Quote
Jangan berlebihan memujiku, sebagaimana kaum Nashara yang berlebihan memuji Isa bin Maryam. Aku hanya seorang hamba Allah. Maka panggil aku "Abdullah" atau "Rasulullah". * Suatu saat ada seorang perempuan menemui Nabi. "Aku ada perlu," kata si perempuan. "Baik. Silakan pilih tempat duduk di mana saja di sepanjang jalan Madinah ... aku ikut saja." * Nabi Muhammad menjenguk sahabat yang sakit; Nabi mentakziahi sahabat yang meninggal dunia; Nabi menaiki keledai; Nabi menjawab panggilan dari seorang budak. * Jika para sahabat melihat Nabi Muhammad datang, mereka tidak akan berdiri untuk menyambut/menghormati Nabi. Para sahabat tahu, Nabi tidak berkenan diperlakukan dengan cara begitu. * Nabi juga sebagaimana umumnya orang-orang. Membersihkan baju sendiri; memerah susu untuk sendiri; tidak dilayani orang lain. * Sahabat Jabir mengatakan, "Nabi mendatangiku jalan kaki; tidak naik keledai atau unta."
KItab Al-Syamail al-Muhammadiyyah (Imam al-Tirmidzi)
4 notes
·
View notes
Quote
"Satu mahluk yang tak senang jika kita tidur adalah setan. Ia selalu berharap kita bangun sehingga ia bisa menggoda kita untuk bermaksiat."
1 note
·
View note
Quote
Orang berilmu tidak akan kekurangan kecerdasan, namun dia bisa kekurangan kebijaksanaan. إن العالم لا ينقُصُهُ الذكاء ولكن تنْقصهُ الحكمة
5 notes
·
View notes
Quote
Fudhail bin 'Iyadh: ترك العمل لأجل الناس رياء والعمل لأجل الناس شرك والإخلاص أن يعافيك الله منهما Riya adalah kamu meninggalkan perbuatan karena manusia. Syirik adalah kamu melakukan perbuatan karena manusia. Dan ikhlas adalah saat Allah menjagamu dari keduanya.
2 notes
·
View notes
Quote
Imam Syafii إذا حار أمرك فى معنيين ولم تدر فيما الخطأ والصواب فخالف هواك فإن الهوى يقود النفوس إلى ما يعاب Bila kau bingung pada dua makna dan tak tahu mana yang salah dan mana yang benar maka hindarilah hawa nafsumu. Sebab, nafsu menuntun jiwa pada sesuatu yang tercela.
2 notes
·
View notes
Quote
Konon, Isa Putra Maryam pernah ditanya-tanya. “Ya Ruh Allah, engkau mampu menghidupkan orang mati?” “Benar. Dengan izin Tuhan.” “Dan mampu menyembuhkan orang buta?” “Benar. Dengan izin Tuhan.” “Kalau begitu, apa obat kedunguan?” “Nah, itu yang susah.”
Akhbar al-Hamqa wa al-Mughaffalin, Ibnu al-Jauzi
4 notes
·
View notes
Quote
Majnun ditanya, "Apakah kamu mencintai Laila?" "Tidak," jawab Majnun. "Cinta hanyalah perantara untuk bertemu. Perantara itu kini telah putus. Kini Laila adalah aku dan aku adalah Laila."
Uqala al-Majanin, Abu al-Qasim al-Naisaburi
4 notes
·
View notes
Quote
وتعطلت لغة الكلام وخاطبت عيني في لغة الهوى عيناك "Terhentilah bahasa lisan dalam percakapan. Kedua mataku disapa dengan bahasa cinta oleh kedua matamu."
2 notes
·
View notes
Quote
Jihad kita bukan cari mati dan mengajak orang lain ikut mati. Bukan bunuh diri sambil membunuh orang lain. Jihad kita adalah memperjuangkan hidup sendiri dan membantu hidup orang lain. Soal mati, biar dia datang sendiri.
