Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Saat kau menanyakan perihal rumah seperti apa yang menjadi impianku.
Aku tak menuntut banyak, rumah peradaban impianku sudah kuceritakan padamu.
Berpagar tanaman hias yg kita tanam sendiri, berandanya dihiasi bunga2 yg sedap dipandang mata. Di ruang tamu ada meja kecil yang berbentuk lingkaran. Lalu hanya ada dua sofa panjang berwarna coklat tua. Agar tamu yang datang dari jauh nyaman untuk merebahkan badan. Selalu ada cemilan di tengah, kau tahu aku paling gemar mengoleksi cemilan. Warnai dindingnya dengan warna alam. Sekatlah ruang kecil itu dengan rak buku terbuka, tak perlu memberi kaca penutup. Buku apa saja, mulai dari novel romance favoritku, text book bekas kuliahku, hingga buku-buku berat keperluanmu. Namun maaf sayang, jangan memajang foto apapun. Kita tak mau malaikat enggan bertamu, kan?
Di sekat lainnya mari kita hias dengan karpet hijau untuk kita bermain bersama anak-anak kita nanti. Tapi takkan ada televisi di sana. Kotak yang membosankan itu bisa membunuh fikiran dan jiwa keluarga kita. Mengulang berita yang dibesarkan-besarkan, memamerkan kehidupan seseorang sampai menyumbat telinga kita dengan lagu-lagu sampah. Aku takkan membiarkan buah hati kita terkontaminasi dengan itu semua, biarlah kita didik mereka dengan buku dan alam. 2 hal yang mengajarkan kecerdasan dan kesederhanaan.
Sayangku, pesanlah meja makan dengan kursi dari kayu yang memanjang. Seperti di warung warteg langgananmu dulu waktu kuliah. Aku hanya ingin tidak ada sekat ketika keluarga kita berkumpul dan menderai canda. Hiasilah mejanya dengan bahan yang bisa dicoret-coret. Agar anak kecil kita nanti bisa mengabadikan kejahilannya di sana. Agar para tamu tersenyum membaca tiap goresan yang hanya dia yang tahu artinya. Hiasilah dindingnya dengan lemari gantung, akan ku letakkan toples-toples berisi bumbu dapur, permen, dan panganan ringan. Agar orang yang menungguku masak, dapat mengganjal laparnya dengan panganan ringan dari sana.
Sayangku, aku belum pintar memasak. Jadi maaf ketika aku merengek meminta dibelikan peralatan dapur yang beragam bentuknya dan agak mahal harganya. Agar aku semangat menggunakannya dan memasak makanan kesukaanmu. Dan maaf bila aku merengek minta rakitkan taman hidroponik sederhana, agar aku tak perlu repot mencari sayur segar yang bisa kupetik sendiri saat ingin memasaknya.
Isi kamar mandi kita dengan wewangian. Jangan lupa untuk saling membantu menjaga kebersihannya. Karena menurut orangtua, kamar mandi adalag manifestasi kebersihan sebuah rumah.
Untuk kamar kita, bilik kita, biarlah ia tanpa hiasan mewah. Aku tidak suka menyimpan barang berharga sedang tetangga kita ingin makan saja susah. Kau bilang tak perlu tempat tidur yang besar, agar kau dan aku dapat berpelukan sepanjang malam. Mengistirahatkan diri dan saling memandang mesra. Jangan lupa, tentang peta hidup yang akan kita perjuangkan. Letakkan peta hidup tepat di atas tempat tidur kita. Agar menjadi penanda, jauhkan lambung dari nyamannya kasur, karena masih banyak hal yang harus kita kerjakan tuk mengumpulkan pundi pundi keberkahan dengan tak henti menebar kebermanfaatan.
Di bilik lain, biarlah ia menjadi ruanganmu. Tempatmu menyelesaikan deadline dan tempatmu bermesraan dengan duniamu. Takkan kuganggu, terserah diisi apa saja asal cintaku kau bawa serta. Agar sepenat apapun fikiranmu, biarkan bayangan senyumku dan anak-anak yang mengembalikan semangatmu.
Di bilik ketiga, mari kita persiapkan untuk anak anak. Tak perlu besar, asal lapang dan menenangkan. Cukup untuk mereka melepaskan penat dan mengistirahatkan raga. Kebersahajaan ingin selalu kuutamakan.
Dibilik keempat, mari kita persiapkan untuk menyambut tamu yang datang. Entah itu keluargaku atau saudara dan sahabatmu. Salah satu kewajiban kita adalah memuliakan tamu, bukan?
Ahh..
Di rumah kita nanti, kita akan membangun peradaban, mari kita isi dengan barang yang dapat membangun surga kita. Rumah kita..
#CeritaCita #CeritaCinta #KhayalanAsa
11 notes
·
View notes
Text
Pasti asik klo bisa ngedebat konsulen, bukan buat sok sok pintar, tapi debat yang memancing diskusi intelektual.
