagiku. Cukup melihat mereka bercengkrama sambil sesekali menyahut. Membantu ketika mereka membutuhkanku. Meminta tolong saat aku sanggup melakukannya. Melihat mereka baik-baik saja. Memastikan mereka baik-baik saja
1 note
·
View note
Photo
"Keyakinan akan memperpendek angan-angan. Angan-angan yang pendek akan mendorong orang menjadi zuhud. Zuhud akan mewariskan hikmah. Hikmah melahirkan kejernihan pandangan" --Dzun nun al-misri, ulama sufi abad ke-7-- . . . . Mengingatkan diri sendiri. Dan ayo perbaiki diri.
0 notes
Photo
. Jangan salahkan jilbabku. Bila tingkahku masih kekanakan. . . Jangan salahkan jilbabku. Bila sikapku masih banyak salah. . . Jangan salahkan jilbabku. Bila perkataanku masih banyak kekeliruan. . . Jangan salahkan jilbabku. Bila hatiku masih belum cukup tertata dengan benar. . . Jangan salahkan jilbabku karena dia tak salah apapun. . Jilbabku benar tapi diriku tidak. . Jilbabku bukan pilihan, melainkan kewajiban dari Rabbku yang maha benar. . Sedangkan diriku adalah kewajibanku untuk memperbaikinya dan aku hanyalah makhlukNya yang lemah dan terbatas. . Salahkan aku bila apapun yang salah pada diriku. . Salahkan aku karena memang banyak hal yang belum kutahu dari ilmuNya yang sangat luas. . Ingatkan aku bila aku salah dan banyak salah. . Ingatkan aku akan kemuliaan jilbabku yang harus ku jaga dengan menjaga diriku. Jilbabku tidak salah. Yang salah adalah aku. . . . On picture: pasma VQ on ied adha mubarok
1 note
·
View note
Quote
Kenangan tidak selalu dalam bentuk benda, tulisan, foto atau video. Kenangan ada dalam memori, ada dalam hati, lebih mampu membuat baper. Dan apa daya ketika memori itu berputar seperti roll film di bioskop sedang tak ada apapun yang dapat dilakukan? Menghentikannya tak mudah. Menuntaskannya memilukan. Mencoba menyapa banyak resiko. Berdoa, tanpa beginipun tak lupa. Diam. Bersyukur masih punya kenangan yang cukup membuat kupu2 di dalam perut kembali berterbangan. Meski hujan airmata kadang memedihkan sayap2 mereka. Berharap rindu yang terasa tak lama. Berharap kenangan itu bertahan menghibur lelah akan dunia nyata. Kenangan itu tak ingin kulupa. Tapi nyatanya banyak yang terselip hanya kuingat saat berjumpa. Dan kelamaan kenangan nyaris tak tersisa. Kenangan itu bisakah kembali. Saat lelah hati dengan kerasnya hidup ada yang menyemangati. Kenangan apapun yang teringat pastilah yang menyenangkan bukan? Kenangan adalah nama lain dari ‘kamu’ Saat tidak ada yang dapat dilakukan selain mengenangmu. Kenangan sangat membantu. Serasa selalu ada 'kamu’ dalam langkahku. Sayangnya aku lupa banyak hal sebelum hari itu. Mengingat sisanya pun hanya seperti melihat foto dalam file otakku. Apalagi yang akan kukenang tentangmu *justnotenomore
Mencoba Menata Hati
0 notes