3 notes
·
View notes
Text
Menjadi Santri Pesantren Google dan Pesantren Media Sosial
Sebetulnya apa sih yang salah menjadi santri di Ma’had al-Ghoghliyah atau Ma’had al-Madiyah al-Shosiyaliyah? Apa salahnya tahu Islam dari Pesantren Google atau Pesantren Media Sosial? Apa masalahnya, sehingga para santri pesantren internet itu pantas disindir dan dicibir? Kemon! Ini era internet, Bung! Ilmu tak hanya terbatas di ruang kelas dan terbelenggu di lembaran-lebaran buku. Ilmu juga berkelana di dunia maya. Jika saya perhatikan, sebenarnya yang disindir bukanlah tempat mereka tahu/belajar Islam, yaitu internet. Yang disindir menjurus olok-olok adalah sikap sebagian orang yang begitu gagah menyatakan orang lain salah, sesat, kafir, bid’ah, dan tudingan negatif lain … sikap bergagah-gagahan yang mungkin untuk menyamarkan pengetahuan dangkal mereka, pengetahuan yang sebenarnya hanyalah kepingan-kepingan tak utuh yang mereka pungut begitu saja di hutan belantara internet. Entengnya, sindiran itu seolah ingin bilang: tahu dari copy-paste saja gayanya sudah sok parlente! Jadi, sindiran itu sebenarnya bukan soal dari mana sebuah ilmu diperoleh—tak masalah ilmu diperoleh dari pesantren Google atau pesantren media sosial—melainkan soal sebuah sikap dan perilaku. Sikap dan perilaku yang harus dihindari tak hanya oleh santri Google dan santri media sosial, sebenarnya, tapi juga santri pesantren betulan. :D Apa beda antara menjadi santri di pesantren betulan dan menjadi santri di pesantren virtual—pesantren Google dan pesantren media sosial? Santri pesantren betulan tahu ini: untuk masuk ke pesantren, Anda tidak harus memiliki ilmu terlebih dahulu. Justru Anda ke pesantren untuk mendapatkan ilmu. Kekosongan ilmu Anda diisi di pesantren betulan itu. Di pesantren betulan, ada guru yang memberi tahu Anda jika Anda tidak tahu, yang mengarahkan Anda jika Anda tersesat, yang menuntun Anda jika Anda tak bisa jalan sendiri. Di pesantren betulan, guru Anda adalah guru secara nyata, bukan setan yang menyesatkan. Sedangkan di pesantren Google … Untuk menjadi santri pesantren Google atau pesantren media sosial, Anda harus punya ilmu terlebih dahulu. Anda tidak boleh bodoh di sini. Sebab, di pesantren virtual itu tak ada guru yang memberi tahu, tak ada guru yang membimbing, tak ada guru yang menuntun. Guru di pesantren virtual adalah ilmu Anda sendiri. Memang banyak ilmu di internet, tapi untuk mengambil ilmu itu Anda juga mesti punya ilmu. Pesantren virtual itu hutan belantara yang menyediakan banyak tumbuhan. Kalau tidak punya ilmu dan tidak tahu jenis tumbuhan, bisa jadi tumbuhan yang Anda ambil dan Anda makan adalah tumbuhan beracun yang mematikan. Betapa besar bahaya mencari ilmu di internet jika tanpa ilmu. Bisa membuat Anda sesat. Jika Anda sesat sendirian sih mungkin masalahnya tak terlalu besar. Yang jadi masalah besar adalah jika membuat Anda sesat dan menyesatkan. Sesat sendiri dan menyesatkan orang lain. Sendirinya sedang tersesat, tapi mengajak orang lain tersesat atau menyesat-sesatkan orang lain. Maka, tepatlah apa yang dikatakan Syekh al-Hakim al-Inthirnithi, seorang bijak bestari dari negeri internet: “Jangan masuk ke internet dengan otak kosong agar Anda tak mudah dijejali berita bohong. Jangan masuk ke internet tanpa nalar agar tak mudah dijejali hal-hal tak benar.” Atau, Anda akan menjadi penyebar kebohongan dan ketidakbenaran.
4 notes
·
View notes
Video
tumblr
Joke Gus Dur tentang China Surabaya.
Sumber
2 notes
·
View notes
Quote
Sayyidina Ali ibn Abi Thalib: لكل نعمة مفتاح ومغلاق. فمفتاحها الصبر ومغلاقها الكسل Setiap anugerah memiliki pembuka dan penghalang. Pembuka anugerah adalah sabar, penghalang anugerah adalah malas.
dari buku ini
3 notes
·
View notes
Photo
DALIL GARIS LUCU
>> Sufyan al-Tsauri ditanya, "Apakah guyon itu aib dan buruk?"
"Guyon itu sunnah," jawab Sufyan al-Tsauri. "Nabi bersabda, 'Aku juga guyon, tapi yang aku katakan benar.'"
>> "Nabi itu orang yang paling senang guyon." ~Anas ibn Malik
1 note
·
View note
Photo
"Dek, kamu tau apa yang paling indah di dalam dunia?"
"Gak tau, Mas."
"Huruf keduanya."
"Maksudnya?"
"U."
3 notes
·
View notes
Text
Fikih Hubungan Seks: Ena-ena’an Suami-Istri
Seorang suami boleh melakukan semua jenis ena-ena’an bareng istrinya--kecuali ena-ena’an lewat dubur.
(Dilarang masuk lewat jalan belakang. Haram. Akhi)
Bahkan boleh menjilat klitoris istri atau coli pakai tangan istri, bukan tangan sendiri (berbeda dengan pendapat Imam Ahmad yang melarang coli).
(Ngapain juga coli sendiri kalo ada istri)
Tidak boleh merobek keperawanan istri menggunakan jari.
(Lagian lebih ena menggunakan nganu itu kan?)
Disunnahkan, dianjurkan, seorang suami memperlakukan istri secara ramah saat ena-ena’an.
(Jangan grusa-grusa meski syahwat menuncak)
Seorang suami jangan membiarkan istrinya “nganggur” tidak diajak ena-ena’an selama empat hari tanpa alasan.