Ya Allah, cape bgt jd koas yg masi bodoh, yg kalo ditanya cuma bisa ha ha ho ho tepelongo atau nyengir nyengir. Berasa preklinik 3,5 tahun ga berguna.. kemana aja si guee
Hmm dah lewat nyaris setengah stase.. tapi kok yaa ga ada yg bener2 nyangkut sungguhan ini begimana
Ya Allah.. pantaskah aku jadi dokter yg bisa membantu hamba hambaMu yg lain?
Huhu menangis di dalam selimut! Mari tidur n mimpi indahh bisa tegakin dx pas ditanya konsulen. Aamiiin plg serius hehe
0 notes
Text
Gw overthinking bgt dab anjir. Gmn si bedain trauma thorakal ini gmn topis ama rontgen mesti dikurang 3 itu begimana.
Astaga. Rasanya gasiap ntar pagi di double kill ujian ama post tes. Help
0 notes
Text
Bagaimana mungkin aku melupakan momen-momen itu?
Kala mesin air tidak mau hidup, kah dengan penuh semangat membonhkar mesin, menomton youtube, memikirlan kemungkinan yang terjadi. Aku melihat wajah seriusmu yang lucu, dengan kerutan di dahi dan urat urat yanv menonjol itu.
"Yes, berhasil" Katamu seengan penuh semabgat yang aaku dapaf merasakan aura kebahagian dan kepuasan itu dari mimik wajahmu.
Sesaat sedang melonjorkan kaki, akh memasak di ruang makan, dimana kompor dipindahkan sementara, ah ada masalah baru! Kompor tak menyala, padahal perut kira sudah meronta ronta.
Aku menawarkan diri untuk membeli makanan diluar, kau mengiyakan.
Aku berkemas pergi ke warung depan, kau masih tampak serius mengutak atik kompor gas di depanmu. Alu pamit, kau hanya mengangguk.
Ah ketika aku datang, kompor gas mu sudah kembali menyala, kau menjelaskan penyebab ia tak mau menyala, meski terlihat sibuk sendiri, aku tetap mendengarkanmu dan menyimpan baik-baik semangatmu itu..
Kita makan, hikmat dan nikmat. Walau masalah yang berat menerpa rasanya mudah saja jika dijalani berdua dengan penuh suka cita.
Hmm
Tapi tak semulus dan terus membahagiakan seperti itu kan?
Yaa acapkali, kau sering memarahiku karena tak becus melakukan sesuatu, ntah karena aku lupa menaruh garam pada tempatnya, ntah karena aku tak sengaja menaruh barang belanjaan tak pada tempatnya, atau karena aku tidak sengaja menumpahkan sepercik kuah di ponselmu karena aku begitu menikmati masakanmu. Kau marah padaku, aura dinginmu keluar, dan itu melukaiku.
Aku trus berfikir seandainya dan seandainya, jika aku tidak terlalu bersemangat makan,mungkin tidak demikian. Namun ingin bagaimana lagi? Sudah terlanjur terjadi. Aku menangis dan menangis, berharap kau datang setodaknya memelukku. Namun ah itu hanya khayalku, saat kau marah, egomu sungguh besar dan kau tidak akan memperdulilanku, kecuali aku benar benar sekarat saat itu. Tapi tak apa, kau jangan khawatir, aku masih mencintaimu.
Hmm
Kalau boleh jujur, terkadang aku begitu lelah. Saat itu, kah selalu bangun telat dariku,aku berusaha untuk menyelesaikan segala pelerjaan rumah sebelum kau bangun, supaya ketika kau bangun kau akan tenang dan melihat rumah sudah rapi dan wangi. Dan disaat yang bersamaan, aku terkadang suka menjatuhlan barang atau lupa membawa sesuatu, itu membuatmu murka, jujur aku terluka. Seolah usahaku yg sedemikian keras untuk membuat garis lengkung dibibirmu, berakgir dengan sikapmu yang dingin dan katamu yang pedaa hanya karena hal sepele yang aku memang tak sengaja melakukannya. Tapi, lagi2 tak apa, aku tak menyesalinya, sebab aku mencintaimu. Dan akupun tau kau mencintaiku.
Ah kadangpun saat aku juga bangun telaf atau bahkan lebih telat darimu karena aku benar2 lelah dan tidak enak badan :( , kau akan melakukan pekerjaan dengan wajah cemberut, bicara dengan nada yang tinggi, dan hmm seolah olah aku tak tahu diri menumpang tinggal dirumah ini, sebab itu kadang aku memilih untuk benar benar letih dan babak belur mengerjakan semuanya daripada aku harus menerima sikap dingin dan amarahmu.
Jika kau tanya apakah aku menyesal? Sungguh tidak. Aku sering menangis disini sampai tergugu-gugu, namun meski kau mengusirku, meski kau mempersilahkanku untuk meninggalkanmu, aku tak pernah pergi kan? Aku tetap bertahan disini.
Alasannya? Sebenarnya aku tak mengerti bagaimana menjelaskannya. Mungkin hanya sebagian yang mampu kupaparkan,
Yakni : kau tak pergi saat aku benar2 kehilangan diriku,meski aku tau kau muak melihatku. Kau tetap sudi meminjamkanku dada dan bahumu meski aku seringkali cemburu buta padamu, kau tetap percaya dan mencintaiku, saat aku bahkan tak mampu untuk percaya dan mencintai diriku sendiri.