(Ya saling pengertian aja)
Usahakan melakukan ena-ena’an saat sebelum waktu subuh tiba.
(Kalo gak ngantuk ya. Dan gak males mandi sebelum subuh)
Jika mendekati orgasme, coba tahan pelan-pelan.
(Biar tahan lama. Kalo bisa sih. Perlu latihan)
Kalau suami baru datang dari perjalanan jauh, sambut dia dengan cara main ena-ena’an.
(Sebab, bisa jadi suami menahan syahwat selama perjalanan. Begitu juga istri saat ditinggal suami)
Sebelum main ena-ena’an, suami-istri sebaiknya memakai parfum.
(Untuk membangkitkan hasrat. Biar lebih bergairah)
Suami-istri jangan lupa berdoa sebelum ena-ena’an (meski tidak mengharap anak): Allahuma jannibna al-syaithan wa jannib al-syaithana ma razaqtana. Setelah itu, jika mau tidur, tidurlah di satu kasur.
(Manfaatnya, siapa tahu setelah bangun, bergairah lagi. Ena-ena’an lagi)
***
Catatan:
Teks bold adalah terjemahan dari kalimat Arab di gambar. Teks italic, komentar iseng aja.
Kalimat Arab di gambar adalah kutipan dari kitab Fathul Mu’in
31 notes
·
View notes
Text
Ciri-Ciri Masjid Sunnah Sekuel Ke-2
Mantab!
Kriteria ciri-ciri "Masjid Sunnah" nambah dua. Dari 6 jadi 8.
Ini yang 6:
Ini yang 8:
Dua tambahan baru dalam 8 ciri yang gak ada di 6 ciri sebelumnya:
tidak ada qunut subuh
tidak ada tasbih
Qunut subuh sebenarnya adalah masalah khilafiyah dalam fikih. Menurut mazhab Syafii hukumnya sunnah. Menurut Maliki hukumnya mustahab. (Silakan googling apa beda sunnah dan mustahab). Yang gak memperbolehkan qunut itu mazhab Hanafi. Sebab qunut hanya untuk di shalat witir.
Jadi, qunut subuh yang menurut dua mazhab besar fikih hukumnya sunnah dan mustahab, menurut kaum Salahiyyun yang bermazhab Salahiy (aliran yang senengnya nyalah-nyalahin) hukumnya nganu ... mbuh gatau apa. Pokoknya bukan sunnah. Sebab ciri masjid sunnah adalah yang gak ada qunut dalam shalat subuhnya.
Jadi, kaum muslim Indonesia yang mayoritas fikihnya bermazhab Syafii dan masjidnya atau mushalanya atau di rumahnya membaca qunut saat shalat subuh ... masjid Anda, mushala Anda, dan rumah Anda itu gak sunnah. Gak nyunnah. Menurut mazhab Salahiy.
Mantab!
Soal tasbih ... zikir itu ibadah, tasbih itu tradisi yang maslahat. Tidak ada larangan menggunakan tasbih, tidak ada pula ada perintah menggunakan tasbih. Menurut kaidah fikhiyyah dalam mazhab Syafii, jika tidak ada larangan atau perintah tentang sesuatu, maka sesuatu itu boleh--selama tidak bertentangan dengan prinsip syariat. (Soal ini, ada bab khusus dalam kaidah fikhiyyah mazhab Syafii).
Terus ...
Btw, kenapa tambahannya dua ya? Kenapa milih jumlah genap? Enam dan delapan. Kenapa gak milih jumlah ganjil, jumlah witir? Okelah. Itu rahasia mereka.
Tapi, kalo nanti ada pembahasan kembali untuk menambah ciri-ciri "Masjid Sunnah" sekuel berikutnya (sekuel ketiga, biar jadi trilogi), saya mengusulkan dua kriteria lagi. Jadi nanti total cirinya ada 10. Nambah dua lagi. Kayak jumlah penambahan sebelumnya.
Karena mereka senengnya yang "tidak-tidak" dalam merumuskan ciri-ciri "Masjid Sunnah", dua ciri tambahan untuk kriteria Masjid Sunnah usulan saya adalah:
Tidak membaca dan atau mengeraskan bacaan basmallah sebelum surah Fatihah dan surah lain. (Gak usah peduli dengan mazhab Syafii yang mengharuskan baca basmallah).
Tidak menyediakan makanan-minuman setelah Jumatan.
(Nah, Anda yang barusan selesai Jumatan dapet jajanan-minuman dari masjid, masjid Anda bukan masjid sunnah. Buat apa makan jajan gratis kalo gak sesuai sunnah?! Rrrasssakan! Besok-besok lebih baik Anda beli aja jajan di abang-abang gerobak yang biasa mangkal di depan masjid--somay, batagor, mi ayam, toge goreng, gorengan, es doger, es podeng, atau lainnya).
Demikian. Semoga usulan saya diterima.
💁♀️
5 notes
·
View notes