Saat itu kau bilang bahwa kau capek melihatku, maafkan aku karena kau jadi korban atas masalahku, maafkan aku, namun akupun bingung bagaimana caranya, bagaimana keluar dari lingkaran setan itu. Akupun capek,capek sekali. Aku muak. Akupun ingin bisa berfikir dan bertindak normal lagi.
Ah saat kau bilang di malam itu bahwa kau ingin kembali terbang, bahwa kau nyaris kehilangan dirimu sendiri karena memikirkan perasaanku, aku tersentak, aku tahu cepat atau lambat kau akan mengatakannya. Sejak itu, aku bertekad dalam hati untuk mebgikhlaskanmu. Merelakanmu. Walau aku akui, aku jatuh bangun melakukan itu.
Aku ingin kau kembali seperti apa yang kau mau. Terbang tinggi dan bebas. Meski kau bilang bahwa kita terbang, namun masih saling merantai. Akj bingung, namun aku mengerti bahwa sebelum ada kau, aku baik2 saja, jika nanti kita jarang berjumpa aku bertekad akan tetap baik baik saja. Aku harap, akh dapat segera pulang, memulai kembali hidupku, namun terkadang kita saling menahan kan? Karena sejujurnya memang saling membutuhkan. Namun aku akan bertekad, aku akan mulai perlahan lahan sejak koas ini. Aku harap semoga aku bisa sibuk, supaya pikiranku bisa teralih dan tidak mengkhawatirkan hal yg tak perlu dikhawatirkan tentangmu.
Ya, malam tadi disaat hujan deras yang bercampur dengan air mataku, aku bertanya siapa yg akan kau pilih jikalau saat itu yafi tak pergi darimu, dan kau memilih yafi dari aku.
Aku sesak sekaligus sakit, sebab aku tahu betapa kau sangat mencintainya. Wanuta idamanmu. Kau bilang itu sebab dia lebih netral dariku, dan mulai malam ini AKU BERSUMPAH TIDAK AKAN BERPIKIR NETHINK, TIDAK AKAN STALKING, TIDAK AKAN MARAH SAAT KAH MENYEBUT SIAPAPUN YANG PERNAH ADA DI MASA LALUMU, AKU TIDAK AKAN MENUNJUKKAN KECEMBURUANKU.
Ya, sejak awal telah kukatakan bahwa aku pencemburu. Namun, ternyata kita tidak baik2 saja karena hal itu, MAKA MALAM INI AKU BERSUMPAH akan mengelolanya sekuat tenagaku, aku ingin benar benar dicintai olehmu..
Aku akan berusaha sekuat tenagaku pak, hidup dan matiku.
Aku tak ingin kau menyesal lagi bersamaku, aku tak ingin kau mmpeetahankanku hanya karena tak mau mengingkari prinsipmu dan karena ORANGTUAKU.
Aku sungguh sungguh ingin dicintai olehmu, aku ingin kau benar benar membutuhkanku dan menjadikanku rumahmu. AKH BERSUMPAH AKAN MENGUSAHAKANNYA dengan seluruh nyawaku pak untuk menjadi belahan hati abadimu.
Malam ini pula, aku lepaskan dengan utuh segala trauma dan ketakutanku tanpa kutinggal lagi separuh.
Aku ingin melangkah dengan jejak yang baru. Shafira yang tak punya visi namun tak lagi ambisius, Shafira yang mencintai chandra namun tidak lagi mengekang dan menyiksanya, Shafira yang berani melangkah melepaskan seluruh beban masa lalunya.
Saya datang pak.
Ibu peradaban, yang semoga tak kau sesali lagi keberadaannya, yang kau cintai sepenuh jiwa raga, dan yang akan kau jaga dengan setia. Maka, akupun akan berusaha mengimbanginya..
I L Y A
0 notes
Text
Dulu,
Aku permah mengatakan ingin mencintaimu secukupnya saja.
Namun, malam ini aku merasa bahwa mencintaimu aku tak pernah cukup.
Tak pernah punya cukup alasan untuk tidak mencintaimu, tidak mengkhawatirkanmu, tidak memikirkanmu.
Aku mencintaimu, maaf jikalau terkadng serjng berlebih dan menyakitimu, aku akan belajar lebih giat untuk itu.
Dari aku, yang mencintaimu, Ateh.
0 notes
Text
Aku ingin hidup dengan tenang.
Setenang aku mampu memiliki hati yang lapang, mendengarkanmu bercerita menenai pengalaman seharian atau sekedar nostalgia dengan kenangan tanpa merasa terguncang dan mengalami kecemasan yang berlebihan.
Aku tak ingin mengekangmu, aku ingim membersamaimu terbang dengan gagah, menjadi yanv tetap setia mendukung disisi, aku berjanji takkan pernah pergi, apapun godaan yang menghampiri, sebab padamu telah kulabuhkan rumah untuk kutinggali.
TulisanUntukAteh
2 notes
·
View notes